Melihat tidak ada respon yang diberikan oleh Lucas, Sienna pun bergumam di dalam hati, ‘Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi aku tetap berada di sini.’Namun, tiba-tiba saja terdengar kalimat yang meluncur dari bibir Lucas, “Baiklah kalau memang itu maumu.”Bola mata Sienna membulat besar. Sebelum ia bertanya lebih jauh, Lucas kembali menambahkan, “Saya akan mencari cara lain agar sandiwara kita dapat menjadi lebih sempurna lagi.”Akhirnya Lucas yang tidak dapat memiliki pilihan selain mengikuti keinginan sekretarisnya itu. Ia tahu jika persyaratannya untuk tinggal bersama itu memang sangatlah berlebihan. Ia berpikir untuk mencari cara lain untuk membongkar kedok Sienna.Selain itu, Lucas tidak dapat memungkiri jika ia masih membutuhkan Sienna untuk mengambil peran sebagai kekasihnya. Tadi pagi ia sudah terlanjur mengakui gadis itu di depan ayahnya dan para petinggi perusahaan yang lain. Apabila tiba-tiba saja Sienna keluar dari perusahaan, Lucas berpikir jika ayahnya pasti akan cu
“Direktur Morgan, sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Sienna yang saat ini sedang mengikuti atasannya menuju ke parkiran gedung kantor. Namun, Lucas masih tidak menjawab dan terus melangkah hingga akhirnya pria itu berhenti di depan mobilnya. Ia menatap Sienna yang masih berlari kecil menghampirinya. “Mana kunci mobil saya?” tanya pria itu kepada sekretarisnya tersebut. Sienna bergegas merogoh saku blazernya dan mematikan alarm mobil itu dengan kunci yang dibawanya, lalu membuka pintu mobil bagian belakang untuk atasannya. “Apa yang kamu lakukan?” selidik Lucas dengan satu alis yang terangkat. “Bukankah Anda mau pergi?” balas Sienna berbalik bertanya. Lucas menghela napas panjang, lalu mengulurkan tangannya dan berkata, “Berikan kunci mobilnya. Saya yang akan menyetir.” Bola mata Sienna terbelalak lebar. “Anda yang menyetir, Direktur Morgan?” tanyanya seolah tak percaya dengan pendengarannya sendiri. “Kenapa kamu sampai sekaget itu, Nona Sherwood?” balas Lucas dengan terheran-
“Benar. Lakukan sesukamu. Kamu boleh membeli pakaian yang termahal sekali pun ataupun pergi ke salon untuk menghiasi wajahmu. Tapi, dengan syarat ….”Lucas sengaja menjeda kalimatnya untuk melihat reaksi sekretarisnya tersebut. Wajah tegang yang ditunjukkan Sienna memberikan arti tersendiri di dalam pikiran pria itu.“Saya mau hasilnya memuaskan dan kamu harus menjadi pusat perhatian bagi semua orang nanti. Dengan catatan, bukan menjadi pusat perhatian yang mempermalukan saya,” lanjut Lucas kemudian.“Jadi hanya itu saja?” tanya Sienna yang merasa hal yang diperintahkan oleh Lucas bukanlah hal yang sulit baginya.Belanja? Siapa sih yang tidak bisa? Apalagi sampai diminta untuk belanja sesuka hatinya!Hal yang tersulit dihadapi Sienna adalah menjadi versi terbaik yang diinginkan Lucas dan gadis itu benar-benar tidak tahu versi terbaik seperti apa yang ingin dilihat Lucas darinya nanti!“Waktumu hanya satu jam. Temui saya di Restoran Luxury setelah selesai nanti,” titah Lucas lagi.Sete
“Kamu benar sekali, Cindy. Coba lihat kacamatanya dan potongan rambutnya. Ck, ck … benar-benar kuno sekali,” sahut Gabriella, salah satu sahabat Cindy. Suara tawa Cindy dan satu gadis lainnya seketika pecah. Mereka seolah tidak peduli dengan perasaan Sienna yang menjadi bahan pembicaraan saat ini. Wajah Sienna telah memerah. Bukan karena malu, tetapi murka! Sienna sadar jika penampilannya saat ini sangat berbeda dengan biasanya karena untuk menunjang penyamaran. Namun, biasanya penampilan Sienna juga tidak mengikuti trend fashion dan selalu mengenakan pakaian yang apa adanya. Bukan karena Sienna ketinggalan info tentang trend fashion terkini, tetapi karena ia lebih suka menggunakan uangnya untuk mencapai impiannya saja daripada untuk berfoya-foya seperti yang dilakukan adik tirinya itu. Wajar jika saat ini Sienna menjadi bahan olok-olokan adik tirinya itu, tetapi bukan berarti ia akan membiarkan mereka terus-menerus menertawakannya. Sienna memasang wajah acuh tak acuh dan mengan
“Saya mau gaun itu sekarang!” Cindy masih bersikukuh dengan keinginannya dan mempersulit pelayan toko yang semakin bingung untuk melayaninya. “Kenapa? Bukankah gaun itu belum dibayar? Berarti gaun itu masih bukan miliknya,” celetuk Gabriella yang ikut memanaskan suasana. Ia melirik remeh ke arah Sienna. “Benar. Memangnya dia sanggup membayarnya? Palingan dia hanya mencobanya saja secara gratis,” timpal Sarah, sahabat Cindy yang lain. Cindy dan Gabriella tertawa kecil mendengar celotehan Sarah. Ketiganya dapat melihat ekspresi nanar yang ditunjukkan oleh Sienna saat ini, tetapi mereka tidak merasa takut sedikit pun karena tujuan mereka adalah membalas sikap Sienna yang sempat mempermalukan Cindy sebelumnya.Cindy pun mengeluarkan kartu kredit miliknya dengan gaya angkuh, lalu berkata, “Bungkus gaunnya sekarang!” Wajah pelayan toko itu pun bersinar cerah. Ia tidak memiliki pilihan lain selain menerima pembayaran tersebut karena pelayan itu juga memiliki pemikiran yang sama terkait S
“Hahahaha!”Suara tawa terdengar membahana dari bibir Cindy dan kedua sahabatnya setelah mereka mendengar pengajuan yang dilontarkan oleh Sienna.“Apa kamu sedang membuat lelucon di sini, Sienna?” cetus Cindy di sela-sela tawanya."Sepertinya dia pikir menjadi anggota VVIP di toko ini cukup dengan bicara saja bisa langsung jadi," ledek Sarah yang ikut menimpali dan membuat semua orang kembali tertawa.Akan tetapi, Sienna tidak peduli dan kembali berkata kepada manajer toko, “Bagaimana caranya menjadi pelanggan VVIP kalian?”Wanita paruh baya itu tampak berusaha menahan tawanya dengan berdeham pelan, lalu ia menjawab, “Anda bisa menjadi pelanggan VVIP toko kami apabila Anda melakukan pembelanjaan dengan akumulasi sebesar seratus ribu dolar selama satu bulan. Kalau menjadi pelanggan VIP, Anda hanya cukup berbelanja sebesar lima puluh ribu dolar saja dalam jangka waktu yang sama.”Tentu saja penjelasan tersebut membuat Sienna syok! Nominal menjadi anggota VVIP tersebut cukup bagi Sienna
Cindy menyeringai sinis saat melihat kemarahan Sienna dan kembali berucap, “Kenapa kamu marah? Kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu sedang kesulitan uang akhir-akhir ini? Bisnismu gagal, bukan?” Kening Sienna mengernyit. Netranya memicing tajam seketika. “Dari mana kamu tahu tentang hal itu? Siapa yang sudah menceritakannya?” selidiknya dengan sengit. Padahal ia tidak pernah menceritakan tentang hal tersebut kepada gadis itu. Cindy mendengkus remeh, lalu menyeringai angkuh. “Kasihan sekali kamu. Apa kamu tidak tahu kalau Ibu selalu menjelek-jelekkan tentangmu di depanku?” jawabnya.Bibir Sienna tampak bergetar seolah tak percaya dengan ucapan adik tirinya tersebut. Ibunya memang mengetahui permasalahan tentang kegagalan usahanya, tetapi Sienna sudah memperingatkannya untuk tidak menceritakannya kepada siapa pun. Padahal Cindy hanya tidak sengaja mendengar percakapan ayah dan ibu tirinya. Ibu tirinya, Nancy Sherwood alias Nancy Murray, meminta suaminya—ayah Cindy, untuk membantu ke
[Nasabah yang terhormat, pembayaran transaksi sebesar USD 120.000 di Charming Boutique telah berhasil.] Lucas tertegun membaca pesan masuk yang baru saja terkirim di dalam gawainya. Seulas seringai kecil pun terbit di sudut bibirnya setelah membaca notifikasi yang dikirimkan oleh bank penerbit kartu kreditnya atas pembelanjaan yang telah dilakukan Sienna beberapa waktu lalu. ‘Ternyata gadis itu sama saja seperti yang lain,’ batin Lucas seraya mendengkus remeh. Terlihat guratan kekecewaan pada raut wajahnya. Alasan kekecewaannya terhadap Sienna hanyalah karena Lucas sempat mengira gadis itu akan sedikit berbeda dengan wanita lain yang pernah dikenalnya. Ternyata dirinyalah yang telah berekspektasi terlalu tinggi. Di dalam benak pria itu, setiap wanita yang berusaha mendekatinya hanyalah wanita yang menginginkan uang dan popularitas yang dimilikinya. Hal inilah yang terkadang membuat Lucas tidak percaya bahwa masih ada cinta murni tanpa pamrih di dunia ini! Sebelumnya Lucas sempat