Share

43. Pemakaman Kedua

"IBUK! IBUK! MBAK MIRA, IBUK!" Penjelasan Pak Ustad sontak terpotong karena teriakan Danu yang begitu histeris.

Dia menghambur memelukku sembari menangis. Napasnya terpenggal.

"IBUK, MBAK MIRA, IBUK .... CEPAT!"

Astaghfirullah! Kenapa Danu sehisteris ini. Apa yang terjadi dengan Mira?

Kasak-kusuk warga kembali terdengar. Namun, tanpa memedulikan itu aku langsung masuk ke rumah menghampiri Mira yang terbaring di kasur.

"Astaghfirullah, Nak!" pekikku kaget melihat Mira dalam keadaan kejang parah. Suhu tubuhnya panas tinggi. Matanya terbuka dengan bola mata menghadap ke atas.

"PAKDHE, BUDHE!" teriakku sekencang mungkin.

Aku tak kuasa menahan tangis. Aku tahu menangis bukan solusi. Namun, siapa yang tak khawatir melihat putrinya demikian. Aku khawatir sumpah serapah ibu-ibu barusan tentang karma Mas Darma menjadi kenyataan.

"Ya Allah, Mira!" gumam Budhe tak kalah khawatir.

Mira mengerang. Wajahnya pucat kemerahan. Aku begitu panik. Kami semua tidak bisa melakukan apa pun karena tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status