Short
Kehidupan Baru di Usia 60 Tahun

Kehidupan Baru di Usia 60 Tahun

By:  Kania GhalisaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
0 ratings. 0 reviews
8Chapters
1.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pada hari ulang tahun cucuku, aku ditabrak mobil saat dalam perjalanan mengambil hadiahnya. Karena tidak terlalu parah, aku hanya pergi ke rumah sakit untuk membalut lukaku, lalu buru-buru pualng. Setibanya di rumah, ternyata acara ulang tahun telah berakhir. Sementara itu, aku harus membereskan kekacauan yang ada. Tidak ada yang peduli pada lenganku yang diperban. Yang ada di pikiran mereka hanya apakah baju sudah dicuci, apakah makanan sudah disiapkan? Karena tidak enak badan, aku tidak membuatkan sarapan. Putraku dan menantuku pun mengataiku malas. Aku pergi ke rumah sahabatku untuk menenangkan diri. Mereka malah bilang aku bersikap tidak masuk akal, padahal sudah tua. Kemudian, suamiku ingin bercerai denganku demi seorang pengasuh .... Cerai saja! Siapa juga yang mau mengerjakan pekerjaan rumah yang tak ada habisnya itu! Lagi pula, mereka tidak menyukaiku!

View More

Chapter 1

Bab 1

Sopir yang menabrakku menelepon orang rumahku berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban. Aku rasa, mereka seharusnya sedang sibuk. Sibuk merayakan ulang tahun cucuku.

Setelah aku diobati, sopir mengantarku pulang. Sebelum masuk, aku sudah mendengar tawa dari dalam. Sepertinya, ada aku atau tidak di rumah ini sama saja.

Untuk sesaat, aku agak linglung. Kunci di tanganku terjatuh. Orang-orang baru menyadari keberadaanku.

Aku mengira mereka akan merasa bersalah, tetapi mereka malah melihatku dengan ekspresi datar.

"Kenapa kamu baru pulang? Ngapain saja di luar? Kenapa nggak menghadiri acara ulang tahun cucu sendiri?" keluh suamiku.

Aku memaksakan senyuman sambil menatap cucuku. "Levin, Nenek membelikanmu ...." Kalung emas.

"Ibu, kita sudah siap makan. Kamu terlambat. Bantu kami bersihkan ya. Kamu lihat saja masih ada makanan apa di dapur." Sebelum aku selesai bicara, menantuku sudah menyelaku dan membawa anaknya pergi.

Putraku sibuk dengan ponselnya. Dia sama sekali tidak peduli pada ibunya.

Di sisi lain, suamiku membersihkan giginya dan bangkit dari kursi. "Sayap ayam ini sudah kumakan tadi. Rasanya nggak enak, kamu yang makan saja. Jangan lupa rapikan mejanya nanti."

Dalam waktu kurang dari satu menit, tawa di meja makan sontak sirna. Ternyata, kemunculanku mengganggu kebahagiaan mereka.

Aku menatap tumpukan tulang dan noda mentega di atas meja, juga sayap ayam yang sudah digigit itu .... Sungguh ironis.

Hatiku terasa getir. Aku menunduk menatap lenganku yang diperban, lalu tersenyum mencela. Lenganku jelas-jelas tergantung di depan dada, tetapi tidak ada yang melihatnya. Sejak aku masuk, tidak ada yang menanyakan apa yang terjadi padaku.

Aku duduk di kursi dan beristirahat sejenak. Kemudian, aku baru bangkit dan merapikan meja dengan satu tangan. Karena satu tanganku tidak bisa digerakkan, aku menghabiskan banyak waktu. Itu pun hanya menyapu ruang makan. Peralatan makan masih belum dicuci.

Pukul 12 malam lewat, suasana di rumah sunyi senyap. Semua orang sudah tidur. Aku melirik peralatan makan di wastafel, lalu menghela napas dan memutuskan untuk mencucinya besok.

Saat ini, kepalaku terasa berat. Aku sudah tua, jadi kesehatanku tentu kurang baik. Ditambah lagi hari ini aku mengalami kecelakaan. Tubuhku tentu tidak kuat.

Setelah masuk ke kamar, aku langsung tidur. Sebelum tidur, aku memberi tahu diriku untuk tidak lupa memberi Levin hadiahnya besok. Itu adalah hadiah ulang tahunnya.

Tiba-tiba, putraku membangunkanku. Begitu membuka mata, terlihat tatapannya yang kesal. "Ibu! Kenapa masih tidur? Kenapa nggak cuci piring semalam? Sarapan juga belum dibuat!"

Kepala dan tenggorokanku sakit. Aku ingin berbicara, tetapi tidak bisa. Pada akhirnya, putraku melambaikan tangannya dengan tidak sabar.

"Sudahlah, kami sudah terlambat. Kami pergi beli makan saja. Kamu ini nggak ngerti aku dan istriku capek. Tekanan kerja sekarang sangat besar. Kami capek-capek kerja, tapi kamu malah malas-malasan di rumah dan nggak bantu apa-apa," keluh putraku tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskan.

"Nggak masalah kalau kami beli makan di luar. Tapi, kamu tetap harus masak untuk Ayah. Levin juga harus pergi ke sekolah. Jangan lupa antar dia ke sekolah. Pakaianku dan Jesslyn ada di kamar. Jangan lupa dicuci juga."
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status