Share

Kepercayaan dan Penyembuhan

________

"Apa sekarang kalian semua percaya kepadaku?" tanya Leander. 

"Apakah ini nyata?" ujar Leksa masih kebingungan.

Semuanya nampak melongo. Dan tak lama kemudian, Finn langsung turun dari ranjang pasiennya menuju Leander. Dengan wajah serius, dia memegang kedua bahu putranya itu.

"Nak...!! Apakah yang barusan ayah lihat itu kenyataan? Bisakah kamu melakukannya sekali lagi?" pinta Finn yang dibalas tatapan malas oleh Leander. Tapi mau tak mau akhirnya dia menyetujui permintaanya tersebut.

"Hahh... baiklah aku akan melakukannya sekali lagi," balasnya.

Kemudian Leander langsung duduk bersila di atas ranjangnya. Dan dengan tenang dia memposisikan tangannya di depan dada seperti meraup udara bebas. Lalu dia menutup matanya.

"Mekarlah... Dark Ice!!" ucapnya kemudian. Dan seketika pecahan-pecahan es hitam mengkilat mulai muncul dari tangan Leander dan membentuk sebuah bunga mawar. Setelah itu, Leander membuka matanya kembali. "Apakah ini sudah cukup jelas?" lanjutnya.

"Wow!! Apakah itu asli?" Dengan cepat Aleksi juga ikut berkumpul di samping ranjang Leander. "Apakah ini boleh disentuh?" lanjutnya bertanya kepada Leander dengan penuh harap.

"Boleh. Sentuhlah!" jawab Leander yang membuat Aleksi berbinar senang.

Lalu Aleksi langsung menyentuh bunga mawar yang ada di telapak tangan Leander tersebut. Yang lainnya juga nampak memperhatikan tindakan Aleksi.

Tap...!!

Tangannya meraba bunga mawar yang terbuat dari es tersebut. Dan senyumannya langsung mengembang begitu saja. Dengan perlahan, dia mengambil bongkahan es tersebut dari tangan Leander. Dan Leander membiarkan Aleksi mengambilnya.

"Ini... sungguh hebat...!!" ucapnya kagum. Melihat hal itu, Leksa juga jadi ikut penasaran. Akhirnya dia mendekat ke arah Aleksi.

"... Coba lihat, itu asli atau tidak," ujar Leksa berusaha menggapai benda tersebut. Namun, Aleksi malah menjauhkannya dari jangkauan Leksa. Dan mereka malah berebut seperti anak kecil. 

"Nak, bagaimana bisa kamu mengeluarkan benda seperti itu dari telapak tanganmu?" tanya Diana khawatir. 

"Bu, di dalam mimpiku semuanya terasa panjang. Dan di sana aku melewati banyak hal yang mengerikan hingga akhirnya bisa menguasai seluruh kekuatanku. Dan setelah aku terbangun tadi, kukira semuanya itu hanyalah mimpi biasa. Tapi, ternyata tidak. Yang kudahapi di sana juga ikut terbawa ke dunia nyata, termasuk kekuatanku ini. Karena itu, aku langsung tahu caranya menggunakan kekuatan milikku ini," jelas Leander panjang lebar. Dan mendengar hal itu, kedua orang tua Leander saling pandang.

"Nak, sekarang kita semua percaya dengan ucapanmu. Tapi, apakah itu tidak bahaya untukmu. Apakah ada efek samping jika kau menggunakan kekuatan tersebut?" tanya Finn.

Leander menggeleng atas pertanyaan tersebut.

"Tidak ada efek sampingnya. Karena kekuatan ini juga sudah menjadi bagian dari diriku sendiri. Jadi, rasanya... aku sudah terbiasa menggunakan kekuatan ini untuk melewati hal-hal mengerikan di depan mata. Walaupun itu hanya di mimpi...," jawabnya yang diikuti dengan senyuman kesedihan di wajahnya.

Dan melihat hal itu, Finn dan Diana menjadi ikut sedih. Karena melihat anaknya bahagia adalah hal yang utama bagi orang tua. Mereka berdua akhirnya diam sejenak sampai sebelum suara Aleksi menginterupsi suasana.

"Kak Lean...!! Kalau kamu benar-benar memiliki kekuatan ajaib seperti ini, apakah artinya kamu juga bisa mengobati penyakit kita semua?" tanya Aleksi dengan senang. Sedangkan yang lain malah nampak sedih mendengar pertanyaan Aleksi tersebut. 

Leander diam. Dan karena diamnya itu, suasana menjadi semakin mencekam. Melihat hal itu, Leksa langsung kesal kepada adik kembarnya itu.

Takk...!!

Leksa menjitak pelan dahi Aleksi.

"Dasar bodoh! Apa kamu tidak bisa membaca situasinya?" bisik Leksa di dekat Aleksi. 

"Tapi pertanyaanku tidak ada yang salah!" balasnya tegas. Kemudian dia berlari mendekat ke arah Leander dengan senyuman. "Jadi, bagaimana, kak? Apakah kakak merasa bisa menyembuhkan kita semua?" tanyanya pada Leander.

Dari dulu, Aleksi memang anak yang seperti itu. Selalu dingin kepada orang lain, tapi sangat hangat kepada keluarganya. Juga secara terang-terangan dia mengidolakan kakak laki-lakinya itu. Karenanya Aleksi sangat bersemangat jika membahas tentang pencapaian yang dilakukan Leander. 

Seluruh keluarganya kini diam. Mereka menunggu jawaban dari Leander. Dan beberapa detik kemudian, Leander langsung tersenyum.

"Tentu saja aku bisa melakukannya! Bukankah aku sudah mengatakan hal itu sebelumnya?" balas Leander dengan percaya diri atas jawabannya itu. 

"Be-Benarkah?" tanya Aleksi memastikan. 

"Ya, aku serius."

"Yess!!" teriaknya girang. Dia langsung loncat memeluk Leksa dengan semangat. "Apakah kamu mendengarnya, Leksa? Kak Leander bilang kalau dia bisa menyembuhkan kita!" 

"Ya, aku mendengarnya, tapi jangan lupakan hal penting. Kamu harusnya juga memanggilku dengan embel-embel KAK!!" balas Leksa dengan teriakan di akhir kalimat. Dan jauh di dalam lubuk hatinya ia juga ikut senang. Sedangkan kedua orang tua Leander masih mengerutkan keningnya. 

"Nak, ayah tahu kamu memang memiliki kekuatan spesial. Tapi, kamu tidak perlu mengatakan hal ini untuk menghibur kita semua."

"Aku tidak mengatakannya hanya untuk hiburan saja. Tapi, aku memang bisa melakukannya."

Finn nampak frustasi mendengar jawaban dari Leander itu. Di satu sisi, dia sangat berharap bahwa apa yang dikatakan putra sulungnya itu adalah kebenaran. Tapi, di sisi lain dia juga tak mau berharap jika suatu halnya itu mustahil.

'Apakah dia hanya mencoba untuk menyenangkan kita semua? Tapi, sepertinya tidak begitu.' Finn lalu menelisik jauh ke dalam diri Leander untuk menemukan sebuah kebohongan di sana. Namun, nihil! Hanya keseriusan yang ditampilkannya. 

Leander hanya membalas tatapan Finn dengan senyuman misterius.

'Sepertinya ayah sedang kebingungan, haha,' batinnya merasa sedikit terhibur dengan tingkah laku ayahnya yang sudah sejak lama ini tak pernah ia lihat. 

"Ayah tak akan berharap terlalu besar. Tapi, jika memang cara itu berkemungkinan untuk menyembuhkan kita semua, maka itu patut dicoba. Dan saat ini ayah masih merasa kalau ini hanya sekadar mimpi. Hal-hal yang tak masuk akal terjadi dalam satu hari, otakku tidak bisa mencernanya dengan benar."

Leander tersenyum mendengar ucapan Finn.

"Aku juga merasakan hal yang sama, ayah. Lalu, apakah ayah akan memberikanku izin untuk melakukan pengobatannya?"

"... Wabah yang melanda dunia ini benar-benar gila dan tak masuk akal. Jadi, mari kita lakukan penyembuhannya dengan cara yang gila juga," jawab sang ayah pertanda setuju. 

"Sepertinya ayah sudah memutuskannya."

"Benar. Lebih baik mencoba hal gila itu dari pada mati konyol dengan wabah ini!"

Mendengar hal itu, Diana juga ikut bersemangat. Dia mengangguk.

"Kamu benar, sayang. Kita sudah menyaksikan hal gila yang dilakukan oleh Leander hari ini. Jadi, ayo kita sekalian menggila bersama!" ucap sang ibu yang membuat suasana menjadi makin ringan. Leander pun tersenyum mendengarnya. 

"Kak, aku juga ingin sembuh!" ucap Aleksi yang diikuti anggukan oleh Leksa.

"... Ya, kakak akan menyembuhkan semuanya. Jadi, ayo kita hidup bahagia bersama mulai sekarang."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status