Regan Harits Mahardika pria berusia 24 tahun itu terlahir dari keluarga yang cukup berada, ayah dan ibunya adalah seorang pengusaha yang cukup terkenal.
Ayahnya telah melarang Regan untuk bekerja, ia mengajak Regan untuk mengurusi beberapa bisnisnya namun pria itu menolak. Ia ingin bekerja dan mendapatkan uang dengan caranya sendiri, ia juga tak ingin bergantung dengan orang tuanya.
Hal ini lah yang akhirnya membuat Regan bekerja di perusahaan Pioneer Grup.Regan sendiri adalah anak pertama dari 2 bersaudara, ia memiliki adik perempuan bernama Tiara yang masih duduk di bangku sekolah menengah akhir.
Kisah cintanya sejak dulu tak pernah berjalan mulus, terakhir kali ia berpacaran dengan wanita bernama Siska. Namun wanita itu malah menyakiti hati Regan, sejak saat itu Regan merasa lelah berpacaran hingga akhirnya ia bertemu dengan Citra.
Gadis itu akhirnya mampu membuat Regan terpikat, parasnya yang cantik, tutur katanya yang lembut membuat Regan merasa jatuh cinta padanya.
"Hayoo.. ngelamunin apa sih kak?" tanya Tiara yang melihat Regan sedang tersenyum sambil memandangi langit-langit.
"Ah kamu, ngagetin aja."
"Ish.. siapa suruh bengong, mikirin apa sih?"
"Gak mikirin apa-apa kok Dek."
"Ah bohong, aku tau nih pasti kalo udah senyum-senyum gini kakak lagi jatuh cinta iya kan?"
"Sok tau kamu."
"Gak usah ngeles deh, siapa sih ceweknya? Jangan-jangan cuma mau uang kakak doang lagi."
"Hush! Jangan ngomong gitu, dia gak seburuk yang kamu pikir." bela Regan.
"Biasanya kan gitu, yang udah juga cuma bisanya nyakitin hati kakak aja. Sekarang lebih baik kakak fokus aja sama kerjaan aku gak mau kalo sampe kakak harus sakit hati yang ke sekian kalinya." jawab Tiara mencoba menasehati kakaknya itu.
"Iya, makasih ya adik kakak yang paling cantik udah nasehati kakak. Sekarang kita masuk udah malam." ajak Regan pada adiknya itu, mereka berdua pun segera masuk ke dalam rumahnya.
****
Weekend kali ini sengaja di manfaatkan Regan untuk bersantai, setelah lari pagi keliling komplek bersama Tiara Regan pun duduk di balkon kamar tidurnya.
Sesekali ia memandangi ponselnya, ia ingin menelfon Citra tapi ia takut mengganggu waktu istirahat gadis itu.
"Gue beneran jatuh cinta sama lo Cit, apa lo juga ngerasain hal yang sama? Tapi kalau seandainya lo cuma anggap gue temen mungkin gue akan pergi dari hidup lo."
Regan menatap foto profil Citra, sesekali ia tersenyum mengingat saat-saat ia bersama Citra.
*FlashBack On*
Setelah puas bermain Regan mengajak Citra untuk pulang.
"Cit, kita pulang ya? Nanti kalo kelamaan angin malam gak bagus buat lo."
"Iya ayo."
Regan pun berjalan berdampingan dengan Citra, ia membukakan pintu mobilnya dan Citra pun langsung masuk ke dalamnya.
Dalam perjalanan begitu banyak hal yang mereka bicarakan, sedikit banyak mereka berdua sudah saling mengenal dan tahu sifat masing-masing.
"Nyokap lo sejak kapan jadi Dosen?"
"Sejak dia masih muda dan sampe sekarang."
"Bokap lo ngizinin emang udah umur segini nyokap lo masih juga kerja." tanya Regan lagi.
"Sebenernya sih dia udah sering suruh mama untuk Resign, tapi mama belum mau dengan alasan jadi Dosen itu kan pekerjaannya sejak muda dan pekerjaan yang mulia."
"Ditambah nyokap itu ngerasa selalu kesepian kalau di rumah, karna ya itu bokap gue kerja dan gue udah besar di tambah sekarang sibuk kerja."
"Oh gitu, salut sih gue sama bokap nyokap lo."
"Jangan kan lo, gue yang anaknya aja ngerasa wah banget punya orang tua kayak mereka."
Sore yang cerah ini, Citra pakai untuk berjalan-jalan sejenak. Sambil menikmati segelas teh tarik yang baru saja ia beli di pinggir jalan, beberapa waktu bekerja di sini belum pernah Citra berjalan-jalan ia hanya ingin melihat ada apa saja di sini."Ternyata banyak tukang makanan di sini." gumam Citra sambil terus berjalan, hingga ia bisa melihat ada sebuah toko buku yang terletak di sebrang jalan."Wah ada toko buku! Mampir dulu deh, ayah juga masih lama jemputnya." batin Citra bermonolog, Citra pun menghabiskan minumannya dan segera membuangnya ke tempat sampah. Dengan hati yang gembira Citra berjalan menyusuri trotoar yang cuku ramai, sesampainya ia di depan zebra cross Citra memandang ke arah kiri dan kanan berusaha memastikan tak ada kendaraan yang melintas.Langkah kakinya pun mulai menapaki jalanan beraspal itu, hingga Citra sudah berada di tengah jalan suara klakson mobil pun terdengarTiiinnn..!! Tiiinn...!!C
Seorang dokter muda baru saja keluar dari ruangannya, dokter itu bernama Kevin Antarez.Pria berusia 25 tahun itu memiliki wajah yang tampan, tubuhnya yang tegap dan tinggi membuat semua kaum hawa yang melihat akan jatuh hati padanya."Dokter Kevin!" panggil seorang suster bernama Sinta."Ada apa sus?" tanya Kevin ketika suster yang bernama Sinta itu menghampirinya."Saya hanya mau memberi tahu, bahwa sudah tidak ada pasien yang akan kemotherapy hari ini.""Oh ya baiklah sus, kalau begitu saya mau siap-siap untuk pulang.""Baik, saya permisi dulu Dok.""Silahkan sus!"Setelah suster itu pergi Kevin pun kembali masuk ke dalam ruangannya, pria itu melepas jas putihnya dan menggantungkannya di balik pintu.Sesaat ia memandang foto keluarga yang terpajang di atas meja kerjanya, keluarga itu hanya berisi Kevin, Ayah dan Ibunya."Seandainya mama masih di sini, Kevin akan senang banget." gumamnya bermonolog, ia pun meraih ta
Regan berjalan-jalan sambil menikmati waktu luangnya, sebelum berangkat bekerja ia memang sengaja menyempatkan diri hanya untuk menikmati pemandangan pagi ini.Kesibukkannya di kantor membuat Regan jarang memiliki waktu untuk bersantai, pria itu berdiri di taman komplek perumahannya berkali-kali ia menghirup udara segar pagi ini."Kalau rumah gue deket sama Citra, mungkin setiap hari udah gue ajak dia ke sini." batin Regan bermonolog, ia duduk di kursi taman sambil memperhatikan setiap insan yang berada di taman ini.Tak lama, Ponselnya pun berdering menandakan ada sebuah telfon masuk.📞Tiara is calling..."Halo.""Halo kak, di mana sih? Ayo berangkat nanti aku telat!""Lagi di taman.""Astaga! Buruan pulang!""Iya bawel."Tutt.. tuut.. tutt.. sambungan telfon pun terputus, Regan pun bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan taman itu. Kalau bukan
Sudah beberapa kali Citra merasakan sakit di kepalanya, namun ia enggan memeriksakan kondisinya itu.Menurutnya itu akibat Citra yang terlalu kelelahan. Seperti pagi ini Citra kembali merasakan sakit di kepalanya, beruntunglah di saat seperti ini Regan selalu berada di dekatnya. "Lo kenapa? Pusing lagi?" tanya Regan mendekati Citra, wanita itu pun hanya mengangguk dan memijit pelipisnya. "Sedikit." "Kita periksa ke dokter aja ya? Emang lo gak ke siksa gitu ngerasain pusing terus?" tanya Regan. "Gak perlu Re, gue cuma kecapean aja nanti juga sembuh sendiri. Gue mau teh hijau buatan lo dong, boleh ya?" ucap Citra sambil memandang ke arah Regan, ia sengaja mengalihkan pembicaraannya. "Hmm... Ya udah, bentar gue buatin." 10 menit kemudian Regan datang dengan membawa 2 cangkir teh hijau, dan meletakannya di atas meja. "Nih buat lo putri keong!" "Ish! Kok putri keong?" "Lo aja manggil gue pa
Sore ini Regan sudah rapi, ia memakai kemeja lengan panjang berwarna coklat dan celana jeans hitam. Pria itu sangat tampan membuat siapa saja akan terpikat."Kak mau ke mana?" tanya Tiara yang memperhatikan kakaknya itu."Keluar.""Tumben? Keluar ke mana? Ikut dong!""Jangan sekarang, kakak keluar sama temen kakak.""Siapa? Cewek ya temennya?""Hmm..""Pacar kakak?""Bukan.""Terus?" tanya Tiara lagi."Kepo deh kamu, udah ah kakak mau jalan dulu."Regan pun berjalan keluar kamarnya, ia meninggalkan Tiara yang masih berdiam diri di sana."Pasti lagi jatuh cinta tuh!" gumam Tiara kemudian berjalan menuju kamar tidurnya.Setelah mendapatkan alamat rumah Citra, Regan pun segera bergegas mengemudikan mobilnya.Pria itu tampak senang, hal itu terlihat dari raut wajahnya yang selalu memancarkan senyuman."Mungkin
Jam telah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Regan pun mengajak Citra untuk segera pulang, karna hari sudah malam dan ia tak ingin Citra sakit karna udara malam ini yang cukup dingin."Cit, udah puas keliling pasar malamnya kan?""Hmm.. udah sih.""Kalo gitu pulang yuk! Gue udah janji sama bokap lo gak akan ajak lo sampe larut malam, dan ini udah jam 9 malam berarti waktunya gue harus antar lo pulang." jelas Regan menatap ke arah Citra."Sebenarnya gue masih pengen di sini, tapi benar juga kata lo ini udah malem. Gue juga takut nanti malah lo jadi kena marah ayah gue.""Masalah itu mah gak mungkin dan gue juga gak mikirin, yang gue pikirin itu kesehatan lo." Regan melepas jacketnya dan memakaikannya pada Aira."Eh kok?""Udaranya dingin Cit, gue takut lo sakit. Pake aja jaketnya." kata Regan sambil tersenyum, gadis itu pun membalas senyuman Regan."Ya udah kita pulang ya?""Iya, ayo!"Regan dan Citra bangkit dari
"Kakak! Ini udah siang kenapa masih tidur aja sih?"tanya Tiara dengan suara nyaringnya itu, Regan yang merasa terusik pun langsung membuka matanya."Adik kakak yang cantik! Ini kan hari minggu, jadi tolonglah izinkan kakakmu yang tampan ini untuk beristirahat sejenak."jawab Regan memandang ke arah Tiara."Kakak tuh kayak orang abis ronda aja deh, buruan bangun ih makan dulu nanti kalo sakit aja rewel deh!"Regan pun merubah posisinya menjadi duduk, adiknya yang satu ini memang paling perhatian terhadapnya."Iya-iya bawel, ini kakak bangun. Udah sana kamu keluar dulu.""Nanti kakak tidur lagi kalau aku keluar!"jawab Tiara sambil merebahkan tubuhnya."Astaga! Kakak mau mandi dulu Tiara! Udah sana keluar dulu.""Iya-iya! Awas tidur lagi!"Regan pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah laku adiknya itu, ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.15 menit kemudian
Tubuh Regan terasa menggigil, ia merasa kepalanya sakit dan perutnya mual.Mungkin ini efek tadi sore kehujanan dan ia belum mengisi perutnya sama sekali sedari pagi. Tiara masuk ke dalam kamar Regan, gadis itu pun duduk di tepi ranjang bermaksud ingin membangunkan kakaknya untuk makan malam. "Kakak! Kakak bangun! Libur kok tidur mulu sih."kata Tiara, namun pria itu tak kunjung bangun Tiara pun mencoba mengguncangkan tubuh Regan. "Kakak bangun dong! Ayo kita makan malam!" Tiara membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Regan, ia bisa melihat wajah pucat kakaknya dengan keringat yang membasahi dahinya. "Kakak sakit?"gumam Tiara kemudian menempelkan tangannya di dahi Regan, ia bisa merasakan tubuh Regan yang panas. "Ya ampun! Kakak demam!" "Mama!! Kakak sakit!"teriak Tiara memberitahu, tak lama Nita pun masuk ke dalam kamar Regan dan mengecek anaknya itu. "Kenapa sayang?" "Kakak demam."