Share

BAB 2: Pulang

Olivia, dia adalah seorang penembak jitu dari tim khusus badan intelejen swasta yang memiliki peranan penting dalam perputaran bisnis besar. Olivia tidak hanya ditugaskan untuk melumpuhkan musuh, dia juga dipercaya dalam menyampaikan beberapa misi rahasia.

Olivia sempat berhenti bekerja setelah melahirkan Leary. Setelah leary berusia tiga tahun, mau tidak mau Olivia harus menerima tugas lagi, sayangnya tidak berselang lama setelah itu, semuanya berakhir dalam pengkhianatan di dalam sebuah misi fiktif yang membuat kakinya lumpuh permanen.

Satu tahun yang lalu..

Seseorang yang selama ini Olivia anggap sahabat terbaiknya telah mengkhianatinya, dia menembak kaki Olivia di tengah hutan atas bayaran kekasih mantan suaminya.

Lebih menyedihkannya lagi, ketika Olivia terluka parah ditinggal sendirian di hutan, seorang anggota organanisasi menyiksanya dan memaksa Olivia membuka suara untuk memberitahu rahasia yang selama ini Olivia ketahui.

Tidak ada yang bisa Olivia lakukan selain diam membungkam sampai tubuhnya terluka parah.

Olivia tahu konsekuensi  jika dia buka suara, dia akan mati atas dasar pengkhianatan, namun jika dia membungkam, dia hanya akan terus diganggu tanpa ada yang bisa membunuhnya.

Kejadian seperti itu tidak hanya satu kali terjadi kepada Olivia, tidak jarang mereka mengancam akan menyakiti puterinya jika Olivia tetap bungkam, sayangnya Olivia memilih akan menyayat nadinya jauh sebelum puterinya terluka.

Kekerasan Olivia yang bisa mempertahankan diri, membuat sekelompok kalangan atas memilih membiarkan Olivia namun menekannya dalam berbagai cara, salah satunya dengan membekukan semua kekayaannya yang tidak sedikit, dan menghalangi jalan Olivia agar tidak bisa berhubungan dengan keluarganya.

Sekarang, Olivia akan pulang ke Inggris, di sana dia akan menikmati sedikit kedamaian dan menyelesaikan sesuatu.

Olivia ingin menuntaskan dendamnya pada banyak orang selagi orang-orang lengah dan berpikir Olivia sudah tidak memiliki hasrat untuk hidup karena keadaan satu kakinya yang lumpuh dan kesehatannya memburuk.

Olivia sudah kehilangan hartanya, keluarganya, kakinya dan kini satu-satunya yang dia miliki hanya Leary seorang, harta yang paling berharga untuknya dari apapun.

***

Kepergian Olivia dan Leary menuju bandara masih di ikuti sekelompok orang, mereka tidak membiarkan Olivia bernapas dengan lega sebelum memastikan ke mana Olivia akan pindah dan di mana dia akan tinggal.

Leary terduduk di sisi Olivia, anak itu tidak menyadari jika kini keadaannya sedang mencekam, Leary hanya berpikir jika kini dia dan ibunya akhirnya bisa pergi jalan-jalan liburan setelah sekian lama sering ditinggal bekerja.

Olivia tersenyum memperhatikan binar senang di mata Leary yang tidak bisa diam memperhatikan setiap bangunan yang dilewatinya menuju bandara. Terlalu sering terukurung di apartement dan tempat penitipan membuat Leary tidak tahu keramaian dunia luar.

Diusapnya rambut Leary dengan sayang, Olivia menyembunyikan senyuman kesedihannya yang dipenuhi rasa bersalah atas kehidupan Leary yang selama ini selalu saja berada dalam ambang bahaya.

Merasakan usapan Olivia yang terhenti, Leary menengok dan tertawa dengan wajah mungil yang berseri. “Ibu, nanti kita akan pergi ke mana?”

“Inggris,” jawab Olivia.

“Inggris? Apakah tempatnya lebih ramai?”

“Di sana akan lebih tenang dan membuatmu nyaman.”

“Apa di sana ada keluarga kita?” tanya Leary penuh harap.

Olivia tertegun dalam beberapa saat, dengan berat wanita mengangguk membenarkan. “Di sana ada bibi dan pamanmu.”

“Benarkah? Apa aku juga bisa mendapatkan teman selama liburan di sana?” tanya Leary berantusias.

Selama ini, Leary sering ditinggal di tempat penitipan, terkadang di tinggal sendirian di apartement, Olivia bisa memahami rasa kesepian Leary karena selama ini mereka hanya tinggal berdua dan kesulitan memiliki teman.

“Tentu saja, kau akan memiliki banyak teman di sana,” jawab Olivia pelan.

Tawa senang Leary menyambut, anak itu memeluk Olivia dengan kaki yang mengayun di bawah kursi. “Aku senang Ibu membawaku berlibur, terima kasih.”

Bibir Olivia menekan mencoba untuk kembali tersenyum dengan tatapan getir di matanya. Olivia sedih karena Leary tahunya mereka pergi untuk berlibur bukan untuk pindah dalam waktu yang lama.

Selama ini Olivia sudah sering membawa Leary berpindah-pindah negara, tetapi Skotlandia adalah negara terlama yang mereka tempati.

Olivia akan menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu Leary bahwa sebenarnya mereka pindah selamanya, bukan sekadar liburan.

Olivia berharap besar setelah menyelesaikan misi balas dendamnya, dia akan segera mendapatkan seluruh kekayaannya lagi dan  memberikan Leary kehidupan yang nyaman.

***

Melewati perjalanan jauh yang cukup melelahkan membuat Leary yang masih kecil ketiduran di pangkuan Olivia dan tidak menyadari jika kini dia sudah sampai di kota London.

Dalam tidurnya yang lelap, tangan kecil Leary sesekali mencari-cari wajah Olivia dan mengusapnya untuk memastikan jika ibunya tidak pergi.

Kedatangan Olivia yang kembali ke kota London setelah hampir enam tahun lamanya pergi, kini disambut oleh pengawalan ketat sekelompok orang yang dikhususkan untuk mengantar Olivia pergi ke desa Bibury, tempat baru yang akan ditinggalinya.

Bibir Olivia sedikit terbuka, wanita itu menarik napasnya dengan sesak dan menyakitkan.

Kembali ke Inggris, sama saja dengan membuka luka lama. Ada banyak sejarah kelam yang terjadi di masa lalu yang Olivia tinggalkan di negara ini.

Olivia pikir, dengan dia pergi dalam waktu lama, dia akan melupakan segala kenangan memilukan yang pernah terjadi padanya beberapa tahun lalu.

Rupanya, begitu dia kembali menginjakan kakinya lagi di London, segala kenangan masa lalu yang pernah terjadi padanya kembali berputar dengan jelas menghantui ingatan Olivia.

To Be Continued..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status