"Arkan" Panggilan dari seorang wanita paruhbaya yang tak lain adalah mamanya pak Arkan,menghampiri mereka berdua yang sedang berdiri di samping mobil. "Kamu ngapain di sini?" Tanya dan melirik ke arahku. "Siapa dia sayang?" Tanyanya lagi,dan mendekat ke arahku. Pak Arkan masih diam dan membisu,hanya melirikku sebentar lalu melihat ke arah wanita paruh baya ini. "Kamu siapa nak?" Tanyanya lagi karena tidak mendapatkan jawaban dari pak Arkan. "Aku Annisa tante,tante...?" Jawabku dan menanyakan siapa beliau ini. "Saya mamahnya Arkan." Jawabnya cepat,dan memelukku,aku yang di peluk di buatnya kaget melihat ke arah pak Arkan dengan mata melotot,ternyata beliau ini mamanya pak Arkan. "Kamu sakit sayang,di lihat dari wajahmu yang pucat ini." Tanya mamanya pak Arkan melepaskan pelukannya dan mengelus kedua pipiku ini. "Annisa habis kecelakaan mah 1 minggu yang lalu." Pak Arkan yang menjawab. "Ya ampun,kecelakaan apa dan di mana sayang?" Tanyanya masih tetap menatap ke arahku. "Di k
"Assalamualaikum". Ucap suara dari arah belakang ku,suara dari orang yang amat sangat ku kenal itu... " Wa'alaikum salam". Jawab kami bersamaan,ku putar badan ku mengharap ke asal suara itu dan benar saja mereka yang datang.Angga,Rahmah,dan bu Ajeng untuk apa mereka datang ke sini,pakaian mereka seperti yang ku lihat tadi saat di rumah sakit tapi tak melihat ada Angga di sana."Kalian dari mana saja?" Tanya ayah yang menghampiri mereka."Kita dari rumah ke toko kue dulu baru ke sini mas". Jawab bu Ajeng,memperlihatkan plastik bawaannya ke ayah." Toko kue,bukannya tadi mereka dari rumah sakit ya". Ucapku dalam hati,kenapa mereka harus berbohong,tak mau ambil pusing,ku putar badanku,melangkahkan kaki untuk duduk di sofa ruang tamu kak Armand,maunya sih langsung masuk ke kamar tapi sungkan karena banyak tamu yang datang.Pak Arkan ikut duduk di sebelahku,posisi kami terlihat menempel karena sofa yang ku duduki jadi sempit setelah pak Arkan ikut duduk di sebelahku.Di depan ku ada oran
Selesai memeriksa dan membacanya pak Arkan menatap ke arah ku,"Ini sudah bagus." Ucapnya.Senangnya mendapatkan kabar ini."Sudah bisa lanjut bab berikutnya". Ucapnya lagi."Iya pak,Terima kasih". Jawabku antusias,tak sia-sia rasanya perjuanganku ini." Kamu ke sini naik apa? Saya tidak melihat motormu di parkiran". Tanyanya.Sedikit kaget mendengar perkataannya itu."Tadi pagi di antar kak Armand,ke sini naik taksi online". Jawabku." Nanti pulang saya antar". Ucapnya lagi."J-jangan pak,tidak usah merepotkan,kak Armand nanti mau jemput". Tolak ku halus." Tadi kakak mu menelpon saya,dia meminta tolong untuk mengantarkan mu pulang karena dia ada kerjaan yang belum bisa di tinggalkan". Katanya,apa maksud kak Armand menelpon dan meminta tolong sama pak Arkan sih,kesal sama kak Armand ini."Saya bisa naik taksi online lagi". Jawabku cepat." Saya tunggu di parkiran,kamu sudah selesai silahkan lanjutkan urusan mu,saya masih ada sedikit pekerjaan". Ucapnya lagi dengan nada yang tak mau di
Sepanjang perjalanan kami hanya diam,di belakang ada mobilnya mas Angga yang mengikuti mobil kami,ku lirik wanita paruh baya korban kecelakaan yang di selamatkan pak Arkan tadi masih duduk memegangi tangannya yang terluka.Siapa wanita paruh baya ini,apa masih ada kekerabatan dengan pak Arkan,Batinku.Mobil tiba di rumah sakit,gegas pak Arkan turun dan membantu paruh baya itu untuk turun dan menuntunnya ke dalam rumah sakit.Aku hanya diam mengikuti pak Arkan,sebetulnya apa gunanya aku di sini juga.sebelum memasuki ruangan gawat darurat pak Arkan menitipkan tas kecilnya kepadaku."Boleh saya titip ini Annisa". Pintanya menyodorkan tas kecilnya kepadaku.Aku hanya mengangguk dan menerima tas itu.Sementara pak Arkan masuk aku lebih memilih menunggunya di depan ruangan dan duduk di kursi yang sudah tersedia ini.Tak lama ku lihat mas Angga berlari ke arahku,hanya menatapku sekilas lalu berjalan masuk ke ruangan yang tadi di masuki pak Arkan bersama wanita paruh baya itu.Handphone di d
"Saya sudah selesai". Ucap mas Angga yang baru saja datang."Biar saya yang antar pulang". Kata pak Arkan yang berjalan kembali ke arah kursi roda wanita paruh baya itu."ARKAN". Teriak mamanya pak Arkan kembali emosi.Aku yang sedikit terkejut dengan sikap mamanya pak Arkan ini hanya bisa mengelus punggungnya saja."Ma,Arkan cuma nolong tante Dian". Ucap pak Arkan dengan sorot mata memohon."Nak Arkan biar tante di antar laki-laki ini saja". Ucap wanita paruh baya itu yang sedari tadi menundukkan kepalanya,tangannya menunjuk ke arah mas Angga."Kamu dengar Arkan". Ucap mamanya pak Arkan tegas.Pak Arkan yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa pasrah tak bisa melawan mamanya."Saya titip tante Dian sama anda". Pinta pak Arkan ke mas Angga."Tenang saja saya pasti antar kan sampai selamat karena saya yang telah melukainya". Jawab mas Angga tenang."Saya pamit,Terima kasih sudah membantu saya". Ucapnya lagi,lalu mendorong kursi roda yang di duduki wanita paruh baya itu.Aku,pak Arkan
Sesampainya di rumah kak Armand,aku mengajak mamanya pak Arkan untuk masuk dan mengenalkannya ke kak Armand dan mba Mita."Assalamu'alaikum". Ucapku memasuki rumah dengan tangan yang masih menggandeng tangan mamanya pak Arkan."Waalaikumsalam". Jawaban dari dalam."Kamu baru pulang Nis?" Tanya kak Armand yang menghampiriku."Iya kak tadi ada sedikit masalah,nanti ku ceritakan". Jawabku menjelaskan."Ini siapa Nis?" Tanya mba Mita menunjuk ke mamanya pak Arkan."Oh iya Nisa jadi lupa". Ucapku menepuk dahi."Ini mamanya pak Arkan" "Ma,ini kakakku dan istrinya,kak Armand dan mba Mita". Jawabku lalu mengenalkan kakak dan mba ke mamanya pak Arkan."Salam kenal tante saya Armand dan ini istri saya Mita". Ucap kak Armand mengenalkan diri."Saya Ranti Sadewa mamanya Arkan". Jawab mamanya pak Arkan."Mari duduk tante". mba Mita mengajak mamanya pak Arkan duduk di sofa."Mau minum apa tante?" mba Mita menawarkan."Jangan merepotkan". Jawab mamanya pak Arkan."Tidak kok tante". Ucap mba Mita ber
Tak ku hiraukan pesan dari mas Angga,sudah cukup tak ada lagi yang harus di bicarakan.Ku blokir nomor itu seperti ku blokir nomornya mas Angga.Seminggu berlalu,aktifitas yang sama selalu ku lakukan,mengajar dan pergi ke ke kampus.Bertemu dengan pak Arkan hanya sekedar mendiskusikan skripsi ku saja.Hari ini rencananya aku dan ke tiga temanku berencana pergi menonton bersama setelah pulang dari kampus,kami pergi menggunakan mobilnya Tia,sengaja tadi tak membawa motor saat pergi mengajar dan ke kampus karena acara hari ini sudah kami rencanakan dari kemarin.Sampai di bioskop membeli tiket film yang akan kami tonton,tak lupa membeli snack dan minuman untuk menemani kami menonton.Sedang asik mengantri dua orang yang selalu ku hindari ada di hadapan ku,kenapa harus bertemu mereka,malas rasanya,mood ku jadi jelek gara-gara melihat mereka,pamit untuk ke toilet kepada teman-temanku,untuk sedikit meredakan mood ku yang jelek ini.Keluar dari toilet tiba-tiba tangan ku di tarik seseorang."
Keputusan terberat yang ku ambil saat ini sangatlah bertentangan dengan hati ku.Annisa lah yang sebenarnya ku inginkan untuk mendampingiku menjadi pengantin ku,akan tetapi atas kebodohan yang ku lakukan dengan Rahmah semua harus hancur begitu saja.Satu tahun lebih berhubungan dekat dengan Rahmah rasanya semakin hari semakin nyaman,sampai saat tiba-tiba di suatu malam Rahmah datang dengan pakaian basahnya,dan dalam ke adaan berantakan,aku yang tak tega mengajaknya untuk masuk ke dalam kamar kost dan memberikan handuk dan pakaian ganti,menyuruhnya untuk mengganti pakaian di kamar mandi,sedangkan ku membuatkan teh hangat,kebetulan sekali sebelum Rahmah datang diriku sedang membuat skripsi di temani secangkir kopi.Duduk di lantai berhadapan sambil menyesap minuman kita masing-masing,Rahmah masih diam tidak mau bercerita apa yang sedang dia alami saat ini,aku pun tak memaksanya untuk bercerita mungkin Rahmah belum siap,dia hanya diam dan menundukan kepalanya.Beberapa menit berdiam Hand