Home / Urban / Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga! / Bab 5. Bagaimana aku bisa menerimanya?

Share

Bab 5. Bagaimana aku bisa menerimanya?

Author: Al_Fazza
last update Last Updated: 2025-04-14 17:15:31

Mendengar peringatan tersebut, Bintang hanya tersenyum dingin. Namun pandangannya segera tertuju kearah pria yang kini mulai membuka matanya. Jelas dia masih tidak tahu identitas Bintang.

"Kenapa kamu membiarkannya pergi begitu saja? Tuan apa kamu juga memiliki niat untuk mencelakaiku?" Pria yang bernama Zidan segera menanyakan tindakan utusan Dewi Medist yang hanya diam.

"Tuan selagi telah memecahkan giok kehidupan, meski kamu akan menghadapi kematian. Aku juga takan membiarkannya begitu saja."

Braaaak!

Percakapan mereka terhenti, suara dobrakan pintu yang sangat keras terdengar ketika sosok Anya telah memasuki ruangan dengan membawa banyak bahan herbal sesuai dengan permintaan Bintang.

Melihat kondisi ruangan yang tenang, Anya menatap wajah Bintang dengan seksama.

"Tuan apakah Dokter Tirta mengacau disini? Maaf aku terlambat untuk tiba secara tepat waktu."

Bintang menggelengkan kepalanya, dia kemudian meraih semua bahan herbal ditangan Anya dengan wajah yang terlihat cukup puas. Semua kualitas dari setiap bahan itu sangat baik, bahkan semua bahan herbal cukup langka keberadaannya, tapi Anya dapat membawanya dalam waktu kurang dari waktu satu hari. Diartikan, identitas Anya mungkin juga tidak biasa.

"Semua bahan telah kudapatkan, apa tuan bisa memulai pengobatannya saat ini?"

"Bisa... Tapi aku masih memiliki beberapa syarat yang harus kalian ketahui."

"Apa itu?"

"Sangat mudah, kalian hanya perlu menyembunyikan identitasku, dari siapapun itu ketika ayahmu telah sembuh dari racun yang dia derita."

Mendengar permintaan mudah itu, Anya segera menyetujuinya. Apalagi ayahnya? Dengan permintaan ini, dia tahu bahwa sosok Bintang mungkin tidak ingin menjadi pembicaraan hangat ataupun memunculkan masalah yang tidak perlu dikedepannya.

*

Memulai dengan mengeluarkan enam jarum titik akupuntur. Bintang kini telah menancapkan pada setiap titik fital pada tubuh Zidan. Kedua kaki, kedua tangan, dada bidang, serta kening pada kepala.

Tindakan ini dilakukan karena Bintang telah mengetahui, bahwa racun telah berkembang keseluruh peredaran darah Zidan.

Melihat hal itu Anya mulai bergumam.

"Pengobatan yang terlalu kuno, tapi yang saat ini aku percayai hanya sosok Bintang... Jika ayahku benar benar sembuh ditangannya, bahkan jika aku harus menyerahkan tubuhku, aku juga tidak akan menolak." Berkata dalam hati, Anya terus melihat proses pengobatan kuno yang dilakukan Bintang.

Hingga sepuluh menit kemudian.

"Proses terakhir ini mungkin sangat menyakitkan, tapi setidaknya separuh racun yang berada di pembuluh darah akan keluar... Apa anda dapat menahannya?"

"Tuan lakukan saja!" Zidan membalas dengan cepat.

Mengerti akan kuatnya fisik seorang komandan perang, Bintang kini mulai menarik satu persatu jarumnya.

Hingga reaksi aneh terjadi, saat jarum dilepas. Peredaran darah didalam tubuh Zidan mulai bergerak sendiri kearah kakinya. Sensasi rasa seperti kesemutan, hingga sedikit menyakitkan terjadi. Namun ini baru awal prosesnya.

"Tarik nafasmu..."

Klaaaaash!

Bintang menggores ujung jempol kaki Zidan menggunakan pisau kecil yang sangat tajam. Aksinya begitu cepat, hingga darah merah kehitaman keluar secara cepat yang menyebabkan ruangan hening itu berubah menjadi kacau.

"Huueeek!" Anya tentu merasa mual.

Aroma tak sedap mulai memenuhi ruangan, namun diwaktu yang bersamaan. Setelah banyak darah terkuras dari dalam tubuhnya, sosok Zidan secara perlahan mulai kehilangan kesadarannya.

Beberapa saat proses penjahitan kecil selesai.

"Bersihkan semua noda darah yang berserakan, setelah ini proses akhir serahkan padaku..."

Anya menahan dirinya sendiri, saat ingin meminta sang pelayan untuk membersihkan noda darah yang berbau tak sedap. Bintang segera menghentikan niat Anya.

"Hanya darah dari ayahmu masa perlu orang lain yang membersihkannya? Anya masih banyak musuh didalam rumah ini yang tidak kau ketahui, jadi lebih baik kamu yang bekerja sendiri. Lagi pula, aku juga akan meracik obat ditempat ini..."

Terpaku terdiam, dan akhirnya mengikuti perintah Bintang. Anya mulai membersihkan noda darah yang membasahi lantai di hadapannya.

Sesekali melihat aksi yang dilakukan oleh Bintang dalam meracik beberapa bahan herbal menjadi satu. Anya terus melakukan tugasnya dengan baik.

Hingga lima menit kemudian.

"Anya berikan segelas ramuan herbal yang telah ku racik sesuai dengan catatan ini setiap dua hari sekali."

"Ba-bagaimana caraku meraciknya?" 

Tersenyum tipis, Bintang berkata pelan, "Anya kamu sudah melihat semuanya kan? Untuk apa masih berpura pura, lakukan saja... Tiga hari kemudian, jika ayahmu terus mengonsumsi dua obat yang kuresepkan ini pasti akan sembuh seperti sedia kala."

Bintang duduk pada kursi yang memang disediakan untuknya.

Anya meraih gelas diatas meja, lalu memberikannya secara perlahan menggunakan sendok kedalam mulut ayahnya.

Lima jam kemudian.

"A-ayah?" Mata Anya berbinar, bagaimana bisa kulit ayahnya yang selama beberapa tahun terakhir selalu pucat kini telah bewarna?

Bahkan jari jemarinya mulai bergerak yang membuat wajahnya terlihat begitu senang menyambut kesadaran ayahnya yang telah kembali.

"Tubuhku?" Reflek terbangun sendiri karena merasa syaraf otot tubuh bekerja sesuai kendalinya. Zidan segera duduk dan ingin segera berjalan.

Namun Bintang segera menghentikan tindakan itu, dia segera berkata.

"Tidak perlu terburu buru, meski fisikmu kuat, tapi tuan sudah berbaring diatas ranjang lebih dari satu tahun... Maka tuan perlu membiasakan diri, atau berjalan dengan alat bantu untuk sementara..."

"Benar juga..." Zidan yang sebenarnya ingin berterimakasih itu mengurungkan niatnya.

Dia menatap anaknya untuk sejenak, lalu berkata. "Nak, bagaimana sebagai hadiah dari rasa terimakasihku, kamu ku jodohkan dengan putriku satu satunya ini?"

Mendengar permintaan ayahnya, wajah Anya menjadi merah layaknya tomat matang. 

Mungkin wajah Anya begitu terawat. memiliki kulit yang bersih, dan tentunya sangat cantik. Tapi untuk menikahinya, dia tidak akan bisa menerimanya sama sekali. Pasalnya, kelima gurunya lebih sempurna dari Anya!

"Maaf tuan, aku tidak bisa menerimanya..."

Mata Anya terbelalak, rasa tak terima atas penolakan secara spontan itu membuat emosinya seketika meledak!

"Ka-kamu..." sembari menunjuk wajah Bintang.

"Hssst!" Zidan menghentikan kemarahan Anya. Dia tersenyum kecil sembari menjelaskan kelebihan Anya.

"Anakku adalah pemilik grup Star Fire. Penghasilan perbulannya lebih dari ratusan juta dolar. Dengan identitasnya ini, hidupmu akan berubah, bahkan hanya segelintir orang yang dapat menyaingimu dalam soal penghasilan, selain itu masih banyak kejutan lain yang tidak akan ku bocorkan.,.. Tuan bukankah penawaran ini sangat menggiurkan?"

Bintang mengulurkan tangannya, melihat sepertinya sosok murid dari Dewa Medist menyetujui keinginannya. Zidan segera meraih tangan anaknya, saat akan memberikan gandengan tangan. Tiba tiba Bintang mengundurkan tangannya.

"Bukan menyetujuinya, aku hanya meminta dua bantuan darimu saja."

"Ka-kamu!" Anya bertambah kesal mendengarnya.

"Apa itu?" Zidan mencoba menghentikan emosi putrinya.

"Pinjamkan ponsel anakmu itu selama tiga jam..."

Zidan hanya memberikan kode dengan kepalanya agar anaknya menuruti permintaan Bintang. Sesaat menerimanya, Bintang mulai membuka sosial media milik Anya.

"Memiliki folowers yang sangat banyak... Sepertinya sudah saatnya aku mencari uang untuk membeli tempat tinggalku sendiri!" Berkata dalam hati, Bintang segera memosting status, 'Pelelangan giok kehidupan akan dimulai hari ini dimulai dengan harga $100.000.000. Pelelangan akan ditutup setelah jam 00.00!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   59.

    Bintang menganggukan kepalanya, dia meraih satu jarum akupuntur lalu membuka gembok jeruji besi secara diam diam. Dibantu oleh pengawasan Jaka. Hingga gembok terbuka, Bintang mulai menjalankan aksinya. Dia segera keluar sembari mengendap endap! "Berhati hatilah!" Jaka memberi pesan. Bintang menganggukan kepalanya, dia terus melangkahkan kaki secara hati hati. Hingga saat melihat dua penjaga penjara yang tengah berjaga terlalu fokus menghadap ke depan. Bintang dengan langkah cepat mengambil tiga jarum akupuntur, lalu menancapkan ke semua syaraf pergerakan mereka! Jleeeeeb! Jleeeeeb! Menarik kedua tubuh penjaga kedalam penjara. Bintang segera mengganti pakaiannya bersama Jaka. Beberapa saat kemudian. "Apa yang kamu lakukan padanya? Kenapa dia hanya bisa diam seperti patung?" "Jendral... Aku akan memberi tahu fungsinya setelah rencanaku berjalan lancar. Sekarang kita akan menyelinap, dan mencari cara meledakan barak militer ini." Jaka mengangguk, entah mengapa rasa untuk memperc

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   58. Pertempuran Berlanjut, peluru panas mengenai tubuhku!

    Jaka yang melihat kejadian tersebut hanya bisa diam dengan dipenuhi banyak pertanyaan dipikirannya. Bagaimana bisa sosok dokter militer yang baru masuk itu memiliki kemampuan yang tak bisa dipikir dengan nalar biasa? "A-apa Jendral Bangkit telah mati?! I-ini..." Bintang menatap kearah pasukan Negara Jiwa dengan raut wajah tanpa ekspresi. Yang pasti, dia tak berniat untuk melepas mereka setelah membunuh prajurit dari pasukan barak militer negara Amerta. "Ka-kami menyerah!" Satu persatu prajurit Negara Jiwa membuang senjata mereka. Hingga ditengah mereka akan dikumpulkan satu persatu. Doooooor! Suara senjata api meletus yang membuat seluruh orang di tempat Bintang menundukan kepalanya. Namun Bintang tak sigap, hingga kejadian yang begitu cepat menembus kulit pada area perutnya terjadi! Jleeeeeb! Darah segar keluar dari luka yang diakibatkan peluru panas, hal ini membuat sosok Jendral Jaka segera memberi perintah cepat! "Bentuk pertahanan! Dan cari siapa yang menggunakan senjat

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   57. Sifat lain dari Bintang!

    "Jendral, aku akan membantumu... Bagaimanapun, aku memilih dua keahlian... Jadi tak salah kan?""Tidak bisa! Meski dua pilihan, kamu belum berlatih dibawah bimbinganku, ikut bertahan di tempat ini... Sama saja kamu akan mati?!"SWUUUUUUSH!Tiba tiba sebuah pedang melintas cepat dari arah timur kearah Bintang. Namun insting pertahanan hidupnya telah bergejolak, Bintang melakukan salto kesamping sembari meraih gagang pedang yang hampir menusuk jantungnya itu.Haaap!"Re-reflek sangat cepat!" Jendral Jaka terkejut, dia tersadar, malahan sosok dokter baru itu telah bergerak menuju kearah pertempuran utama!Slaaaash! Slaaaash! Tiiiing! Tiiiing!Bergerak ke arah sumber suara pertempuran, kini dia dapat mencium aroma amis yang menyebar! Bahkan sepatunya telah menginjak genangan darah."Pembantaian ini..." Wajahnya berubah menjadi datar, hingga seorang pria bercadar bergerak menghunuskan pedang kearah Bintang.Merasakan adanya serangan, Bintang mulai mengayunkan pedang ditangannya.CTIIIIIING

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   56. Kondisi darurat. Jendral Jaka memberi perintah bertarung hingga mati!

    Kehilangan lengan, Bintang dapat melihat luka itu diakibatkan oleh sebuah pedang. Luka kulit membiru, tubuh pucat, menggigil, semua itu diakibatkan oleh racun! Dan perban di badan, itu mungkin karena peluru panas. Namun tidak semua prajurit terkena peluru panas. Bintang dapat melihat bahwa dari banyaknya korban perang, mereka hanya terkena racun, dan juga luka diakibatkan oleh sebuah pedang! "Cara perang yang terlalu kuno, namun sangat mematikan..." "Tebakanmu benar, perang di dua negara kali ini tidak melibatkan kontak senjata berat... Kami saling berperang layaknya dimasalalu, hanya kontak senjata tajam, dan serangan kuno lainnya... Apakah melihat ini semua kamu jadi takut?" Apa yang dia takutkan? Hingga setelah tiba di barak utama pelatihan. "Sekarang kamu isi formulir sesuai keinginanmu... Dan setelahnya nanti ada seseorang yang melatihmu sebelum berperang!" Bintang menganggukan kepalanya, dia kembali mengisi formulir yang dia isi. Di formulir itu, terdapat dua ke

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   55. Misi ke perbatasan! Perang antar dua negara!

    "Mungkin ayahku tidak berani melakukan hal seperti ini karena dia menghormati ibuku... Tapi, kedua orang tuaku telah tiada, lantas di hidupku ini, aku hanya menghormati orang yang mau menghormati ku... Eni, enyah dari hadapanku, atau..." Eni keluar dari aula dengan langkah cepat menahan marahnya. Yang pasti, dia hanya berkata, "semoga kamu masih bisa hidup setelah menamparku!" Bintang tak membalasnya, dia menatap pak Diki yang sejak tadi tidak ingin ikut campur urusan keluarga. "Pak Diki, kinerjamu bagus... Tapi jika ada luang kosong, bantu Anya untuk mengelola Asosiasi Pill Naga..." Pak Diki mengangguk, dia segera keluar dari aula pertemuan dengan langkah santai. Setelah kepergian pak Diki, tiba tiba seorang yang begitu familiar memasuki aula. Bintang hanya memijat keningnya untuk beberapa kali. "Setiap duduk disini, banyak sekali yang mencariku..." Dia menggerutu kesal, namun Diana yang mendengarnya mulai mendengus dingin. "Hmppp! Tuan muda, apa kamu tidak ingin menjalani mis

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   54. Eni ada ada saja!

    Bintang melakukan aksi yang menarik, setelah menyerap semua gas racun kedalam tubuhnya. Dia mulai membuka mulutnya. Hingga gas racun yang ada didalam tubuhnya keluar menyembur kearah Dewa Racun! "Ka-kamu?!" Dewa Racun mencoba menghindar, hal ini membuat Bintang yang telah mengeluarkan semua racun itu mulai duduk sembari menancapkan beberapa jarum akupuntur ke beberapa titik peredaran darahnya. "Meski semua gas racun terlihat kamu buang... Tapi masih ada beberapa racun itu menempel di mulut, dan hidungmu... Bintang kamu benar benar naif?!" "Naif?" Senyuman tipis mulai terlihat, Bintang mulai mengeluarkan satu Pill berwarna merah darah. "Pill penangkal seribu racun... Pill ini ku bentuk saat aku masih belajar menciptakan beberapa Pill dan tak pernah ku gunakan... Akhirnya kamu berguna juga..." Memejamkan matanya, sontak gas hitam keluar dari pori pori kulitnya. Melihat hal itu, mata Dewa Racun terbelalak! "Ba-bagaimana bisa?!" "Aku berani melawan mu, bearti aku telah memi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status