Hari ini Regan mengajak Citra untuk berjalan-jalan di sebuah mall yang cukup terkenal di kota ini, mereka pun kini sedang berkeliling.
"Lo ngajak gue ke sini?" tanya Citra bingung.
"Iya, emang kenapa?" jawab Regan.
"Ngapain emangnya kita ke sini?"
"Main aja, cuci mata pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi."
"Hahaha.. bisa aja deh lo." jawab Citra sambil tertawa kecil.
Mereka pun berjalan-jalan mengitari mall itu, hingga Regan melihat ada sebuah arena bermain. Ia pun mengajak Citra untuk masuk ke dalamnya.
"Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!"
"Ih kayak anak kecil aja lo."
"Udah ayo!"
Regan pun menarik tangan Citra, Regan pun kemudian membeli beberapa koin untuk dirinya dan juga Citra."Lo mau main yang mana?" tanya Regan sambil memberikan beberapa koin itu pada Citra, Citra pun tampak bingung hingga ia melihat sebuah ring bola basket.
"Main basket dulu kayaknya seru!"
"Oke, ayo!"
Mereka berdua pun menuju arena itu, Regan berada di sisi kiri dan Citra berada di sisi kanan.
"Balapan yuk siapa yang paling banyak cetak gol?" ajak Regan kemudian hal itu pun di setujui oleh Citra.
"Ayo! Siapa takut." kata Citra, ia pun mengambil bola dan langsung melemparnya.
1 menit sudah mereka bermain, dan Citra lah yang paling banyak memasukan bola.
"Hebat juga lo." kata Regan.
"Iya dong, Citra gitu!"
"Jangan seneng dulu, masih banyak permainan yang lain."
"Ayo kita coba satu-satu."
Mereka berdua pun tampaknya begitu menikmati kebersamaan itu, orang-orang pasti akan mengira mereka berdua adalah sepasang kekasih. Tapi nyatanya mereka hanya sebatas teman kerja.
Sore itu Regan dan Citra menghabiskan waktu mereka untuk bermain, setelah merasa puas Regan mengajak Citra untuk mengisi perutnya yang sudah lapar.
"Cit, makan dulu ya gue laper."
"Iya, sama gue juga."
Mereka pun berhenti di sebuah Stand makanan dan langsung memesan.
Sambil menunggu makanan mereka, Regan pun bertanya perihal kondisi Citra."Lo masih suka pusing?"
"Udah nggak sih, kalau kemarin iya rasanya badan gue kayak gak punya tulang lemes banget."
"Mungkin karna lo kecapean, terus telat makan juga." jawab Regan.
"Iya mungkin bisa jadi."
"Tapi sekarang lo udah enakan?"
"Udah dong, kalau belum mana mungkin gue bisa ada di depan lo." jawab Citra sambil tersenyum, tanpa di sadari senyuman itu semakin membuat Regan terpana. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, ia merasa bahagia hari ini bisa menikmati waktu berdua dengan Citra.
"Permisi, ini pesanannya."
"Oh iya, makasih mba."
Regan dan Citra pun mulai menyantap makan malamnya itu, sesekali Regan menjahili Citra begitu pun sebaliknya.
Beberapa saat kemudian Regan telah sampai di depan rumah Citra, sehabis menikmati makan malamnya itu Regan langsung mengajak Citra untuk pulang.
Karna ia tak mau jika Citra pulang terlalu malam, dan ia takut jika Citra akan merasa kelelahan.
"Thanks ya buat hari ini, gue seneng lo diajak jalan sama lo Re." ucap Citra yang terlihat sangat bahagia.
"Sama-sama, gue juga makasih lo udah mau di ajak jalan sama gue ya walaupun cuma ke mall."
"Bagi gue itu juga udah bikin seneng, oh ya ayo mampir dulu."
"Gak usah Cit, gue langsung pulang aja lo juga kan harus istirahat." jawab Regan menolak.
"Ya udah hati-hati ya Re."
"Oke."
Regan pun melajukan mobilnya meninggalkan rumah Citra, setelah mobil Regan hilang dari pandangannya Citra pun masuk ke dalam rumahnya.
Regan Harits Mahardika pria berusia 24 tahun itu terlahir dari keluarga yang cukup berada, ayah dan ibunya adalah seorang pengusaha yang cukup terkenal.Ayahnya telah melarang Regan untuk bekerja, ia mengajak Regan untuk mengurusi beberapa bisnisnya namun pria itu menolak. Ia ingin bekerja dan mendapatkan uang dengan caranya sendiri, ia juga tak ingin bergantung dengan orang tuanya.Hal ini lah yang akhirnya membuat Regan bekerja di perusahaan Pioneer Grup.Regan sendiri adalah anak pertama dari 2 bersaudara, ia memiliki adik perempuan bernama Tiara yang masih duduk di bangku sekolah menengah akhir.Kisah cintanya sejak dulu tak pernah berjalan mulus, terakhir kali ia berpacaran dengan wanita bernama Siska. Namun wanita itu malah menyakiti hati Regan, sejak saat itu Regan merasa lelah berpacaran hingga akhirnya ia bertemu dengan Citra.Gadis itu akhirnya mampu membuat Regan terpikat, parasnya ya
Sore yang cerah ini, Citra pakai untuk berjalan-jalan sejenak. Sambil menikmati segelas teh tarik yang baru saja ia beli di pinggir jalan, beberapa waktu bekerja di sini belum pernah Citra berjalan-jalan ia hanya ingin melihat ada apa saja di sini."Ternyata banyak tukang makanan di sini." gumam Citra sambil terus berjalan, hingga ia bisa melihat ada sebuah toko buku yang terletak di sebrang jalan."Wah ada toko buku! Mampir dulu deh, ayah juga masih lama jemputnya." batin Citra bermonolog, Citra pun menghabiskan minumannya dan segera membuangnya ke tempat sampah. Dengan hati yang gembira Citra berjalan menyusuri trotoar yang cuku ramai, sesampainya ia di depan zebra cross Citra memandang ke arah kiri dan kanan berusaha memastikan tak ada kendaraan yang melintas.Langkah kakinya pun mulai menapaki jalanan beraspal itu, hingga Citra sudah berada di tengah jalan suara klakson mobil pun terdengarTiiinnn..!! Tiiinn...!!C
Seorang dokter muda baru saja keluar dari ruangannya, dokter itu bernama Kevin Antarez.Pria berusia 25 tahun itu memiliki wajah yang tampan, tubuhnya yang tegap dan tinggi membuat semua kaum hawa yang melihat akan jatuh hati padanya."Dokter Kevin!" panggil seorang suster bernama Sinta."Ada apa sus?" tanya Kevin ketika suster yang bernama Sinta itu menghampirinya."Saya hanya mau memberi tahu, bahwa sudah tidak ada pasien yang akan kemotherapy hari ini.""Oh ya baiklah sus, kalau begitu saya mau siap-siap untuk pulang.""Baik, saya permisi dulu Dok.""Silahkan sus!"Setelah suster itu pergi Kevin pun kembali masuk ke dalam ruangannya, pria itu melepas jas putihnya dan menggantungkannya di balik pintu.Sesaat ia memandang foto keluarga yang terpajang di atas meja kerjanya, keluarga itu hanya berisi Kevin, Ayah dan Ibunya."Seandainya mama masih di sini, Kevin akan senang banget." gumamnya bermonolog, ia pun meraih ta
Regan berjalan-jalan sambil menikmati waktu luangnya, sebelum berangkat bekerja ia memang sengaja menyempatkan diri hanya untuk menikmati pemandangan pagi ini.Kesibukkannya di kantor membuat Regan jarang memiliki waktu untuk bersantai, pria itu berdiri di taman komplek perumahannya berkali-kali ia menghirup udara segar pagi ini."Kalau rumah gue deket sama Citra, mungkin setiap hari udah gue ajak dia ke sini." batin Regan bermonolog, ia duduk di kursi taman sambil memperhatikan setiap insan yang berada di taman ini.Tak lama, Ponselnya pun berdering menandakan ada sebuah telfon masuk.📞Tiara is calling..."Halo.""Halo kak, di mana sih? Ayo berangkat nanti aku telat!""Lagi di taman.""Astaga! Buruan pulang!""Iya bawel."Tutt.. tuut.. tutt.. sambungan telfon pun terputus, Regan pun bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan taman itu. Kalau bukan
Sudah beberapa kali Citra merasakan sakit di kepalanya, namun ia enggan memeriksakan kondisinya itu.Menurutnya itu akibat Citra yang terlalu kelelahan. Seperti pagi ini Citra kembali merasakan sakit di kepalanya, beruntunglah di saat seperti ini Regan selalu berada di dekatnya. "Lo kenapa? Pusing lagi?" tanya Regan mendekati Citra, wanita itu pun hanya mengangguk dan memijit pelipisnya. "Sedikit." "Kita periksa ke dokter aja ya? Emang lo gak ke siksa gitu ngerasain pusing terus?" tanya Regan. "Gak perlu Re, gue cuma kecapean aja nanti juga sembuh sendiri. Gue mau teh hijau buatan lo dong, boleh ya?" ucap Citra sambil memandang ke arah Regan, ia sengaja mengalihkan pembicaraannya. "Hmm... Ya udah, bentar gue buatin." 10 menit kemudian Regan datang dengan membawa 2 cangkir teh hijau, dan meletakannya di atas meja. "Nih buat lo putri keong!" "Ish! Kok putri keong?" "Lo aja manggil gue pa
Sore ini Regan sudah rapi, ia memakai kemeja lengan panjang berwarna coklat dan celana jeans hitam. Pria itu sangat tampan membuat siapa saja akan terpikat."Kak mau ke mana?" tanya Tiara yang memperhatikan kakaknya itu."Keluar.""Tumben? Keluar ke mana? Ikut dong!""Jangan sekarang, kakak keluar sama temen kakak.""Siapa? Cewek ya temennya?""Hmm..""Pacar kakak?""Bukan.""Terus?" tanya Tiara lagi."Kepo deh kamu, udah ah kakak mau jalan dulu."Regan pun berjalan keluar kamarnya, ia meninggalkan Tiara yang masih berdiam diri di sana."Pasti lagi jatuh cinta tuh!" gumam Tiara kemudian berjalan menuju kamar tidurnya.Setelah mendapatkan alamat rumah Citra, Regan pun segera bergegas mengemudikan mobilnya.Pria itu tampak senang, hal itu terlihat dari raut wajahnya yang selalu memancarkan senyuman."Mungkin
Jam telah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Regan pun mengajak Citra untuk segera pulang, karna hari sudah malam dan ia tak ingin Citra sakit karna udara malam ini yang cukup dingin."Cit, udah puas keliling pasar malamnya kan?""Hmm.. udah sih.""Kalo gitu pulang yuk! Gue udah janji sama bokap lo gak akan ajak lo sampe larut malam, dan ini udah jam 9 malam berarti waktunya gue harus antar lo pulang." jelas Regan menatap ke arah Citra."Sebenarnya gue masih pengen di sini, tapi benar juga kata lo ini udah malem. Gue juga takut nanti malah lo jadi kena marah ayah gue.""Masalah itu mah gak mungkin dan gue juga gak mikirin, yang gue pikirin itu kesehatan lo." Regan melepas jacketnya dan memakaikannya pada Aira."Eh kok?""Udaranya dingin Cit, gue takut lo sakit. Pake aja jaketnya." kata Regan sambil tersenyum, gadis itu pun membalas senyuman Regan."Ya udah kita pulang ya?""Iya, ayo!"Regan dan Citra bangkit dari
"Kakak! Ini udah siang kenapa masih tidur aja sih?"tanya Tiara dengan suara nyaringnya itu, Regan yang merasa terusik pun langsung membuka matanya."Adik kakak yang cantik! Ini kan hari minggu, jadi tolonglah izinkan kakakmu yang tampan ini untuk beristirahat sejenak."jawab Regan memandang ke arah Tiara."Kakak tuh kayak orang abis ronda aja deh, buruan bangun ih makan dulu nanti kalo sakit aja rewel deh!"Regan pun merubah posisinya menjadi duduk, adiknya yang satu ini memang paling perhatian terhadapnya."Iya-iya bawel, ini kakak bangun. Udah sana kamu keluar dulu.""Nanti kakak tidur lagi kalau aku keluar!"jawab Tiara sambil merebahkan tubuhnya."Astaga! Kakak mau mandi dulu Tiara! Udah sana keluar dulu.""Iya-iya! Awas tidur lagi!"Regan pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah laku adiknya itu, ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.15 menit kemudian