Pak Ceo, Aku Ingin Anak
Mature (21+)
“Pak... bukannya tadi sudah kita lakuin di sofa?” bisik Amara dengan wajah memerah saat Darian kembali melucuti pakaiannya.
“Kau tahu, Amara, untuk satu anak... kita butuh lebih dari sekali untuk bercinta,” jawabnya berat, sebelum membaringkannya di atas ranjang.
Amara Aurelia hidup sebatang kara dan tak pernah memikirkan pernikahan, sampai sebuah kecelakaan membuatnya kehilangan segalanya. Di ambang kematian, hanya satu penyesalan yang tersisa: ia belum merasakan menjadi seorang ibu.
Darian Lancaster, CEO dingin dan kejam, tanpa sengaja terlibat dalam insiden itu yang dihantui rasa bersalah dan siap membayar ganti rugi apapun. Hingga sebuah kontrak gila pun lahir; pernikahan rahasia tanpa cinta.
Amara harus menjadi istri tersembunyi, tinggal dibawah atap Darian dan dibawah pengawasan ketatnya. Namun, bagaimana jika hubungan yang dimulai hanya demi sebuah janin ini diam-diam mengubah segalanya?
Read
Chapter: Bab 107: Aku... hanya menumpang?Perjalanan menuju Penthouse terasa sangat lama bagi Darian. Di sampingnya, Inara tertidur karena kelelahan, sementara di pikirannya, bayangan wajah Amara terus muncul. Ia tahu ini akan sulit dijelaskan, namun ia tidak punya pilihan lain untuk melindungi penyelamat nyawanya. Lift VVIP meluncur cepat menuju lantai teratas. Begitu pintu lift terbuka, lampu temaram menghiasi koridor luar Penthouse. Darian segera menempelkan kartu khusus dipintu, seketika cahaya lampu Penthouse yang hangat menyambut mereka. Amara, yang sedang duduk di sofa ruang tengah sambil membaca buku ditemani Bi Ana, langsung berdiri begitu mendengar suara langkah kaki. Senyumnya merekah saat melihat Darian kembali. "Mas, kau sudah pu..." Ucapan Amara terhenti di udara. Matanya membelalak saat melihat Darian masuk tidak sendirian. Di belakang suaminya, berdiri seorang gadis asing dengan wajah polos dan rambut yang sedikit berantakan, mengenakan paka
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: Bab 106: Penthouse-ku, tempat paling aman.Hujan di luar semakin menggila, menghantam kaca mobil dengan suara yang memekakkan telinga. Di dalam kabin Rolls Royce yang kedap suara, suasana terasa begitu dingin dan kaku. Inara duduk meringkuk di sudut jok kulit, tubuhnya yang basah kuyup bergetar hebat. Darian mematung. Jantungnya berdegup kencang, menghantam rongga dadanya. Ia perlahan meraih tangan Inara yang dingin dan pucat, menggenggamnya erat. "Inara... lihat aku," bisik Darian. Inara menoleh dengan bingung. Darian menatapnya tepat di mata. "Akulah Rian. Anak remaja yang kau bawa lari dari penculik itu... akulah Darian, pria yang selama ini kau cari." Mata Inara membelalak sempurna. Tubuhnya seolah membeku di tempat. "R-Rian? Kau... kau Rian-ku?" Inara menatap wajah tegas Darian, mencoba mencari sisa-sisa raut wajah remaja yang dulu ia selamatkan di balik ketampanan pria dewasa yang berwibawa ini. Seketika, air mata Inara tumpah tak terbendung. Ia tanpa sadar menghamb
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: Bab 105: Inara ClarissaJam menunjukkan pukul tujuh malam saat Darian meninggalkan gedung. Malam ini langit Solterra tidak bersahabat. Hujan turun sangat deras, seolah-olah langit sedang tumpah. Angin kencang menggoyang pepohonan di pinggir jalan raya. Darian duduk di kursi belakang, memijat pangkal hidungnya yang terasa pening. "Marco, ambil rute jalan belakang yang lebih sepi. Aku tidak ingin terjebak macet di jalan utama," perintah Darian. "Baik, Tuan." Mobil melaju membelah hujan yang membatasi jarak pandang. Tiba-tiba, lampu depan mobil menangkap sosok bayangan yang berlari tak tentu arah dari arah gang sempit. CIIIITTTTT! Mobil mengerem mendadak, membuat tubuh Darian terdorong ke depan. Seorang gadis yang mengenakan jaket lusuh dan basah kuyup menabrak bagian depan mobil dan terjatuh ke aspal yang dingin. "Tuan! Ada orang yang menabrak kita!" seru Marco siaga, tangannya sudah memegang gagang senjata di balik jasnya, khawatir ini adalah jebakan Max. Darian melihat dari jendela. Di
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: Bab 104: Lancaster GroupPagi itu, Penthouse kembali terasa lebih hidup. Bi Ana, asisten rumah tangga setia yang sudah seperti keluarga sendiri, akhirnya kembali dari desanya di pinggiran wilayah utara yang sejuk setelah menghadiri pernikahan keponakannya. Kepulangannya membawa aroma pedesaan yang segar ke dalam hunian mewah Darian. Amara, yang sudah bisa berjalan dengan lebih stabil meskipun tetap dalam pengawasan perawat, menyambut Bi Ana dengan senyum lebar di ruang makan. "Bi Ana! Akhirnya Bibi pulang," sapa Amara hangat. Bi Ana meletakkan beberapa keranjang anyaman besar di atas meja dapur marmer. "Nona Amara! Oh, syukurlah Nona sudah sehat. Bibi sangat khawatir saat mendengar kabar dari Tuan Darian. Lihat, Bibi membawakan banyak oleh-oleh dari desa." Bi Ana mulai mengeluarkan isi keranjangnya satu per satu. Ada telur ayam kampung yang masih bersih, keranjang penuh buah anggur ungu yang besar, apel merah yang renyah, dan jeruk Sunkist segar yang baru dipetik dari kebun kakaknya di desa. Tak lupa
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: Bab 103: Max mulai bergerakDarian menyeringai tipis. Ia membayangkan bagaimana reaksi Amara jika melihat pakaian ini, dan lebih jauh lagi, ia membayangkan bagaimana indahnya tubuh Amara di bawah remang lampu kamar jika mengenakan kain tipis ini. "Pilihkan lima model lingerie terbaik, termasuk dua yang saya tunjuk ini," bisik Darian kepada seorang pelayan muda bernama Santi yang berdiri di dekatnya. "Kemas dengan kotak khusus, jangan sampai istriku tahu. Masukkan langsung ke bagasi mobil." Santi, yang bertugas di bagian tersebut, tersenyum dengan sopan dan penuh pengertian. "Pilihan yang sangat luar biasa, Tuan Lancaster. Bahan ini adalah yang paling lembut, sangat cocok untuk momen intim. Saya yakin Nyonya akan terlihat seperti dewi saat mengenakannya. Semoga malam Tuan dan Nyonya segera membuahkan hasil, mungkin bayi mungil sehat yang mewarisi ketampanan Tuan dan kecantikan Nyonya." Darian menaikkan alisnya, merasa senang dengan cara bicara pelayan ini yang sangat pandai membaca suasana. Ia menatap na
Last Updated: 2025-12-28
Chapter: Bab 102: Lingerie tipis yang menantang.Mobil Rolls Royce hitam yang membawa Darian dan Amara meluncur mulus meninggalkan kawasan kediaman Kakek Bill yang tenang. Di dalam kabin mobil yang kedap suara, Amara masih terdiam, menyandarkan kepalanya di bahu tegap Darian. Aroma maskulin dari parfum Darian bercampur dengan sisa wangi melati dari teh Nenek Martha menciptakan kenyamanan yang membuatnya hampir terlelap. "Mas, kita tidak langsung pulang?" tanya Amara pelan saat menyadari rute yang diambil Pak Hendra berbeda dengan jalan menuju Penthouse. Darian mengusap jemari Amara yang melingkar di lengannya, lalu mencium punggung tangan itu dengan lembut. "Belum, Sayang. Kau sudah resmi menjadi istriku di depan Kakek dan Nenekku, dan sebentar lagi seluruh dunia akan tahu. Aku tidak ingin kau hanya memiliki gaun-gaun sederhana di lemari itu. Aku ingin kau memiliki semua yang terbaik yang bisa dibeli oleh uang." "Tapi Mas, di rumah sudah banyak..." "Itu pemberian Mama. Sekarang, aku ingin aku sendiri yang memilihkan unt
Last Updated: 2025-12-28
Chapter: BAB 117 – EPILOG: DI BALIK TINTA YANG BERCAHAYA (TAMAT)"Waktu hanyalah deretan angka bagi mereka yang tak mengerti arti menunggu, namun bagi dua jiwa yang pernah terpisah dimensi, waktu adalah sebuah kanvas yang kini mereka warnai dengan kebebasan. Di antara baris-baris kalimat yang pernah memenjarakan mereka sebagai figuran, kini tumbuh sebuah narasi baru—sebuah kisah yang tak lagi butuh pena penulis untuk bergerak, karena cinta telah menjadi tinta yang takkan pernah mengering hingga akhir zaman." ***Beberapa tahun kemudian... Matahari sore di atas ladang anggur Vaelhardt tampak lebih hangat dari biasanya, memberikan rona kemerahan pada bangunan mansion yang kini berdiri kokoh seperti istana kecil di tengah hamparan hijau. Di kejauhan, bagian depan area mansion yang telah diubah menjadi museum botani dan perpustakaan kuno tampak ramai oleh beberapa pengunjung yang mengagumi koleksi bunga-bunga langka milik Nyonya Vaelhardt. Di tengah ketenangan itu, seorang gadis kecil dengan rambut perak yang berkilau seperti rembulan berlari mel
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: BAB 116 – GEMA KEABADIAN DALAM NAMA VAELHARDT"Cinta adalah sebuah perjalanan yang melintasi ribuan bahasa, ribuan dunia, dan ribuan kemungkinan, hanya untuk berhenti pada satu titik yang disebut rumah. Di sela tangis pertama seorang bayi dan tawa seorang kakak, takdir tak lagi ditulis dengan tinta yang dingin, melainkan dengan hangatnya napas kehidupan. Kesempurnaan bukanlah tentang ketiadaan celah, melainkan tentang bagaimana kepingan-kepingan yang pernah retak menyatu kembali dalam balutan kasih yang tanpa syarat." *** Mansion Vaelhardt belum pernah terlihat seindah ini. Pagi itu, sinar matahari menembus jendela kaca setinggi langit-langit, memantulkan cahaya pada ribuan kuntum mawar putih yang didatangkan khusus dari toko Gardenia. Aroma persalinan yang steril telah berganti dengan wangi bayi yang lembut dan bedak lavender. Elias berdiri di depan lobi, tangannya dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Eliana. Ia menggendong bayi perempuan mereka, Aura, yang terbungkus selimut kasmir merah muda yang sangat halus. Elian
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: BAB 115 – DETIK-DETIK MENUJU KEHIDUPAN BARU"Waktu meluncur seperti arus sungai yang tak terbendung, membawa perubahan pada raga namun memperkuat akar pada jiwa. Perut yang dulu hanya berupa tonjolan kecil kini telah menjadi rahim yang megah, menyimpan janji tentang tangis pertama yang akan mengubah dunia. Di ambang penantian yang mendebarkan, cinta bukan lagi sekadar kata-kata, melainkan sebuah kesiapan untuk menyambut fajar yang baru." *** Beberapa bulan telah berlalu sejak hari pernikahan yang indah itu. Musim telah berganti, dan kini Mansion Vaelhardt diselimuti udara yang lebih sejuk. Perut Eliana kini sudah sangat besar, menandakan bahwa waktu melahirkan sudah sangat dekat. Ia duduk di kursi goyang di balkon kamar, menatap dedaunan anggur yang mulai menguning. Setiap gerakannya kini terasa berat, namun ada rasa bahagia yang tak terlukiskan setiap kali ia merasakan tendangan dari dalam rahimnya. "Lagi-lagi kau duduk di luar saat udara dingin, Sayang," suara Elias terdengar penuh kekhawatiran yang lembut. Elia
Last Updated: 2025-12-26
Chapter: BAB 114 – SINAR MENTARI DI MEJA PERJAMUAN VAELHARDT"Cahaya pagi bukan sekadar tanda berakhirnya malam, melainkan saksi bisu atas dimulainya sebuah babak yang baru. Di bawah atap yang kini tak lagi terasa dingin, aroma kopi dan tawa seorang anak menyatu menjadi harmoni yang menenangkan jiwa. Takhta telah berganti menjadi kursi kayu di meja makan, dan perintah kaku telah melunak menjadi percakapan hangat yang mengeja makna sebuah rumah." *** Sinar matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah gorden sutra, membelai wajah Eliana yang masih terlelap. Ia mengerjapkan mata, merasakan beban hangat di pinggangnya. Elias masih di sana, memeluknya dari belakang dengan napas yang teratur dan tenang. Eliana tersenyum, menyentuh tangan besar suaminya yang melingkar protektif di perutnya. "Sayang... bangun, ini sudah pagi," bisiknya lembut sambil mencoba berbalik. Elias bergumam rendah, bukannya melepaskan, ia justru mempererat pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Eliana. "Lima menit lagi, Sayang. Ini adalah tidur pali
Last Updated: 2025-12-26
Chapter: BAB 113 – MALAM YANG MELURUHKAN SELURUH RINDU"Ketika dunia di luar sana mulai meredup dan kebisingan kota tenggelam dalam pelukan malam, hanya ada satu detak jantung yang terdengar di dalam sunyi. Cinta yang telah menempuh perjalanan ribuan mil, melintasi batas logika dan ruang, akhirnya tiba di titik peristirahatan terakhirnya. Di bawah naungan atap yang sama, sebuah janji kini bukan lagi sekadar kata, melainkan hembusan napas yang saling berbagi di balik selimut keheningan." *** Pesta kecil di kebun anggur telah berakhir beberapa jam yang lalu. Mansion Vaelhardt kini diselimuti oleh ketenangan yang mewah, hanya menyisakan kerlip lampu taman di kejauhan. Renier telah memastikan Carlo tertidur lelap di kamarnya, kelelahan setelah seharian menjadi "ksatria penjaga cincin" yang sangat sibuk. Elias berdiri di balkon kamar utama, masih mengenakan kemeja putihnya yang kancing atasnya sudah terbuka. Ia menatap langit malam, membiarkan angin sejuk menerpa wajahnya. "Kau sedang memikirkan apa, Sayang?" Suara lembut Eliana terden
Last Updated: 2025-12-26
Chapter: BAB 112 – FAJAR DI ATAS ALTAR MAWAR"Ketika fajar menyapa dengan jemari emasnya, ia tak hanya membawa hari yang baru, tetapi juga menggenapi janji yang pernah terucap di antara dimensi yang berbeda. Di atas tanah yang harum oleh aroma anggur dan mawar, waktu seolah berhenti berdetak untuk memberi penghormatan pada sebuah kesetiaan. Hari ini, bukan tentang siapa yang menjadi raja atau ratu, melainkan tentang dua jiwa yang akhirnya menemukan pelabuhan terakhir mereka di dunia yang nyata."***Cahaya matahari pagi menyelinap lembut melalui celah tirai kamar utama Mansion Vaelhardt. Eliana terbangun dengan perasaan damai yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Di sampingnya, sisi tempat tidur Elias sudah kosong, namun ia meninggalkan selembar nota kecil di atas bantal: "Aku menunggumu di ujung altar, Sayang."Pintu kamar terbuka pelan, dan tim penata rias serta Helena masuk dengan langkah teratur. Mereka membawa gaun pengantin sutra yang kini tampak berkilau terkena cahaya pagi."Selamat pagi, Nyonya. Mari kita mulai k
Last Updated: 2025-12-23