Adit tersenyum lebar saat melihat kedua sahabatnya sudah turun dari bus. Ia sudah menunggu kedatangan kedua sahabatnya itu sejak tadi di rumah depan rumah Dalfon. Dan akhirnya mereka sampai juga.
Selama satu bulan, ia tidak bisa melihat wajah kedua sahabatnya itu. Ia pikir sebelumnya, akan ada perubahan setelah kedua sahabatnya itu pulang dari Kompetisi Tujuh Sekolah. Tetapi ternyata tidak. Sahabat-sahabatnya itu masih sama seperti dulu saat terakhir kali mereka bertemu.
Dalfon dan Ansel sama sekali belum berubah.
"Woi, Nyet. Ada apa nih? Pagi-pagi kok ada udah ada di rumah gua? Numpang makan ya lo?!" tanya Dalfon sambil berjalan mendekat ke arah Adit.
"Numpang makan mata lo rabun! Di rumah lo aja nggak ada orang, jadi mana mungkin gua numpang makan di rumah lo," jawab Adit sambil menatap wajah Dalfon.
"Lah, iya juga. Dipikir-pikir, kita berdua juga belum makan. Mau makan sekarang atau nanti aja?" tanya Ansel sambil mengalihkan pandangannya ke arah
Semua anggota keluarga Virgo digegerkan dengan berita Alyssa yang sudah tidak bisa bergerak lagi. Dan bukan cuma tidak bisa bergerak, dilihat secara fisik, bisa terlihat jelas kalau racun yang ada di dalam tubuh Alyssa sudah menjalar ke seluruh tubuh.Jadi Alyssa yang memiliki kulit berwarna putih bersih, sekarang kulitnya sudah berganti warna menjadi biru memar.Menguatkan prasangka bahwa racun yang ada di dalam tubuh Alyssa sudah mulai mengganas dan kemungkinan untuk diselamatkan sangatlah kecil.Vinka, Arasha, dan Rachel berada di kamar Alyssa. Mencoba yang terbaik untuk bisa membantu Alyssa. Sedangkan para anggota keluarga yang lainnya ada di depan kamar Alyssa. Menunggu kabar dari Vinka.Vinka sendiri sudah mulai tidak yakin dengan kondisi Alyssa yang sekarang. Pasalnya kondisi Alyssa sekarang sudah sangat parah. Dan karena sangat minim informasi tentang racun Xizo, maka ia tidak bisa berbuat banyak.Arasha dan Rachel mencoba untuk tetap
Dalfon menatap ke arah sekitar. Ia merasa aneh karena saat ia sadar, tiba-tiba semua orang yang tadi ada di dekatnya langsung menyingkir menepi ke tepi ruangan.Membuat Dalfon langsung kebingungan dengan apa yang sebenarnya telah terjadi saat ia sedang berbicara dengan Nara."Oi, kenapa lo jauh-jauh? Ada sesuatu yang salah?" tanya Dalfon sambil menatap ke arah Vedora."Lo gila? Lihat sekeliling lo! Lihat apa yang sudah lo perbuat!" jawab Vedora dengan nada keras.Dalfon pun mengikuti perintah dari Vedora. Ia memandang ke sekeliling kamar Alyssa. Matanya membulat sempurna saat menyadari kalau kamar Alyssa sangat berantakan. Buku-buku yang tadinya tertata rapi di atas meja belajar, sekarang sudah berserakan di lantai. Vas bunga yang tadinya di atas meja kecil, jatuh ke lantai dan pecah. Lalu masih banyak lagi barang-barang yang berserakan di atas lantai."Lah, gua yang ngelakuin? Enggak-enggak, lo pasti bohong. Orang dari tadi aja gua diam," cetus Da
Alyssa mulai membuka matanya secara perlahan, tatapan pertamanya tertuju pada atap kamarnya. Ia memandang jam dinding yang ada di kamarnya. Dan ternyata sudah jam 20.00.Saat sedang bengong. Tiba-tiba Alyssa merasa kepalanya sangat sakit. Dan saat ia merasakan rasa sakit itu, sedikit demi sedikit ia mulai bisa mengingat kejadian yang terjadi saat nyawanya hampir melayang tadi pagi.Alyssa sekarang bisa mengingat jelas tentang apa yang terjadi tadi pagi. Tentang ia yang hampir meninggal dan tentang Dalfon yang datang untuk menyelamatkannya.Semuanya sudah bisa ia ingat. Tetapi rasa sakit di kepalanya tidak kunjung hilang juga. Membuatnya langsung mengepalkan tangannya erat-erat. Berusaha untuk menahan rasa sakit itu sebisa mungkin.Saat rasa sakit itu sedang parah-parahnya. Tiba-tiba ada tangan yang mendekap kepalanya dan memeluk tubuhnya.Sontak ia langsung melihat ke arah kanan. Memastikan siapa orang yang mendekap kepalanya dan memelu
Vinka menatap secara saksama Alyssa yang sedang berlatih berjalan bersama Rachel dan Arasha di halaman rumah. Dari kejauhan, ia mengamati perkembangan anaknya itu. Dan ia selalu tersenyum saat mengingat bahwa anak perempuannya itu sekarang sudah terbebas dari kutukan dan racun yang ada di dalam tubuhnya.Tentu saja itu adalah hal yang paling menggembirakan baginya saat ini. Tetapi ia tidak bisa bergembira begitu saja. Karena masih ada satu masalah lagi.Memang benar kalau kutukan Trils sudah menghilang dari kehidupan Alyssa. Tetapi mau bagaimana pun juga, daya hidup Alyssa sudah diserap sampai hampir habis. Dan masalah sebenarnya adalah ia tidak tau sampai kapan Alyssa bisa bertahan hidup.Tetapi untuk mengakali hal itu, Vinka mengajak Dalfon untuk berbicara berdua di teras rumah sambil meminum sebuah teh hangat untuk menghangatkan tubuh mereka berdua."Sebelumnya saya sangat berterima kasih karena kamu sudah mau menghilangkan racun dan kutukan yang
Dalfon mencoba untuk mengatur ritme nafasnya. Ia sangat capek dengan pola latihan yang diberikan oleh Noel kepadanya.Perempuan itu memberikan pola latihan yang sangat menyiksa. Dan waktu untuk istirahat yang diberikan oleh perempuan itu sangatlah sedikit. Membuat staminanya sangat terkuras.Tetapi setelah semua yang dialami oleh Dalfon, Dalfon sama sekali tidak mengeluh. Karena Dalfon tau, pola latihan yang diberikan oleh Noel itu sangat berguna untuk perkembangan ilmu bela dirinya. Jadi Dalfon sebisa mungkin mengikuti pelatihan ini dengan sepenuh hati.Noel dan Dalfon berlatih di sebuah lapangan yang ada di halaman rumah Alice. Dan karena matahari sudah hampir tenggelam, maka latihannya selesai.Noel pun berjalan ke arah kamar mandi. Untuk membersihkan semua kotoran dan keringat yang menempel pada tubuhnya.Sedangkan Dalfon masih duduk di bawah pohon sambil mencoba menenangkan dirinya. Ia sebelumnya memang sudah tau kalau Keenan dan Noel ad
Ansel, Adit, dan Dalfon sedang menikmati mie rebus buatan Jingga. Mereka menikmati mie rebus mereka di ruangan tengah rumah Dalfon sambil menonton sebuah film horor.Karena memang keadaannya sekarang sudah mulai larut malam, mereka berpikir film horor adalah pilihan yang tepat untuk menemani makan malam mereka.Dari ketiga orang itu, tidak ada satu pun orang yang percaya akan hal horor. Apalagi Adit. Adit adalah orang yang realistis. Semua kejadian-kejadian aneh yang ada di sekitarnya selalu saja ia anggap sebagai sebuah kejadian yang wajar.Seperti biasa. Setelah acara makan mereka selesai, mereka akan menghabiskan waktu mereka dengan membicarakan hal-hal yang terjadi tadi pagi sampai sore. Tak lupa juga dengan kisah asmara Adit dan Lucia yang selalu menjadi topik pembicaraan di saat-saat seperti sekarang.Adit dan Lucia memang sudah tunangan. Tetapi tetap saja mereka adalah seorang murid SMA. Jadi kedua orang itu tidak bisa melakukan hal-hal yang melebi
Jingga menatap secara saksama perempuan yang berdiri di hadapannya. Ia tadi diajak oleh Dalfon untuk menghadiri sebuah festival. Tetapi ia tidak menyangka bahwa Alyssa dan Arasha akan datang juga.Jingga sebenarnya tidak begitu masalah dengan kehadiran kedua orang itu. Yang ia masalahkan sekarang adalah ia bersama dengan dua orang yang sangat dikagumi oleh orang banyak. Yang tentu saja itu membuatnya sedikit malu dan tidak bisa banyak bicara.Tetapi untung saja Dalfon selalu ada di dekatnya. Jadi ia bisa mendapatkan apa pun yang ia mau, tanpa harus mengucapkan sesuatu terlebih dahulu.Dan Dalfon sendiri pun sudah paham sekali dengan kemauan Jingga. Karena itulah, ia bisa memberikan sesuatu tanpa harus menunggu Jingga memintanya terlebih dahulu.Sampai pada akhirnya. Arasha, Alyssa, Jingga, Dalfon, dan Vedora harus berpisah. Dan berpecah menjadi dua kelompok untuk mencari tempat terbaik untuk melihat kembang api yang sebentar lagi akan dinyalakan.
Dalfon datang ke kediaman Alice membawa sebuah kota berisikan sebuah kembang api. Ia datang secara diam-diam supaya tidak diketahui Alice. Karena memang tujuannya datang ke rumah itu bukan untuk menemui Alice. Melainkan untuk menemui Keenan.Dalfon tau kalau setiap sudut rumah Alice ada sebuah kamera pengawas. Tetapi rekaman kamera pengawas itu tidak pernah diawasi oleh Alice. Orang yang mengawasi kamera pengawas itu adalah Keenan.Makanya Dalfon berhenti tepat di satu titik. Sambil melambaikan tangannya ke arah kamera pengawas. Memberikan sebuah tanda bahwa ia akan menunggu Keenan di tanam rumah.Setelah memberikan isyarat itu, Dalfon pun langsung beranjak pergi ke arah taman rumah. Menunggu kehadiran Keenan sambil menyiapkan sebuah ember yang penuh dengan air untuk memadamkan kembang apinya nanti.Tidak lama setelah itu, muncullah satu sosok laki-laki yang berdiri tegap di samping Dalfon. Dalfon pun hanya tersenyum saat menyadari bahwa laki-laki itu ada