Beranda / Young Adult / "* Kehormatan Ku Hilang Di Bangku SMA.*" / **Bab 5: Rasa Bersalah yang Tak Tertanggungkan**

Share

**Bab 5: Rasa Bersalah yang Tak Tertanggungkan**

Penulis: Aaiyuu_195
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-17 12:55:06

**Bab 5: Rasa Bersalah yang Tak Tertanggungkan**

Hari-hari berikutnya berlalu dengan lambat dan penuh dengan tekanan bagi Rina. Setiap pagi ketika ia bangun, rasa cemas dan takut langsung menyelimuti hatinya. Ia merasa seperti bayangan hitam terus mengikuti kemanapun ia pergi, membayangi setiap langkah dan pikirannya. Di sekolah, ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan ada sesuatu yang salah. Ia tersenyum pada teman-temannya, mengikuti pelajaran, dan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Namun, di dalam dirinya, Rina tahu bahwa ia sedang terpecah belah.

Siska dan teman-temannya terus mendekati Rina setiap hari, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Mereka tetap mengajaknya nongkrong setelah sekolah, mengajaknya bercanda dan tertawa, tetapi semua itu terasa palsu di mata Rina. Ia tidak bisa melihat mereka tanpa merasakan perutnya mual. Namun, ia tidak berani menolak atau melawan. Ancaman halus yang terkandung dalam pesan Siska terus menghantuinya.

Rina merasa semakin terisolasi dari semua orang. Ia tidak berani menceritakan apa yang telah terjadi pada siapa pun, bahkan kepada sahabat terdekatnya, Lani. Lani adalah teman yang selalu setia dan perhatian, tetapi Rina merasa terlalu malu dan takut untuk mengakui apa yang telah terjadi. Ia tidak ingin dianggap lemah atau ceroboh. Setiap kali Lani bertanya tentang keadaannya, Rina hanya tersenyum dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja, meskipun di dalam hatinya ia berteriak meminta tolong.

Sementara itu, bayangan Ardi terus menghantui pikirannya. Rina tidak bisa melupakan tatapan dingin dan senyum manipulatifnya yang terasa penuh dengan kemenangan. Setiap kali ia melihat Ardi di sekolah, perasaan takut dan jijik langsung menyergapnya. Ia berusaha menghindari bertemu dengan Ardi, tetapi di sekolah yang sama, hal itu hampir mustahil. Setiap kali mereka berpapasan di koridor, Rina merasa seolah-olah jantungnya berhenti berdetak. Ardi tidak pernah mengatakan apa-apa secara langsung, tetapi tatapan matanya sudah cukup untuk membuat Rina merasa terancam.

Suatu hari, saat jam istirahat, Lani mendekati Rina di kantin. Lani bisa merasakan ada yang aneh dengan sahabatnya, meskipun Rina berusaha keras untuk menyembunyikannya.

"Rina, kamu akhir-akhir ini kayaknya beda, deh," kata Lani dengan nada cemas. "Kamu kelihatan capek dan kayak... nggak semangat. Ada apa, sih?"

Rina menunduk, tidak berani menatap mata Lani. Ia tahu bahwa Lani hanya peduli padanya, tetapi ia tidak bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku baik-baik saja, Lan," jawab Rina pelan. "Cuma lagi banyak pikiran aja. Mungkin karena pelajaran makin sulit."

Lani memandang Rina dengan skeptis. "Rina, kita sahabat kan? Kalau ada apa-apa, kamu bisa cerita sama aku. Jangan dipendam sendiri."

Rina terdiam sejenak, hampir saja ia melepaskan semua beban yang selama ini ia tahan. Tetapi bayangan Siska dan ancamannya langsung muncul di benaknya. Jika Lani tahu, dan kemudian cerita ini tersebar, apa yang akan terjadi padanya? Rina merasa ketakutan lagi, dan akhirnya ia hanya bisa menggeleng pelan.

"Serius, Lan. Aku baik-baik aja. Cuma perlu waktu buat menyesuaikan diri, mungkin," kata Rina, mencoba meyakinkan sahabatnya.

Lani terlihat ragu, tetapi ia tidak ingin memaksa Rina untuk berbicara. "Oke, tapi kalau kamu butuh teman buat curhat, kamu tahu kan aku selalu ada buat kamu."

Rina tersenyum lemah. "Iya, aku tahu. Terima kasih, Lan."

Percakapan itu membuat Rina merasa semakin tertekan. Ia tahu bahwa Lani hanya ingin membantunya, tetapi ia tidak bisa membiarkan siapa pun tahu apa yang sebenarnya terjadi. Rina merasa sendirian dalam perjuangannya, terjebak dalam rasa bersalah dan ketakutan yang terus menerus menghantui.

Malam itu, ketika Rina berbaring di tempat tidurnya, pikirannya kembali melayang ke malam di rumah kosong itu. Setiap kali ia mencoba melupakan, kenangan itu muncul kembali dengan lebih kuat, seperti luka yang tidak bisa sembuh. Ia teringat bagaimana ia merasa kehilangan kontrol atas dirinya, bagaimana dunia seakan runtuh di sekitarnya. Perasaan bersalah terus menyerangnya, meskipun ia tahu dalam hatinya bahwa ia bukanlah orang yang harus disalahkan.

Rina merasa hancur. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak bisa menghilangkan rasa jijik terhadap dirinya sendiri, tetapi ia juga tidak tahu bagaimana menghadapinya. Setiap hari yang berlalu hanya membuatnya semakin terpuruk dalam rasa putus asa. Rina tahu bahwa ia tidak bisa terus seperti ini, tetapi ia tidak melihat jalan keluar dari kegelapan yang menyelimutinya.

Di tengah malam, Rina terbangun dari mimpi buruknya. Keringat dingin membasahi tubuhnya, dan hatinya berdegup kencang. Dalam kegelapan kamarnya, Rina merasa begitu kecil dan tak berdaya. Ia memeluk dirinya sendiri, mencoba menenangkan dirinya, tetapi ketakutan dan kesedihan itu terlalu kuat untuk diatasi sendirian.

Rina menyadari bahwa ia tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang ketakutan ini. Ia harus melakukan sesuatu, tetapi apa? Dalam kebingungannya, ia tahu bahwa ia harus mencari bantuan. Tetapi dari siapa? Siapa yang akan percaya padanya? Siapa yang bisa ia percaya?

Di saat-saat tergelapnya, Rina hanya bisa berharap bahwa ada cahaya di ujung lorong ini, meskipun cahaya itu tampak begitu jauh dan samar. Namun, harapan itulah yang membuatnya tetap bertahan, meskipun hanya seutas benang yang hampir putus. Rina tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, tetapi ia harus menemukan cara untuk bangkit kembali.

---

Jika Anda ingin melanjutkan ke **Bab 6**, saya siap untuk melanjutkannya!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • "* Kehormatan Ku Hilang Di Bangku SMA.*"    **Bab 32: Awal yang Baru**

    ---**Bab 32: Awal yang Baru**Setelah setahun penuh tantangan dan pencapaian, Rina menikmati sejenak kehidupan yang lebih tenang. Kariernya telah mapan, dan ia merasa nyaman dengan perannya di perusahaan. Namun, di tengah rasa puas dan nyaman ini, ada dorongan baru yang tumbuh di dalam dirinya—dorongan untuk memberikan dampak yang lebih besar, melampaui batasan pekerjaannya di perusahaan multinasional tersebut.Rina mulai merenungkan bagaimana ia bisa menggabungkan passion-nya dalam komunikasi dengan keinginannya untuk berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat. Ia teringat akan teman-teman lamanya yang telah memilih jalan karier berbeda, ada yang menjadi dokter, pengacara, pengusaha, dan bahkan aktivis. Mereka semua memiliki cara masing-masing untuk memberikan dampak positif, dan Rina mulai berpikir bahwa ia juga bisa melakukan lebih dari sekadar menjalankan peran profesionalnya.Suatu hari, saat sedang menghadiri sebuah acara sosial, Rina bertemu dengan seorang wanita muda bernam

  • "* Kehormatan Ku Hilang Di Bangku SMA.*"   **Bab Terakhir: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir**

    **Bab Terakhir: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir**Setahun berlalu sejak Rina kembali ke Indonesia dan memulai kariernya sebagai Manajer Komunikasi Strategis di perusahaan multinasional tersebut. Sepanjang tahun ini, Rina telah menorehkan banyak prestasi, memimpin berbagai kampanye yang berhasil dan memenangkan beberapa penghargaan di industri komunikasi. Namun, bagi Rina, penghargaan terbesar adalah melihat dampak positif dari kerja kerasnya terhadap masyarakat.Dalam perjalanan kariernya, Rina menemukan bahwa kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian profesional, tetapi juga tentang bagaimana ia bisa membawa perubahan yang berarti bagi orang lain. Ia terlibat dalam berbagai inisiatif sosial, menggunakan keahlian komunikasinya untuk mendukung program-program pemberdayaan masyarakat, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Rina percaya bahwa pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki bisa menjadi alat untuk memperbaiki kehidupan banyak orang.Di t

  • "* Kehormatan Ku Hilang Di Bangku SMA.*"   **Bab 30: Kepulangan yang Dinantikan**

    **Bab 30: Kepulangan yang Dinantikan**Waktu berlalu dengan cepat setelah Rina menyelesaikan sidang tesisnya. Hari-harinya kini dipenuhi dengan persiapan untuk kembali ke Indonesia. Meski masih ada beberapa minggu tersisa sebelum kepulangan, Rina mulai merasa nostalgik terhadap negara yang telah menjadi rumah keduanya selama dua tahun ini. Ia memiliki kenangan manis dari perjalanan akademis dan kehidupan sehari-hari yang penuh tantangan namun juga penuh kebahagiaan.Sebelum meninggalkan kampus, Rina memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat yang memiliki arti khusus baginya. Ia berjalan menyusuri taman kampus, di mana ia sering duduk dan merenung tentang masa depannya. Ia juga mengunjungi perpustakaan besar tempat ia menghabiskan begitu banyak waktu, tenggelam dalam lautan buku dan jurnal. Di sana, ia bertemu dengan beberapa teman sekelas yang juga sedang bersiap-siap untuk pulang ke negara asal mereka. Percakapan penuh kehangatan dan ucapan selamat pun mengalir,

  • "* Kehormatan Ku Hilang Di Bangku SMA.*"   **Bab 29: Puncak Tantangan dan Kesadaran Diri**

    **Bab 29: Puncak Tantangan dan Kesadaran Diri**Tahun kedua program pascasarjana Rina dimulai dengan intensitas yang lebih tinggi. Jika tahun pertama adalah tentang adaptasi dan pembelajaran dasar, tahun kedua ini menuntut lebih banyak dedikasi, kerja keras, dan fokus yang mendalam. Mata kuliah yang diambil Rina semakin spesifik, menantang pemikirannya dengan teori-teori yang kompleks dan studi kasus yang rumit.Sejak awal semester, Rina dihadapkan pada tugas akhir besar yang akan menjadi puncak dari seluruh perjalanan akademisnya: tesis. Tesis ini bukan hanya sekadar tugas penulisan, tetapi juga sebuah penelitian mendalam yang harus memberikan kontribusi baru bagi bidang komunikasi strategis. Rina menyadari betapa pentingnya tugas ini, dan ia ingin memastikan bahwa hasil akhirnya tidak hanya memenuhi persyaratan akademis, tetapi juga menjadi karya yang bisa dibanggakan.Rina memilih topik yang sangat relevan dengan dunia modern: "Strategi Komunikasi dalam

  • "* Kehormatan Ku Hilang Di Bangku SMA.*"   **Bab 28: Mengejar Ilmu di Negeri Orang**

    **Bab 28: Mengejar Ilmu di Negeri Orang**Setelah keputusan besar untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, Rina mulai bersiap-siap menghadapi tantangan yang menantinya. Keberangkatan ke negara asing untuk melanjutkan studi bukanlah hal yang mudah, tetapi Rina merasa antusias dengan kesempatan ini. Selain karena ia berhasil mendapatkan beasiswa penuh, ia juga melihat ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan memperluas wawasan.Hari keberangkatan tiba lebih cepat dari yang ia bayangkan. Bandara dipenuhi oleh keluarga dan teman-teman yang datang untuk mengantarnya. Ibunya, dengan mata berkaca-kaca, memeluk Rina erat sebelum ia melangkah ke ruang tunggu. “Jaga diri baik-baik di sana, ya, Nak. Kami selalu mendoakan yang terbaik untukmu,” kata ibunya dengan suara bergetar. Rina mengangguk, menahan air mata yang mulai membasahi pipinya. Ini adalah perpisahan yang berat, tetapi juga penuh harapan akan masa depan yang cerah.Setibanya di negara tujua

  • "* Kehormatan Ku Hilang Di Bangku SMA.*"   **Bab 27: Awal Perjalanan Baru**

    **Bab 27: Awal Perjalanan Baru**Setelah kelulusan, Rina memasuki babak baru dalam hidupnya dengan perasaan campur aduk antara antusiasme dan ketidakpastian. Dunia kerja yang selama ini hanya ia bayangkan, kini menjadi kenyataan yang harus dihadapinya setiap hari. Dengan menerima tawaran pekerjaan di perusahaan tempat ia magang sebelumnya, Rina resmi memasuki dunia profesional.Hari pertama Rina sebagai karyawan penuh waktu dimulai dengan kehangatan. Tim yang dulu hanya menjadi rekan magang, kini menyambutnya sebagai bagian tetap dari keluarga besar perusahaan. Perasaan nyaman langsung menyelimuti Rina, tetapi ia tahu bahwa ekspektasi terhadapnya kini lebih besar. Tanggung jawab sebagai asisten manajer proyek bukanlah hal yang mudah, dan Rina menyadari bahwa ia harus membuktikan dirinya.Proyek pertama yang ditangani Rina adalah kampanye komunikasi besar untuk sebuah klien perusahaan multinasional. Proyek ini melibatkan banyak pihak dan membutuhkan koordin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status