Share

Bab 4. Jordi Anfal

Kejadian malam itu membuat geger pinggiran kota. Elang ditangkap pihak berwajib, Elang sudah menjelaskan dengan kejujuran, bahkan luka-luka yang didapatnya menjadikan bukti bahwa dirinya yang diserang kelompotan Jordi. elang yang menjadi korban. Atas celakanya Jordi, Elang tak tahu menahu, dirinya hanya mendorongnya biasa, bahkan tubuh Jordi lebih besar dari Elang.

Elang hanya menjalani tahanan luar saja dan wajib lapor.

Jordi terkapar di rumah sakit, beberapa tulang punggung bagian bawah ada yang patah. Keadaan yang sangat rawan, bisa saja Jordi mengalami kelumpuhan.

***

ibunya menatap Elang lama. Berulang kali Elang meminta maaf pada ibunya. Ibunya hanya meneteskan air matanya saja. Tangan dengan jari kecilnya mencoba menyentuh sudut bibir Elang yang sudah mengering.

"Sakit, Nak?"

"Tidak, Bu apakah kita bisa pergi dari kota ini dan hidup dengan yang baru?"

Jiang terdiam, dan menggeleng lemah.

"Tidak Nak, tidak bisa. ibu ingin terus berada di rumah ini."

Elang terdiam, ada rasa kecewa dalam hatinya.

"Kau harus laporkan pada gurumu, berkali-kali orang itu mengganggumu terus."

Elang tertegun dengan ucapan ibunya.

"Aku sudah lulus sekolah Bu, besok aku akan cari kerja yang lain."

"Bukankah bosmu sudah datang kemari dan memberikan bonus atas kerjamu yang bagus. lihat dia bawa beras dan beberapa makanan."

"Siapa Bu?" Elang semakin tak mengerti dengan kata-kata ibunya.

"Gadis bermata emas itu, datang tadi pagi. sepertinya dia suka padamu, buktinya selalu saja memandang fotomu yang ada di bufet itu." jelas Jiang sambil menunjukkan sebuah foto Elang saat masih kecil.

"Apa Bu? gadis bermata emas?"

***

"Hai orang Chino!" Sherlyn teriak dari dalam mobilnya. "Ayo masuk!"

Elang yang sedang berjalan langsung mendekati mobil jaguar hitam itu lalu membuka pintu depan, terus duduk di samping Sherlyn yang menyetir mobil ayahnya.

"Mau kemana?"

"Aku tadinya mau ke toko swalayan itu, ada lowongan di sana, antar kan aku ke sana, andai berkenan."

"Oke bos, siap!" jawab sherlyn, gadis itu tertawa renyah dan menatap lelaki pujaannya ini, tapi tak berani ia ungkapkan ataupun tunjukan. dalam sikapnya.

Elang tersenyum dan mengangguk mengucapkan terima kasih. Sherlyn anak dari salah satu bos ruko beras di depan pasar induk. Wajah blasteran Palestina membuat wajah imut dan perawakan yang mungil menjadikan Sherlyn jarang bergaul dengan wanita yang lain. Dirinya dianggap seperti anak kecil. Untuk masuk nonton bioskop saja ditanyakan KTP nya, tak pernah lolos ikut wahana di tempat rekreasi. sungguh memilukan sekali, bukan?

"Yupz udah sampai."

Sherlyn langsung ikut turun, dan mengiringi langkah Elang.

"Mengapa kau ikut masuk?"

"Apa tak boleh? aku mau beli sesuatu."

"Baiklah. bila selesai urusanmu, aku tak usah kau pikirkan, tinggal saja. oke."

"Hai Bung GR banget ya!"

Elang tertawa ngakak, dan segera mendekati salah satu kasir dan menanyakan prihal lowongan pekerjaan. Sementara Sherlyn sudah melangkah masuk ke dalam rak-rak kebutuhan rumah tangga, dirasakan aman, ia menelepon seseorang, terlibat sebuah perbincangan serius.

"Oke, terima kasih." Sherlyn menutup sambungan ponselnya. Tak lama gadis itu melihat, Elang sudah dipanggil masuk oleh pemilik dari swalayan ini. Gadis imut itu tersenyum, dan meletakkan kembali barang yang ada di keranjangnya ke tempatnya semula, kemudian pergi meninggalkan swalayan tersebut.

***

Prang!! semua benda di atas bufet jatuh berantakan.

"Mana anakmu yang bodoh itu!! dia harus pertanggung jawabkan perbuatannya!"

Jiang hanya diam, bola matanya berputar gelisah. Hari ini adalah hari pertama Elang berkerja di swalayan ADA, walaupun hanyalah sebagai pelayan saja. Jiang tak bisa berpikir dengan jernih, kata-katanya mulai ngelantur. Terkadang berteriak histeris. Rudi yang sedang berjualan, mendadak pergi meninggalkan tokonya dan terus berlari menuju rumah Jiang. Untung saja Rudi datang tepat waktu, saat tangan lelaki tua bertubuh tambun itu hendak memukul Jiang, tangannya sudah ditarik Rudi dengan cepat.

"Singkirkan tanganmu itu! jangan sentuh Jiang! kau sudah bunuh suami dan anaknya, kali ini, tak kan kubiarkan kau bunuh Jiang!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status