Home / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Bab 3. Tawaran Pekerjaan?

Share

Bab 3. Tawaran Pekerjaan?

Author: Abigail Briel
last update Last Updated: 2024-04-01 12:26:40

Plak ...!

Satu tamparan keras menyambut Lean setibanya ia di rumah mewah milik keluarganya.

Dialah Leon Marquess, ayahnya yang telah memberikan tamparan dan kini tengah menatapnya dengan wajah merah padam

"Kau sangat memalukan, Lean! Tahukah kau apa yang telah Brad katakan tentangmu?!"

Terduduk di lantai rumahnya yang dingin, Lean sama sekali tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Bukan hanya ayahnya, bahkan Eve pun turut serta menatap dirinya dengan wajah muak.

"Bukankah semalam sudah kukatakan agar kau tidak lagi membuat masalah di pesta, Lean? Mengapa kau tidak mendengarku?” Eve melipat kedua tangannya di depan dada dan menatapnya sinis. “Kau tahu, semalam Brad dan Isla mengatakan padaku bahwa kau telah merayu seorang pria karena patah hati. Apa itu benar?!"

"Mungkin gara-gara sifatmu inilah yang membuat Brad akhirnya memutuskan pertunangan kalian.” Sang Ayah mendengus kasar. Ia lantas menatap tajam ke arah putri bungsunya dan kembali berkata, “Kau dilarang keluar dari kamar.”

Bruk!

Pintu kamar ditutup, sang ayah dan Eve meninggalkan Lean setelah mengunci pintu kamarnya dari luar.

Lean tahu ia bisa membela dirinya, tetapi percuma. Apa pun yang ia ucapkan akan dianggap sebagai alasan atas perbuatannya—tidak pulang semalam, membuat kegaduhan di pesta, hingga alasan pertunangannya yang kandas.

Tak lama usai pintu tersebut ditutup, Lean mengepalkan kedua tangannya dengan wajah kesal. "Mungkinkah Brad dan Isla telah bekerja sama untuk menjebakku?"

**

Pukul 2 siang, pintu kamar yang terkunci itu tiba-tiba terbuka. Eve tiba-tiba menemui Lean dengan wajah yang masih terlihat kesal, tetapi penuh tanda tanya.

"Seseorang baru saja datang untuk bertemu dengan Ayah, Lean."

Lean yang tengah membaca buku bisnis untuk membunuh kebosanan itu menoleh ke arah saudaranya.

Eve melangkah ke arah ranjang Lean yang kosong, lantas menjatuhkan bokongnya di pinggiran ranjang,

"Orang itu bertanya tentangmu."

Lean tidak menanggapinya, netranya lurus memperhatikan wajah Eve, menunggu sang kakak melanjutkan kalimatnya.

"Seseorang telah mengirimnya ke sini untuk menawarkan pekerjaan padamu, dan Ayah sudah menyetujuinya."

"Pekerjaan?" Lean menautkan kedua alis indahnya.

Ia tidak mengerti mengapa ada orang yang menawarkan pekerjaan padanya, sedangkan ia sendiri belum pernah melamar ke perusahaan mana pun sebelumnya.

Memiliki Impian untuk bisa bekerja di perusahaan bonafit dan berlevel internasional—minimal seperti perusahaan tempat Eve bekerja, membuat Lean memilih mempersiapkan dirinya lebih dulu. Untuk itu, ia begitu keheranan kala mendengar seseorang menawarinya pekerjaan, bahkan langsung datang ke rumahnya.

"Tapi bukan di kota ini, Lean! Kau, ditawarkan untuk bekerja di Kota L."

"Kota L?" sesaat Lean tertegun, "Mengapa?" tanyanya kemudian, dengan wajah bingung.

"Sebaiknya, Ayah saja yang akan menjelaskannya padamu nanti." Eve lalu beranjak dari pinggiran ranjang, melangkahkan kakinya ke arah Lean, dan menepuk pundak Adiknya itu sembari tersenyum tipis. "Jangan takut, Lean! Ini gebrakan besar untukmu, sebab kudengar perusahaan itu jauh lebih besar dari perusahaan cabang tempatku bekerja. Jadi, kuharap kali ini kau tidak menyianyiakan kesempatan itu.”

Setelah kepergian Eve, Lean mengernyit. Ia benar-benar merasa bingung dengan apa yang telah terjadi padanya sejak kemarin.

Sebelum menerima kabar mengejutkan ini, ia pikir ia sedang sial. Bayangkan saja, bertubi-tubi masalah datang menghampiri Lean silih berganti.

Mulai dari pertunangannya yang putus, lalu memergoki mantannya berselingkuh dengan sahabatnya, hingga kejadian seseorang tampaknya mencoba menjebaknya semalam.

“Mungkinkah pria itu juga orang suruhan Brad?” pikir Lean lagi. Ia lalu mengingat-ingat kembali kejadian semalam, berikut hal-hal detail yang mungkin mencurigakan dari pria tersebut yang bisa saja ia lewatkan.

Rosi.

Seketika Lean mengingat sebuah nama yang disebut oleh pria itu semalam.

Kerutan di dahi wanita itu kembali muncul. Ia jadi penasaran … "Siapa dia? Dan ... mengapa dia terus memanggilku dengan nama Rosi?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (27)
goodnovel comment avatar
Kucing_orens
apakah lelaki itu yg menawarkan pekerjaan untuk lean pada ayahnya?
goodnovel comment avatar
Ugik Kph
kenapa pak Leon Marquess lebih percaya pada Brad daripada percaya pada anaknya sendiri. siapa yang datang menemui pak leon dan menawarkan pekerjaan untuk Lean ...
goodnovel comment avatar
Alika Nayla
siapa ya kira² yg nawarin lean kerjaan,, eh apa benar yg mau menjebak lean itu si brad ya,, kalau iya berarti si brad sama selingkuhannya benar² jahat banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 204. Perpisahan. (The End)

    Sesaat berselang, kecemasan mulai mengisi ruang persalinan. Dokter Nora dan para perawat serta satu Dokter yang menemaninya— tampak sibuk berusaha mengembalikan tanda vital Lean. Tak jauh dari para medis itu, Edward hanya bisa termangu sembari mendekap putra mungilnya. Tatapan matanya yang berkabut terus memperhatikan wajah Lean yang terlihat semakin pucat."Oh, Sayang. Kumohon, jangan tinggalkan kami," bisiknya lirih. Kelopak matanya terasa semakin panas, dan Edward bisa merasakan kalau matanya perlahan-lahan telah mulai berair. Sebelumnya, ia pernah merasakan kehilangan seorang wanita, namun rasanya tidak sesakit apa yang Edward rasakan sekarang.Setelah puluhan menit berlalu dalam ketegangan, tiba-tiba Edward melihat Dokter Nora melemparkan pandangan ke arahnya. Raut wajah wanita itu tampak tegang dan ragu."Jangan katakan!" Edward menggeleng keras, sama sekali tidak ingin mendengar berita buruk yang ingin Dokter Nora sampaikan padanya. "Tuan Edward ... maaf, kami sudah berusaha

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 203. Harapan Dan Ketegangan.

    Sebelum ia pergi menemui Lean di ruang rawat inap, Edward menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu. Baru kemudian memberanikan diri untuk menemui istrinya itu. Sementara Anton menunggunya di luar ruangan. Semula, Edward ingin membawa serta Dokter Nora bersamanya, tetapi menurut Eve— sebaiknya ia menemui Lean sendiri terlebih dahulu. Ketika Edward berada di dalam ruang rawat inap yang Lean tempati, aroma desinfektan yang bercampur pewangi ruangan langsung menyambutnya. Tetapi Edward mengacuhkannya dan justru menatap lurus ke arah sesosok tubuh ringkih yang sedang tertidur di atas ranjang. Edward mendekati ranjang tersebut sambil memberi isyarat pada perawat jaga yang ada di dalam ruangan itu agar tidak mengejutkan istrinya. Perawat itu mengangguk pada Edward dan segera pergi meninggalkan ruangan demi memberi waktu pada Edward. Ia telah melihat pria ini sebelumnya di luar saat Edward berbicara sangat serius pada Eve, karena itu ia membiarkan saja Edward yang kemungkinan adalah suam

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 202. Menyesal.

    Malam masih menyelimuti vilanya, dan suara ombak bergema di telinga Edward, membuat hatinya merasa sedikit lebih tenang. Namun, ketenangan itu segera pudar ketika pikirannya terfokus pada Lean. Rasa cemas terasa mengungkungnya juga tekad yang baru mulai tumbuh dalam dirinya. Tidak ingin terlarut dalam perasaan itu, Edward segera menghubungi Ben. Dan setelah beberapa saat ... “Selamat malam, Tuan Edward. Ben di sini.” Suara Ben yang datar mulai terdengar dari seberang panggilan.“Ben, ada yang ingin kukatakan padamu.” Sebelum melanjutkan kalimatnya, Edward membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu. Samar-samar suara gemuruh ombak yang terdengar dari kejauhan, menyapa indera pendengarannya.“Ada apa, Tuan Edward? Apakah ada yang bisa kubantu?” tanya Ben, nada suaranya penuh perhatian.“Begini. Dalam dua hari ke depan, aku ingin pergi ke Zurich. Kau pasti sudah mendengar kalau istriku telah kembali ke kota kelahirannya, 'kan?”“Tuan Ernest baru saja menghubungiku tentang rencana An

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Babb 201. Harapan Baru.

    Sore hari, pulang dari Gail Mart, Edward meminta pada Anton untuk pergi ke mansion milik kedua orang tuanya. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada ayahnya.Dalam perjalanan, dari kursi belakang sedan ia memperhatikan Anton dengan wajah serius. Membuat Anton yang tanpa sengaja melirik kaca spion mobil sontak terkejut."Ada apa, Tuan? Apakah ada sesuatu yang ingin Tuan katakan padaku?" celetuk Anton.Edward mengangguk pelan, "Apa Rosi sudah kembali ke mansion Paman?" tanyanya. "Sudah, Tuan Edward. Nyonya Rosi langsung pulang malam harinya ketika Tuan Ernest datang untuk menjemputnya. Oh ya, Tuan. Hari ini Tuan Ernest juga menghubungiku. Maaf aku lupa memberi tahu Anda. Kata Tuan Ernest, Tuan Ernest mengenal seorang Dokter yang hebat saat berada di Dubai. Dokter itu adalah Dokter keluarga milik Kolega Tuan. Tuan Ernest ada meninggalkan nomor teleponnya padaku, aku sudah menghubungi Dokter itu, Tuan. Dia memiliki cara untuk menyelamatkan Nyonya Lean dan juga bayinya, hanya saja ...." A

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 200. Ide Wilhelm.

    Senyum Brad sontak memudar, “Aku hanya ingin kau tahu kalau kau bisa mengandalkanku jika kau membutuhkan sesuatu, tidak lebih. Seperti yang kau katakan tadi, kita sudah berpisah, tetapi apakah aku tidak boleh peduli padamu?”Lean hampir membuka mulut untuk membalas ucapan Brad itu, namun dengan cepat Eve menyentuh tangan Lean lalu menggelengkan kepalanya pada adiknya itu. Setelah itu, ia menoleh pada Brad. “Kau lihat, bukan? Kau tidak seharusnya berada di sini, Brad. Lean sedang dalam keadaan yang sangat rentan. Keberadaanmu justru memperburuk situasi,” cetusnya emosi. Lean merasakan ketegangan yang terus meningkat antara kakaknya dan Brad. Naluri melindungi Eve membuatnya merasa sedikit tertekan, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bahwa hanya dirinya yang dapat menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.“Eve, tolong! Aku bisa mengurus diriku sendiri,” kata Lean dengan suara yang masih bergetar. Ia kemudian berpaling pada Brad. "Brad, aku menghargai niat baikmu. Tapi seperti yang

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 199. Masa Lalu Adalah Masa Lalu.

    Keberangkatan Lean ke Zurich mengubah banyak hal. Sejak Lean memutuskan pergi, rasa cemas dan gelisah tidak pernah lepas dari pikiran Edward. Meskipun ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, benak dan hatinya selalu terikat pada sang istri dan kesehatan istrinya itu. Di sisi lain, Lean kini berada di rumah sakit Zurich, berharap ia bisa menemukan cara untuk menjaga bayinya agar tetap aman sekaligus memikirkan dirinya sendiri.Di kota kelahirannya, hari-hari awal Lean dipenuhi dengan rangkaian perawatan medis yang melelahkan. Eve, yang kini telah bahagia dengan kehidupan barunya sebagai istri Luis, berusaha untuk mendampingi sang adik semaksimal mungkin. Ia sering merasa tidak nyaman kala menemukan Lean yang tampak stres dan juga ketakutan menghadapi hal yang tidak pasti. Setiap hari, Eve mencoba mengajak Lean untuk berbincang, berbagi cerita dan memperkuat semangat satu sama lain meski di tengah rasa cemas yang selalu hadir menemani mereka.“Aku tidak tahu bagaimana melakuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status