Beranda / Romansa / Kembalinya Janda Terkaya / Memangnya kamu siapa?!

Share

Memangnya kamu siapa?!

Penulis: MeilyyanaM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 19:38:07

“Kenapa ada masalah, Gla?” tanya Louis kala melihat gelagat aneh di wajah cucunya.

Glara menggeleng dan tersenyum simpul. Ia lantas mengambil berkas yang diserahkan Louis dan mulai mempelajari isi di dalamnya. Keningnya berkerut kala melihat isi yang dipaparkan. “Kakek, bagaimana jika aku tidak menyetujui proposal ini? Apa yang akan terjadi?” tanya Glara pada Louis yang duduk di sofa bersebrangan dengannya.

Louis tampak berpikir sejenak ia lantas tersenyum. “Memangnya kenapa? Kamu mengenal pemimpin perusahaan itu?”

Glara mengangguk lirih. “Aku tidak asing dengan nama pemiliknya namun, aku tidak terlalu yakin apakah dia orangnya atau bukan. Tetapi, selain itu aku juga tidak menemukan inovasi apapun dari proposalnya. Semua terlihat monoton dan kita pernah melakukan hal ini.”

Louis menganggukkan kepala dan berkata, jika ia menyerahkan semua keputusan ke tangan Glara dan Glara berhak mengambil keputusan apapun tentunya dengan pertimbangan yang matang dan bukan hanya memutuskan dari sisi emosionalnya.

Setelah memberikan pesan pada Glara, Louis berpamitan untuk mengunjungi Gama. Glara masih berkutat dengan berkas-berkasnya, mempelajari satu demi satu hal-hal yang ia lewatkan dari perkembangan perusahaan keluarganya itu.

Tepat pukul 12 siang, Glara dan assistennya bergerak menuju ke tempat meeting yang sudah disepakati. Khusus tamu  ini, Glara meminta agar pengawal tak ikut masuk ke dalam ruang meeting dan cukup menjaganya di luar restaurant saja.

“Bu maaf saya izin ke toilet sejenak,” ujar Rose –assisten dan sekretaris Glara– Glara mengangguk dan mengatakan jika ia akan masuk terlebih dahulu karena tak mau membuat rekan kerjanya menunggu.

Dengan langkah pasti dan yakin, Glara mulai menginjakkan kakinya menyusuri lantai berkeramik  di restaurant mahal itu. Glara mengedarkan pandangan mencari meja yang sudah direservasi oleh rekannya. Belum sempat Glara bergerak menuju meja yang dimaksud sebuah suara tawa sumbang mengintrupsinnya.

“Hahaha‼ Lihatlah siapa yang berdiri di depanku!” ejek Damian seraya tertawa dan bertepuk tangan. Glara hanya diam menatap Damian datar. Ia menunggu aksi selanjutnya pria yang masih berstatus sebagai suaminya.

“Sayang, untuk apa kita berbicara dengannya?” ujar wanita seksi yang berdiri di sampingnya merangkul mesra lengan pria berjas hitam itu.

Damian mengecup puncak kepala Marta. “Untuk melihat wanita ini merendah padamu, meminta pekerjaan mungkin? Atau mengemis jatah bulanan untuk merawat anak penyakitan itu.”

“Wah kebetulan sekali Glara, aku sedang mencari office girl mungkin kamu cocok untuk posisi itu,” sahut Marta dengan raut wajah antusias.

Glara benar-benar muak dengan perbincangan dua insan yang berdiri di depannya. Pengin rasanya Glara menampar kedua makhluk itu sayangnya, Glara masih memiliki hati nurani untuk tak melakukannya. Bagaimana pun juga, Damian pernah memperlakukannya sebagai putri walaupun semuanya hanyalah kamuflase belaka.

“Jadi bagaimana, Glara kamu mau? Kalau mau kamu bisa mulai bekerja hari ini juga,” lanjut Damian masih mencerca Glara. “Ah tidak usah terlalu lama berpikir, sudahlah aku tahu kamu butuh pekerjaan, ‘kan? Kamu tidak pantas berpakaian rapi begini, seragam office girl sepertinya lebih pas di tubuhmu.”

Glara menarik napasnya dalam-dalam, ia mengembalikan niat awalnya datang ke restaurant ini. Tanpa banyak kata, Glara hendak berbalik meninggalkan dua manusia itu. “Oh jangan-jangan kamu lagi mau jual diri ya? Makanya penampilanmu berubah begini,” celetuk Damian karena Glara diam saja sedari tadi.

“Jaga bicaramu, Damian!” sungut Glara yang tak terima dengan penghinaan Damian. Sedari tadi Glara sengaja diam karena tak mau membuat kericuhan tetapi ucapan Damian sungguh keterlaluan dan Glara tak bisa hanya diam terus menerus.

“Sudah tidak papa, katakan saja. Dulu di luar negeri juga bekerja ini kan? Makanya kamu bisa mengirimkan uang banyak. Sekarang butuh uang lebih banyak ‘kan? Untuk pengobatan anak penyakitan itu!”

Emosi Glara sudah mencapai puncaknya, Glara melayangkan sebuah tamparan di wajah Damian.

Plakk‼

“Beraninya kamu‼” pekik Damian tak terima dengan perlakuan Glara. Ia hendak membalas pukulan Glara namun, sebuah lengan kekar dan berotot mencengkram erat tangannya yang masih melayang di udara. “Lepas‼” pekik Damian berusaha melepaskan cengkraman itu.

“Hanya lelaki pecundang yang memukul seorang wanita.” Damian menelan salivanya susah payah, ucapan dan tatapan pria itu benar-benar tajam seakan menghunus Damian dalam-dalam. Berbeda dengan Glara yang menatap pria itu heran dan bingung.

Pasalnya, Glara tak mengenal sosok itu. Merasa lawannya kalah, pria itu menghempaskan tangan Damian dan berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pada Glara. Belum sempat Damian memproses kejadian tadi, tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan sekretaris dari perusahaan ternama yang menjadi incara setiap perusahaan lain.

Dan detik selanjutnya, Damian semakin terkejut kala Rose memanggil dan mengenal Glara. “Maaf ibu, apa anda baik-baik saja?” tanya khawatir dan ketakutan.

“Saya baik-baik saja.”

“Kalian kenal?” tanya Damian bingung.

Rose menoleh dan baru sadar jika ada Damian di sana. “Pak Damian, Bu Marta,” sapanya sopan. “Bu Glara, ini adalah pemimpin Norush Grup yang hendak kita temui.”

“Hendak ditemui?” tanya Marta, mewakili kebingungan Damian.

“Maaf Pak Damian dan Bu Marta, ini adalah Bu Glara pemimpin dari Saphire grup. Beliau menggantikan Tuan besar Louis per hari ini.”

Glara nyaris tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Damian dan Marta yang menatapnya dengan mulut terbuka dan air muka terkejut. “Jadi kamu adalah… .”

Glara tersenyum smirk, seraya memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana kerja yang  membalut kaki jenjangnya. “Rose, sepertinya saya tidak bisa melanjutkan kerja sama ini. Kamu tahu sendiri ‘kan bagaimana saya memilah dan memilih rekan kerja?”

Rose mengangguk, ia sangat mengenal karakteristik Glara. Bagaimana tidak mereka pernah bekerja sama selama 4 tahun sebelum akhirnya Glara memutuskan untuk keluar dari perusahaan demi cintanya pada Damian.

“Terlebih lagi ini proyek besar, saya tidak akan membiarkan perusahaan saya bekerja sama dengan perusahaan kecil yang dipimpin manusia tamak,” imbuh Glara, ia mengatakannya dengan raut wajah datar dan ekspresi santai namun penuh aura membunuh.

“Mana bisa begitu, Glara kamu tidak bisa mengambil keputusan tanpa mendengarkan presentasi dari kami,” protes Damian.

Glara tersenyum santai. “Persentasi dari proposal buruk ini? Dari membacanya saja saya sudah merasa bosan dan muak. Tidak ada inovasi, konsep yang monoton dan biaya yang lebih besar? Bukankah konsep ini sudah sering digunakan oleh perusahaan lainnya? Setidaknya lakukan inovasi konsep bukan hanya inovasi menggaet harta orang lain.” Setelah mengatakannya Glara berlalu begitu saja diikuti Rose yang berjalan dibelakangnya.

“Sebagai pemimpin harusnya anda tidak mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Pantas saja Damian… .”

Ucapan wanita itu terpotong karena Glara berhenti melangkah dan mundur beberapa langkah. Ia membungkukkan sedikit tubuhnya dan mendekatkan bibirnya pada telinga Marta. Membuat Marta bergidik ngeri.

“Kau hanyalah… .”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembalinya Janda Terkaya   Konfeti awal kehidupan baru

    “Kamu cantik sekali,” puji Lana menatap Glara dengan senyum yang tak bisa ia sembunyikan. “kamu benar-benar ratu hari ini.” Glara semakin tersipu malu mendengar pujian Lana.“Tante bisa aja, Glara jadi malu,” ujar Glara menundukkan kepala.“Sebelum turun, boleh kami ambil gambar untuk portofolio?” tanya salah satu perias meminta izin pada Glara dan Lana.Glara pun mengangguk dan mengikuti arahan dari perias untuk mengambil beberapa pose di dekat jendela kamar villanya. “Terima kasih, Bu,” ujar perias itu seusai mengambil gambar Glara dari beberapa angle.“Saya juga berterima kasih sudah menyulap saya jadi seperti ini,” balas Glara dengan senyum manis di wajahnya.Setelah perias tadi selesai merapikan barangnya dan berpamitan keluar ruangan, Lana duduk di samping Glara. “Glara, terima kasih sudah menerim

  • Kembalinya Janda Terkaya   Pertemuan Gama dan Damian

    “Pihak kepolisian hanya meminta bantuan untuk menyampaikan permintaan janji, Tuan.”Bhuvi menganggukkan kepala. “Oh iya, besuk pagi sebelum ke villa saya akan ke sana. Glara apa kamu mau ikut?” tanya Bhuvi pada Glara yang menatapnya.Glara terdiam sejenak, “iya,” sahut Glara seraya menganggukkan kepala.Bhuvi tersenyum mendengar jawaban Glara. Ia lantas mengusap puncak kepala Glara lembut. “Paman Leo‼ kita main lagi . Paman Leo yang berjaga aku dan Erina yang bersembunyi‼” pekik Gama seraya berdiri di dekat Leo.Leo tampak ragu namun akhirnya ia mengangguk setelah mendapatkan persetujuan dari Bhuvi. kini Gama, Erina, Leo dan Boy sedangkan Tasha ia sedang ditugaskan untuk mengurus persiapan pernikahan Glara di villa tempat proyeknya dulu dibangun, tentu saja dengan Tiffany yang menjadi event organizernya.Glara menarik napas dalam-da

  • Kembalinya Janda Terkaya   Belum terbiasa

    “Aku ingin mengajak Tiffany bekerja di perusahaan. Aku tahu dia memiliki kemampuan yang memadai dan setelah menikah nanti aku ingin membatasi pekerjaan jadi aku rasa aku butuh Tiffany untuk membantu menghandle. Bagaimana menurutmu?”Bhuvi terdiam sejenak ia tampak berpikir sejenak. “kita coba bicarakan padanya nanti.” Glara tersenyum senang mendengar balasan Bhuvi yang ternyata mendukung permintaannya.Mobil pun kembali hening hingga tiba di kantor Glara. Setibanya di sana, Glara dan Bhuvi bergegas menuju ke ruang meeting. Beberapa dewan direksi sudah menunggu kehadiran mereka, Glara pun segera memulai meeting yang membahas perihal penemuan untuk bahan produk yang batal dulu.“Maaf sudah menunggu lama,” ujar Glara seraya membungkukkan tubuhnya. “Pertama-tama, terima kasih atas kehadirannya. Selanjutnya, saya akan menjelaskan tentang hasil riset yang saya temukan dalam penyelidika

  • Kembalinya Janda Terkaya   Ada saksi baru?

    Semua orang yang berada di dalam ruang sidang pun menatap kehadiran wanita dengan sorot mata bertanya-tanya. “Tiffanny?” lirih Glara kala melihat sosok wanita muda yang berdiri di antara puluhan orang yang hadir di dalam sana.“Siapa orang ini? Dan saksi dari pihak mana?” tanya Hakim pada pengacara Damian maupun Robert.“Saya Tiffany Magdalena, anak dari Daniel Woody. Politikus yang meninggal di dalam sel tahanan karena tuduhan tak beralasan.”Hakim pun mempersilakan wanita muda itu untuk maju ke depan dan dilakukan sumpah. Setelah melakukan sumpah, hakim dan jaksa penuntut mulai menginterogasinya.“jadi apa yang anda ketahui atau apa yang ingin anda sampaikan?” tanyanya pada Tiffany yang berdiri di depan mic dan menatap lurus ke arah hakim.Tiffany menarik napas dalam-dalam ia menatap Damian dan Robert bergantian. “Robertinus

  • Kembalinya Janda Terkaya   Sidang terakhir Damian?

    “Erina yang akan melakukannya,” jawaban singkat Bhuvi membuat Glara dan Darel mengerutkan kening bingung. “Erina pernah berkata, dia ingin menjadi pengacara dan membersihkan nama ibunya. Itu salah satu tujuanku mengadopsi Erina.”Darel pun mengangguk. “Semoga masih ada waktu untuk membuka kembali kasus itu.” Bhuvi mengangguk. “Oh iya, kalian kapan akan menikah? Lamaran kan sudah.”Glara tersedak salivanya sendiri sedangkan Bhuvi hanya menatap Darel tenang. “Setelah semua masalah selesai aku akan menyiapkannya. Bagaimana Glara?” tanya Bhuvi menatap Glara yang sedang menyembunyikan raut wajah malunya.“Em, aku ikut saja,” sahut Glara singkat masih dengan posisinya.“Aku akan membantu persiapannya, jangan sungkan beri kabar padaku apa yang bisa aku bantu,” ujar Darel dengan senyum bahagia yang terus terpancar di wajahnya

  • Kembalinya Janda Terkaya   Robert tertangkap?

    “Damian sudah mengatakan siapa orang yang menyuruh dan membiayai perbuatannya.” Manik coklat Glara membulat sempurna kala mendengar ucapan Bhuvi.“Kok bisa?”Bhuvi tersenyum tipis. “Mungkin dia sudah sadar kalau perbuatannya salah.”“Bagaimana dengan hukumannya?” tanya Glara masih menatap serius ke arah Bhuvi.Bhuvi menggeleng. “untuk bebas kemungkinannya kecil. Tetapi untuk meringankan hukuman munngkin bisa. Apapun itu, yang terpenting sekarang ini dia sudah memutuskan hal yang tepat.”Glara pun mengangguk. “Setelah sidang putusan nanti. Entah dia bebas atau tidak, dia meminta untuk bertemu dengan anaknya Martha.”Kening Glara berkerut mendengar ucapan Bhuvi. “Beberapa hari lalu aku dan Leo mendatanginya. Dan menawarkan kerja sama. Bagaimana pun juga, Damian adalah saksi kunc

  • Kembalinya Janda Terkaya   Sebuah pengakuan

    “Mungkin kau bisa bebas atau memperingan hukumanmu,” balas tim penyidik tenang dan sorot mata tajam. “jadi benar ada orang dibalik anda?”Damian terdiam, ia tak bisa menjawab ucapan pria itu. entah apa yang membuat Damian begitu berat untuk berkata yang sebenarnya. “bolehkah aku menghubungi seseorang?”“Aduh, kamu ini membuang waktu.”“Hanya 10 menit. Setelah itu aku akan mengatakan yang sebenarnya,” ujar Damian mencoba membujuk petugas penyidik. Akhirnya pria itu memberikan ponselnya, Damian segera menekan angka-angka di layar ponsel penyidik dan menempelkannya pada telinga.Terdengar nada sambung panggilan namun Damian tak kunjung mendapatkan jawabannya. Damian tak menyerah ia terus mendial nomor tersebut hingga beberapa kali. Hingga petugas penyidik kesal dengan sikap Damian. “sudahlah kamu ini, membuang waktu. Kembalikan!” be

  • Kembalinya Janda Terkaya   Damian dan segala kebingungannya

    Sudah lebih dari seminggu Damian dilanda kegelisahan dan kebingungan. Berulang kali Damian membaca surat perjanjian yang diberikan Bhuvi padanya. Dan sesuai jadwal yang diberikan, hari ini Damian akan mendapatkan kunjungan dari pengacaranya.“Ayo!” ujar polisi seraya membukakan pintu sel tahanan dan menuntun Damian bertemu pengacaranya di ruangan khusus.Damian masuk ke dalam, ia menatap sosok pria paruh baya yang duduk di salah satu kursi. Damian pun mendekatinya dan duduk di depan pria itu. “Bagaimana keadaanmu?” tanya pengacara itu ketika Damian duduk di depannya dan Pak polisi menutup pintu meninggalkan mereka berbincang berdua.“Tidak terlalu baik,” balas Damian menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kayu yang ia duduki.Pengacara itu menganggukkan kepala. “kenapa?”“Kapan aku bisa bebas?” tanya Damian lugas d

  • Kembalinya Janda Terkaya   Perjanjian dari Bhuvi?

    “Kamu akan terkejut kalau tahu perusahaannya dan siapa orang yang memimpin perusahaan itu,” ujar Glara dengan raut wajah serius.Bhuvi menatap Glara dengan menaikkan sebelah alisnya. “memangnya siapa?”Glara menarik napas dalam-dalam lantas menatap Bhuvi dalam-dalam dan berkata, “Robert.”Bhuvi tersenyum. “jadi benar dugaanku selama ini. Pria ini yang memanipulasi keadaan dan menjadikan Damian pelakunya.”“Kamu sudah tahu?” tanya Glara masih dengan tatapan yang sama.Bhuvi mengangguk, “tidak semuanya. aku hanya tahu sosok Robert yang menyuruh Damian dan menghasut pria itu. kalau tujuannya melakukan itu, aku baru tahu sekarang.” Bhuvi menatap Glara dan berkata, “seperti yang aku katakan tadi. Beberapa hari lalu aku menyelidiki semuanya bersama Tommy dan Leo. Dan aku menemukan nama Robert tetapi tid

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status