Citra meminum habis jus buah strawberry buatan Sekar, udara yang panas membuat tenggorokannya terasa haus.Sudah beberapa bulan ia tak pernah mendapatkan kabar dari Regan, pria itu juga seperti menjauhi dirinya.Ada perasaan sedih yang ia rasakan, pasalnya Regan satu-satunya teman pria yang begitu perhatian terhadap dirinya."Apa kabar ya Regan? Gue jadi kangen deh sama dia, biasanya dia tuh yang paling bawel sama gue selama sakit. Sekarang malah lost contact begini." gumamnya sambil memandang ke arah luar jendela kamarnya.*FlashBack On*Lo ngajak gue ke sini?""Iya, emang kenapa?""Ngapain emangnya kita ke sini?" "Main aja, cuci mata.Pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi.""Hahaha.. bisa aja deh lo.""Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!""Ih kayak anak kecil aja lo.""Udah ayo!""Lo mau main yang mana?" "Main basket dulu kayaknya seru!""Oke, ayo!""Balapan yuk siapa yang paling banyak cetak gol?""Ayo! Siapa takut." "Hebat juga lo.
Seharian ini Regan dan Nara menghabiskan waktunya untuk berdua.Kali ini mereka sedang menikmati secangkir kopi hangat di bawah gemerlapnya bintang dan sinar rembulan."Re?""Apa Na?"Regan menoleh ke arah samping, Nara sedang tersenyum ke arahnya. Gadis itu begitu cantik, wajar saja jika akhirnya Regan menyukainya."Makasih ya buat hari ini, harusnya waktu libur lo itu di pake untuk istirahat. Tapi malah ngajak gue buat jalan-jalan.""Ah santai aja Na, lagi pula gue yang mau kan? Dan gue juga seneng jalan-jalan apalagi kalau ada yang temenin gini. Jadi seru aja gitu." balas Regan."Kenapa lo baik banget sih Re?""Maksud lo Na?""Perlakuan lo itu bisa bikin lo dimanfaatin.""Hemm.."Regan terdiam, Nara kembali melanjutkan ucapannya itu."Lo ngerti kan maksud gue apa Re? Gue harap ketika nanti lo cari pasangan, lo jangan berlebihan. Takutnya lo cuma dimanfaatin dan akhirnya bikin lo sakit hati untuk kesekian kalinya.""Iya-iya gue paham ko Na, makasih udah di ingetin. Lagi pula benar a
Citra sudah menjalani pengobatan kurang lebih selama 2 tahun lamanya.Dan selama itu pula Kevin selalu menemani Citra. Hubungan mereka pun kini semakin terjalin mesra.Kevin sudah tak canggung lagi jika bersama Citra.Seperti malam ini, sehabis mengantar Citra untuk chek up rutin. Kevin mengajak gadis itu untuk mengisi perutnya di sebuah resto yang tak jauh dari rumah sakit."Citra, apa kamu keberatan kalau saya ajak kamu makan dulu?""Emm.. enggak kok Vin.""Ya udah kita makan dulu ya?"Citra pun mengangguk setuju, Kevin segera mengemudikan mobilnya menuju tempat makan yang ia tuju.Tak butuh waktu lama. Mobil berwarna putih itu pun tiba.Kevin segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Citra untuk turun dan masuk ke dalam."Cit. Ayo kita turun, kamu juga pasti udah laper kan?""Iya. Ayo, Vin."Sesampainya di dalam Kevin dan Citra segera memesan, setelah memesan sambil menunggu mereka pun mengobrol beberapa hal yang terjadi hari ini."Vin..""Kenapa?""Gak nyangka aku masih hidup sampe
Hari ini Citra bangun dengan perasaan yang bahagia.Hal ini pun menjadi tanda tanya Sekar dan juga Danu, ia bisa melihat raut wajah Citra yang tak seperti biasanya."Selamat pagi ayah, ibu!""Pagi sayang!""Anak ayah ceria banget kayaknya?" tanya Danu namun Citra hanya tersenyum sambil duduk di kursi. Ia lantas menyantap roti bakar yang sudah di sediakan Sekar untuknya."Kamu kenapa Nak?" tanya Sekar penasaran. Tak biasanya Citra terlihat begitu bahagia."Gak kenapa-kenapa kok bu.""Oh ibu tau kamu udah jadian kan sama Kevin?""Bener kamu pacaran sama Kevin nak? Kok ayah gak tau?"Dengan malu-malu Citra pun bercerita bahwa ia memang telah berpacaran dengan Kevin. Dan Kevin telah berjanji akan menerima apapun keadaannya itu."Emm.. iya yah, bu. Citra sama Kevin udah pacaran. Tapi baru kok.""Apapun pilihan kamu ayah cuma bisa doakan yang terbaik.""Ibu sama ayah hanya pesan jaga diri kamu dimana pun kamu berada.""Siap yah, bu. Citra pasti akan dengarin semua nasehat ayah dan ibu."kat
Jam makan siang telah usai setengah jam yang lalu.Hari ini Kevin pun tidak memiliki jam praktek sampai sore seperti biasanya, maka dari itu Kevin pun segera membereskan meja kerja nya dan berniat pulang."Ajak jalan-jalan Citra dulu kali ya? Selagi saya mempunyai waktu untuknya. Siapa tau dia senang."ucap Kevin kemudian mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan untuk Citra.["Citra.. setengah jam lagi saya sampai di rumah, kamu siap-siap. Saya mau ajak kamu keluar."]Send!Pesan pun terkirim. Kevin melepaskan jas putihnya dan menyimpannya di balik pintu. Ia mengambil tasnya dan kemudian bergegas pergi dari ruangannya itu.Sementara di satu sisi kini Citra sedang berada di kamar tidurnya, ia baru saja membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Kevin."Haduh pake baju apa ya? Kevin kalau ajak keluar selalu aja mendadak, bikin orang gak ada persiapan aja."Citra terus berdiri di depan lemari bajunya, ia terus memandangi baju-bajunya itu. Namun ia bingung harus memakai baju apa.Hin
Regan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah berpagar putih.Tak lama seorang gadis dengan rambut panjang terurai pun muncul, ia berjalan ke arah mobil dan membuka pintu mobil."Udah lama ya Re?" tanya gadis itu yang tak lain ialah Nara.Regan pun menggelengkan kepalanya dan menyuruh Nara untuk segera masuk ke dalam mobil."Enggak kok Na, ayo masuk kita jalan sekarang!"Gadis itu pun mengangguk sambil tersenyum kemudian ia duduk di kursi yang berada di samping Regan.Pria itu pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana sih Re?""Jalan-jalan.""Iya tapi jalan-jalan kemana?""Ada deh nanti juga tau." balas Regan membuat Nara semakin penasaran di buatnya."Kan lo mah gitu selalu deh rahasia-rahasiaan.""Udah tenang aja, gue gak akan bawa lo ketempat yang macem-macem. Intinya nanti lo pasti akan suka."Regan tersenyum sambil menatap ke arah Nara, gadis itu bisa melihat Regan yang sekarang sudah jauh berbeda saat pertama kali ia bertemu dengannya."Hemm.
Gadis berusia 23 tahun itu bernama Citra, ia bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang property. Citra terlahir dari keluarga yang bisa di bilang cukup berada, Ayahnya adalah seorang Manager dan ibunya adalah seorang Dosen di Universitas Negri di kota ini.Namun hal itu tak membuat Citra tumbuh menjadi anak pemalas, sejak lulus satu tahun yang lalu Citra bertekad ingin bekerja untuk membantu ayah dan ibunya.Akhirnya tak membutuhkan waktu yang lama, berkat kerja kerasnya kini Citra sudah satu bulan lamanya bekerja di perusahaan ini.Sebelum berangkat bekerja Citra biasa menikmati sarapan pagi bersama keluarganya, seperti pagi ini mereka sedang menikmati Sup Ayam dan beberapa menu makanan lainnya."Nanti siang berarti Ibu hanya sendirian dong makan nya?" ucap Sekar."Ibu gak sendiri, kan ada Bi Murni." jawab Danu membuat Citra pun setuju pada perkataan ayahnya itu.
"Setelah mengganti pakaiannya Citra pun menuju ruang makan, di sana sudah ada Danu, Sekar dan juga Bi Murni.Keluarga ini memang memperlakukan asisten rumah tangganya seperti keluarga sendiri, bi Murni bebas duduk makan bersama mereka hal ini juga yang membuat bi Murni begitu nyaman bekerja pada keluarga Citra."Maaf ya nunggu lama." kata Citra kemudian duduk di samping bi Murni."Gak apa-apa kok Non, bibi ambilkan nasi nya yah?""Eeh.. jangan bi, biar Citra ambil sendiri aja masa sudah besar masih di layani."Danu dan Sekar pun hanya tersenyum, mereka ber empat mulai menyantap makan malamnya."Bi Murni, habis ini bibi langsung istirahat aja ya." ucap Sekar sambil meletakan sendok dan garpu di atas piringnya."Lho kenapa bu? Bibi belum beres-beres cucian piring.""Urusan ini biar Citra aja, bibi kan udah seharian ini kerja beres-bere