Beranda / Romansa / Kekasihku Anak Mantan Istriku / Berbaktilah kepada Mommy, Salwa

Share

Berbaktilah kepada Mommy, Salwa

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-17 10:26:38

Bab 2

Malam semakin larut. Sementara Airin sudah tertidur di sampingnya, Regan bahkan tak bisa memejamkan mata. Dia masih teringat kata-kata istrinya barusan. Kata-kata yang sebenarnya sudah pernah dikatakan istrinya beberapa minggu yang lalu. Namun, malam ini dia kembali mengulanginya.

Aarrrgggh...

Ini benar-benar gila. Regan tak habis pikir dengan permintaan sang istri. Wanita yang sudah mendampinginya selama belasan tahun itu dengan mudahnya memintanya untuk menikahi Salwa, putri mereka sendiri.

"Menikahlah, Regan. Menikahlah dengan Salwa. Aku tak bisa mempercayai perempuan manapun, kecuali putriku sendiri."

Rasanya Regan ingin gila saja. Menikahi gadis itu adalah hal yang tak terbayangkan sama sekali di otaknya. Dia sudah menganggap Salwa seperti anaknya sendiri.

Salwa memang bukan putri kandung mereka, tetapi belasan tahun hidup dengan gadis kecil yang sekarang sudah beranjak dewasa itu membuatnya tak pernah menganggap Salwa seperti orang lain. Salwa adalah putrinya meskipun tak setetes pun darahnya mengalir ke tubuh gadis itu.

"Kamu boleh minta apapun, Airin. Rumah, apartemen, tanah, saham di perusahaan, belanja barang mewah, semua pasti akan aku kabulkan!" Lelaki itu mencoba mengusir semua galau di hati dengan menggelengkan kepala.

"Tetapi menikahi Salwa?"

Mendadak laki-laki itu tertawa keras. Meskipun gadis itu sudah berumur dua puluh tahun, tetapi ia tetap menganggap Salwa sebagai gadis kecilnya yang manis.

My sweet little girl!

Gadis kecil yang yang dia temui pertama kali berdiri malu-malu di samping mommy Airin-nya. Sepasang bola mungil yang menatapnya sendu saat dia berkata, "I am your daddy, aku adalah daddymu!"

Tanpa sadar laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya membuka daun pintu dan kemudian keluar dari kamarnya menuju balkon. Mungkin hembusan dingin angin malam bisa membuat pikirannya sedikit lebih tenang.

*****

Sepeninggal suaminya, Airin langsung membuka mata. Sebenarnya dia tidak benar-benar tertidur. Dia memang mengantuk, tetapi kesadarannya masih tersisa sebagian. Di tengah lelah dan lemah tubuhnya, dia masih sempat mendengar tawa hambar laki-laki itu yang melampiaskan kekesalannya pada permintaannya barusan.

"Andai kau tahu penyakitku, Regan." Airin menggeleng lemah. "Andai kau tahu umurku sudah dihitung oleh dokter...."

Tak terasa air matanya menetes. Bayang-bayang vonis dokter selalu menghantui dirinya setiap hari. Hari demi hari berjalan semakin cepat dan dia tahu waktunya sudah tak banyak.

"Aku hanya ingin Salwa ada yang menjaga. Dia tidak memiliki siapa pun di dunia ini, kecuali aku dan kamu. Aku hanya mempercayaimu untuk menjaga Salwa. Sebaliknya aku hanya mepercayai Salwa yang bisa menggantikanku ketika aku sudah pergi."

Perempuan itu kembali teringat percakapan antara dia dan Salwa beberapa jam yang lalu. Sama seperti halnya Regan, dia pun juga membicarakan hal yang sama.

"Itu tidak mungkin, Mom. Daddy Regan itu papaku. Aku tidak mungkin menikah dengan Daddyku sendiri. Jangan minta yang aneh-aneh, Mom!" sungut Salwa. Gadis itu menatap mommynya yang duduk di sampingnya.

"Daddy Regan itu laki-laki yang baik. Dan ingat, daddy Regan itu daddy angkat kamu. Kalian boleh menikah," bantah Airin. Dia sengaja mengingatkan Salwa akan asal-usulnya.

"Tapi dia adalah suami Mommy! Apa Mommy sudah gila, menjodohkan Salwa dengan suami Mommy sendiri?" Salwa hampir saja memekik tetapi urung saat melihat perubahan di wajah sang mommy dan airmata yang mulai menetes di pipinya.

"Maafkan aku, Mom," sesal Salwa. "Maafkan jika aku terlalu keras dengan Mommy. Tapi demi apapun, aku tidak bisa mengabulkan permintaan Mommy. Mommy bisa meminta apapun kepadaku, bahkan bisa meminta nyawaku sekalipun, tetapi tidak untuk menikah dengan daddy Regan."

"Tak ada seorang wanita pun yang Mommy percaya untuk berbagi suami selain kamu, Nak. Menikahlah dengan daddy Regan," pinta Airin kepada putrinya.

Amanda Salwa Haura, gadis berumur dua puluh tahun itu termangu, tetapi sesaat kemudian dia kembali menatap mommynya.

"Aku tetap tidak bisa, Mom. Please, Mom. Jangan minta yang aneh-aneh dan akan menyakiti hati Mommy sendiri. Sebenarnya apa alasan Mommy menyuruh menikah dengan daddy Regan?" Tiba-tiba gadis itu diselimuti oleh rasa penasaran

Airin terdiam. Sekali lagi, dia tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya. Suami dan putrinya adalah prioritas, orang yang tidak ingin dia beritahu apapun tentang penyakit yang selama ini menggerogoti tubuhnya.

"Katakan, Mom. Katakan padaku apa yang menjadi alasan Mommy memintaku untuk menikah dengan Daddy?"

Airin berpikir sejenak sebelum akhirnya dia mendapatkan alasan yang masuk akal.

"Kamu ingat dengan Oma Jihan, kan?"

"Oma Jihan?" kening gadis itu berkerut, tapi hanya sedetik. "Iya, Salwa ingat. Akan tetapi, bukannya oma Jihan sekarang tinggal di luar negeri, Mom?"

"Iya, tetapi kamu ingat nggak, apa yang Oma katakan waktu itu kepada Mommy menjelang kepergian beliau ke Singapura?"

Gadis itu nampak termenung. Salwa mengingat-ingat saat itu dia menyertai Mommy dan daddy Regan mengantar Oma Jihan ke bandara. Dia memang mendengar Oma mengucapkan sesuatu hal yang membuat mommynya menangis. Sementara daddynya tak bisa berbuat banyak, hanya bisa merangkul mommynya saja.

"Ya, aku ingat sekarang, Mom. Oma Jihan meminta agar Mommy segera melahirkan seorang cucu untuknya."

Airin tersenyum tipis. "Nah, kamu ingat!"

"Jadi maksud Mommy ...." Salwa mulai bisa menebak maksud dari mommynya.

"Ya, ya," ujar Airin. Netranya menangkap perubahan cepat di wajah putrinya. "Berbaktilah kepada Mommy, Salwa. Menikahlah dengan daddy Regan dan lahirkanlah cucu-cucu Oma Jihan dari rahimmu."

Airin menepuk pundak putrinya dengan lembut.

"Pikirkan itu baik-baik, Nak, karena mommy sangat berharap kepada kamu."

"Tapi, Mom ..." Salwa akan membantah, tetapi urung saat melihat sang Mommy bangkit dari tempat duduknya.

Ingin sekali rasanya Airin memeluk putrinya, tetapi dia tak mau Salwa menjadi gadis yang lemah. Akhirnya dia meninggalkan kamar gadis itu menuju ke kamarnya sendiri.

Lamunan Airin lantas terhenti saat melihat pintu kamar yang terbuka dan sesosok tubuh tengah berdiri di sana. Perempuan itu mengerjapkan matanya berkali-kali, berusaha membuang sisa air mata yang masih menetes.

"Kamu belum tidur, Sayang?" Regan kaget saat melihat sepasang kelopak mata istrinya yang terbuka.

"Aku terbangun lagi." Seulas senyum menutupi kebohongan Airin.

"Senyummu penuh dusta," ucap Regan. Kamu pasti pura-pura tidur ya tadi?"

"Aku tidak pandai berdusta." Perempuan itu mengusap dada sang suami, saat lelaki itu mulai merebahkan tubuhnya di sisinya.

"Tetapi akhir-akhir ini, aku merasa ada banyak hal yang kamu sembunyikan dariku? kenapa Airin?" selidiknya.

"Tidak ada yang aku sembunyikan darimu. Aku hanya memintamu satu hal. Nikahi Salwa secepat mungkin. Kamu bisa memulai pendekatannya mulai besok."

Sebelum Airin kembali berbicara panjang lebar dan mengulangi permintaan gilanya itu, jemari Regan bergerak lebih cepat untuk menutup mulut sang istri.

"Jangan berbicara apapun. Sebaiknya sekarang kita tidur!" tegas Regan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
BertusRuanus
Jangan pake bahasa/kata "netra", gak enak. Maunya penulis mungkin pengen lebih keren tapi malah bikin mual
goodnovel comment avatar
Mommy Bii
Oo, jadi gitu awalnya... Bagus sih ini.. Sedih, tapi kok aku jadi nunggu bucinnya regan sama salwa .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kekasihku Anak Mantan Istriku   Bukan Cinta Biasa

    Bab 123Sebidang lahan kosong yang sedianya akan digunakan untuk pembangunan gedung RVM group yang baru telah disulap menjadi sebuah tempat pesta yang megah. Tenda-tenda yang besar dipasang untuk menampung semua tamu yang datang. Tempat ini digunakan untuk tempat jamuan para tamu undangan, mengingat seluruh karyawan RVM group diundang tidak terkecuali, mulai dari jajaran direksi sampai OB dan petugas cleaning service.Sementara itu, di sebuah aula dalam gedung RVM group juga dihias dengan indah. Di salah satu bidang dinding terdapat kursi pelaminan yang juga sangat megah. Namun, orang-orang yang bisa masuk ke dalam aula ini hanya kalangan terbatas. Ini atas permintaan Regan sendiri yang tidak mau istrinya kelelahan, lantaran terlalu banyak menerima ucapan selamat dari para tamu.Hal yang paling membahagiakan bagi Salwa adalah kehadiran Bunda Khadijah, ustadzah Aisyah dan ustadz Rasyid. Pada acara siang ini, Salwa mengenakan gaun pengantin muslimah bernuansa biru muda. Perempuan muda i

  • Kekasihku Anak Mantan Istriku   Pulang Ke Indonesia

    Bab 122Sejak pintu pesawat terbuka dan ia mengiringi langkah sang suami menuruni tangga pesawat, dada Salwa serasa diketok-ketok. Dia terus memegangi lengan sang suami yang kondisinya justru berbanding terbalik dengannya.Lelaki yang kini berumur 38 tahun itu nampak seperti pahlawan yang baru saja memenangkan peperangan. Tubuhnya yang tegap begitu bangga menggendong putri mungilnya. Wajahnya tak henti menebarkan senyum kepada orang-orang yang menyambut kedatangannya malam ini."Selamat datang kembali di Indonesia, putriku!" Axel berlari kecil, tak sabar menghampiri putrinya. Lelaki itu memeluk putrinya sekilas kemudian mengambil alih baby Airin yang masih berada dalam gendongan Regan.Kedua lelaki itu saling menggenggam dan tersenyum, seolah tak memperdulikan apa yang tengah Salwa rasakan saat ini. "Para lelaki memang tidak peka," keluhnya pada diri sendiri. Namun ia tetap tersenyum dan larut dengan kebahagiaan orang-orang di sekelilingnya.Meskipun Salwa ingin menolak, tetapi ia t

  • Kekasihku Anak Mantan Istriku   Firasat

    Bab 121"Hmmm... Menurutmu?" sahut Jihan tenang. Dia tahu persis putranya sangat cerdas dalam membaca situasi."Selalu ada timbal balik di setiap apa yang kita lakukan," jawab Jihan diplomatis."Tuh, akhirnya Mommy sudah mengakui, kan?" Lelaki itu tersenyum kecut. "Apa yang Mommy inginkan dari kami?""Pulanglah ke Indonesia, bawa Istri dan anakmu dan tinggallah bersama Mommy. Itu yang Mommy inginkan. Sangat sederhana, kan?" pinta Jihan tenang."Apa yang sedang Mommy rencanakan?" Regan berusaha mengikis jarak diantara mereka dengan menatap lekat wajah tua itu."Tidak ada. Aku hanya ingin menimbang cucuku. Kamu tahu, kan? Itu impian terbesar Mommy sejak dulu.""Aku tahu, tapi Salwa bukanlah istri yang Mommy inginkan." Regan menghela nafas."Kamu mencurigai Mommy?" Spontan Jihan membentak."Regan, dengarlah. Mommy tidak pernah mempersoalkan dari rahim siapa anakmu lahir. Bahkan bukankah Mommy dulu pernah mengusulkan agar kamu menitipkan benihmu di rahim ibu pengganti?" Perempuan tua itu

  • Kekasihku Anak Mantan Istriku   Rencana Peresmian Pernikahan

    Bab 120Sebuah tepukan akhirnya yang menyadarkan Axel dari keseriusannya berbicara dengan sang menantu."Daddy? Kok Daddy ada disini?" Lelaki itu seketika berdiri melihat sosok tubuh tua yang menatapnya penuh kehangatan. Axel memeluk tubuh itu dan tuan Gunadi pun menggenggam erat tangannya.Regan pun tak kalah terkejut saat mendapati sesosok perempuan tua yang berdiri di samping tuan Gunadi."Mana cucu Mommy? Pasti cantik, kan?" Perempuan tua itu tersenyum hangat, senyum yang tak pernah Jihan perlihatkan kepada Regan selama belasan tahun."Cucu Mommy perempuan dan sangat cantik. Dia sangat mirip denganku," ucap Regan terbata-bata. Dadanya seketika berdesir."Benarkah? Bolehkah Mommy melihatnya?" tanya Jihan.Meskipun di benak keduanya masih penuh dengan berbagai pertanyaan, akhirnya Regan mengizinkan tuan Gunadi dan mommy Jihan masuk ke dalam ruangan tempat Salwa dan bayinya dirawat.Salwa sangat terkejut. Dia tak menyangka kedua orang itu akan sampai ke sini. Dia hanya bisa diam dan

  • Kekasihku Anak Mantan Istriku   Airin Alvia Maharani

    Bab 119Ini adalah kali pertama Regan menghadapi persalinan seorang wanita. Tak terbayangkan, betapa risaunya ia melihat Salwa yang merintih kesakitan. Sembari tetap menggenggam tangan perempuan itu demi untuk menenangkannya, Regan terus berdoa dalam hati.Beberapa orang berpakaian putih di sekelilingnya mulai melakukan tugasnya masing-masing. Dokter Emily yang spesialis kandungan mulai mengecek kondisi Salwa."Nyonya Salwa sudah pembukaan empat, Tuan. Kami akan segera memberikan suntik epidural untuk menawar rasa sakitnya," ujar seorang dokter perempuan yang bertugas melakukan anestesi.Regan mengangguk. Dia membantu istrinya untuk duduk. Lagi-lagi Salwa meringis.Sembari dokter perempuan itu melaksanakan tugasnya, Regan menatap istri kecilnya prihatin. Sebenarnya dia tidak rela Salwa harus melahirkan semuda ini, di saat perempuan itu belum siap menerima rasa sakit di dalam proses persalinan. Secanggih apapun metodenya, tetap saja yang namanya melahirkan itu rasanya sakit.Setelah me

  • Kekasihku Anak Mantan Istriku   Mengorbankan Banyak Hal

    Bab 118Salwa bermaksud membantah, tapi jemari lelaki itu begitu ketat menempel di bibirnya. "Jangan memikirkan apapun. Semua perubahan yang terjadi pada keluarga kita, nyatanya tak akan bisa merubah apapun. Kita akan tetap bersama seperti ini." Lelaki itu melepaskan tangannya lalu mengecup bibir ranum itu berkali-kali. "Daddy sengaja membawa kamu ke Amerika, bukan karena takut dengan gangguan mereka, tetapi agar kamu merasa lebih rileks dan merasakan suasana baru. Lagi pula sudah lama sekali Daddy tidak mengunjungi keluarga di sana dan juga makam daddy Richard. Nanti kita ziarah ya. Daddy ingin mengenalkan istri dan calon anak daddy, meskipun yang kita datangi hanya sekedar makamnya saja." Salwa melihat lelaki di sampingnya seperti menahan sebuah kesedihan. Seperti ada luka lama yang disembunyikan oleh suaminya. Salwa tak tahu seperti apa luka itu. Salwa merasa ada rahasia yang ia sendiri tidak tahu meskipun belasan tahun mereka bersama. "Aku akan senang sekali bisa berkenalan den

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status