Keluargamu bukan KeluargakuPart 13Pov Kania"Ya bagus dong, Noval. Itu berarti Kania sudah punya penghasilan sendiri. Jadi dia tidak terlalu menjadi beban kamu lagi. Jadi tugas kamu sekarang ya tinggal kasih uang jatah bulanan untuk Ibu dan Siska aja," jawab Ibu yang membuat kedua bola mataku hampir keluar.Jadi Ibu mendukung aku bekerja karena dia ingin menguasai semua gaji Mas Noval. Ibu juga bilang tadi aku menjadi beban untuk Mas Noval. Astaga, keluarga apa ini."Maksud Ibu gimana ya? Maaf Kania nggak ngerti," tanyaku penasaran. Padahal jelas aku sudah tau apa maksud dan tujuan Ibu bicara seperti barusan. Hanya saja batinku menolak untuk mengerti, aku ingin mendengar langsung penjelasan dari Ibu."Duh, kamu kok nggak ngerti juga sih. Ibu itu senang kalau kamu udah kerja. Itu berarti kan nggak sisa-sisa ijazah sarjana kamu itu," jawab Ibu berusaha untuk menjelaskan. Tapi aku sama sekali tidak puas dengan jawaban Ibu barusan. Karena tidak ada sangkut pautnya dengan perkataan Ibu t
Keluargamu bukan KeluargakuPart 14Pov KaniaJantungku berdegup kencang, aku mungkin masih bisa bertahan jika Mas Noval bersikap seperti sekarang. Tapi jika sudah ada perempuan lain. Aku tidak bisa terima."Tapi Noval cintanya sama Kania. Bukan sama perempuan lain. Semua ini pasti bisa diperbaiki. Noval juga yakin lambat laun Kania bisa kembali berubah seperti dulu. Yang bisa kita atur," balas Mas Noval."Tapi kalau nggak bisa kita atur bagaimana?" tanya Ibu yang membuatku semakin penasaran dengan jawaban Mas Noval."Bu, udah. Jangan bahas itu di sini. Aku takut jika Kania dengar dia bisa salah paham," ucap Mas Noval yang membuat Ibu terdiam. Aku tidak bisa melihat bagaimana ekspresi wajah Ibu ketika Mas Noval membantah ucapannya. Tapi yang jelas aku sedikit lebih lega mendengar jawaban Mas Noval barusan. Itu artinya dia memang tidak ada hubungan apa-apa dengan wanita yang bernama Winda.Sebenarnya siapa wanita itu, kenapa Ibu bisa sampai kenal dengan dia. Tapi rasanya nama perempuan
Keluargamu bukan KeluargakuPart 15POV Kania"Kamu mau kemana?" tanya Mas Noval saat aku keluar dari kamar. Mas Noval sedang duduk bersantai di depan televisi. Dia duduk menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Melihatku yang sudah memakai baju bagus, dia langsung duduk tegak disertai tatapan penuh tanya."Aku mau keluar, Mas. Sebentar kok nggak lama," jawabku sambil berjalan ke arahnya. Kuraih tangan Mas Noval yang masih tak bergerak sedikit pun. Aku salami dengan takzim."Iya aku tau kamu mau keluar. Tapi kemana?" tanya Mas Noval lagi dengan mengulangi pertanyaan yang sama."Aku mau ke rumah Mama, Mas. Rencananya aku mau pergi tadi sore. Tapi tadi sore aku capek habis nyetrika. Jadinya aku mau pergi malam ini," jawabku santai agar Mas Noval tidak curiga. Padahal aku akan pergi menemui Bang Reno. Aku ingin membicarakan masalah pekerjaan Mas Noval."Besok aja perginya. Kakiku masih sakit, kamu bersihin dulu. Sekalian kamu perban," seru Mas Noval yang membuatku semakin malas. Mana
Keluargamu bukan KeluargakuPart 16POV KaniaTidak mungkin juga Mas Noval menabung uang itu. Karena jika Mas Noval punya tabungan. Dia tidak mungkin menggadaikan rumah untuk biaya resepsi Siska. Terlalu banyak rahasia antara kita Mas. Aku tidak tau apakah baru-baru ini kamu berbohong atau sudah sejak lama. Aku harus menyelidiki semua ini."Kania, kamu oke?" tanya Bang Reno sambil melambaikan tangannya di depan wajahku. Aku tersentak kaget dengan ulah Bang Reno barusan. Ternyata aku terlalu lama melamun tentang Mas Noval. Aku hanya tidak menyangka jika dia terlalu tega padaku. Aku kira selama ini rumah tangga kami baik-baik saja. Ternyata aku salah, terlalu banyak kebohongan yang tercipta di dalamnya."Ah, aku baik-baik aja, Bang. Aku hanya tidak menyangka kalau Mas Noval tega membohongiku," jawabku tergagap. Aku memperbaiki posisi duduk. Hati ini sungguh sangat perih sekarang. Aku tidak bisa membayangkan jika ternyata nanti Mas Noval memiliki wanita lain."Jadi apa yang bisa aku bant
Keluargamu bukan KeluargakuPart 17POV Kania"Aduh, Mas. Berdarah ini," ucap perempuan itu dengan suara manja. Dadaku bergemuruh hebat saat tau jika suara itu berasal dari dalam kamarku.Jantungku berdegup kencang saat membayangkan apa yang terjadi di dalam sana. Tidak mungkin itu suara Siska, apalagi suara Ibu. Jelas-jelas perempuan itu memanggil Mas Noval dengan sebutan Mas. Aku harus tenang. Aku tidak boleh gegabah, dengan cepat aku mengambil ponsel. Mungkin ini bisa menjadi bukti perselingkuhan Mas Noval.Aku berjalan pelan menuju kamar kami. Sebelum sampai di depan kamar dan membuka pintu, aku terlebih dahulu mengatur emosi yang mulai memuncak. Aku harus bisa mengontrol diri, jangan sampai aku terlihat bodoh di mata mereka.Pintu kamar yang sedikit terbuka membuatku susah untuk melihat apa yang terjadi di dalam sana. Aku terus berjalan pelan menuju pintu."Kamu hati-hati makanya, Mas." Wanita itu kembali bersuara. Tidak terdengar suara Mas Noval, dia hanya bersuara seperti orang
Keluargamu bukan KeluargakuPart 18POV Kania"Kamu dari mana aja?" tanya Mas Noval yang tiba-tiba sudah ada di belakangku. Aku yang tadinya sedang membersihkan darah yang berceceran di lantai kamar. Sedikit terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba."Aku dari rumah Mama," jawabku lirih sambil terus mengepel lantai. Tidak lupa aku gunakan pewangi lantai agar tidak bau amis. Aku sangat tidak suka dengan darah. Apalagi baunya yang sangat amis. Padahal hanya darah dari luka kaki, tapi aku sudah mual duluan."Bohong, kamu bohong kan. Aku tadi telpon Mama. Katanya kamu nggak ada di sana," sanggah Mas Noval yang membuatku mengehentikan aktivitas mengepel lantai. Namun sedetik kemudian aku kembali melanjutkan pekerjaan.Mas Noval masih menatapku lekat. Dapat kulihat dengan ujung mata kalau saat ini Mas Noval sedang marah. Terbukti dengan tangannya yang mengepal erat. Aku lupa jika Mas Noval bisa saja mengubungi Mama. Jikapun aku menyuruh Mama untuk berbohong tadi. Itu sama saja dengan aku
Keluargamu bukan KeluargakuPart 19POV NovalCahaya matahari sangat menyengat sehingga membuat keringatku bercucuran. Pagi ini terpaksa aku berangkat kerja tanpa sarapan. Kania tidak memasak untukku pagi ini, alasannya dia sudah telat berangkat ke kantor. Padahal sudah berulang kali aku katakan, jangan lagi bekerja saat sudah menikah denganku. Tapi dia sama sekali tidak mengindahkan peringatanku itu.Terpaksa aku harus sarapan nasi uduk di warung dekat kantor. Untung saja masih ada, karena mengingat ini sudah jam masuk kantor. Aku sudah menyuruh Winda untuk mengurus semuanya. Dia memang sekretaris yang bisa aku andalkan kapan saja."Tumben sarapan di sini, Pak Noval?" Sapa Buk Ijah, yang punya warung. Dia memang mengenalku. Karena setiap jam makan siang aku selalu makan di warungnya. Walaupun ada kantin kantor, aku lebih memilih makan di sini. Selain harganya yang murah, juga rasa makanannya sama seperti makanan rumahan."Iya nih, Buk Ijah. Istri saya nggak sempat masak," jawabku sam
Keluargamu bukan KeluargakuPart 20POV NovalRapat hari ini terasa sangat lama bagiku. Berkali-kali aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan. Jam hadiah dari Kania tiga bulan yang lalu, saat aku ulang tahun. Pak Reno berkali-kali menanyakan berkas yang sudah aku tanda tangani. Karena menurut dia ada beberapa nominal harga yang tidak sesuai dengan data yang sudah aku berikan pada dia. Namun berkat Winda, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku menatap Kania dengan tajam, namun dia tampak lebih santai dariku. Apa dia pikir akan tetap bisa bekerja besok. Aku akan melarang keras dia untuk kembali berkerja. Lihat saja nanti jika sudah sampai ke rumah. Jangan dia pikir bisa seenaknya dekat-dekat dengan laki-laki lain.Rasa cemburu rupanya sudah membuatku menjadi semakin marah. Apalagi ketika melihat Kania duduk di samping laki-laki itu. Awas saja jika dia berani macam-macam. Karena sampai kapanpun aku tidak akan melepaskan Kania begitu saja."Baik, Pak Reno. Terimakasih atas kerja