Share

Bab 4. Ragu

last update Last Updated: 2023-12-27 14:56:08

Ketika Diana masuk ke kamar Ryan, dia menemukan Ryan duduk di kursi roda dengan tatapan kosong yang tanpa ekspresi.

"Tuan Muda Ryanoir, apa yang sedang Anda pikirkan?" tanya Diana, mendekat ke arah Ryan.

"Aku tidak tahu, Di. Semua terasa begitu sulit dan kabur aku ingat-ingat," jawab Ryan dengan menggelengkan kepalanya, ekspresinya tampak lelah.

Diana merasa iba pada Ryan, ia tahu betul bahwa Ryan sedang mengalami masa sulit dan butuh bantuan yang besar untuk bisa keluar dari situasi yang seperti sekarang.

"Dengar, Ryan. Aku ingin membantumu, tapi aku butuh kejujuranmu. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Diana, memandang Ryan dengan tatapan menyelidik.

Ryan menatap ke arah Diana, ia merasa takut jika harus membuka diri. Namun, ia tahu bahwa Diana bisa membantunya keluar dari tempat yang sulit.

Tapi keyakinan itu juga tidak bisa diambil secara cepat, sebab bagaimanapun juga Diana ini adalah saudara sepupu Selly, yang artinya keponakan dari ibu mertuanya.

"Aku... aku merasa diriku sedang dijebak, Di. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, tapi aku merasa bahwa semuanya bukan seperti yang seharusnya." jelas Ryan dengan nada lemah, cemas dan ragu-ragu.

"Bagaimana bisa aku membantumu, Ryan? Apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Diana kembali mengajukan pertanyaan, mengangguk untuk memastikan bahwa Ryan bisa percaya dan nyaman dengan.

"Aku baru tahu bahwa aku adalah Tuan Muda Ryanoir Herlambang, tapi selain itu, semuanya terlihat kabur. Aku merasa bahwa ada yang disembunyikan dari diriku, tapi aku tidak tahu apa itu."

Ryan merenung sejenak, mencoba merangkai ingatannya yang terpecah-pecah agar bisa mendapatkan kalimat yang tepat untuk mengutarakan isi hatinya yang tidak bisa percaya pada siapapun untuk saat ini.

Diana mengangguk, ia tahu bahwa Ryan memiliki ingatan yang rusak dan butuh bantuan yang spesifik agar bisa pulih kembali.

"Kamu butuh terapi khusus untuk mengembalikan ingatanmu, Tuan Muda Ryanoir. Saya bisa membantumu, karena saya adalah ahli yang tepat untuk itu."

Ryan mengangguk, matanya memandang tajam ke arah Diana. Ia ingin mempercayai Diana dan merasa bahwa Diana adalah satu-satunya orang yang bisa membantunya keluar dari perangkap yang dihadapinya.

Sayangnya, rasa ragu itu tetap mendominasi. Sedangkan jiwa pembunuh yang melekat kuat di dalam jiwanya, tentu memiliki insting yang kuat untuk menilai sesuatu.

"Saya percaya padamu, Di. Tolong bantuku keluar dari situasi ini." Akhirnya Ryan bersuara lembut, memancing Diana.

"Tentu saja, Ryan. Aku akan membantumu sebisaku." Diana merasa senang mendengar itu, ia akan membantunya dengan cara yang tepat agar Ryan bisa pulih kembali.

Namun, mereka tidak menyadari bahwa Emily sedang mengawasi gerak-gerik mereka. Emily sangat tidak senang dengan kedatangan Diana ke rumahnya dan merasa bahwa Diana adalah ancaman bagi rencananya.

Untungnya, tadi ia sempat berikan ancaman kepada keponakannya itu supaya mau bekerja sama dengannya. Emily tidak ingin Ryanoir kembali mengingat segala hal tentang harta kekayaan yang dimilikinya sebagai Tuan Muda keluarga Herlambang.

"Aku harus mengawasi Diana dan Ryan dengan waspada dan cermat. Aku tidak bisa membiarkan Diana mengganggu rencanaku." ujar Emily, memandang tajam ke arah kamar Ryan.

***

Hari berganti hari, Diana terus bekerja keras untuk membantu Ryan memulihkan ingatannya. Mereka berdiskusi dan bekerja sama untuk mencari tahu bagaimana cara mengembalikan ingatan Ryan yang hilang.

Sementara itu, Emily bersama dengan Selly mengatur rencananya secara diam-diam. Mereka merasa takut jika Ryan berhasil mengingat kembali tentang semua kekayaan keluarga Herlambang yang selama ini telah mereka kuasai.

"Ia harus selalu disadarkan bahwa ia seorang pecandu obat-obatan dan alkohol," kata Emily pada Selly yang tentu saja mendukung dan membantunya.

"Aku juga gak sudi punya suami seperti itu, Bu!" protes Selly dengan bibir mengerucut.

"Ck, sabarlah! Sebentar lagi juga 'si lumpuh' itu lenyap dari dunia ini!" hardik Emily pada anaknya.

Emily mulai memasukkan obat-obatan dan membiarkan Ryan mengonsumsinya. Ia terus memantau kondisi Ryan, dan memberikan dosis yang cukup agar Ryan tetap seolah-olah lemah dan harus selalu bergantung pada pengobatan.

Sementara itu, Diana juga terus berusaha membantu Ryan. Ia merasa khawatir dengan perasaan yang selalu mengganggu Ryan. Diana merasa ada yang tidak beres di dalam pikiran Ryan tapi ia tidak tahu bagaimana caranya membantu secepatnya. Namun, ketekunan dan rasa sayang Diana pada Ryan membuat dia berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membantunya.

Tiba-tiba, suatu hari Ryan mengalami flashback dan tiba-tiba ia ingat tentang suatu peristiwa penting di masa lalunya, saat ia mendapatkan misi terakhir sebagai pembunuh dan mati saat beraksi.

"Jadi, aku benar-benar seorang pembunuh?" gumam Ryan dengan wajah tegang.

"Apa, Tuan Muda Ryanoir?" tanya Diana cepat saat mendengar perkataan Ryan yang tidak jelas.

"Eh, kamu ..."

Diana tersenyum menanggapi perkataan Ryan yang tidak selesai. Hal ini adalah sesuatu yang wajar untuk penderita amnesia, sebab ingatan mereka yang kadang kala hanya sepotong-sepotong sehingga tidak jelas.

Dari sikap Ryan, Diana tahu jika saat ini Ryan sedang mengingat sesuatu. Tapi ia juga ragu untuk membuat laporan tentang kemajuan yang dicapai oleh Ryan, sebab ia takut jika Emily dan Selly akan bertindak lebih brutal terhadap Ryan.

Ryan sendiri heran dengan tingkah Diana, yang tadi sempat tersenyum dan kini justru tampak murung.

"Di, apa yang terjadi padamu?" Ryan tak tahan untuk bertanya.

"Eh, a-ku ... saya, tidak ..."

Diana tidak bisa menjelaskan tentang permasalahannya yang pelik terkait keinginan ibu mertuanya Ryan. Ia tidak tega, tapi jika tidak mengikuti keinginan tantenya itu, Diana juga tidak bisa melunasi hutang ayahnya yang cukup besar pada Emily.

Hutang itu dilakukan ayahnya sebelum meninggal, dan uang dari hutang itu digunakan untuk membayar biaya ujian akhirnya sebagai dokter ahli kejiwaan.

Sementara itu, Ryan tetap pura-pura amnesia dan lumpuh sehingga Diana juga ragu, apakah dia akan bekerjasama dengan Emily, atau mengatakan yang sebenarnya pada Ryan.

"Di, apa ada masalah?" desak Ryan yang belum mendapatkan jawaban atas pertanyaan tadi.

"Emh, tidak ada. Tidak ada apa-apa, Tuan Muda." Diana menjawab dengan sedikit gugup.

"Oh, syukurlah. Aku pikir kamu kenapa, atau mendapat ancaman yang ... membuatmu takut," pancing Ryan.

Ryan sadar ada yang disembunyikan oleh Diana. Dia yang pura-pura bodoh, mencoba menggali informasi dari Diana. Sedangkan Diana semakin merasa kasihan pada Ryan. Di sinilah pergolakan batin Diana, yang ingin menyampaikan ajakan kerjasama Emily, yang memintanya untuk tetap membuat Ryan amnesia.

Diana merasa bersalah sehingga terpanggil jiwa kemanusiaan dan tugas dokternya, yang harus menghadapi kenyataan dengan kebenaran supaya pasien seperti Ryanoir ini bisa secepatnya pulih.

"Ryan, sebenarnya ... "

"Diana!" panggil Emily dengan suara keras, membuat dokter muda itu terkejut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 121. Ritual Akhir

    Tapi Ryan tidak ingin mendengarkan perintah Alicia, dia ingin menyelamatkan mereka semua dari situasi ini. Dia mengambil tongkat ajaib dan berdiri di dekat altar. Dengan nafas terengah-engah, dia mencoba mengucapkan mantra yang tepat untuk mengakhiri ritual.Tangan Ryan bergetar, ketika dia mencoba mengucapkan kata-kata mantra tapi sayangnya otaknya tidak bisa berkonsentrasi sehingga salah ucap. Tubuhnya mulai terasa lelah dan pusing, tapi dia tidak ingin menyerah. Dia mengulang mantra itu berkali-kali, sampai tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan cahaya matahari menyinari seluruh ruangan.Ryan melihat ke arah pintu dan terkejut melihat kehadiran dua orang berpakaian serba hitam dan memakai topeng, yang pastinya bukan teman melainkan lawan."R-yan, cepat, cepatlah keluar dari sini sebelum terlambat!" kata Alicia dengan suara lemah, tapi tegas."Hahaha ... kalian semua tidak ada yang bisa keluar dari sini!" teriak satu dari dua pria tadi.Pria itu, menodongkan senjata api ke arah Ryan da

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 120. Yakinlah

    Beberapa hari kemudian.Dalam ruangan yang cukup luas dan gelap, sebuah altar besar terlihat berdiri di tengah ruangan dengan api ungu yang menyala di atasnya. Di sekeliling altar, terdapat lingkaran ungu yang ditempati oleh tiga pria dewasa, mereka memakai jubah putih bergaris hitam dan membawa tongkat dengan bentuk aneh yang dihiasi dengan kristal merah dan biru.Di sudut ruangan, ada dua gadis yang saling berpelukan. Satu diantara mereka dengan wajah menangis, sementara yang satu menenangkan.Gadis pertama memiliki rambut cokelat kehitaman dan bibir tebal, sedangkan gadis kedua memiliki rambut pirang pendek dan mata hijau cerah. Keduanya mengenakan pakaian putih dengan kain tipis yang melambai-lambai terkena angin yang berhembus dari celah-celah jendela."Lepaskan aku, lepaskan aku!" desah gadis cokelat sambil menangis dan berusaha melepaskan diri dari genggaman pria yang mengikutinya dari belakang."Tidak perlu takut, kita hanya akan melakukan pertukaran jiwa saja," terang pria it

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 119. Menikahlah Denganku

    Setelah semua permasalahan yang rumit dan kompleks terselesaikan, Ryan berniat mewujudkan impiannya untuk pensiun meskipun saat ini ia masih muda. Tapi urusan perusahaan keluarga Herlambang sudah ia serahkan kepada orang-orang pilihan yang dipercayainya, jadi ia bisa lebih santai menikmati hidupnya dengan memantau perkembangan perusahaan hanya lewat email saja.Pria itu juga memimpin kelompok Pluto sebagaimana peran yang seharusnya, dan rencana terdekatnya adalah menikah dengan Alicia. meskipun sadar jika Alicia adalah orang yang memiliki darah sama dengannya karena lahir dari rahim yang sama, tapi Ryan merasa bahwa dirinya ini adalah orang lain yang kebetulan terperangkap dalam tubuh kakak dari Alicia. Dan ia ingin menghabiskan sisa umurnya bersama gadis tersebut, meskipun ia sendiri tidak yakin jika Alicia akan setuju dengan keputusannya itu.Ryan duduk di teras rumahnya sambil menatap jauh ke depan. Hari itu ia memutuskan untuk menjalankan rencananya, meskipun ia tahu itu akan menja

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 118. Bukan Darah Herlambang

    Beberapa hari kemudian, Ryan dan Alicia akhirnya memiliki rencana yang matang untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Mereka merencanakan serangan mendadak ke markas kelompok yang ingin merebut kekuasaan, dan mereka yakin bahwa itu akan berhasil.Ryan dan Alicia duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, guna menghindari perhatian orang lain - di mana mereka sengaja bertemu secara diam-diam untuk membicarakan rencana ini. Mereka sedang merancang strategi dan merencanakan serangan mendadak ke markas musuh mereka, jadi tidak ingin didengar oleh siapapun termasuk para asisten supaya menghindari mata-mata yang kemungkinan besar tetap ada di antara orang-orang terdekat."Mereka pasti akan siap untuk serangan kita," bisik Ryan sambil memicingkan matanya pada menu kafe di hadapannya - agar tidak terlalu tentara saat berbicara."Tentu saja mereka akan siap," sahut Alicia, "Tapi kita punya keunggulan. Kita sudah mengetahui rencana mereka, dan kita bisa memanfaatkan kelemahan-kelemahan mereka untu

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 117. Skandal

    Ryan akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri ke tempat persembunyian yang disebutkan oleh orang misterius tersebut - yang menghubunginya lewat telepon. Setibanya di sana, pria itu langsung menyelidiki sekitar dan mendapatkan informasi penting yang bisa digunakan untuk mengalahkan orang-orang yang merupakan musuh-musuh keluarga Herlambang dan menggulingkan Ryanoir dari kursi pewaris tunggal.Namun, di tengah-tengah penyelidikannya, Ryan bertemu dengan sosok yang tidak ia duga. Sosok itu adalah Alicia, gadis yang kini bekerja di perusahaan Herlambang miliknya.Namun, kali ini perspektif Ryan terhadap gadis tersebut telah berubah. Dia tidak lagi memandang Alicia sebagai musuh atau bukan lawan. Sebaliknya, Ryan mulai melihat gadis itu sebagai seseorang yang dapat dipercaya dan menjadi sekutunya dalam melawan kelompok yang ingin menaklukkan dunia bawah."Aku tidak tahu bahwa kamu akan datang ke sini, Ryan," kata Alicia dengan wajah yang menggambarkan rasa terkejut dan lega.Ryan hanya ters

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 116. Informasi Misterius

    Dengan terus mendengarkan pembicaraan Alicia dengan seseorang melalui telepon, Ryan memikirkan dugaan-dugaan sementara yang sedang ia pikirkan untuk kesimpulan penyelidikannya."Apa?" Ryan terkejut saat pengakuan Alicia, tentang hubungannya dengan Selly - istri Ryanoir yang sudah dihukum dengan cara yang menyedihkan hingga meninggal dunia.Ryan terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya lewat alat sadapnya. Ia berusaha menekan perasaan kekecewaannya karena ia sudah sempat terlena pada pesona gadis itu."Apakah Selly benar-benar terkait dengan penyelidikanku tentang Alicia? Mereka masih ada hubungan darah, dan apa tadi ... adiknya Selly?" Ryan berpikir keras, mencari tahu apakah ada kaitannya dengan kasus kelompok Pluto di masa lalu - yang nyatanya melibatkan keluarga Herlambang.Pria itu merasa terbebani dengan pengetahuan yang baru ia ketahui. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Alicia, gadis yang sudah membuat hatinya terpesona, memiliki hubungan dengan keluarga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status