Home / Romansa / Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua. / BAB 11 – TUNANGAN SANG PANGERAN

Share

BAB 11 – TUNANGAN SANG PANGERAN

Author: Za_dibah
last update Huling Na-update: 2025-08-07 11:28:19

"Cinta adalah pisau bermata dua. Ia mengukir nama di hati, namun juga merobeknya saat takdir memilih jalan yang berbeda. Di tengah gemuruh sorak-sorai, dua hati hancur dalam diam."

***

Berita pertunangan Pangeran Aerion Vaelhardt dan Lady Leona menyebar bagai api. Pengumuman resmi itu menggema di seluruh penjuru Caelum, menjadi topik utama di setiap meja makan bangsawan, di setiap kedai kopi, bahkan di telinga rakyat jelata.

Elaria mendengarnya dari bisikan para pelayan di Estate Thorne.

"Lady Leona dan Pangeran Aerion akan bertunangan!" Mereka berkata dengan riang, tak menyadari beban di hati Elaria.

Hatinya mencelos. Ia tahu hari ini akan tiba, namun mendengarnya secara langsung tetap terasa seperti hantaman. "Ini sudah dimulai," gumamnya, bibirnya bergetar.

Ia ingat jelas adegan ini di novel. Sebuah upacara megah di plaza utama, disaksikan ribuan pasang mata. Kaelion, sang Duke yang pendiam
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 20 – JALAN PANJANG TANPA AKHIR

    "Ada jejak yang terukir di antara luka, di antara kepedihan yang tak terucap. Sebuah sentuhan yang menghapus duka, sebuah bisikan yang memecah keheningan, membuka jalan bagi hati yang mulai berbicara." *** Surat yang disisipkan di buku Kaelion menjadi rahasia kecil Elaria. Ia sering bertanya-tanya, apakah Kaelion benar-benar membacanya, atau apakah ia hanya menyimpannya tanpa makna berarti. Meskipun Kaelion tidak membalas, fakta bahwa ia menyimpan surat dan bros itu memberi Elaria sedikit kelegaan. "Dia menyimpannya," gumam Elaria sesekali, memandang ke luar jendela kamarnya. "Itu saja sudah cukup... untuk saat ini." *** Beberapa minggu berlalu dengan tenang. Elaria kembali menjalani rutinitasnya, membantu rakyat miskin, dan sesekali menghadiri acara bangsawan yang membosankan. Hatinya tetap menyimpan benih harapan yang tumbuh perlahan. Suatu pagi, sebuah pengumuman mengeju

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 19 – JIKA SAJA WAKTU MEMILIKI JALUR TAMBAHAN

    "Ada bisikan hati yang tak mampu terucap, namun mencari jalan lewat tinta. Di antara barisan kata yang sunyi, tersimpan harapan, tentang dua takdir yang ingin bertemu di lembar yang sama." *** Tatapan Kaelion saat festival musim gugur meninggalkan jejak yang dalam di hati Elaria. Itu bukan hanya pandangan sekilas; itu adalah sebuah pengakuan yang sunyi, janji tak terucapkan bahwa ia, sang Duke yang dingin, melihat Elaria. Sejak saat itu, setiap kali Elaria melihat Kaelion dari kejauhan, ada sesuatu yang berbeda. Dinginnya Kaelion masih ada, tapi kini tidak lagi terasa begitu menusuk. Ada celah kecil, celah harapan, yang membuatnya bertanya-tanya. "Apakah ini hanya perasaanku saja?" gumam Elaria pada dirinya sendiri suatu pagi, saat menatap pantulan dirinya di cermin. "Atau memang ada sesuatu?" Clara, pelayan setianya, melihat perubahan pada diri Elaria. Wanita muda itu kini lebih sering melamun, senyumny

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 18 – SEBUAH TATAPAN YANG SEDIKIT LEBIH LAMA

    "Ada bahasa yang terukir di antara jeda, di dalam pandangan yang membeku. Sebuah detik yang terasa abadi, membuka celah di antara dinding-dinding hati yang selama ini membisu." *** Setelah insiden di kantor Kaelion dan pertukaran bisikan "Terima kasih... Lady Thorne" yang lirih, Elaria merasa ada sedikit perubahan dalam dirinya. Kata-kata Kaelion, ditambah dengan penemuan bros anggurnya yang disimpan Duke itu, memberinya harapan baru. "Dia tahu," Elaria sering bergumam pada dirinya sendiri, tersenyum kecil saat menatap jendelanya. "Dia tahu aku yang membantunya." Insiden fitnah terhadap Kaelion berhasil diatasi. Tuan Eldrin ditangkap, dan reputasi Kaelion pulih. Namun, Duke itu tetaplah sosok yang dingin dan sulit didekati, membuat Elaria bertanya-tanya apakah momen itu hanya kebetulan. "Jangan terlalu berharap, Lady Elaria," Clara sering menasihati. "Duke Kaelion itu seperti bintang di langit, hanya bis

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 17 – PANGERAN YANG TIDAK BERSAYAP

    "Ada badai yang datang tak terduga, mengancam menjatuhkan yang terkuat. Namun di tengah pusaran tuduhan, sebuah tangan terulur dari kegelapan, membimbing menuju kebenaran yang tersembunyi." *** Setelah insiden di kamar dan getaran dunia novel yang misterius, Elaria terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Ketakutan masih ada, tapi tekadnya kini membara. Ia tahu ia tak bisa menyerah. "Jika aku tidak bisa meninggalkan dunia ini," gumamnya pada pantulan dirinya di cermin, "maka aku akan menjadi yang terbaik di dalamnya. Figuran yang tak bisa diabaikan." Beberapa hari berlalu dengan tenang, meskipun Elaria masih merasa tertekan oleh tatapan dan bisikan para bangsawan yang menganggapnya aneh. Ia tetap menyelinap keluar untuk membantu rakyat miskin, kini dengan kewaspadaan yang lebih tinggi. Suatu pagi, seluruh Istana Nightborne, dan bahkan Estate Thorne, gempar. Berita mengejutkan

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 16 – JIKA HATIMU TAK DAPAT KURAIH, MUNGKINKAH KUTINGGALKAN?

    "Ada ratapan yang mengguncang semesta, bisikan jiwa yang tak lagi mampu berjuang. Di ambang keputusasaan, bahkan takdir pun terkesiap, seolah mendengar jerit hati yang terlanjur patah." *** Kue labu yang dikirimkan Kaelion memang membawa secercah kehangatan, namun itu hanya sesaat. Kata-kata pedasnya, "Kau figuran, tapi menyebalkan," terus terngiang di telinga Elaria, menggerogoti setiap kepercayaan dirinya. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa Kaelion mungkin hanya ingin bersikap lucu, atau bahwa itu adalah caranya menunjukkan perhatian. Namun, hatinya tahu itu adalah cara Kaelion memandangnya: tak penting, sampingan, dan menjengkelkan. "Bagaimana mungkin aku bisa menggapai hatinya?" Elaria bergumam pada Clara, suatu sore saat mereka merapikan lemari. "Dia seperti tembok es yang tak bisa dihancurkan." Clara menghela napas. "Duke Kaelion memang terkenal dingin, Lady Elaria. Tidak ada yang pernah bisa deka

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 15 – JALAN YANG BUKAN UNTUKKU

    "Ada rindu yang tak terucapkan, tersembunyi di balik kekakuan dan jarak. Kadang, justru hal paling tak terduga yang membuka celah, mempertemukan dua dunia yang berbeda." *** Setelah insiden di taman, Elaria merasa sedikit... aneh. Bukan karena Kaelion melihatnya tertidur, tetapi karena ia tidak bereaksi sama sekali. Tidak ada teguran, tidak ada cibiran. Hanya tatapan yang tak bisa ia artikan. "Dia aneh," gumam Elaria pada dirinya sendiri, saat menyisir rambutnya. "Semakin aku mencoba mengerti pria itu, semakin aku bingung." Kehidupan bangsawan semakin terasa membosankan. Elaria merasa seperti boneka yang dipajang, bukan manusia yang hidup. Setiap hari diisi dengan etiket kaku, jamuan hampa, dan percakapan yang tak berarti. "Aku merindukan kue labu buatan kepala koki lamaku," Elaria menghela napas saat makan siang. "Yang lembut, dengan taburan kayu manis yang melimpah. Ah, surga d

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status