Share

BAB 3: Rumah Baru

Author: Asayake
last update Last Updated: 2023-03-01 15:44:35

Olivia duduk di kursi rodanya keluar dari bandara, seorang pria berpakaian serba hitam mendorongnya dan mengantar Olivia masuk ke dalam mobil.

Pelukan Olivia pada Leary menguat, wanita itu tertunduk menatap lekat puterinya dengan nanar, mengusap wajah mungilnya dengan tangan gemetar. Olivia menutupi tubuh kecil Leary dengan jaketnya agar tidak banyak orang melihat wajah puterinya.

Mobil yang ditumpangi Olivia bergerak pergi meninggalkan bandara.

 Sepanjang jalan Olivia memperhatikan setiap bangunan yang dilewatinya dengan tatapan sendu menyimpan luka.

London, tempat ini menyimpan banyak kenangan.

Di sini, Olivia sempat merasakan arti dicintai, diperlakukan begitu baik, di sini juga Olivia merasakan artinya sebuah pengkhianatan yang sangat menyakitan, dan semua yang pernah Olivia rasakan itu tidak terlepas dari sosok suaminya, Darrel McCwin.

Pria itu berhasil membuat Olivia memutuskan untuk menikah dengannya dan belajar menjadi seorang isteri juga ibu yang sempurna untuk keluarganya. Bahkan setelah menikah, Olivia mencoba untuk berhenti bekerja agar bisa mengabdikan seluruh hidupnya untuk keluarganya yang berharga.

Rumah tangga mereka begitu sempurna, sayangnya tidak berlangsung lama karena harus dihancurkan oleh pihak ketiga.

Setelah Olivia memutuskan pergi meninggalkan London dalam keadaan hamil, terkadang, di satu moment, Olivia masih sering menangis penuh penyesalan.

Olivia sangat menyesal karena sudah menikah dengan lelaki yang salah. Lelaki itu tidak pernah mengkhiantinya, dia sangat mencintai Olivia, tapi ternyata cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan rumah tangga mereka.

Darrel terlalu lemah dan egois, dia hanya mencintai Olivia saja, tidak dengan anak-anak mereka.

Jauh Olivia melewatkan perjalanan, akhirnya kini dia meninggalkan kota London karena tujuannya adalah sebuah desa yang jauh dari jangkauan keramaian.

Mobil yang ditumpangi Olivia memasuki jalanan kecil yang sering dilewati delman dan kendaraan pengangkut.

Guncangan kuat kendaraan yang melewati jalanan berbatu membuat Leary terbangun dan samar melihat ke sekitar, tangan kecilnya bergerak mengusap dan mengusap wajah Olivia, begitu dia sadar ibunya yang tengah memeluknya, Leary kembali tidur dengan nyenyak.

Pelukan Olivia mengerat, wanita itu membungkuk, mengecup puncak kepala Leary beberapa kali dan menyembunyikan kesedihan di matanya. Olivia harus tetap kuat dan tegar di hadapan puterinya.

***

Kedatangan Olivia dan Leary disambut oleh seorang wanita cantik berpakaian modis, wanita itu berdiri di pinggiran jalan tengah menunggu, di belakang wanita itu terdapat dua pria asing yang berpakaian seadanya dan terlihat seperti penduduk asli di sana.

Mobil yang mengantar berhenti, seseorang membantu mengeluarkan beberapa koper dan meletakannya di depan wanita asing yang tengah menunggu itu.

Sekelompok orang yang semula mengikuti perlahan pergi begitu mobil yang mengantar Olivia juga pergi.

Willis meminta dua pria asing di belakangnya membantu membawakan koper-koper dan tas yang dibawa Olivia menuju rumah barunya.

“Kau tidak bisa menggunakan kursi roda di jalanan seperti ini,” kata Willis, menunjuk jalanan berbatu.

“Aku tahu,” jawab Olivia singkat.

“Biar aku gendong puterimu,” tawar Willis.

“Tidak perlu Willis, aku masih cukup kuat,” tolak Olivia dengan senyuman.

Olivia berjalan dengan tongkatnya, tanpa menunjukan rasa lelahnya wanita itu memeluk erat Leary yang kini masih tertidur lelap dalam gendongannya, dia tidak membiarkan siapapun menyentuh Leary sejak keluar dari apartement di Skotlandia.

Olivia dan Willis pergi cukup jauh dari jalan raya, pergi melewati jalanan setapak dan beberapa hamparan perkebunan, baru bisa sampai ke sebuah pemukiman desa kecil yang berada di sebrang sungai.

Di desa itu terdapat beberapa kelompok rumah yang berjauhan, namun jumlahnya tidak banyak, para pemiliknya pergi sibuk bekerja di kebun dan di pasar.

Di antara beberapa rumah yang ada, Willis membawa Olivia pergi menuju rumah paling belakang dengan halaman kecil dan kebun di belakangnya. Rumah itu terletak lebih jauh dari rumah-rumah lainnya.

Rumah yang Willis tunjukan cukup kecil, sederhana, berdinding batu, dan memiliki banyak jendela sebagai pentilasi. Ketika masuk ke dalam, keadaannya jauh dari apa yang diharapkan karena lantai ubin dan tidak memiliki perabotan yang cukup.

Rumah itu memiliki dua kamar dengan ranjang tua dan kasur yang sedikit keras, dapur kecil dengan tungku kayu perapian sebagai penghangat di musim dingin. Beruntungnya sudah ada telepon dan listrik, meski kondisi kamar mandinya berantakan dan harus dipompa untuk mengambil air karena untuk menghemat daya listrik.

Olivia terlihat cukup kecewa karena rumah yang dibelinya  tidak cukup nyaman untuk Leary, namun bila di ingat lagi, dia hanya memiliki beberapa ratus pousterling saja ketika menyerahkan uang kepada Willis.

Ada banyak hal yang harus Olivia perbaiki dengan rumahnya, terutama keamanan pintu dan jendela.

Selesai membaringkan Leary di kamar, Olivia pergi menemui Willis yang duduk di kursi rotan.

To Be Continued..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   SELESAI

    Langit terlihat memerah, dalam waktu beberapa menit lagi akan benar-benar tenggelam. Leary duduk di rerumputan melihat banyaknya daun semanggi yang tumbuh subur.Gadis kecil itu terlihat merenung teringat Petri yang pernah dia beri daun semanggi.Petri, entah mengapa Leary ingin lebih dekat dengannya dan terus memikirkannya. Leary gelisah melihat Petri yang terlihat bersedih.“Apa yang kau lakukan di sini? Masuklah,” titah Chaning yang datang menyusul, sekilas pria itu melihat jauh keberadaan Ferez yang masih menunggangi kudanya di pacuan.Wajah Leary terangkat, menatap lekat Chaning yang kini disinari sinar matahari sore. Pria itu terlihat kuat, indah dan hangat, sehangat matahari sore.Leary tidak bersuara, namun anak itu terus menatap Chaning dalam diam, Leary bergumul dalam pikirannya mencoba untuk merangkai sesuatu untuk diungkapkan.“Kenapa?” tanya Chaning yang menyadari sesuatu.Leary segera berdiri. “Paman, apa boleh saya berteman baik dengan Petri?” tanya Leary terdengar seper

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 6

    Ferez berjalan sendirian keluar dari kantin sekolah, beberapa saat yang lalu dia sempat pergi ke kelas Leary untuk memastikan keadaannya karena ingin tahu keadaannya. Ferez tidak menemukan keberadaannya, dia sempat berpikir Leary pergi ke kantin sekolah, namun ternyata Leary juga tidak ada.Cukup jauh Ferez melangkah akhirnya dia sampai di taman sekolah, tidak membutuhkan waktu lama untuknya mencari Leary karena kini perhatiannya langsung tertuju pada gadis kecil itu yang kini tersenyum melambaikan tangannya pada Petri yang beranjak pergi meninggalkannya.Ferez juga melihat Duke yang kini tengah berdiri di bawah pohon, Ferez tidak habis pikir dengan keputusan ayahnya yang mengirim Duke dibandingkan pengawal lainnya. Padahal Duke memiliki fisik yang mencolok dibandingkan dengan Romero.Tanpa pikir panjang Ferez segera pergi menghampiri Leary.“Ferez,” sapa Leary dengan senyuman lebar terlihat senang.“Bagaimana kelas pertamamu?” tanya Ferez seraya duduk, namun tatapannya yang tajam it

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 5

    “Apa boleh saya duduk di sini?” tanya Leary memberanikan diri.Sekali lagi Petri menarik napasnya dalam-dalam, dan berkata, “Duduklah.”Leary memutuskan untuk duduk di samping Petri, sementara Duke berdiri menunggu di bawah pohon sambil berbicara dengan seorang anak laki-laki yang meminta tolong kepadanya karena bolanya menyangkut di dahan pohon.Leary dan Petri duduk berdampingan, keduanya terlihat terjebak dalam kecanggungan meski hatinya saling memiliki rasa penasaran dan bertanya-tanya ingin tahu kabar masing-masing.Petri melirik Leary yang kini membuka bekal makanannya di atas pangkuannya. “Kau mulai sekolah hari ini?”Leary mengangguk dengan senyuman.“Bagaimana perasaanmu?” tanya Petri lagi.“Luar biasa, saya sangat senang.”Petri ikut tersenyum meski jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa sedikit iri karena tidak bisa pergi bersama ke sekolah dengan adiknya, malahan kini mereka berdua tampak seperti dua orang asing yang sedang mengobrol.Leary mengambil roti isi yang dibuat o

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 4

    Noah menopang dagunya memperhatikan gurunya tengah berbicara di depan, perhatiannya sempat teralihkan pada Petri yang tengah membaca buku. Sejak kejadian hari itu, Petri menjadi jarang sekolah, dia harus menanggung banyak tanggung jawab dan lebih mementingkan untuk belajar khusus bisnis dibandingkan dengan sekolah umum untuk anak-anak seusianya.Keadaan Darrel tidak kunjung membaik dan dia terus mendapatkan perhatian khusus, bisa dikatakan mungkin kini keadaan jauh lebih buruk. Beruntung Adelle sering datang membantu Petri dikala dia kesulitan. Kini kediaman keluarga McCwin sudah kosong tidak berpenghuni, Petri lebih memilih tinggal bersama Andrew yang sampai saat ini masih setia kepadanya meski sudah mengundurkan diri.Karena kejadian di hari itu, Petri sempat tidak sekolah selama satu bulan, dia harus mendapatkan banyak bimbingan agar bisa melewati masa traumanya.Kini, Petri yang cerdas dan selalu kompetitif dalam belajar sudah berubah, dia lebih banyak diam dan menyendiri, menja

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Esktra Part 3

    Chaning dan Liebert duduk dalam ketegangan, kehadiran kedua pria itu membuat seseorang guru yang mengurus administrasi pendaftaran sekolah sempat dibuat diam dan tersenyum canggung.Hari kemarin seseorang bertubuh tinggi besar dangan wajah bertato yang datang memberikan semua berkas keperluan, dan kini yang datang menjadi wali adalah dua pria bertubuh besar.Chaning dan Liebert berpenampilan rapi, namun aura mematikan mereka tetap saja tidak bisa dihindarkan. Terlebih, sebelumnya Russel pernah bertemu dengan Chaning yang pernah mendaftarkan Ferez.Nama Benvolio sangat begitu jarang digunakan, dan nama itu dikenal sebagai nama klan besar keluarga mafia.“Kita pernah bertemu sebelumnya, Anda orang tuanya Ferez?” ucap Russel berbasa-basi, padahal sebelumnya dia sudah dihubungi secara khusus oleh petinggi sekolah bahwa akan ada tamu penting yang akan medaftar anaknya sekolah.Chaning mengangguk samar.Russel berdeham pelan sambil menyeka keringat dingin di keningnya. “Jadi, anak atas nama

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 2

    “Aku paman kandungnya, aku akan menjadi walinya,” Liebert angkat bicara ditengah-tengah sarapan pagi yang akan dimulai.Pagi ini Chaning dan Liebert tengah berdiskusi mengenai sekolah pertama Leary, nampaknya diskusi itu sedikit terganggu karena Chaning dan Liebert sama-sama ingin menjadi wali Leary.Chaning menengok seketika, pria itu mendorong piring makanan untuk Ferez. “Apa kau sudah lupa? Sekarang aku menjadi ayah angkatnya secara sah, secara garis besar aku lebih berhak menjadi walinya.”Kening Liebert mengerut samar, pria itu tampak tidak setuju dengan apa yang telah Chaning katakan kepadanya. “Ayah angkat di atas kertas, Leary masih memanggilmu paman.”“Memangnya kenapa? Saat kecil, Ferez juga memanggilku Chaning dibandingkan dengan sebutan ayah. Lagi pula, Leary lebih dekat denganku.”Liebert tersenyum miring, pria langsung bersedekap sombong. “Oh ya? Jika kalian sangat dekat, apa kau tahu keahilannya?”“Apa maksudmu? Aku lebih tahu tentang dia dibandingkan denganmu,” debat C

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status