Share

Bab 32

Akhirnya aku berdua dan Fitri, kembali pulang, menahan lapar dan kesal.

"Makan rendang lagi aja ya, Mas!"kata Fitri lemas.

" Ya udah!"aku menjawab malas.

Lumayan walau ga jadi makan mewah gratis, tapi bisa makan nasi lauk rendang, walau rendang nya dalam bentuk Indomie.

******

Hari ini aku keluar rumah lagi, Fitri masih tertidur pulas. Kasian jika dibangunin. Dia lagi menggambar peta Sumatra dibantal, kalau dibangunin takutnya malah jadi peta segitiga Bermuda, kan horor.

Setiap gedung perkantoran aku coba datangi, tak satupun yang menerimaku.

"Ngelamar via online aja, Pak! kalau di tolak kan ga sakit-sakit amat!" ujar security itu julid.

Ada benarnya juga, lebih baik aku ngelamar via online. Tapi online pakai apa? Gawai satu-satunya milikku sudah kujual, karena Fitri merengek terus minta dibelikan beha berenda di sopi. Dan sebagian uang penjualan gawai itu dipakai buat makan dan bayar kontrakan. Pedih banget ini ujian.

Aku sampai pada sebuah Mall, ah coba aja kali aja ada lowongan di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status