Share

15. Benda Bercahaya

"Astaghfirullah!" pekikku terkejut melihat benda yang dipegang Danu.

Cincin bermata biru milik Mas Darma. Kerongkonganku seolah mengering seketika. Susah payah aku meneguk ludah. Lidahku seakan kelu. Habislah sudah!

"Kenapa, Buk? Cantik kan? Makanya aku suka," ujar Danu polos.

Aku menatap Danu nanar. Jika menuruti logika, rasanya aku ingin marah dan membentaknya habis-habisan. Namun, aku kembali mengingat bahwa dia masih anak-anak. Dia juga tidak mengerti apa yang dialami orang tuanya.

Tubuhku kaku, membayangkan bagaimana murkanya Mas Darma ketika tahu cincinnya kembali hilang. Belum selesai perkara ucapanku semalam, kini malah ditambah masalah cincin yang Danu ambil.

"Danu! Kan sudah Ibuk bilang jangan sembarangan mengambil sesuatu kalau bukan milik kamu. Apalagi kalau sampai menyentuh barang-barang milik Bapak!" jelasku hati-hati.

"Cincinnya nyala semalam, Buk. Aku gak ngambil dalam tas Bapak, aku lihat ini di depan lemari, aku pikir mainan yang Ibuk janjikan," bela Danu.

Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wiken Titissari
ego/hawanapsu bisa menutupi akal sehat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status