Share

Bab 3. Kerjasama

last update Last Updated: 2023-12-27 11:57:34

Ryan memutuskan untuk mengambil tindakan. Ia mulai menyusup ke dalam kamar ibu mertuanya, membuka komputer dan dokumen Emily untuk mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh ibu mertuanya dan istrinya - Selly.

Ryan menghabiskan berjam-jam di depan komputer mama mertuanya, mencoba mengumpulkan setiap bukti yang ia dapatkan. Ia menemukan banyak dokumen terkait keuangan, bisnis, dan kehidupan pribadi keluarganya yang menyimpan rahasia besar.

Saat Ryan sibuk menyelidiki dokumen-dokumen yang tersebar di atas meja komputer ibu mertuanya. Matanya fokus, jari-jarinya lincah menekuni setiap detail yang bisa ia temui.

"Ryan, apa yang kau lakukan di sini?" bentak Emily, tiba-tiba muncul di pintu dengan ekspresi marah.

Ryan terkejut, cepat membalikkan kepalanya. Dia berusaha setenang mungkin, dengan ekspresi wajah tanpa dosa karena sedang amnesia.

"Emily, aku mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini. Aku perlu tahu kebenarannya, agar aku bisa lepas dari amnesia ini." Ryan menjelaskan dengan mimik wajah polos.

"Mengintip dokumen pribadiku?" ujar Emily dengan nada sinis, langkahnya mendekati Ryan dengan ekspresi yang memanas.

Ryan mengangguk dengan suara bergetar, masih terus mencoba mempertahankan jari-jarinya yang ada di hadapan komputer.

Dia bertingkah seakan-akan tidak sadar dan tidak banyak tahu, sehingga saat mata Emily tidak awas - jarinya cepat keluar dari dokumen yang dirahasiakan ibu mertuanya kemudian masuk ke link musik.

"Tidak ada yang perlu kau lindungi! Kau tidak lebih dari seorang sampah," bentak Emily, tangan kirinya menggapai benda terdekat untuk menyerang Ryan.

Namun, sebelum ia bisa melakukan apa pun, Emily menampar Ryan dengan keras, membuatnya terjatuh ke lantai.

"Kau tidak akan bisa menghentikan apapun!" teriak Emily, mencoba mengambil dokumen-dokumen yang ada di tangan Ryan.

Ryan berusaha bangkit, wajahnya yang terasa sakit akibat tamparan itu, tetapi tekadnya tak goyah. Tapi sebisa mungkin ia berakting natural, akan tidak membutuhkan berkas-berkas dokumen tersebut.

Emily melangkah maju dengan langkah panjang, tatapan tajam yang menyala dengan kemarahan tak terbendung. Matanya yang menatap Ryan penuh kebencian, namun terhenti ketika melihat bahwa berkas-berkas yang menjadi incarannya masih utuh.

"Aku tahu kau mengintai! Kau pikir aku tak menyadari?" desis Emily dengan suara gemetar, tangannya menggigil saat melihat dokumen-dokumen itu masih aman.

Namun, Ryan tetap tenang, ekspresinya yang polos dan terlihat tak berdaya mengelabui ibu mertuanya - Emily.

"Aku... aku tak tahu apa yang sedang terjadi padaku, Emily. Aku mencoba mengingat, tapi semuanya hanya gelap." Ryan kembali berakting.

Emily memandangnya dengan tatapan bingung dan marah. Dia takut bahwa Ryan mungkin saja berpura-pura. Meski begitu, kebingungan dan penyesalan Ryan terlihat nyata.

"Jangan pernah sentuh berkas-berkas itu lagi, Ryan!" ujar Emily dengan suara yang mengancam, walau dia sedikit ragu melihat ekspresi polos Ryan.

"Maaf, aku tak bermaksud untuk menyakiti perasaanmu, Emily. Aku... aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diriku." Ryan mengangguk cepat, memperlihatkan ekspresi tak berdaya.

"Jangan main-main, Ryan. Aku akan memantau setiap gerakmu. Jangan harap bisa mendapat informasi apa pun dari sini!" Emily masih terlihat bingung, namun melihat keadaan berkas yang masih utuh, dia menarik diri dengan langkah mundur.

Dengan tatapan yang masih penuh kebencian, Emily menghardik Ryan supaya meninggalkan kamarnya. Namun, meskipun kehilangan akses ke dokumen-dokumen itu, Ryan sudah memiliki segalanya yang diperlukan dalam ingatan otaknya yang brilian.

Namun, dalam keberhasilan menyimpan informasi tanpa diketahui Emily, Ryan menyadari bahwa permainan pikiran ini akan semakin rumit dan berbahaya bagi kehidupannya.

Tak lama kemudian Diana datang ingin menemui Ryan dan Selly. Tapi melihat wajah ibu mertuanya Ryan yang terlihat tegang, Diana justru penasaran dengan apa yang terjadi di rumah ini.

"Tante, ada apa?" tanya Diana penasaran.

"Eh, kamu Di. Gak ada apa-apa, hanya ..." Emily tidak bisa langsung memberikan jawaban.

Diana masih menunggu penjelasan Emily, hingga beberapa saat kemudian ibu mertuanya Ryan itu menceritakan kejadian yang tadi ada di kamarnya.

Mendengar cerita tersebut, Diana mengerutkan keningnya. Ia memikirkan tentang kondisi Ryanoir yang katanya amnesia, juga badannya yang tidak sehat secara keseluruhan karena lumpuh pada satu kakinya sehingga harus berada di kursi roda.

Tapi Diana tahu persis apa yang terjadi pada pernikahan sepupunya, Selly dengan Ryanoir. Semua itu karena Ryanoir yang seorang Tuan Muda dari keluarga Herlambang, tentunya memiliki banyak harta. Dan iming-iming dari Tuan Besar Herlambang - kakek Ryanoir, bagi wanita yang mau menikah dan merawat cucunya akan mendapatkan banyak uang dari jatah bulanan yang diberikan. Sebab uang itu bukan hanya sekedar untuk merawat Ryanoir saja, tapi untuk kehidupan keluarga si wanita.

"Memangnya, apa yang Tante rencanakan sehingga menantu Tante seperti itu?" tanya Diana, yang tidak tahu rencana Emily.

"Ck, tentu saja aku ingin uang yang lebih besar, Diana. Ryanoir itu tidak berguna selain uangnya saja," decak Emily dengan sinis.

"Jadi?" Diana mendesak tantenya itu agar mau menceritakan rencananya.

Akhirnya, Emily menceritakan rencananya pada Diana dengan meminta bantuan pada keponakannya itu agar membantunya untuk membuat Ryanoir tidak bisa kembali pada ingatannya yang menjadi Tuan Muda.

Sebagai seorang ahli kejiwaan, Diana tentu saja heran dengan sikap Emily. Padahal Tuan Besar Herlambang sudah memberikan fasilitas rumah dan mobil yang dikendarai mereka, dan itu bukan hanya satu tapi ada dua mobil mewah.

Dari pembicaraan mereka ini, Diana bisa menarik kesimpulan bahwa Ryanoir ternyata mendapatkan tekanan dari istri dan ibu mertuanya. Dan itu bisa sakitnya kemarin hingga akhirnya amnesia. Kemungkinan alam bawah sadar Ryanoir tidak menginginkan kehidupan yang lemah sehingga berpikir untuk menjadi kuat, sama seperti yang diceritakan kepadanya beberapa waktu lalu.

"Lalu, di mana dia sekarang, Tante!" tanya Diana dengan melihat sekeliling, karena rumah terlihat sepi.

"Selly sedang ada pertemuan dengan teman sosialitanya, sedang "sampah" itu ada di kamarnya. Aku usir tadi, saat ada di kamarku." Emily menjawab dengan ketus.

"Boleh aku bertemu dengan, Ryanoir?" Diana memberanikan diri untuk bertemu dan berbicara dengan Ryan di rumah ini.

Dokter ahli kejiwaan itu merasa bersimpati atas nasib Ryanoir, yang nyatanya menderita di bawah tekanan istri dan ibu mertuanya sendiri. Sedangkan semua kemewahan dan fasilitas yang disediakan adalah milik keluarga Ryanoir sendiri.

"Kamu harus bisa membuat Ryan lupa selama-lamanya, Diana!" lirih suara Emily, penuh penekanan.

"Tante ..."

"Aku tidak akan menagih hutang ayahmu, jika kamu mau bekerja untukku!" seru Emily memotong kalimat Diana yang mau menjawabnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 121. Ritual Akhir

    Tapi Ryan tidak ingin mendengarkan perintah Alicia, dia ingin menyelamatkan mereka semua dari situasi ini. Dia mengambil tongkat ajaib dan berdiri di dekat altar. Dengan nafas terengah-engah, dia mencoba mengucapkan mantra yang tepat untuk mengakhiri ritual.Tangan Ryan bergetar, ketika dia mencoba mengucapkan kata-kata mantra tapi sayangnya otaknya tidak bisa berkonsentrasi sehingga salah ucap. Tubuhnya mulai terasa lelah dan pusing, tapi dia tidak ingin menyerah. Dia mengulang mantra itu berkali-kali, sampai tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan cahaya matahari menyinari seluruh ruangan.Ryan melihat ke arah pintu dan terkejut melihat kehadiran dua orang berpakaian serba hitam dan memakai topeng, yang pastinya bukan teman melainkan lawan."R-yan, cepat, cepatlah keluar dari sini sebelum terlambat!" kata Alicia dengan suara lemah, tapi tegas."Hahaha ... kalian semua tidak ada yang bisa keluar dari sini!" teriak satu dari dua pria tadi.Pria itu, menodongkan senjata api ke arah Ryan da

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 120. Yakinlah

    Beberapa hari kemudian.Dalam ruangan yang cukup luas dan gelap, sebuah altar besar terlihat berdiri di tengah ruangan dengan api ungu yang menyala di atasnya. Di sekeliling altar, terdapat lingkaran ungu yang ditempati oleh tiga pria dewasa, mereka memakai jubah putih bergaris hitam dan membawa tongkat dengan bentuk aneh yang dihiasi dengan kristal merah dan biru.Di sudut ruangan, ada dua gadis yang saling berpelukan. Satu diantara mereka dengan wajah menangis, sementara yang satu menenangkan.Gadis pertama memiliki rambut cokelat kehitaman dan bibir tebal, sedangkan gadis kedua memiliki rambut pirang pendek dan mata hijau cerah. Keduanya mengenakan pakaian putih dengan kain tipis yang melambai-lambai terkena angin yang berhembus dari celah-celah jendela."Lepaskan aku, lepaskan aku!" desah gadis cokelat sambil menangis dan berusaha melepaskan diri dari genggaman pria yang mengikutinya dari belakang."Tidak perlu takut, kita hanya akan melakukan pertukaran jiwa saja," terang pria it

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 119. Menikahlah Denganku

    Setelah semua permasalahan yang rumit dan kompleks terselesaikan, Ryan berniat mewujudkan impiannya untuk pensiun meskipun saat ini ia masih muda. Tapi urusan perusahaan keluarga Herlambang sudah ia serahkan kepada orang-orang pilihan yang dipercayainya, jadi ia bisa lebih santai menikmati hidupnya dengan memantau perkembangan perusahaan hanya lewat email saja.Pria itu juga memimpin kelompok Pluto sebagaimana peran yang seharusnya, dan rencana terdekatnya adalah menikah dengan Alicia. meskipun sadar jika Alicia adalah orang yang memiliki darah sama dengannya karena lahir dari rahim yang sama, tapi Ryan merasa bahwa dirinya ini adalah orang lain yang kebetulan terperangkap dalam tubuh kakak dari Alicia. Dan ia ingin menghabiskan sisa umurnya bersama gadis tersebut, meskipun ia sendiri tidak yakin jika Alicia akan setuju dengan keputusannya itu.Ryan duduk di teras rumahnya sambil menatap jauh ke depan. Hari itu ia memutuskan untuk menjalankan rencananya, meskipun ia tahu itu akan menja

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 118. Bukan Darah Herlambang

    Beberapa hari kemudian, Ryan dan Alicia akhirnya memiliki rencana yang matang untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Mereka merencanakan serangan mendadak ke markas kelompok yang ingin merebut kekuasaan, dan mereka yakin bahwa itu akan berhasil.Ryan dan Alicia duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, guna menghindari perhatian orang lain - di mana mereka sengaja bertemu secara diam-diam untuk membicarakan rencana ini. Mereka sedang merancang strategi dan merencanakan serangan mendadak ke markas musuh mereka, jadi tidak ingin didengar oleh siapapun termasuk para asisten supaya menghindari mata-mata yang kemungkinan besar tetap ada di antara orang-orang terdekat."Mereka pasti akan siap untuk serangan kita," bisik Ryan sambil memicingkan matanya pada menu kafe di hadapannya - agar tidak terlalu tentara saat berbicara."Tentu saja mereka akan siap," sahut Alicia, "Tapi kita punya keunggulan. Kita sudah mengetahui rencana mereka, dan kita bisa memanfaatkan kelemahan-kelemahan mereka untu

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 117. Skandal

    Ryan akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri ke tempat persembunyian yang disebutkan oleh orang misterius tersebut - yang menghubunginya lewat telepon. Setibanya di sana, pria itu langsung menyelidiki sekitar dan mendapatkan informasi penting yang bisa digunakan untuk mengalahkan orang-orang yang merupakan musuh-musuh keluarga Herlambang dan menggulingkan Ryanoir dari kursi pewaris tunggal.Namun, di tengah-tengah penyelidikannya, Ryan bertemu dengan sosok yang tidak ia duga. Sosok itu adalah Alicia, gadis yang kini bekerja di perusahaan Herlambang miliknya.Namun, kali ini perspektif Ryan terhadap gadis tersebut telah berubah. Dia tidak lagi memandang Alicia sebagai musuh atau bukan lawan. Sebaliknya, Ryan mulai melihat gadis itu sebagai seseorang yang dapat dipercaya dan menjadi sekutunya dalam melawan kelompok yang ingin menaklukkan dunia bawah."Aku tidak tahu bahwa kamu akan datang ke sini, Ryan," kata Alicia dengan wajah yang menggambarkan rasa terkejut dan lega.Ryan hanya ters

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 116. Informasi Misterius

    Dengan terus mendengarkan pembicaraan Alicia dengan seseorang melalui telepon, Ryan memikirkan dugaan-dugaan sementara yang sedang ia pikirkan untuk kesimpulan penyelidikannya."Apa?" Ryan terkejut saat pengakuan Alicia, tentang hubungannya dengan Selly - istri Ryanoir yang sudah dihukum dengan cara yang menyedihkan hingga meninggal dunia.Ryan terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya lewat alat sadapnya. Ia berusaha menekan perasaan kekecewaannya karena ia sudah sempat terlena pada pesona gadis itu."Apakah Selly benar-benar terkait dengan penyelidikanku tentang Alicia? Mereka masih ada hubungan darah, dan apa tadi ... adiknya Selly?" Ryan berpikir keras, mencari tahu apakah ada kaitannya dengan kasus kelompok Pluto di masa lalu - yang nyatanya melibatkan keluarga Herlambang.Pria itu merasa terbebani dengan pengetahuan yang baru ia ketahui. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Alicia, gadis yang sudah membuat hatinya terpesona, memiliki hubungan dengan keluarga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status