Share

Bab 1269

Author: Galang Damares
Harmin tampak sangat tertekan. Hal ini terlihat dari tatapan dan ekspresinya.

Aku sangat mengaguminya, jadi aku berkata, "Oke. Kalau begitu, kamu harus berhati-hati."

Setelah kembali ke Aula Juve, aku juga berbicara dengan Kiki. Aku memintanya untuk memperhatikan bahan obat yang baru saja dibeli.

Kami lebih memilih mengurangi jumlah pembelian daripada harus membeli bahan obat palsu atau kualitasnya jelek.

Kiki dan Zudith juga sangat mementingkan masalah ini.

"Siapa Edo?" Saat kami sedang membicarakan hal ini, tiba-tiba seorang pemuda masuk dan memanggil namaku.

Aku berkata, "Aku. Siapa kamu?"

Pemuda itu berkata, "Kak Lando ingin kamu datang dan mengobatinya."

Zudith tertawa terbahak-bahak.

Biasanya, para mafia dipanggil Paul, Rillo dan sebagainya. Kali ini adalah pertama kalinya aku mendengar seseorang dipanggil Lando.

"Oke. Aku akan pergi memeriksanya. Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian."

Aku mengenakan tas medisku, lalu pergi keluar bersama pemuda itu.

Saat aku melihat mobil yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1270

    "Kak Lando, kenapa kamu seperti ini?"Lando menampar wajah Rika dengan keras hingga dia terjatuh ke tanah."Diam, dasar jalang. Kalau bukan karena kamu, apa aku akan menyinggung Kak Edo?"Kak Edo?Tidak ada seorang pun yang pernah memanggilku seperti itu.Tiba-tiba, terlintas sebuah ide di benakku, "Haruskah aku juga merekrut sekelompok anak buah yang dapat membantuku dengan hal-hal yang sulit aku tangani pada waktu-waktu tertentu?""Kamu, kemarilah." Aku melambai pada Lando.Lando segera berlari menghampiriku."Berjongkoklah," kataku.Lando berjongkok dengan patuh.Aku bertanya, "Apa nama aslimu?""Namaku Ethan Cristanto.""Nama yang sederhana, jauh lebih baik daripada Lando. Kamu nggak terlihat seperti seseorang yang telah lama berkecimpung dalam dunia mafia? Apa yang kamu lakukan sebelumnya?"Ethan berkata dia sering bergaul dengan atasannya dulu. Namun, atasannya masuk penjara. Setelah itu, mereka selalu ditindas oleh kelompok lain. Dia begitu marah sehingga dia membentuk kelompok

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1269

    Harmin tampak sangat tertekan. Hal ini terlihat dari tatapan dan ekspresinya.Aku sangat mengaguminya, jadi aku berkata, "Oke. Kalau begitu, kamu harus berhati-hati."Setelah kembali ke Aula Juve, aku juga berbicara dengan Kiki. Aku memintanya untuk memperhatikan bahan obat yang baru saja dibeli.Kami lebih memilih mengurangi jumlah pembelian daripada harus membeli bahan obat palsu atau kualitasnya jelek.Kiki dan Zudith juga sangat mementingkan masalah ini."Siapa Edo?" Saat kami sedang membicarakan hal ini, tiba-tiba seorang pemuda masuk dan memanggil namaku.Aku berkata, "Aku. Siapa kamu?"Pemuda itu berkata, "Kak Lando ingin kamu datang dan mengobatinya."Zudith tertawa terbahak-bahak.Biasanya, para mafia dipanggil Paul, Rillo dan sebagainya. Kali ini adalah pertama kalinya aku mendengar seseorang dipanggil Lando."Oke. Aku akan pergi memeriksanya. Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian."Aku mengenakan tas medisku, lalu pergi keluar bersama pemuda itu.Saat aku melihat mobil yang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1268

    Hari ini, Melia sangat kooperatif. Sebelum aku berkata, dia menanggalkan pakaiannya dan berbaring dengan patuh.Aku cukup bingung. Kenapa dia yang tidak memperbolehkanku melihatnya kemarin itu, tiba-tiba bersikap kooperatif seperti ini hari ini?Dia bekerja sama dengan sangat baik, sampai-sampai aku hampir tidak memercayai mataku. Aku merasa Melia terlalu penurut hari ini. Aku merasakan sesuatu yang salah.Aku tidak mengendurkan kewaspadaanku. Aku tetap waspada setiap saat.Untungnya, aku tidak mendapatkan masalah sampai akhir pengobatan.Saat aku meninggalkan Keluarga Isabell, aku masih bertanya-tanya, "Aku pergi begitu saja? Apa begitu lancar? Kenapa aku merasa makin nggak normal?"Aku pergi ke rumah Yuna, lalu menceritakan padanya tentang situasi Melia.Yuna berkata sambil tersenyum, "Mungkin kamu terlalu memikirkannya. Mungkin Keluarga Isabell telah melakukan beberapa pekerjaan ideologis pada Nona Melia. Nona Melia dapat bekerja sama, itu sangat baik."Aku berkata sambil tersenyum,

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1267

    Hari ini, Naila pasti tidak berani datang karena apa yang terjadi kemarin.Bagaimana aku harus menjelaskannya?Aku panik hingga menggaruk kepalaku.Rendy mengerutkan keningnya. "Katakanlah, kenapa kamu menjambak rambutmu?""Pak Rendy, nggak apa-apa. Hanya saja ...."Saat aku hendak berbicara, Melia tiba-tiba membuka pintu dan menatapku dengan tatapan waspada."Kamu, masuklah!" kata Melia dengan nada memerintah.Aku menunjuk hidungku dan bertanya, "Kamu memanggilku?""Siapa lagi yang aku panggil kalau bukan kamu? Masuklah!" kata Melia, lalu dia berbalik dan masuk ke kamar.Dia mengancamku. Ancaman secara terang-terangan!Wanita ini pasti takut aku akan membocorkan rahasianya, jadi dia sengaja memanggilku ke kamar.Apakah aku harus masuk?Aku lebih baik pergi. Aku ingin melihat trik apa yang dilakukannya.Lagi pula, dia hanya seorang wanita. Bagaimana mungkin aku takut padanya?Aku menyesuaikan suasana hatiku, lalu berjalan menuju kamar Melia.Melia terus menatapku dengan pandangan penuh

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1266

    Aku tanpa sadar menoleh ke belakang. Aku tidak melihat seorang pun di belakangku. Bagaimana mungkin ada seseorang?"Kak Nia, kenapa kamu menakutiku?""Aku nggak menakut-nakutimu. Benar-benar ada seseorang di sana," kata Nia dengan keras kepala.Aku menoleh lagi, lalu berkata, "Nggak ada seorang pun di sana. Jangan menakut-nakutiku. Aku nggak melakukan apa pun. Aku hanya menyelimutimu. Jangan menakut-nakutku seperti itu."Saat berbicara, aku menyelimuti Nia dengan selimut.Nia tersenyum diam-diam.Aku pikir Nia sengaja ingin menakut-nakutiku. Dia menyalahkan aku dan Nancy karena terlalu berisik tadi malam. Jadi, dia ingin memberiku pelajaran.Aku menggelitik ketiak Nia, hingga dia tertawa.Tiba-tiba, seberkas cahaya menyambar.Aku ketakutan hingga melompat dari ranjang tanpa memakai sepatu. Aku menatap Sinta dengan linglung.Setelah mengambil foto, Sinta mencibir, "Teruskanlah, kenapa nggak lanjut lagi? Kamu memanfaatkan kakakku saat aku pergi. Setelah aku di sini, kamu nggak berani mel

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1265

    Tidak ada seorang pun menduga sesuatu seperti ini akan terjadi.Nia membutuhkan seseorang untuk menjaganya. Jadi, aku ingin menghubungi Sinta dan memintanya untuk kembali.Namun, ponselku rusak.Nia memintaku untuk membawakan ponselnya.Meskipun Nia tidak sadarkan diri, kami tetap mengisi daya ponselnya sesekali. Jadi, ponselnya dapat digunakan.Aku menyalakan ponsel Nia.Nia berkata, "Telepon Sinta. Minta dia kembali. Ingatlah, telepon dia saja, jangan memeriksa yang lain."Aku tidak berniat memeriksa ponselnya. Namun, setelah Nia berkata seperti itu, terlihat jelas dia merasa bersalah.Aku menyetujuinya secara lisan. Namun, dalam hatiku berpikir bahwa aku harus membuka album foto dan melihatnya nanti.Saat Sinta mendengar Nia telah bangun, dia sangat gembira. Dia berkata akan segera kembali.Nia berkata sambil menatapku dengan gugup, "Kamu sudah selesai menelepon, kenapa kamu nggak mengembalikan ponselmu?"Aku berkata sambil tersenyum, "Kenapa kamu terburu-buru? Coba aku lihat rahasi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1264

    Saat bersamaan, aku melepas ikat pinggang di tanganku. Aku bergegas mendekat, lalu menjatuhkan putranya Jeni dan segera menaklukkannya.Aku dan Nancy bekerja sama. Tidak lama kemudian, kami berhasil mengendalikan Jeni dan putranya.Setelah menangkap Jeni dan putranya, aku bergegas memeriksa Nia."Kak Nia, bagaimana kabarmu?""Nggak apa-apa. Tapi, kakiku nggak bisa bergerak."Aku segera mengambil kotak obat, lalu membantu Nia mengobati luka di lengan dan lehernya.Untungnya, luka Nia tidak serius. Dia hanya menderita luka ringan.Nancy duduk di samping Nia sambil melipat tangannya di dada. "Aku nggak pernah menyangka kamu akan mengalami bencana seperti ini begitu kamu bangun. Nia, perbuatan baik apa yang telah kamu lakukan di kehidupan sebelumnya? Kamu bertemu dengan orang-orang baik seperti aku dan Edo."Dengan dukunganku, Nia perlahan-lahan berbaring di ranjang."Yah. Aku sangat beruntung bisa mendengar apa yang kalian lakukan tadi malam."Kamar tidur Nia adalah kamar tidur utama. Let

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1263

    Aku menghampiri Nia dengan hati-hati, lalu berkata dengan nada lembut, "Aku mengerti perasaanmu, tapi begitu kamu mengambil langkah ini hari ini, nggak ada penyesalan lagi.""Aku bisa membiarkan putramu bekerja di klinikku. Aku bisa memberinya kesempatan. Lepaskan Kak Nia dulu."Jeni sangat terkejut. "Apa kamu serius?""Benar. Aku berjanji padamu."Saat berbicara, aku makin mendekat. Saat aku hendak mendekati Nia, Jeni tiba-tiba berteriak, "Kamu bohong! Bagaimana kamu bisa begitu baik kepada putraku setelah kami memperlakukan wanita ini seperti ini?""Kamu mencoba menipuku agar meletakkan pisau itu dulu, lalu menangkap kami?"Aku segera berhenti, lalu berkata, "Aku nggak bohong. Aku serius. Bagiku, satu karyawan tambahan nggak berarti banyak, tapi itu dapat memberi putramu kesempatan untuk berubah. Ini adalah perbuatan yang hebat.""Ka ... kamu serius? Kamu benar-benar nggak bohong?" Jeni begitu ingin melindungi putranya hingga dia hampir tertipu.Putranya tiba-tiba melompat keluar lag

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1262

    Namun, Nia telah terbaring dalam waktu lama. Dia tidak memiliki tenaga yang tersisa di tubuhnya.Jeni sangat kuat. Dia segera menangkap Nia.Nia langsung marah. "A ... apa yang kamu lakukan?"Jeni berkata kepada putranya, "Kenapa kamu masih berdiri di sana? Cepat cari tali. Hanya tubuh bagian atasnya yang bisa bergerak sekarang, tubuh bagian bawahnya masih belum bisa bergerak. Sekarang adalah waktu terbaik untuk menaklukkannya."Putra Jeni segera melepas ikat pinggangnya. Dia mencoba mengikat tangan Nia.Aku bergegas masuk, lalu menendang putranya yang tidak berguna itu.Sebelum Jeni bisa bereaksi, aku menjambak rambutnya dan menampar wajahnya.Setelah dipukuli olehku, Jeni terjatuh ke lantai.Saat Nia melihatku bergegas masuk, dia bahagia hingga air mata mengalir di matanya.Saat aku melihat Nia bangun, aku merasa sangat gembira."Kak Nia!""Edo, kamu datang di saat yang tepat. Dua bajingan ini, mereka ...." kata Nia sambil terisak. Dia tidak bisa berkata apa-apa.Aku memegang tangan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status