Home / Lainnya / Kembali bersama Putri yang Kau Buang / BAB 9: Menjalankan Rencana

Share

BAB 9: Menjalankan Rencana

Author: Asayake
last update Last Updated: 2023-03-20 16:42:37

“Jach.”

“Kau tinggal di mana? Apa aku boleh bermain denganmu?” tanya Leary lagi berantusias, anak itu tidak memahami kesibukan Jach dan sekarung arang yang harus segera di antarkan.

Jach menarik tangannya, “Aku tinggal di dekat hutan, perbatasan desa, sekarang aku harus kembali bekerja membantu nenekku. Sampai nanti,” pamit Jach terburu-buru pergi meninggalkan Leary.

Leary berbalik melihat kepergian Jach, kaki kecilnya berlari mengejar. “Tunggu Jach!” panggil Leary dengn teriakan.

Langkah Jach kembali terhenti, menunggu Leary yang mendekat sambil merongoh sesuatu dari saku dressnya. Tangan mungil Leary terulur, menyerahkan beberapa buah permen yang dimilikinya. “Sekarang kita berteman kan?” tanya Leary.

Tubuh Jach menegang kaget, anak laki-laki itu sampai mengerjap mencoba meyakinkan diri jika apa yang telah di dengarnya bukan ilusi. Dalam keraguan Jach mengangguk seraya menerima permen pemberian Leary.

Bibir mungil Leary mengukir senyuman, menunjukan dua buah giginya yang ompong dan belum tumbuh lagi. “Sampai jumpa Jach,” ucap Leary dengan tangan melambai.

Masih dalam keraguan Jach membalas lambaian tangan Leary dan segera pergi, anak laki-laki itu melangkah dengan cepat, pergi menyusuri sungai dan hutan.

Jach tinggal di tempat paling jauh dari pemukiman, butuh banyak waktu untuknya agar bisa sampai karena jalan menuju rumahnya tidak bisa dilewati kendaraan dan hanya bisa dilewati oleh kuda saja.

Di depan rumah Jach, ada seorang wanita tua bertongkat dengan tubuh yang sudah membungkuk dan berjalan dengan ringkih, wanita tua itu terlihat sedang merawat kebun tomatnya.

Jach tersenyum lebar meletakan karung arangnya dan sebuah bungkusan kain berisi roti dan beberapa makanan lainnya yang sudah dia beli dengan uang dari membantu menjual kentang dari seorang petani.

Jach duduk di depan rumah, memperhatikan neneknya yang terus merawat kebun kecilnya tanpa henti. Nenek Jach tidak dapat mendengar maupun berbicara, dia dan Jach berkomunikasi hanya melalui bahasa isyarat biasa, karena itulah orang-orang sering kali berpikir  Jach dan neneknya aneh, tidak jarang juga banyak orang yang berpikir Jach tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara karena hal itulah mereka lebih banyak mendiamkan Jach.

***

Bayangan wajah Leary terlihat di cermin, anak itu melihat dengan serius Olivia yang kini tengah menyisir rambutnya untuk dikepang untuk menghibur hati Leary karena secara tiba-tiba, pagi ini Olivia mengecat rambutnya menjadi hitam.

Leary suka jika warna rambut perak mereka terlihat sama, namun anehnya Olivia justru mengecatnya dan membuat warna rambut mereka menjadi berbeda.

Sudah beberapa hari mereka tinggal, kini Leary mulai sering berbicara dengan Jach, beberapa kali Leary sengaja menunggu di pinggiran sungai dan hanya sekadar menyapa. Selain Jach, Leary juga mulai berteman dengan seorang gadis kecil yang tinggal di dekat rumahnya, gadis kecil itu bernama Moore.

Bola mata Leary bergerak hati-hati, memperhatikan Olivia yang masih mengepng rambutnya. Tangan kecil Leary saling bertautan dengan kuat, dia ingin bicara, namun keberaniannya sedikit tergoyahkan.

“Ada apa?” tanya Olivia menyadari tatapan Leary.

“Ehem, anu, Ibu, kapan aku ulang tahun?”

“Delapan bulan lagi, masih cukup lama,” jawab Olivia dengan senyuman.

“Apa boleh, saat nanti ulang tahun, aku meminta seekor anjing.”

Olivia membalasnya dengan senyuman lebar, “Baiklah, nanti ibu akan memberikan anak anjing untuk hadiah ulang tahunmu.”

Suara tepuk tangan senang Leary menyambutnya, “Aku mau anak anjing yang memiliki ekor panjang dan badannya besar agar nanti aku bisa menungganginya.”

Sontak Olivia tertawa. “Anjing tidak bisa ditunggangi.”

“Benarkah?” tanya Leary kecewa. “Tapi aku melihat buku dongeng Moore, di sana ada anak yang menunggangi anjingnya.”

Kepolosan Leary membuat Olivia kembali tertawa. “Kalau begitu, nanti kau harus memeliharanya dengan baik agar tubuhnya besar dan sehat.”

“Tentu saja, aku kan anak yang baik,” jawab Leary ikut tertawa.

***

Beberapa hari tinggal di desa akhirnya senjata milik Olivia telah datang melalui tangan Willis. Olivia membawa senjatanya ke rumah dan kembali merakitnya satu persatu sambil mempersiapkan rencana selanjutnya yang akan dilakukan.

Selama tinggal di desa, Olivia perlahan mengajarkan Leary untuk mencuci piring dan gelas bekas makannya sendiri, mengajarkan Leary melipat pakaian, dan berhitung. Sering kali Leary merengek tidak mau dan menangis lelah, namun cukup dengan sedikit bujukan dan nasihat, akhirnya Leary kembali mau belajar.

Olivia tidak dapat membuang waktu, melatih anak Leary yang harus bisa melakukan banyak hal akan membutuhkan banyak waktu.

Satu minggu telah berlalu, di tengah malam ketika Leary sudah terlelap tidur, Olivia memulai pergerakannya.

Olivia memasang kaki palsunya yang terbuat dari besi, kaki palsu itu dia dapatkan beberapa hari yang lalu untuk membantunya berjalan. Cukup menyakitkan untuk dipakai karena terpasang sampai ke paha, namun membantunya bergerak lebih cepat.

Di tengah malam yang gelap, Olivia pergi keluar rumah hanya dengan membawa sebuah belati, sebuah senapan dan beberapa lembar surat yang sengaja dia siapkan dalam warna dan bentuk tulisan yang berbeda. Olivia berjalan menyusuri jalanan yang sudah dia tandai sejak mengajak Leary jalan-jalan.

To Be Continued..

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Stalviana Suthida Vendra Vendriana
update setiap hari ya kak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   SELESAI

    Langit terlihat memerah, dalam waktu beberapa menit lagi akan benar-benar tenggelam. Leary duduk di rerumputan melihat banyaknya daun semanggi yang tumbuh subur.Gadis kecil itu terlihat merenung teringat Petri yang pernah dia beri daun semanggi.Petri, entah mengapa Leary ingin lebih dekat dengannya dan terus memikirkannya. Leary gelisah melihat Petri yang terlihat bersedih.“Apa yang kau lakukan di sini? Masuklah,” titah Chaning yang datang menyusul, sekilas pria itu melihat jauh keberadaan Ferez yang masih menunggangi kudanya di pacuan.Wajah Leary terangkat, menatap lekat Chaning yang kini disinari sinar matahari sore. Pria itu terlihat kuat, indah dan hangat, sehangat matahari sore.Leary tidak bersuara, namun anak itu terus menatap Chaning dalam diam, Leary bergumul dalam pikirannya mencoba untuk merangkai sesuatu untuk diungkapkan.“Kenapa?” tanya Chaning yang menyadari sesuatu.Leary segera berdiri. “Paman, apa boleh saya berteman baik dengan Petri?” tanya Leary terdengar seper

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 6

    Ferez berjalan sendirian keluar dari kantin sekolah, beberapa saat yang lalu dia sempat pergi ke kelas Leary untuk memastikan keadaannya karena ingin tahu keadaannya. Ferez tidak menemukan keberadaannya, dia sempat berpikir Leary pergi ke kantin sekolah, namun ternyata Leary juga tidak ada.Cukup jauh Ferez melangkah akhirnya dia sampai di taman sekolah, tidak membutuhkan waktu lama untuknya mencari Leary karena kini perhatiannya langsung tertuju pada gadis kecil itu yang kini tersenyum melambaikan tangannya pada Petri yang beranjak pergi meninggalkannya.Ferez juga melihat Duke yang kini tengah berdiri di bawah pohon, Ferez tidak habis pikir dengan keputusan ayahnya yang mengirim Duke dibandingkan pengawal lainnya. Padahal Duke memiliki fisik yang mencolok dibandingkan dengan Romero.Tanpa pikir panjang Ferez segera pergi menghampiri Leary.“Ferez,” sapa Leary dengan senyuman lebar terlihat senang.“Bagaimana kelas pertamamu?” tanya Ferez seraya duduk, namun tatapannya yang tajam it

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 5

    “Apa boleh saya duduk di sini?” tanya Leary memberanikan diri.Sekali lagi Petri menarik napasnya dalam-dalam, dan berkata, “Duduklah.”Leary memutuskan untuk duduk di samping Petri, sementara Duke berdiri menunggu di bawah pohon sambil berbicara dengan seorang anak laki-laki yang meminta tolong kepadanya karena bolanya menyangkut di dahan pohon.Leary dan Petri duduk berdampingan, keduanya terlihat terjebak dalam kecanggungan meski hatinya saling memiliki rasa penasaran dan bertanya-tanya ingin tahu kabar masing-masing.Petri melirik Leary yang kini membuka bekal makanannya di atas pangkuannya. “Kau mulai sekolah hari ini?”Leary mengangguk dengan senyuman.“Bagaimana perasaanmu?” tanya Petri lagi.“Luar biasa, saya sangat senang.”Petri ikut tersenyum meski jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa sedikit iri karena tidak bisa pergi bersama ke sekolah dengan adiknya, malahan kini mereka berdua tampak seperti dua orang asing yang sedang mengobrol.Leary mengambil roti isi yang dibuat o

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 4

    Noah menopang dagunya memperhatikan gurunya tengah berbicara di depan, perhatiannya sempat teralihkan pada Petri yang tengah membaca buku. Sejak kejadian hari itu, Petri menjadi jarang sekolah, dia harus menanggung banyak tanggung jawab dan lebih mementingkan untuk belajar khusus bisnis dibandingkan dengan sekolah umum untuk anak-anak seusianya.Keadaan Darrel tidak kunjung membaik dan dia terus mendapatkan perhatian khusus, bisa dikatakan mungkin kini keadaan jauh lebih buruk. Beruntung Adelle sering datang membantu Petri dikala dia kesulitan. Kini kediaman keluarga McCwin sudah kosong tidak berpenghuni, Petri lebih memilih tinggal bersama Andrew yang sampai saat ini masih setia kepadanya meski sudah mengundurkan diri.Karena kejadian di hari itu, Petri sempat tidak sekolah selama satu bulan, dia harus mendapatkan banyak bimbingan agar bisa melewati masa traumanya.Kini, Petri yang cerdas dan selalu kompetitif dalam belajar sudah berubah, dia lebih banyak diam dan menyendiri, menja

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Esktra Part 3

    Chaning dan Liebert duduk dalam ketegangan, kehadiran kedua pria itu membuat seseorang guru yang mengurus administrasi pendaftaran sekolah sempat dibuat diam dan tersenyum canggung.Hari kemarin seseorang bertubuh tinggi besar dangan wajah bertato yang datang memberikan semua berkas keperluan, dan kini yang datang menjadi wali adalah dua pria bertubuh besar.Chaning dan Liebert berpenampilan rapi, namun aura mematikan mereka tetap saja tidak bisa dihindarkan. Terlebih, sebelumnya Russel pernah bertemu dengan Chaning yang pernah mendaftarkan Ferez.Nama Benvolio sangat begitu jarang digunakan, dan nama itu dikenal sebagai nama klan besar keluarga mafia.“Kita pernah bertemu sebelumnya, Anda orang tuanya Ferez?” ucap Russel berbasa-basi, padahal sebelumnya dia sudah dihubungi secara khusus oleh petinggi sekolah bahwa akan ada tamu penting yang akan medaftar anaknya sekolah.Chaning mengangguk samar.Russel berdeham pelan sambil menyeka keringat dingin di keningnya. “Jadi, anak atas nama

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 2

    “Aku paman kandungnya, aku akan menjadi walinya,” Liebert angkat bicara ditengah-tengah sarapan pagi yang akan dimulai.Pagi ini Chaning dan Liebert tengah berdiskusi mengenai sekolah pertama Leary, nampaknya diskusi itu sedikit terganggu karena Chaning dan Liebert sama-sama ingin menjadi wali Leary.Chaning menengok seketika, pria itu mendorong piring makanan untuk Ferez. “Apa kau sudah lupa? Sekarang aku menjadi ayah angkatnya secara sah, secara garis besar aku lebih berhak menjadi walinya.”Kening Liebert mengerut samar, pria itu tampak tidak setuju dengan apa yang telah Chaning katakan kepadanya. “Ayah angkat di atas kertas, Leary masih memanggilmu paman.”“Memangnya kenapa? Saat kecil, Ferez juga memanggilku Chaning dibandingkan dengan sebutan ayah. Lagi pula, Leary lebih dekat denganku.”Liebert tersenyum miring, pria langsung bersedekap sombong. “Oh ya? Jika kalian sangat dekat, apa kau tahu keahilannya?”“Apa maksudmu? Aku lebih tahu tentang dia dibandingkan denganmu,” debat C

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 1

    Empat bulan kemudian..Leary terbaring dalam kegelisahan, gadis kecil itu terlihat beberapa kali melihat baju seragam sekolahnya yang digantung di depan lemari. Besok adalah hari pertama dia akan sekolah, Leary sangat gugup dan berdebar hebat tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi besok.Keadaan Leary sudah pulih sejak tiga bulan yang lalu, namun karena dia masih kesulitan berbicara dan takut dengan orang asing, butuh waktu lama untuknya bisa pulih seperti sekarang.Kini, Leary telah kembali menjadi anak yang penuh semangat dan selalu ceria. Sejak tinggal di rumah Chaning, secara perlahan Leary mendapatkan lebih banyak keberaniannya berkat dorongan semua orang.Chaning maupun Liebert, mereka berdua memang tidak begitu bisa bersikap manis dan lembut seperti orang lain. Namun, mereka berdua mampu memberikan banyak kenyamanan dan rasa aman untuk Leary, mereka berdua selalu menumbuhkan rasa percaya diri Leary agar dia berhenti berpikiran buruk lagi dengan orang-orang yang ada di se

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   END

    Desa Bibury, tempat yang telah Leary tinggalkan, tempat kenangan terakhir Olivia hidup, kini berada di depan mata. Leary berdiri terpaku, berdiri di tengah-tengah rumah kecil sederhana dan kumuh. Pandangannya mengedar melihat ke penjuru tempat, merasakan kembali kenangan indah dirinya bersama ibunya dulu.Leary mengusap dadanya, merasakan sesuatu perasaan yang kosong kini terasa kembali penuh hanya dengan membayangkan wajah Olivia, mencium sisa-sisa aromanya yang masih tertinggal.Di tempat ini, Leary melewati masa indah terakhirnya bersama ibunya. Leary melangkah pelan dalam tuntunan Chaning, mendekati sebuah tungku perapian. Di tempat itu, Olivia menghembuskan napas terakhirnya dalam pelukan Leary. Leary masih ingat, dia memeluk tubuh Olivia yang semula hangat berubah dingin, Leary yang sudah berjanji untuk menjadi anak yang kuat menahan air matanya hingga hembusan napas terakhir Olivia, hingga detak jantung terakhirnya, Leary menangis tanpa suara agar Olivia tidak mendengarnya.

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 108: Perdamaian

    Leary terduduk di kursi rodanya dengan sebuah pakaian yang tebal, gadis kecil itu tidak berhenti memandangi Liebert yang sejak tadi menyisir rambutnya, membantu mengenakan pakaian tebal hingga membantu mempersiapkan kepergian mereka karena pulang dari rumah sakit.Suara ketukan di pintu terdengar, tidak terduga Petri berdiri di ambang pintu. Ini untuk pertama kalinya Petri keluar usai kejadian itu, kini konisi Petri sudah mulai stabil berkat bantuan dokter. Petri berdiri tertunduk terlihat ragu untuk menatap.“Apa aku dibolehkan masuk?” Tanya Petri terdengar pelan nyaris tidak terdengar.Liebert sempat terdiam, pria itu lebih dulu melihat reaksi Leary. Jika Leary ketakutan, maka Liebert akan menolak.Melihat Leary yang terlihat tenang, Liebert akhirnya segera berdiri. “Masuklah,” jawab Liebert memberi izin.Petri mencoba memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap Liebert, orang sudah menembak kaki ayahnya dengan kejam. Namun entah mengapa, tidak ada kebencian di dalam ha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status