Pernikahan pun tetap di laksanakan walaupun dengan berat hati,mungkin ini yang terbaik untuk semuanya,mencoba menerima apa yang terjadi kepada dirinya,Angga mencoba ikhlas.Setelah pernikahan Angga tak kembali ke kota itu karena dia harus membantu papanya mengelola perusahaan keluarga.Rahmah selalu menolak untuk tinggal di rumah orang tua Angga,dengan alasan tak bisa jauh dari mamanya bu Ajeng,padahal dulu dia bisa kerja di luar kota dan jauh dari mamanya itu.Entahlah itu hanya alasannya saja.Setelah menikah Rahmah pun berubah ketika di rumah dia cuek tetapi ketika di luar rumah dia selalu berusaha menunjukkan kemesraan kami kepada orang-orang terutama di depan keluarga Annisa.Setiap hari hanya menuntut ini dan itu,yang dia kerjakan hanya berbelanja dengan bu Ajeng.Mama sering meminta Rahmah untuk menginap di rumah tapi selalu di tolaknya,mama pun merasakan perubahan dari Rahmah.Rahmah yang dulu lembut selalu menuruti setiap perkataan ku,berbeda jauh dengan Rahmah yang sekarang.
Siang itu seperti biasa setelah selesai mengajar ku lanjutkan pergi ke kampus,kebetulan hari ini jadwalku bertemu dengan pak Arkan untuk menunjukkan bab skripsi ku yang sudah selesai,semoga tak ada yang salah. Ku ketuk pintu ruangan pak Arkan,membukanya setelah ada jawaban dari dalam,ku lihat pak Arkan yang sedang serius di depan laptopnya."Duduk Nis." Pintanya,tetap fokus menatap layar di depannya itu.Aku hanya diam memperhatikannya yang sedang fokus itu. "Ganteng juga" gumam ku dalam hati, "ah apa sih Nis,fokus jangan mikirin yang macam-macam." Sambung ku dalam hati. Menutup laptopnya lalu melihat ke arah ku dan memberikan senyumnya sedikit,ya sedikit sekali kalau orang lain lihat dari jauh pasti tidak akan terlihat."Bagaimana sudah selesai Nis?" Tanyanya."Ini sudah pak." Ku ulurkan lembaran kertas yang ku pegang sedari tadi.pak Arkan mengambilnya lalu memeriksanya dengan teliti.Hening sesaat saat pak Arkan yang sedang fokus memeriksanya."Ada beberapa yang masih harus di per
"Ayo di makan,jangan lihatin saya nanti kamu jatuh cinta." Ucapnya santai. Mata ku melotot mendengar ucapannya.Tak menyangka seorang pak Arkan yang di kenal tegas serta dingin dan pelit senyum bisa juga menggombal seperti ini.Memutar bola mataku saat melihat ke arah pak Arkan yang masih menatapku lalu mengedikkan dagunya ke arah makanan ku menyuruh ku untuk makan. Selesai dengan makanan berat melanjutkan memakan dessert yang sedari tadi terlihat sangat menggoda ini.melihat pak Arkan yang kembali fokus dengan handphonenya tanpa menyentuh redvelvet di depannya itu,yang terlihat menggoda."Kalau mau di makan saja." Ucapnya tanpa mengalihkan fokusnya dari layar handphonenya.Sepertinya pak Arkan punya mata banyak bisa tau kalau aku menginginkan dessertnya.Ku ambil sedikit ujungnya dan menyuapi nya ke dalam mulut ku,"Mmm,lezat." Gumam ku.Entah kenapa tangan ini tiba-tiba mengambil potongan kue itu lalu menyodorkannya ke depan mulut pak Arkan.Pak Arkan yang kaget lalu meliha
Tiba-tiba bisa jadi lebih dekat dengan perempuan itu,perempuan yang ku perhatikan belakangan ini,perempuan yang membuatku terkesan sejak awal pertemuan dengannya, kejadian tempo hari di kampus tempat ku mengajar jadi awal diriku bisa lebih dekat lagi dengannya,entah mengapa saat berada dekat dengannya membuat hatiku tak merasa sepi,ada rasa bahagia dan nyaman saat sedang bersama dengannya ini. Mama pun merasakan hal yang sama saat pertama kali bertemu dengan Annisa mama langsung menyukai Annisa,awalnya diriku dan hatiku menolak kehadirannya,tapi mama selalu meyakinkan ku untuk mulai membuka hatiku lagi.Apakah bisa diriku menghapus bayang-bayang masa lalu ku ini,percaya kembali tuk memulai sebuah hubungan baru,entahlah.------- Setiap hari selalu menyempatkan diri untuk menjenguknya di rumah sakit,sehari tak melihatnya ada rasa yang kurang dalam diri ini.apa lagi sejak kak Armand mengatakan aku adalah calonnya dari Annisa di depan keluarganya dan kak Armand menjelaskan apa yang te
Melihat wajahnya yang selalu ceria tak ku sangka Annisa memendam banyak lukanya seorang diri.saat bersama dengannya aku bisa menjadi diriku sendiri,padahal sebelum bertemu dengan Annisa diriku menjadi pribadi yang tertutup dan acuh kepada orang-orang setelah kejadian di masa lalu itu,mengingat kejadian di masa lalu itu hampir saja merusak usahaku untuk memulai membuka hati dan menatanya kembali saat tak sengaja bertemu kembali dengan salah seorang yang ikut andil menyebabkan kejadian itu.--------- Selesai menghabiskan makanan berat di meja kami mulai memakan dessert yang di pesanku tadi,ada waffle dan redvelvet.Annisa mengambil waffle sementara aku mengalah memakan redvelvet,belum sempat memakannya handphone di saku ku terus berdering,Romi mengirimkan beberapa pesan yang harus segera ku balas,sekilas ku lirik Annisa dengan ekor mataku sedang memandangi redvelvet yang berada di depanku dengan mata berbinar seperti menginginkan nya."Kalau mau di makan saja." Ucapku dengan ma
Akhirnya setelah beberapa bulan selesai juga skripsi ku dan siap untuk ikut sidang,pak Arkan banyak banget bantu aku.Kedekatan ku dengan pak Arkan pun makin dekat terutama dengan mamanya pak Arkan,kami jadi sering jalan bareng,shoping bareng,nyalon bareng juga,aku jadi merasakan lagi kasih sayang dari seorang ibu,mamanya pak Arkan amat sangat menyayangiku,bukan hanya mamanya saja,papanya pak Arkan pun bisa menerima ku. Sore itu pak Arkan datang ke rumah meminta izin untuk mengajak ku makan malam di restoran kesukaan ku sekaligus restoran nya pak Arkan bersama dengan Romi,yang baru ku ketahui dari mamanya pak Arkan saat kami mampir untuk makan setelah seharian berbelanja,pantas saja waktu itu setelah makan pak Arkan melenggang pergi begitu saja.Melangkah bersama memasuki restoran ini,pak Arkan membawaku ke bagian atas dari restoran ini yang sudah di sulap menjadi tempat yang paling romantis,sudah ada 2 buah kursi dan meja lengkap dengan makanan dan minuman di atasnya,lampu-la
Setelah lamaran malam itu,hubungan kami semakin dekat,mamanya pak Arkan yang paling bahagia mendengar berita ini,"Akhirnya mama sebentar lagi punya menantu" begitu ucapannya dan berharap agar kami segera menikah.Menikah,jujur belum terpikirkan sedikit pun tentang itu,setelah wisuda nanti maunya tetap mengajar dan melanjutkan S2 mungkin.Pak Arkan pun sudah ada pembicaraan mengarah ke situ,untuk waktunya kapan aku pun tak tahu hanya menunggu saja komando darinya.Sejujurnya aku masih mau mengenalnya lebih lagi secara kan perkenalan kita pun belum lama tapi kembali lagi kalau sudah jodohnya datang kita tidak bisa menolak nya bukan..... Soal responnya kak Armand dan mba Mita mereka menyerahkan semua keputusan kepada ku katanya,"Kamu yang menjalani,kamu tau apa yang baik buat kamu" Ucap kak Armand saat aku memberitahukan lamaran pak Arkan.Untuk ayah,aku belum mau bilang soal pak Arkan mungkin nanti saja,sudah hampir sebulan ini aku belum mengobrol banyak dengannya.----------Persiapa
Hari wisuda pun tiba,lusa aku dan teman-teman ku akan melakukan Wisuda bersama,antusiasme kami menyambut hari itu tiba dengan hati yang bahagia.Hari ini aku akan mengambil kebaya pesanan ku untuk wisuda di butik langganan mamanya pak Arkan,beliau pun turut serta dalam menyiapkan keperluan wisuda ku ini,membawaku ke salah satu butik langganannya untuk memesankan satu set kebaya untuk ku.Pak Arkan sudah menunggu ku di ruang tamu sedang mengobrol dengan kak Armand."Sudah siapa?" Tanya pak Arkan saat melihat ku mendekat ke arahnya."Sudah." Jawabku,lalu duduk di sebelahnya sembari menyomot pisang goreng buatan mba Mita."Kamu ga ada malunya Nis,di samping kamu siapa itu,ga ada jaim-jaimnya." Ucap kak Armand memarahiku."Saya sudah kebal kak." Kata pak Arkan meledek ku."Ga illfeel kamu liat kelakuan Annisa?" Tanya kak Armand yang ikut menyindir ku."Engga lah pak Arkan nerima aku apa adanya,iya ga pak?" belaku lalu menoleh ke pak Arkan memintanya mengiyakan ucapan ku.Pak Arkan ha