Accueil / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Bab 2. Pergulatan Panas.

Share

Bab 2. Pergulatan Panas.

Auteur: Abigail Briel
last update Dernière mise à jour: 2024-04-01 10:55:08

Kedua pria yang tengah mengungkung Lean sontak berpaling, tampak terkejut kala menyadari siapa pria yang tengah berdiri di hadapan mereka saat ini.

"Rosi? Apa itu kau?"

Tubuh Lean yang telah lemas itu lantas didorong ke arah pria yang baru berbicara tadi. Setelah itu, mereka dengan cepat pergi usai tubuh Lean berada di dekapan sang penolong yang mereka takuti itu.

"Hei, Rosi? Apa yang terjadi?" ulang pria itu lagi.

Lean mengerutkan keningnya mendengar pria yang tengah mendekapnya menyebutkan satu nama. Itu bukan namanya, tetapi wanita itu tidak sempat protes. Ia lebih tertarik pada reaksi tubuhnya kala pria itu mendekapnya dengan posesif.

Harum tubuh pria tersebut membuat gejolak di dalam diri Lean meningkat drastis. Ditambah lagi, aroma alkohol yang juga menyeruak yang anehnya semakin membuat darah wanita itu seolah mendidih.

Sesuatu yang liar, yang belum pernah Lean rasakan seolah tengah memberontak untuk dibebaskan. Degup jantungnya yang memacu, bertambah cepat saat wajah pria tersebut mendekatinya, memangkas jarak.

"Tolong aku, T-tuan," desis Lean, menengadah, mengiba dengan mata sayu.

Suara wanita itu terdengar gemetar, dengan jakun yang turun-naik dengan cepat.

"Kau ...." Pria itu menatap Lean selama beberapa saat sambil memicingkan mata.

Raut marah tampak di wajahnya yang memerah karena terlalu banyak minum.

"Sial." Menyadari bahwa sesuatu telah terjadi pada wanita yang berada di dalam pelukannya, pria ini segera mengangkat tubuh Lean ala bridal style. Kemudian ia melangkah tertatih membawa Lean pergi meninggalkan ruangan di mana pesta masih berlangsung.

Lean terus mengalungkan tangannya di leher pria yang membangkitkan gairahnya. 15 menit dalam perjalanan menuju hotel, ia mati-matian menahan hasrat yang sudah ingin meledak.

Hingga kemudian ia kehilangan kewarasannya saat pria itu tidak melepaskannya saat mereka berada di mobil.

“Sial, apa yang kau lakukan?!” geram pria itu saat Lean dengan agresif menciumi wajahnya.

“A-aku, tubuhku panas. Tolong aku,” keluh Lean lagi, tetapi tidak melepaskan belitannya pada tubuh pria itu.

Tak kuat menahan lebih lama, pria itu kemudian membelokkan mobilnya ke sebuah hotel mewah terdekat. Tanpa membuang waktu lama, sebuah kunci kamar telah mereka kantongi.

Di dalam lift, kedua orang itu tak lagi bisa mengontrol diri. Lean yang terus merapatkan tubuhnya ke pria itu, langsung disambut dengan sama agresifnya.

"A-aku sudah tidak tahan lagi.”

Cepat, pintu kamar tersebut terbuka. Tak lama usai pintu itu kembali tertutup, tubuh Lean diempas ke atas ranjang, membuat wanita itu mengerang.

Panas tubuh yang telah menyebar di kedua tubuh mereka, membuat mereka sama-sama melucuti pakaian.

Rintihan dan juga gerakan Lean yang seduktif semakin memancing hasrat lelaki pria itu.

"Sial." Pria itu kembali mengumpat, tetapi kemudian menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuh Lean. “Maafkan aku, Rosi," bisik pria itu, lalu langsung melumat bibir Lean dengan penuh gairah.

Pergulatan panas pun terjadi. Sesekali, rintihan kesakitan juga cengkeraman Lean membuat pria itu menggeram, tetapi tak memutus penyatuan tubuh mereka yang sama-sama mendamba.

Lean yang tidak mabuk jelas tahu bahwa ada hal yang salah yang terjadi di tubuhnya. Namun, wanita itu tak menampik jika sentuhan-sentuhan liar pria itu membuat panas di tubuhnya lebih cepat menguap.

Ia yang semula merintih kesakitan, perlahan mulai menikmati gerakan mendominasi pria itu. Butuh lebih dari satu jam hingga tubuh pria itu pun ambruk di atas tubuh Lean.

"Rosi, Sayang. Aku ... akan bertanggung jawab padamu,” ujar pria itu di ceruk leher Lean, dengan suara yang serak.

Lean yang sudah tak berdaya itu pun tak menjawab, karena tak lama … ia pun tertidur karena kelelahan.

***

“Ah, kepalaku.”

Pagi-pagi sekali, Lean tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Ia mendesis pelan kala merasakan sakit pada kepalanya. Dan di saat ia mencoba untuk menegakkan tubuhnya ... pandangannya jatuh pada sebuah lengan kekar yang sedang memeluk pinggangnya.

Saat Lean menoleh, ia menemukan seorang pria sedang tertidur pulas di sampingnya, memeluk erat dirinya. Tubuh bagian bawah pria itu tertutup oleh selimut, sementara tubuh bagian atasnya yang polos tampak terpampang begitu saja di hadapan Lean. Membuat wajah Lean sontak merona setelah melihat pemandangan itu.

Di saat yang sama, beberapa bayangan samar tentang apa yang telah ia lakukan bersama pria itu semalam mendadak hadir di dalam benaknya.

"Oh, Tuhan. Apakah ini semua ulah Brad?”

Lean langsung berpikir, bahwa ini semua karena seseorang telah mencampurkan sesuatu ke dalam minuman—es jeruk yang ia pesan. Dan ia langsung menduga orang itu adalah Brad, sebab pria itu ingin mempermalukannya di pesta semalam.

Di tengah keresahannya, Lean mengangkat wajahnya, menatap ke wajah pria yang telah menghabiskan waktu bersamanya semalam. Pria yang telah membantunya, tetapi juga telah merenggut sesuatu yang selama ini ia jaga.

"Apa yang telah kulakukan semalam, Tuhan?"

Lean memperhatikan wajah pria itu selama beberapa saat. Meski pria itu tampan dan nyaris sempurna … ia tetap menyesal, sebab ia tak tahu siapa pria yang telah merenggut keperawanannya.

Melupakan bagaimana kejadian semalam, dan memutus rasa terlenanya … Lean perlahan mencoba bangun. Dengan hati-hati, ia memindahkan lengan pria itu.

Lean turun dari atas ranjang dengan perlahan, berusaha tak membuat kegaduhan. Berjingkat-jingkat menahan sakit di area intim, Lean memunguti pakaiannya yang tercecer dan langsung mengenakannya secepat yang ia bisa.

Sebelum keluar dari kamar hotel, Lean melemparkan pandangannya ke arah ranjang hotel.

Sekali lagi, ia menatap pada pria yang berada di atas ranjang itu kemudian bergumam pelan, "Terima kasih, dan semoga setelah ini kita tidak akan pernah bertemu lagi."

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (29)
goodnovel comment avatar
Kucing_orens
kenapa lelaki terus memanggil nama rosi, apakah lean mirip dengan rosi?
goodnovel comment avatar
Ugik Kph
lhoo kok Lean malah pergi sebelum lelaki itu bangun, nanti kalau Lean hamil gimana
goodnovel comment avatar
Alika Nayla
OMG lean kenapa malah pergi,,kasian sekali lean,siapa sebenarnya yang menjebak kamu lean
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 204. Perpisahan. (The End)

    Sesaat berselang, kecemasan mulai mengisi ruang persalinan. Dokter Nora dan para perawat serta satu Dokter yang menemaninya— tampak sibuk berusaha mengembalikan tanda vital Lean. Tak jauh dari para medis itu, Edward hanya bisa termangu sembari mendekap putra mungilnya. Tatapan matanya yang berkabut terus memperhatikan wajah Lean yang terlihat semakin pucat."Oh, Sayang. Kumohon, jangan tinggalkan kami," bisiknya lirih. Kelopak matanya terasa semakin panas, dan Edward bisa merasakan kalau matanya perlahan-lahan telah mulai berair. Sebelumnya, ia pernah merasakan kehilangan seorang wanita, namun rasanya tidak sesakit apa yang Edward rasakan sekarang.Setelah puluhan menit berlalu dalam ketegangan, tiba-tiba Edward melihat Dokter Nora melemparkan pandangan ke arahnya. Raut wajah wanita itu tampak tegang dan ragu."Jangan katakan!" Edward menggeleng keras, sama sekali tidak ingin mendengar berita buruk yang ingin Dokter Nora sampaikan padanya. "Tuan Edward ... maaf, kami sudah berusaha

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 203. Harapan Dan Ketegangan.

    Sebelum ia pergi menemui Lean di ruang rawat inap, Edward menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu. Baru kemudian memberanikan diri untuk menemui istrinya itu. Sementara Anton menunggunya di luar ruangan. Semula, Edward ingin membawa serta Dokter Nora bersamanya, tetapi menurut Eve— sebaiknya ia menemui Lean sendiri terlebih dahulu. Ketika Edward berada di dalam ruang rawat inap yang Lean tempati, aroma desinfektan yang bercampur pewangi ruangan langsung menyambutnya. Tetapi Edward mengacuhkannya dan justru menatap lurus ke arah sesosok tubuh ringkih yang sedang tertidur di atas ranjang. Edward mendekati ranjang tersebut sambil memberi isyarat pada perawat jaga yang ada di dalam ruangan itu agar tidak mengejutkan istrinya. Perawat itu mengangguk pada Edward dan segera pergi meninggalkan ruangan demi memberi waktu pada Edward. Ia telah melihat pria ini sebelumnya di luar saat Edward berbicara sangat serius pada Eve, karena itu ia membiarkan saja Edward yang kemungkinan adalah suam

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 202. Menyesal.

    Malam masih menyelimuti vilanya, dan suara ombak bergema di telinga Edward, membuat hatinya merasa sedikit lebih tenang. Namun, ketenangan itu segera pudar ketika pikirannya terfokus pada Lean. Rasa cemas terasa mengungkungnya juga tekad yang baru mulai tumbuh dalam dirinya. Tidak ingin terlarut dalam perasaan itu, Edward segera menghubungi Ben. Dan setelah beberapa saat ... “Selamat malam, Tuan Edward. Ben di sini.” Suara Ben yang datar mulai terdengar dari seberang panggilan.“Ben, ada yang ingin kukatakan padamu.” Sebelum melanjutkan kalimatnya, Edward membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu. Samar-samar suara gemuruh ombak yang terdengar dari kejauhan, menyapa indera pendengarannya.“Ada apa, Tuan Edward? Apakah ada yang bisa kubantu?” tanya Ben, nada suaranya penuh perhatian.“Begini. Dalam dua hari ke depan, aku ingin pergi ke Zurich. Kau pasti sudah mendengar kalau istriku telah kembali ke kota kelahirannya, 'kan?”“Tuan Ernest baru saja menghubungiku tentang rencana An

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Babb 201. Harapan Baru.

    Sore hari, pulang dari Gail Mart, Edward meminta pada Anton untuk pergi ke mansion milik kedua orang tuanya. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada ayahnya.Dalam perjalanan, dari kursi belakang sedan ia memperhatikan Anton dengan wajah serius. Membuat Anton yang tanpa sengaja melirik kaca spion mobil sontak terkejut."Ada apa, Tuan? Apakah ada sesuatu yang ingin Tuan katakan padaku?" celetuk Anton.Edward mengangguk pelan, "Apa Rosi sudah kembali ke mansion Paman?" tanyanya. "Sudah, Tuan Edward. Nyonya Rosi langsung pulang malam harinya ketika Tuan Ernest datang untuk menjemputnya. Oh ya, Tuan. Hari ini Tuan Ernest juga menghubungiku. Maaf aku lupa memberi tahu Anda. Kata Tuan Ernest, Tuan Ernest mengenal seorang Dokter yang hebat saat berada di Dubai. Dokter itu adalah Dokter keluarga milik Kolega Tuan. Tuan Ernest ada meninggalkan nomor teleponnya padaku, aku sudah menghubungi Dokter itu, Tuan. Dia memiliki cara untuk menyelamatkan Nyonya Lean dan juga bayinya, hanya saja ...." A

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 200. Ide Wilhelm.

    Senyum Brad sontak memudar, “Aku hanya ingin kau tahu kalau kau bisa mengandalkanku jika kau membutuhkan sesuatu, tidak lebih. Seperti yang kau katakan tadi, kita sudah berpisah, tetapi apakah aku tidak boleh peduli padamu?”Lean hampir membuka mulut untuk membalas ucapan Brad itu, namun dengan cepat Eve menyentuh tangan Lean lalu menggelengkan kepalanya pada adiknya itu. Setelah itu, ia menoleh pada Brad. “Kau lihat, bukan? Kau tidak seharusnya berada di sini, Brad. Lean sedang dalam keadaan yang sangat rentan. Keberadaanmu justru memperburuk situasi,” cetusnya emosi. Lean merasakan ketegangan yang terus meningkat antara kakaknya dan Brad. Naluri melindungi Eve membuatnya merasa sedikit tertekan, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bahwa hanya dirinya yang dapat menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.“Eve, tolong! Aku bisa mengurus diriku sendiri,” kata Lean dengan suara yang masih bergetar. Ia kemudian berpaling pada Brad. "Brad, aku menghargai niat baikmu. Tapi seperti yang

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 199. Masa Lalu Adalah Masa Lalu.

    Keberangkatan Lean ke Zurich mengubah banyak hal. Sejak Lean memutuskan pergi, rasa cemas dan gelisah tidak pernah lepas dari pikiran Edward. Meskipun ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, benak dan hatinya selalu terikat pada sang istri dan kesehatan istrinya itu. Di sisi lain, Lean kini berada di rumah sakit Zurich, berharap ia bisa menemukan cara untuk menjaga bayinya agar tetap aman sekaligus memikirkan dirinya sendiri.Di kota kelahirannya, hari-hari awal Lean dipenuhi dengan rangkaian perawatan medis yang melelahkan. Eve, yang kini telah bahagia dengan kehidupan barunya sebagai istri Luis, berusaha untuk mendampingi sang adik semaksimal mungkin. Ia sering merasa tidak nyaman kala menemukan Lean yang tampak stres dan juga ketakutan menghadapi hal yang tidak pasti. Setiap hari, Eve mencoba mengajak Lean untuk berbincang, berbagi cerita dan memperkuat semangat satu sama lain meski di tengah rasa cemas yang selalu hadir menemani mereka.“Aku tidak tahu bagaimana melakuk

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status