Bab 64
"Selamat siang, Om," sapa Regan. Kini keduanya sudah sampai di hadapan tuan rumah.
Lelaki tua itu mengangkat wajahnya, lantas berdiri menyambut dan mengulurkan tangan. "Selamat siang juga, Regan. Selamat datang di rumah kami. Wah .... Kamu tampak semakin gagah!"
"Om bisa saja. Aku dari dulu juga begini," sahut Regan dengan tubuh sedikit membungkuk.
"Benar. Om tidak akan salah lihat kali ini. Kamu itu semakin gagah dan sukses!" Tuan Gunadi mengacungkan kedua jempolnya. "Oh, ya, ini siapa?"
Lelaki itu menatap gadis cantik di samping Regan itu sekilas.
Regan menanggapi dengan senyumnya. "Kenalin Om. Ini Salwa."
"Dia putri angkatnya Regan, Daddy," timpal Chintya.
"
Bab 65 "Aku hanya seorang anak angkat, Tante," ucap Salwa. Dia menunduk malu. "Anak angkat, kalau sudah resmi diadopsi, sama seperti anak sendiri, Sayang. Kamu jangan khawatir. Jikalau nanti Daddy kamu dan Chintya resmi menikah, kamu masih punya hak kok di RVM group..." "Bukan itu maksudku, Tante," ralat Salwa. Jantungnya terasa ingin berhenti berdetak. Inilah pernyataan terang benderang tentang perjodohan kedua insan itu. Salwa menarik nafas sesaat, lantas melanjutkan ucapannya."Aku tidak punya ambisi sedikitpun tentang RVM group." "Tante bisa menilai kamu gadis yang baik. Mommy kamu pasti mendidikmu dengan benar. Namanya Airin, kan?" Nyonya Elina mengetahui tentang Airin dan Salwa melalui cerita Oma Jihan. "Benar, Tante."
Bab 66Nyonya Elina terdiam. Usia Cynthia baru 32 tahun dan Salwa sudah 20 tahun. Bagaimana mungkin anak berumur 12 tahun bisa melahirkan seorang anak?Perempuan tua itu menggelengkan kepala, mengibaskan semua pikiran buruk di benaknya."Axel pun waktu itu juga sangat muda, Cynthia. Kalau dihitung dari umurnya sekarang, waktu itu dia baru berumur 20 tahun," ujar nyonya Elina."Iya, Mom, tapi pemuda berumur 20 tahun sudah bisa bikin anak lo." Chintya tertawa kecil."Ya, Mommy tahu, tapi apa mungkin gadis itu adalah darah daging Axel?" Kelebatan demi kelebatan masa lalu putranya melintas di benak nyonya Elina."Ah, iya. Tadi Salwa menyebut nama mommynya adalah Airin. Atau jangan-jangan Airin yang itu ya?" Perempuan tua itu teringat dengan sosok perempuan yang pernah di bawa putranya ke rumah ini."Maksud mommy
Bab 67"Tapi aku cemburu, Dad. Daddy terlihat akrab dengan wanita itu." Suara Salwa terdengar lirih. Dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Regan."Daddy hanya ngobrol dengan Chintya dan tidak memiliki rasa apapun. Daddy hanya mencintaimu, Sayang. Gesekan dari wajah Salwa di dadanya membuat tubuh lelaki itu panas dingin. Dia meraih tubuh itu dan mengungkung di bawahnya.Keduanya saling tatap. Tatap mata Salwa yang sendu tapi menghanyutkan. Regan seperti di bawa menyelam ke dasar lautan, memasuki palung terdalam."Aku hanya takut kehilanganmu, Daddy. Kamu adalah duniaku. Dari sejak aku kecil sampai sekarang, tak ada yang bisa menggesermu dari hatiku, sugar daddy my love," bisiknya parau. Bibirnya bergetar."Aku bukan sugar daddymu. Aku kekasihmu. Hubungan kita bukan sekedar untuk bersenang-senang. Kalaupun aku menunda untuk menikah
Bab 68 Gadis itu memejamkan mata, merasakan jari-jemari halus milik nyonya Elina yang membelai rambutnya. Jari-jemari itu seperti menyisir rambutnya dan terkadang terasa sedikit menyakitkan. Salwa tidak mengetahui jika sebenarnya perempuan tua itu tengah mencabut beberapa helai rambutnya. Nyonya Elina tersenyum manis, meskipun di dalam hatinya merasa iba. Gadis muda yang kini bersandar di bahunya terlihat sangat kekurangan kasih sayang. "Apa kamu tahu siapa orang tua kandungmu, Salwa?" tanyanya. "Tidak tahu, Oma. Sejak lahir aku tinggal di panti asuhan dan setelah itu diadopsi oleh mom Airin." "Apakah selama ini kamu tidak berusaha mencari orang tua kandungmu?" pancing nyonya Airin. "Tidak, Oma. Kehadiran daddy dan mommy sudah lebih dari cuku
Bab 69Axel terus membawa mobilnya menuju suatu daerah di luar kota. Sekarang jalanan yang dilaluinya tidak lagi mulus seperti sebelumnya, tetapi penuh liku dan kelokan. Di kanan kiri jalan nampak pohon-pohon besar yang berjajar. Sesekali mobilnya melewati areal perkebunan karet dan kelapa sawit.Hari sudah semakin gelap. Aura yang timbul di sekitar jalanan yang di laluinya terasa semakin mencekam. Maklum, di daerah itu sangat jarang ada rumah-rumah penduduk.Tak sampai sepuluh menit kemudian, akhirnya dia sampai ke tempat tujuan. Sudah lama sekali dia tidak mengunjungi tempat ini. Terakhir dia mengunjungi sekitar dua tahun yang lalu.Tanpa merasa takut, lelaki itu segera turun dari mobil dan melangkah masuk. Ya, tempat ini memang areal pemakaman. Axel terus melangkah menuju salah satu makam yang bertuliskan nama Winnie Kumalasari."Lelaki pengecut ini datang,
Bab 70Axel mengangguk pelan. Lelaki itu menyeruak masuk ke dalam, melewati tubuh renta itu dan menjatuhkan tubuhnya di sofa."Tuan Axel sudah sangat lama tidak mengunjungi tempat ini." Suara wanita tua itu bergetar. Dia turut menyusul duduk di hadapan lelaki gagah itu."Aku pikir Tuan sudah melupakan tempat ini," imbuhnya."Mana mungkin aku bisa melupakan tempat ini, Bun? Tempat ini sangat bersejarah buatku dan Winnie," sahutnya sendu."Aku mengerti," ucap bunda Khadijah. Dua puluh tahun yang lalu adalah sejarah kelam dalam hidup Axel.Percintaan yang tak di restui orang tua, kekasihnya hamil dan ia tak bisa menikahinya, sampai akhirnya ajal menjemput Winnie sesaat setelah ia melahirkan Salwa.Perempuan tua itu memindai penampilan tamu lelakinya ini. Dia masih seperti dulu. Tampan dan gagah. Bedanya hanya
Bab 71 "Mom, memilih istri itu bukan seperti kontes, sehingga segalanya perlu dinilai, bibit, bebet dan bobot. Tidak harus sekaku itu, karena persoalannya ada disini, Mom." Axel memegang dadanya. "Cinta?!" Tawa perempuan itu semakin keras. "Keluarga kita hanya mengenal keuntungan, Axel. Cinta yang tidak menguntungkan lebih baik kamu buang jauh-jauh!" Percuma berdebat dengan mom Elina. Dia sama saja dengan mom Jihan. Kedua wanita tua itu memang bersahabat. Itulah kenapa Regan dan Axel pun bersahabat, meskipun tidak terlalu dekat. Kedekatan mereka hanya terbatas sebagai sesama pengusaha lantaran kesibukan masing-masing. Namun, Axel mengenal Regan sebagai lelaki yang baik. Selama ini dia sangat setia dengan istrinya, tidak pernah terlibat affair dengan wanita manapun. Airin, istri yang dipilihnya sendiri dengan susah payah dan m
Bab 72"Gimana kalau kamu menemani Om Axel makan?" tawar Axel.Lelaki itu melambaikan tangan kepada pelayan restoran yang tengah membawa makanan pesanannya ke meja yang semula didudukinya."Ayam bakar madu!" serunya. Salwa mengamati makanan yang baru datang dengan antusias."Kamu suka?" tanya Axel."Itu makanan kesukaanku, Om. Dulu saat masih bersama mommy, aku sering menyuruh bi Lastri untuk memasak ayam bakar madu spesial," ceritanya riang."Ya udah. Kalau begitu, makanan ini buat kamu saja. Om pesan lagi yang baru ya." Tanpa menunggu persetujuan Salwa, lelaki itu kembali memesan makanan yang serupa."Om juga suka sama makanan ini?""Suka banget, Salwa. Ini makanan makanan favorit Om sejak kecil....""Kalau begitu,