Chapter: Bab 46: Penyatuan disofa 🔥🔞Darian mengangkat tubuh Amara yang setengah telanjang dengan mudah, langkahnya mantap. Ia membawanya menuju sofa beludru di sudut ruangan, sofa yang menjadi tempat ia menunggunya dalam keheningan yang mencekam. Amara menjerit tertahan saat tubuhnya dibaringkan di atas bantal-bantal sofa yang dingin. Rasa sakit dan kegagalan yang ia rasakan sepanjang hari kini diimbangi oleh rasa takut dan gairah yang membingungkan. "Pak Darian, t-tolong! Ini melanggar perjanjian kita!" Amara mencoba mendorong dada bidang Darian, tetapi tenaganya seperti kapas. Darian menahan kedua pergelangan tangan Amara, menjepitnya di atas kepala. Ia mencondongkan tubuhnya, menatap wajah Amara dari dekat, mata abu-abunya pekat karena nafsu. "Perjanjian itu sudah mati, Amara. Hasil tesnya negatif," Darian berbisik, suaranya sangat rendah, mengancam. "Kau melanggar protokol, dan kau gagal memenuhi kewajiban in vitro. Sekarang, kita beralih ke Aturan Kedua." Dar
Last Updated: 2025-11-15
Chapter: Bab 45: Hukuman.Mobil Marco tiba di depan gedung tinggi. Marco membuka pintu belakang dengan tergesa-gesa. Amara melangkah keluar, wajahnya pucat. Ia memasuki lift khusus dan naik ke gedung paling atas. Tak lama pintu utama ada didepan mata, setelah membuka kunci dengan kartu khusus, Amara masuk dan Bi Ana yang kebetulan sedang menata bunga di ruang tamu langsung berlari kecil ke arahnya. "Nona Amara! Ya Tuhan, Nona! Bibi cemas sekali!" Bi Ana meraih tangan Amara, matanya dipenuhi kekhawatiran. "Maafkan saya, Bi," Amara menunduk, merasa bersalah. "Saya tadi lupa mengganti mode ponsel saya. Saya benar-benar minta maaf sudah membuat Bibi panik." "Bukan hanya Bibi yang panik, Nona. Tuan Darian! Beliau menelpon berulang kali ke nomor Nona, tidak dijawab! Lalu menelpon Bibi, Bibi bilang Nona akan segera pulang." Bi Ana berbisik. "Tapi Tuan Darian sangat marah ke Tuan Marco karena telah mengizinkan Nona pergi. Beliau khawatir sekali, Nona! Sampai beliau memutuskan pulang ke Solterra." Amara
Last Updated: 2025-11-14
Chapter: Bab 44: Bertemu sahabat lama.Amara berdiri membeku di depan kasir, kantong roti di tangannya digenggamnya erat. Ia menatap wajah wanita di depannya. Mata yang hangat dan senyum yang tulus itu tak mungkin salah. "M-Maya?" Amara berbisik, kerongkongannya tercekat oleh kejutan dan haru. "Maya... kamu? Sudah lama sekali kita tidak bertemu!" Wanita itu, Maya, sahabat Amara sejak mereka sama-sama remaja di desa, Maya langsung melompat memeluk Amara erat. Pelukan yang terasa asing sekaligus sangat akrab, memeluk Amara yang rapuh. "Ya ampun, Amara! Setelah Nenekmu meninggal, kamu pindah ke kota. Aku tidak pernah bisa menghubungimu!" Maya melepaskan pelukan itu, air matanya mulai menggenang. "Kamu ke mana saja? Aku mencarimu ke rumah lama di desa, tapi sudah dijual." Amara membalas tatapan Maya dengan senyum getir. "Aku... aku tinggal di Solterra sekarang. Kembali tinggal di apartemen mendiang orang tuaku." Amara sengaja tidak menyebut penthouse Darian. "Kamu sendiri? Kenapa kamu ada di sini, Maya? Bukanny
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: Bab 43: Isak tangis dan kesunyian.Pagi yang suram telah berganti siang yang mendung dan dingin di Solterra. Amara telah tiba di pemakaman umum. Ia melangkah menuju dua nisan batu yang berdampingan, tempat ayah dan ibunya beristirahat dengan tenang. Ia duduk bersandar, membiarkan tubuhnya ambruk dalam kelelahan emosional.Air mata yang ia tahan sejak vonis "negatif" di rumah sakit tadi pagi, kini tumpah tak tertahankan."Ayah... Ibu..." Amara terisak pelan, suaranya tercekat. "Aku gagal, Ayah. Aku gagal. Aku tidak bisa membawa harapanku pulang. Aku tidak bisa menepati janji untuk memiliki keluarga...""Aku harus bagaimana? Sekarang aku gagal menjadi seorang ibu..." air mata mengalir deras dipipi pucatnya.Amara memejamkan mata, membiarkan ingatan masa kecilnya yang paling menyakitkan kembali, masa ketika ia masih berusia dua belas tahun.[Kilas Balik - 15 Tahun Lalu]Amara sedang duduk di kelas enam. Tiba-tiba, ia dipanggil ke ruang guru. Suasana di sana terasa kaku dan aneh. Guru kelasnya, Bu Lili, duduk bersam
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: Bab 42: Hasil IVF.Pagi yang mendung menyelimuti Solterra, mencerminkan kecemasan Amara. Ia sudah siap, mengenakan gaun yang sopan, dan melilitkan syal merah marun miliknya sendiri di lehernya, sebuah sentuhan kehangatan pribadi yang ia butuhkan. Marco tiba tepat waktu, membukakan pintu mobil untuk Amara. Marco mengenakan setelan kasual, tetapi tetap memancarkan aura formalitas khas asisten CEO. "Selamat pagi, Nona Amara," sapa Marco melalui kaca spion. "Kita langsung ke rumah sakit, Dr. Anton sudah menunggu." "Selamat pagi, Pak Marco," jawab Amara. Ia duduk di kursi belakang. Mobil limousine hitam itu melaju, dan Amara memutuskan untuk memecah keheningan yang menyesakkan. "Pak Marco," Amara memulai, nadanya halus. "Saya dengar kabar dari Bi Ana, bagaimana keadaan Tuan Besar? Apakah beliau baik-baik saja?" Marco melihat Amara melalui kaca tengah. "Kondisi Tuan Besar sudah jauh lebih baik, Nona Amara. Dokter bilang beliau sudah bisa pulang besok," jawab Marco. Amara mengangguk, tetap
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 41: Wanita misterius.Pagi menjelang, kamar utama Darian terasa sunyi dan dingin. Amara terbangun, matanya mengerjap ke sekeliling. Tidak ada siapapun. Ranjang di sebelahnya rapi, hanya menyisakan bekas lekukan tubuhnya sendiri. Amara meraih ponselnya. Tidak ada pesan, tidak ada telepon dari Darian. Ia mencoba menelpon nomor Darian, tetapi hanya suara operator yang menyambutnya. 'Ke mana Pak Darian?' batin Amara, kegelisahan mulai menjalar. Ia turun dari ranjang, merapikannya dengan cepat, dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah dua puluh menit, Amara keluar dari kamar mandi, sudah rapi mengenakan gaunnya. Tak lama, suara ketukan berbunyi. Amara melangkah ke pintu utama, dan melihat Bi Ana serta Suster Dewi berdiri di sana. Rutinitas pahit itu kembali: suntikan jarum PIO yang menusuk. Setelah Suster Dewi pulang, Bi Ana masuk kembali membawa nampan sarapan. "Nona, ini sarapan sehat untuk Nona," ujar Bi Ana, menata piring. Menu sarapan Amara sangat terukur: Oatmeal dengan biji c
Last Updated: 2025-11-12
Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.
Aku pikir aku hanya pembaca biasa, duduk diam menikmati kisah cinta yang penuh derita. Hingga suatu malam, aku terbangun di dunia sebuah cerita. Bukan sebagai tokoh utama, bukan pula villainess haus kuasa, aku hanyalah figuran, tokoh pinggiran yang nyaris tak punya suara.
Di dunia itu, aku bertemu dengannya, sang lelaki kedua yang tak pernah merasakan arti cinta dan selalu terluka. Dunia seolah mengabaikannya, takdir pun tega mencampakkannya, bahkan penulis aslipun tak pernah memberinya akhir bahagia.
Tapi aku ingin menulis kisah yang berbeda. Aku akan memberinya cinta, yang tak tertulis dalam naskah cerita. Karena kini aku tahu, kisah ini bukan tentang mereka, sang pemeran utama. Ini tentang dia... dan aku, si figuran tanpa suara, yang bertekad mengubah takdirnya.
Read
Chapter: BAB 98 – RUANG VIP DAN JANJI SANG RAJA"Di tengah dinding putih yang sunyi, Kaelion, Sang Raja, memilih untuk mengenakan kembali topengnya yang telah retak. Ia menjadi Elias, kekasih yang harus berpura-pura menjadi 'teman baik'. Gencatan senjata yang lahir dari ketakutan Eliana adalah jeda pahit yang dimanfaatkan Kaelion untuk merancang rencana terbesarnya: mengembalikan hati Ratu sebelum topengnya benar-benar luntur." *** Suasana di Ruang VIP Kaelion Vaelhardt terasa kontras dengan kemewahannya. Sebuah ketegangan yang dingin membekukan udara. Setelah Carlo pergi bersama Renier, yang berjanji akan menjemputnya besok pagi, hanya Eliana dan Kaelion yang tersisa. Eliana berbaring miring, punggungnya menghadap Kaelion. Ia tidak ingin melihat wajah yang baru saja mengaku sebagai suaminya. Kaelion, yang kini duduk di sofa kecil dekat jendela, mengambil secangkir teh chamomile, sebuah kebiasaan yang ia pelajari sebagai Elias. Ia menunggu. "Kenapa kau tidak pulang?" Eliana bertanya tanpa menoleh, suaranya pelan dan
Last Updated: 2025-11-15
Chapter: BAB 97 – FRAGMEN KEBENARAN DAN TANGISAN DI KORIDOR"Kebenaran, bagi jiwa yang hilang, bisa terasa lebih kejam daripada ilusi yang paling pahit. Di koridor rumah sakit, Sang Raja mempertaruhkan segalanya untuk membuka mata Ratu yang amnesia. Namun, kisah cinta yang melintasi dua dunia itu terlalu fantastis untuk diterima oleh Eliana yang kini hanya mengenal realitas."***Eliana terhuyung mundur, matanya melebar dalam keterkejutan. Kaca mata yang dilepas Kaelion memperlihatkan intensitas mata obsidian yang kini bukan lagi Elias yang canggung, melainkan Kaelion Vaelhardt, CEO raksasa, dan pria yang mengaku sebagai suaminya."Aku... aku tidak mengerti," Eliana menggelengkan kepala, tangannya mencengkeram lengan Kaelion. "Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau melakukan semua ini? Apa hubunganmu dengan Vaelhardt? Dan apa maksudmu dengan suamiku?"Kaelion, yang kini berdiri tegak di hadapan istrinya, menarik napas panjang. Ia tahu, setiap kata selanjutnya akan menjadi pedang bermata dua: menghadirkan kebenaran yang ia damba, tetapi juga mena
Last Updated: 2025-11-11
Chapter: BAB 96 – JALAN MENUJU PERPISAHAN YANG INDAH"Janji adalah hutang yang harus dibayar lunas, bahkan jika pembayaran itu berbalut kesedihan. Kaelion, Sang Raja, mengarahkan Ratu menuju perjumpaan yang mengharukan, perjumpaan yang dirancang untuk membebaskan Eliana dari janjinya. Di setiap langkahnya, Elias menjadi pelindung, tidak menyadari bahwa kehati-hatiannya justru menimbulkan pertanyaan di mata Eliana." *** Pagi di hari ketujuh Toko Bunga Eliana dibuka, terasa berbeda. Ada ketegangan yang menggantung di udara. Eliana, meskipun merasa berenergi berkat susu hamil dan peralatan baru dari Elias, tidak bisa mengabaikan peringatan dari Tuan Dharma. "Pihak lain yang sangat profesional dan cepat," gumam Eliana, sambil merapikan display bunga. "Siapa pun mereka, mereka pasti memiliki hubungan mendalam dengan Maya. Aku harus berhati-hati." Carlo sudah berangkat sekolah. Eliana menatap kursi kerjanya yang kini dilengkapi bantal empuk. Bantal itu a
Last Updated: 2025-11-09
Chapter: BAB 95 – LILI LEMBAH DAN KERAGUAN SANG PENIPU"Setiap kebohongan, betapapun mulianya niat, akan meninggalkan duri yang menyakitkan. Kaelion, Sang Raja, semakin dalam menyerap peran Elias, menikmati kebahagiaan yang dibangun di atas ilusi. Sementara Ratu Eliana, tulus dalam amnesia dan penuh syukur, menawarkan hadiah yang membuat hati Sang Raja teriris: bunga yang melambangkan kembalinya kebahagiaan." *** Hari keenam pembukaan Toko Bunga Eliana. Udara terasa dingin, tetapi hati Eliana terasa hangat. Ia bangun lebih pagi, memacu dirinya untuk merangkai sebuah buket spesial. Ia mengambil Lily of the Valley (Lili Lembah) putih yang kecil dan harum. Bunga itu jarang ia gunakan karena harganya yang mahal, tetapi ini adalah satu-satunya cara ia bisa membalas kebaikan Elias setelah semua hadiah yang diterimanya. "Elias sudah memberiku banyak hal, dari susu, teh, hingga janji bantal dan peralatan. Aku harus memberinya sesuatu yang tulus, sesuatu yang melambangkan harapan yang ia berikan padaku
Last Updated: 2025-11-09
Chapter: BAB 94 – SENTUHAN PAHLAWAN DAN BUNGA KEPERCAYAAN"Cinta sejati tidak pernah meminta, ia memberi. Kaelion tidak lagi mengandalkan nama besar Vaelhardt. Ia memilih jalur kerendahan hati, menjadi pahlawan kecil yang mengisi setiap celah kekurangan Eliana. Di balik setiap bantuan, tersembunyi sebuah janji: untuk membangun kembali kerajaan kecil Eliana, satu demi satu kelopak kepercayaan." *** Pagi di Toko Bunga Eliana terasa lebih ringan, bukan hanya karena susu hamil yang memberinya energi, tetapi juga karena hilangnya tekanan dari pesanan harian Vaelhardt Legacy. Eliana telah memutuskan untuk melihat ini sebagai jeda yang diperlukan. "Hari ini kita harus fokus pada pelanggan biasa, Carlo," kata Eliana kepada Carlo, yang sedang menggambar bunga matahari di meja dapur, ia hari ini libur sekolah, jadi bisa duduk santai di apartemen kecilnya. Carlo menoleh. "Jadi, tidak ada pesanan rahasia lagi, Bu?" "Mungkin ada, Sayang. Tapi kita akan fokus pada bunga-bunga kecil yang membawa keba
Last Updated: 2025-11-08
Chapter: BAB 93 – HADIAH KECIL DAN BAYANGAN MASA LALU"Perhatian tulus, betapapun kecilnya, adalah benang emas yang menjahit hati. Kaelion, dalam topengnya sebagai Elias, mengirimkan hadiah yang menyentuh naluri seorang ibu. Hadiah itu, tak hanya nutrisi, tetapi juga senjata lembut yang menembus pertahanan Eliana. Di saat yang sama, Eliana harus berhadapan dengan bayangan masa lalu yang semakin kuat, kini terpersonifikasi dalam dua nama: Vaelhardt dan Elias." *** Pagi keempat pembukaan Toko Bunga Eliana diwarnai oleh sedikit rasa lelah. Kehamilan empat bulan Eliana semakin menuntut perhatian, tetapi ia tidak punya waktu untuk beristirahat. Setelah menyiapkan sarapan untuk Carlo dan dirinya, ia segera merapikan toko. "Ibu, apakah Tuan Elias akan datang lagi hari ini?" tanya Carlo, matanya berbinar penuh harap. Eliana, yang sedang menyiram baby’s breath, tersenyum. "Kenapa, Sayang? Kau menyukainya?" "Ya! Tuan Elias sangat ramah. Dia tidak terlihat sibuk
Last Updated: 2025-11-08