Share

Kelemahanku kekuatan untuk bertahan hidup
Kelemahanku kekuatan untuk bertahan hidup
Penulis: Hilton

Bab 1 Mensyukuri kesakitan

" SAKIT"  tidak sama dengan " penyakit". Sebab ada "sakit" yang bukan "penyakit". Misalnya, tertusuk jarum. Yang bersangkutan merasakan sakit, tapi ia tidak berpenyakitan. Yang bersangkutan merasakan sakit tetapi ia tidak berpenyakitan. Dan sebaliknya "penyakit" yang justru tanpa "rasa sakit". Misalnya, pada penyakit atau penderita penyakit diabetes dan penyakit kusta. Penyakit parah, tetapi yang bersangkutan karena penyakit itu justru menjadi mati rasa.

Namun jangan sekali kali anda berkata, "wah, saya juga mau, kalau ada 'penyakit' yang malah menghilangkan 'rasa sakit'! Salah besar! Sebab justru di situlah penderitaan si pasien. Yakni ia tidak mampu lagi merasakan "sakit". Seorang lelaki duduk di antara sekumpulan anak muda, ia tampak seperti seorang ayah bagi mereka namanya Alex. Sekumpulan anak muda itu terkadang memanggilnya ayah atau bapak.

Kemudian Alex melanjutkan ceritanya kepada sekelompok anak muda itu.

Suatu ketika, tatkala bertugas ke luar kota. Saya dan istri saya amat beruntung, sebab diajak makan lesehan  rame rame di tepi sebuah telaga. Disitu kami menikmati udara yang sejuk, pemandangan yang indah, makanan yang lezat, serta dikelilingi dengan teman teman yang ramah tamah. Pokoknya serba perfek-lah! . Kata Alex sambil mengerakkan tangannya seolah menerangkan setiap posisi tempat itu.

   Sampai suatu saat, selera makan saya lirih seketika, yaitu setelah seorang ibu menunjukkan kaki kanannya yang ternyata telah kehilangan dua buah jarinya. " O, di amputasi," pikir saya. Ternyata tidak.

    Ibu itu bercerita, bahwa ia kehilangan dua jarinya tepat di kaki kanannya itu ketika berlibur bersama keluarga di luar kota. Tatkala bangun pagi, ia heran karena ujung tempat tidurnya basah di genangi darah. Dan mendapati dua jari kakinya hilang,rupanya karena di makan tikus. Segumpal kecil sisanya malah masih di biarkan tergeletak di lantai itu.

   Kemudian Alex bertanya  kepada anak  muda itu tetapi mengapa ibu itu tidak merasakan apa-apa?  Tidak lain karena penyakit diabetes yang diderita oleh ibu itu telah membuat syarafnya tidak berfungsi lagi ( jelas Alex kepada anak muda itu).kemudian suara dari anak muda itu yang berseru ih, ngeri juga ya ayah!

ITULAH, antara lain perbedaan antara "rasa sakit" dan "penyakit". "Penyakit" adalah suatu keadaan yang sedapat mungkin harus kita atasi, kita obati, dan kita lenyapkan. Sampai tuntas....tas.., jera dan tidak berani datang kembali ( kata  Alex pada sekumpulan anak muda itu).

Kemudia ia bertanya sedang "rasa sakit"?  Haruskah kita membasmi dan kita musuhi? Wah, mengenai ini, lebih baik kita bicarakan lebih seksama dulu. Nabi Yeremia, dalam pergumulan imannya yang hebat, pernah berteriak memperotes TUHAN, "mengapakah penderitaan ku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah,, sukar disembuhkan? Sungguh engkau seperti sungai yang curang bagi ku, air yang tidak dapat dipercayai!"(dia membaca sebuah nats dari sebuah kitab, jelas disini tampak Alex adalah seorang yang baik dan rela membagi cerita dengan mereka karna semuanya itu adalah pengalaman yang dia alami sendiri dan juga karna ia seorang pelayan di sebuah gereja). Bila seorang nabi sehebat Yeremia saja berteriak kesakitan, dan hampir kehilangan kepercayaan kepada TUHAN, apalagi kita sahut Alex pada mereka.

Tetapi siapa sih yang dalam kesakitannya tidak meraung meminta penderitaannya diakhiri? Dalam pengalaman sakit saya sendiri, saya mengakui betapa saya dapat menerima "penyakit" saya. Tapi dengan harapan, saya tak perlu mengalami "kesakitan". Salah kah Yeremia ? (Tanya Alex kembali) atau salahkah saya? Salahkah orang mohon dibebaskan dari kesakitan.

SIAPA pun kecuali mereka yang kelainan jiwa tidak menyukai kesakitan. Entah suka atau tidak, rasa sakit itu ada dan akan terus ada. Ia akan senantiasa menjadi bagian integral dari kehidupan manusiawi kita yang normal.

Jadi mustahil menghindarinya, pikir saya (terangnya pada anak muda itu yang seiring memperhatikan wajah pak Alex dan seraya memanggut-manggut). Mengapa kita tidak berusaha mengenalnya dengan lebih akrab? Suapaya, siapa tahu, setelah berkenalan, kita lalu lebih mau dan lebih mampu menerimanya dengan rela. Ketimbang menanggung stress yang tidak perlu.

Pemahaman yang lebih komplit, objektif, dan adil mengenai "rasa sakit"(pain) banyak saya peroleh melalui karya laris Philip Yance yang berjudul "where ia God when it hurts?" Inilah yang akan saya bagikan kepada anda.

Buku ini di awali dengan penegasan, betapa "rasa sakit" adalah anugerah Allah yang luar biasa! Karena itu, ketimbang menyumpah "God dam'mit, it hurts!", Kita semestinya lebih baik memujinya, "tahnks God for pain" 

Tentu saja tidak semua "rasa sakit" bisa kita syukuri. Rasa sakit luar biasa, yang setiap saat, selama bertahun tahun bahkan berpuluh tahun, terus terusan tanpa henti dan tanpa iba menikam para penderita kanker, apa hal yang pantas kita syukuri? Menakan  TUHAN tidak membiarkannya menjalani sisa hidupnya dengan tenang tanpa rasa sakit? Untuk apa excess baggage ( beban lebih )  ini? Pertanyaan yang wajar bukan ( kata pa Alex' para anak muda itu yang mendengarkan dengan amat sangat paten).

Saya tidak tahu apa jawabnya. Seorang pakar yang khusus melakukan studi dan penelitian tentang rasa sakit, Dr Paul Brand, mengakui bahwa memang sayang sekali TUHAN tidak memberikan kita "tombol", yang dapat atau pada saat kita klik dapat menghentikan "rasa sakit" itu. Tetapi, kata Dr Paul, "rasa sakit" jenis itu, hanya berjumlah sekitar satu persen saja. Sedang  yang sembilan puluh sembilan persen lagi sisahnya, bersifat jangka pendek dan....bermanfaat!.

"PUJI syukur, TUHAN , untuk rasa sakit ini!! Mengapa mesti bersyukur? . Sebab alangkah malang dan celakanya mereka yang tidak bisa merasakan sakit lagi! Yang tak merasakan apa-apa, walaupun tangannya hangus terbakar api kompor yang bernayala nyala ( jawab Edward). Ya benar yang tak merasakan apapun, walaupun paku panjang menusuk sampai tembus telapak kakinya. Banyak penderita penyakit kusta meninggal dunia, bukan karena penyakitnya, melainkan karena luka di sekujur tubuhnya yang tak tersadari oleh penderitanya ( jawab pak Alex).

"Rasa sakit" adalah anugrah Allah untuk memberi peringatan bahwa ada bahaya mengancam. Saya kira anda pernah mengalami, bagaimana kepala anda bummmm...sakitnya luar biasa( pak Alek memperagakan hal tersebut untuk menjelaskan ucapannya). Ketika di suatu siang yang  panas, karena kepengen cepat cepat atau buru buru memuaskan dahaga, lalu anda melahap habis satu corong es krim dengan dua kali telan. Sakit di kepala ini bukan karena ada es krim yang masuk ke otak anda. Bukan! Tetapi tubuh anda memberi sinyal bahwa perut anda tidak tahan terhadap "perubahan cuaca atau suhu" yang drastis, akibat es krim yang Anda paksakan sekali masuk dalam jumlah "besar" itu!.

Ada satu lagi ketika di suatu pagi, begitu bangun dari tidur, anda merasakan ngilu luar biasa di pundak anda. Ini bisa jadi akibat anda terlalu capek main sepak bola atau semacamnya hingga melebihi kapasitas daya tahan tubuh, tapi bisa pula karena kadar gula darah Anda sedang meninggi! Nah jadi hati...hati ..ya Aas.!

 AKAN tetapi mengapa di iringi sakit? Malah kadang-kadang di iringi dengan kolik, seperti pada penderita penyakit batu empedu? Mengapa sih, tidak cukupkah TUHAN berbisik ke telinga kita, " hai Anak ku, empedumu tidak beres! Segeralah ke dokter, dan jaga makananmu!" Atau mengapa tidak cukup dengan menunjukkan melalui alat alat diagnostik berapa tinggal kadar gula darah, tekanan darah, atau kolesterol kita?.

Mengapa TUHAN mesti menganiaya kita dengan rasa sakit yang kadang kadang keterlaluan dan sungguh bikin orang jera? Sebabnya,adalah supaya kita jera! Supaya kita segera bertindak!

TUHAN tau betul seluk beluk dari semua manusia, yang kalau cuma di bujuk dengan halus, o, kerapakali cuma akan masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Suapaya punya teman yang di diagnosis menderita penyakit jantung. Oleh karena itu dokter bisa menganjurkan untuk diet lumayan ketat. Tetapi apa yang ia lakukan? Ia "berkeliling" dari satu dokter ke dokter lai, sampai bertemu denga dokter yang mengatakan "anda sehat belum ada penyakit! Tak perlu diet apapun".

Nasihat dokter yang terakhir ini lah yang dia dengan kan dan merasa kegirangan dan santan gembira. Sampai suatu ketika ia

kembali mengalami rasa sakit yang luar biasa di dadanya. Ia tidak tahan! Ia tidak ingin mengalami sakit seperti itu lagi. Dan ini membuat ia bersedia di operasi, dengan sukarela menjalani diet. Ini semua berkat apa? Berkat rasa sakit yang luar biasa itu "Thank God For Pain" ( kata pak Alex dengan suara lantang bak pendeta seperti biasanya yang sedang memberikan firman Kepa para jemaat).

Rasa sakit adalah anugerah Allah. Tetapi jelas, anugerah Allah yang paling tidak di sukai dan tidak di syukuri. The mist unppreciated and un wanted gift. Dan TUHAN pun, saya yakin, memahami sikap anda itu. Rasa sakit memang tidak enak. Tidak semua orang bisa seperti Yesus, yang justru menolak ketika disuguh minuman penangkal sakit.

Akan tetapi yang penting, janganlah terlalu fanatik memusuhi, menolak, dan menghindarinya! Kehidupan modern punya kecenderungan ini. Manfaat teknologi yang paling langsung adalah menolong manusia mengatakan ketidak nyamanan.  Seperti halnya AC untuk menghindari panas. Sepatu untuk melindungi telapak kaki. Lalu obat penurun panas, penangkal sakit, penghilang batuk.

Munafiklah saya, bila saya katakan, saya tidak memanfaatkan produk budaya manusia itu.

Tetapi akhirnya semakin banyak orang mengakui, bahwa ada yang bermanfaat dan hakiki yang hilang dalam gaya hidup modern kita. Kini orang modern menyadari bahwa udara segar lebih sehat ketimbang udara AC. Bahwa berjalan dengan kaki telanjang, baik untuk kesehatan. Bahwa batuk, demam, atau rasa sakit, bermanfaat bagi tubuh dalam melakukan perlawanan terhadap gangguan dari luar. Bahwa berjalan kaki naik tangga, lebih sehat dari pada naik turun lift.

Saya tidak menganjurkan kita untuk memberdayakan atau memperioritaskan "rasa sakit" adalah suatu "anugrah". Rasa sakit tidak selalu merupakan "tulah" atau penyiksaan dari TUHAN. 

Puji TUHAN saya masi bisa merasakan rasa sakit yang diberikan Nya.

Oleh sebab itu Lisa sebagai orang yang memiliki akal dan pikiran yang lebih jernih berfikir lah dan bertindaklah dengan jernih dan renungkan lah itu baik.. baik.. 

Oke baik terimakasih untuk hari ini sampai di sini dulu silahkan pulang dengan selamat sampai tujuan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status