Share

Bagai Bunga Harum Nafasmu yang Kurasa

Azzrafiq point of view

 

Azzrafiq, Yudhistira beserta keempat teman SMA nya berkunjung ke Kota Bandung untuk melihat calon kampus impian mereka, yang dimana nanti mereka akan menempuh pendidikan setelah lulus dari SMA di sana, hingga malam akhirnya tiba, mereka melanjutkan perjalanan ke sebuah Cafe yang makin malam makin ramai.

 

Azzrafiq yang sedang kalut dengan hubungannya bersama Bianca, memutuskan untuk ikut minum bersama teman-temannya, dia melihat seorang wanita ceria yang memiliki rambut warna stroberi pirang, di meja seberangnya, nampaknya tawa dari wanita itu sedikit menarik hatinya.

 

Setelah beberapa gelas dia meneguk minumannya, efeknya mulai terasa, Azzrafiq merasa sangat rileks dan pikiran mengenai hubungannya dengan Bianca seolah kabur begitu saja.

 

"Fiq ayo kita ke area dance floor." Ajak Yudhistira.

 

"Kita ajojing Fiq, Ayo!!" Seru teman-teman lainnya yang terlihat sangat antusias.

 

"Ya kalian duluan aja, nanti gue nyusul." Sahut Azzrafiq sembari kembali meneguk minumannya.

 

Tiba-tiba wanita dari seberang mejanya yang sejak tadi dia perhatikan datang menghampirinya, dan langsung menyosornya begitu saja, Azzrafiq yang tengah berada dalam euforia efek dari minuman yang diteguknya, membalas ciuman dari wanita itu, biasanya dia sangat anti sekali dengan wanita yang mengejarnya duluan, tapi kali ini dia malah tak mempermasalahkannya.

 

Azzrafiq merasakan sensasi ciuman yang sangat berbeda dari wanita ini, membuatnya jadi kecanduan dan tergila-gila pada wanita yang sedang merengkuhnya, hingga dirinya tak memedulikan keberadaan teman-temannya yang sudah kembali dari area dance floor, dia begitu haus akan ciuman dari wanita itu.

 

Azzrafiq mengajak wanita itu ke area dance floor, wanita itu menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama, memperlihatkan lekuk tubuhnya.

 

Hingga lagu menjadi lebih lamban, Azzrafiq memeluk tubuhnya dari belakang, pikiran mengenai Bianca seakan lenyap.

 

"Gue suka aroma tubuh lo." Ucap Azzrafiq.

 

Wanita itu terkekeh."Aku suka semua yang ada di diri kamu."

 

Lalu wanita itu membalikkan tubuhnya, dan menghadap ke Azzrafiq, dia melingkarkan tangannya di leher Azzrafiq.

 

"Lo harus jadi milik gue malam ini." Bisik Azzrafiq seraya mencium pipi wanita berambut pirang stroberi itu.

 

"Milikilah." Bisik wanita itu menggoda Azzrafiq.

 

Mereka berdua tertawa menikmati malam dengan bersenang-senang, dan berakhir di sebuah Hotel yang mereka pesan dengan tiba-tiba, semuanya mengalir begitu saja.

 

Wanita itu mendorong tubuh Azzrafiq ke dinding sambil tersenyum nakal. "Ayo kita lakuin lebih dari sebelumnya."

 

Azzrafiq menyeringai, lalu menyambut wanita itu dengan ciuman yang perlahan kian memanas, dia mengendus leher wanita itu, tercium aroma parfum candy yang semakin membuatnya terlena.

 

Di tengah hasrat yang tengah menggebu, Bella, wanita yang ada dihadapannya semakin liar menggodanya, Azzrafiq yang tak ingin mengambil kesempatan terlalu banyak, memastikan lagi, apa yakin Bella ingin bercinta dengannya malam ini?

 

Azzrafiq tak ingin melakukannya karena paksaan. Walaupun konteksnya bersenang-senang, dia tak ingin hanya dirinya saja yang merasakan.

 

"Wait!! Are you sure?" Tanya Azzrafiq sekali lagi.

 

"I'm yours." Jawab Bella seraya kembali menarik wajah Azzrafiq.

 

Dan akhirnya pakaian Bella sudah terbuka, Azzrafiq terpukau melihat ukiran Tuhan yang sempurna di hadapannya, hingga beberapa saat dia membeku, menatap pemandangan yang indah itu.

 

"That's Beautiful." Ucap Azzrafiq mengagumi tubuh Bella, dan terus dipandanginya hingga merasa puas.

 

Ketika akan melanjutkan aksinya, Azzrafiq melihat mata Bella yang sudah terpejam, dia tak berani menyentuhnya, meskipun dalam pengaruh alkohol dan hasrat yang sudah sangat menggebu-gebu. Akhirnya dia melakukannya sendiri sambil melihat tubuh Bella yang terbuka, dan membayangkan dirinya menakluki wanita itu, hingga akhirnya tuntas sudah apa yang sedari tadi mengganjal pada dirinya.

 

Azzrafiq membersihkan apa yang telah di keluarkannya, lalu dia menutup pakaian Bella yang terbuka dengan perlahan dan menutupi tubuh wanita itu dengan selimut, dia tidur di samping Bella sambil memeluk tubuhnya.

 

Pagi telah tiba, dinginnya AC membuat Azzrafiq terbangun dari tidurnya, dia menarik selimut yang terasa menyingkap, dia juga merasakan pusing di kepalanya, akibat minum-minum semalam, lalu dia berpindah posisi tidur dan mendapati seorang wanita tidur memunggunginya.

 

Seketika Azzrafiq membelalakkan matanya, siapa wanita yang ada di hadapannya itu? Pengar yang dirasanya semakin kian bertambah.

 

"Apa yang udah gue lakuin?" Gumam Azzrafiq panik seraya melihat tubuhnya, dan merasa lega ketika pakaiannya masih utuh. Dia mencoba mengingat apa yang sudah terjadi malam tadi?

 

"Gue gak inget, damn!"

 

Namun ada yang aneh pagi ini, Azzrafiq tidak bermimpi buruk lagi yang hampir selama satu tahun terakhir ini menghantuinya.

 

"Gue gak mimpi buruk tadi malem, dan gue terbangun dengan tenang tanpa rasa takut yang biasa gue rasakan, aneh." Gumam Azzrafiq.

 

Azzrafiq beranjak dari tempat tidur ukuran king itu, tanpa melihat wajah Bella yang masih tertidur di sampingnya, dia melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, mungkin setelah mandi, pusing yang dirasakannya akan hilang, dan dapat mengingat apa yang terjadi malam tadi.

 

Niatnya setelah membersihkan diri, dia akan mengantar wanita yang tengah tidur bersamanya itu pulang, untuk memberikan kesan positif pada Bella, bahwa dia bukan lelaki yang memperlakukan wanita semena-mena.

 

Percikkan air membasahi rambutnya, sensasi dingin menyelimuti kulit kepalanya, bulir-bulir air dari shower terjun bebas ke sekujur tubuhnya, pikiran Azzrafiq mulai jernih kembali, dia mengingat apa yang dilakukannya semalam, meskipun dia tak ingat wajah wanita itu, tapi ingat namanya Bella, namun dia yakin itu pasti hanya nama samaran saja, setelah mandi dia akan memperkenalkan diri secara resmi.

 

Dia juga memikirkan tentang mimpinya, baru kali ini lagi, dirinya bisa tidur dengan tenang tenang, sempat terpikir olehnya apa karena tidur bersama Bella?

 

Azzrafiq tersenyum saat memikirkannya."Apa iya karena dia? Gue harus tahu nama asli Bella."

 

Azzrafiq keluar dari kamar mandi dengan balutan bathrube, dia mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang digosok-gosokan pada kepalanya, ketika melangkah menuju tempat tidur, dia tak mendapati wanita itu lagi, Bella telah meninggalkannya begitu saja.

 

"Kemana Bella?" Tanya Azzrafiq.

 

Azzrafiq kembali merebahkan diri di atas tempat tidur untuk menonton TV sambil menunggu jam check out, lalu dia merasakan ada benda yang tertindih olehnya, dia meraba-raba benda itu dan berhasil diraihnya.

 

"Gelang? Pasti punya Bella, unik juga ya bentuknya." Ucap Azzrafiq berbicara sendiri, lalu dia menyimpan gelang itu di meja dekat air minum yang tersedia di kamar.

 

Ponselnya berbunyi, ada panggilan dari Yudhistira, Azzrafiq segera mengangkatnya.

 

"Eh kampret lo dimana?" Tanya Yudhistira.

 

"Gue lagi di Hotel, nunggu check out bentar lagi." Jawab Azzrafiq ringan.

 

"Gila lo! Berakhir di sebuah Hotel, image Azzrafiq yang baik, ternyata sudah lenyap." Seru Yudhistira sambil tertawa.

 

"Kalo gue cerita yang sebenarnya juga lo pasti gak bakalan percaya nyet."

 

"Lo berdua belum puas indehoy? Ampe mau tengah hari begini."

 

Azzrafiq berdecak."Tuh cewek udah gak ada, pas gue tinggal mandi, lo perhatiin ciri-ciri tuh cewek gak?"

 

"Mana gue tahu, pas gue balik ke meja lo sama dia asyik ciuman, cuma rambut tuh cewek aja yang gue lihat, parah lo kalo mabok hahaha, ampe gak peduliin sekitar, lo ninggalin meja aja gak lepas dari bibir tuh cewek."

 

Azzrafiq coba mengingat kejadian itu, apa benar dirinya semaniak itu sampai lupa keadaan sekitarnya? Jika benar dirinya seperti itu, malunya baru terasa saat ini, pipinya mulai memerah.

 

"Masa sih gue kayak gitu?" Tanya Azzrafiq tak percaya.

 

Yudhistira tertawa."Asal lo tahu aja tadi malem, lo berlagak dunia berasa milik berdua, ciuman seenaknya disekeliling orang-orang, mana tuh cewek dance nya erotis banget, lo terlihat sangat kegirangan seperti tante-tante."

 

"Shit, gue gak inget kalo yang itu." Tukas Azzrafiq seraya menggaruk-garuk alisnya.

 

"Gimana rasanya nyet bercinta sama orang asing?" Tanya Yudhistira mengejek Azzrafiq.

 

Seketika Azzrafiq mengingat lagi tubuh Bella yang indah, dia tersenyum membayangkan pemandangan yang tak pernah terlupakan itu, menurutnya Bella memiliki tubuh yang sangat sempurna.

 

"Hmm.. gak tahu, orang kita ketiduran." Jawab Azzrafiq seraya beranjak dari tempat tidur.

 

Azzrafiq membuka bathrube yang dipakainya dan kembali menggunakan kemejanya, saat berkaca, dia terkejut melihat beberapa kiss mark di bagian leher dan dadanya, dia mengusap-ngusapnya bagaimana cara menghilangkannya? Teman-temannya pasti akan menertawakan dirinya bila kiss mark ini masih ada.

 

"Gak usah bohong lo sama gue, lo pikir gue masih bocah." Gerutu Yudhistira.

 

"Udah gue bilang, lo gak bakalan percaya, mau gue jelasin sampe berbusa juga."

 

"Berapa ronde?" Tanya Yudhistira usil.

 

"Terserah lo dah, udah dulu gue mules."

 

"Tunggu! Jemput dimana nanti kita?"

 

Azzrafiq melihat sekeliling kamar untuk mencari tahu dia berada di Hotel apa. "Preanger Dhis, gue tunggu."

 

"Ok." Tukas Yudhistira sambil mengakhiri panggilannya.

 

Matahari memancarkan sinarnya lebih terik, posisinya telah berada di puncaknya, Azzrafiq bersiap check out dari kamar, dia mengambil gelang Bella, dan menyimpannya di saku celana jeans nya, makanan dan minuman ringan beserta kondom yang terselip di dalamnya yang dibeli semalam, ditinggalkan. Teman-temannya telah menjemputnya untuk kembali pulang ke Tangerang.

 

Sampainya di rumah Azzrafiq merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia coba mengingat wajah Bella yang buram dalam ingatannya sambil melihat gelang milik Bella yang tertinggal.

 

Ciuman yang dilakukannya bersama Bella masih sangat terasa jelas, Azzrafiq tersenyum ketika mengingat dirinya merengkuh wanita itu.

 

"Tunggu gue Bell, gue bakalan cari lo lagi di Bandung, doain gue semoga keterima di kampus impian gue." Ucap Azzrafiq seraya mencium gelang milik Bella dan menyimpannya di atas nakas.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status