Dua buah mobil mewah berwarna hitam itu memasuki halaman depan sebuah mansion. Dan saat itu jugalah para pekerja yang awalnya terpencar di beberapa sudut halaman langsung berkumpul di satu tempat untuk menyambut mereka.
Sean dan Dion menjadi yang pertama kali keluar dari mobil itu. Kemudian disusul juga oleh Leander, dan sisanya keluar bersamaan dari mobil di belakang.
"Selamat datang, Tuan dan Tuan Muda," ucap seorang maid dengan sopan kepada Sean dan Dion. Sean balas mengangguk sambil tersenyum. Karena pada dasarnya dia memang orang yang ramah kepada seluruh pekerjanya.
"Lane, mulai sekarang mansion ini adalah miliknya. Dan kamu juga akan bekerja di bawahnya. Jadi, dialah majikanmu sekarang. Layani dia dengan baik," ucap Sean sambil mengarahkan perhatian semua orang kepada Leander.
Dan maid yang dipanggil Lane itu diam sejenak melihat Leander. Dia bertanya-tanya apa status Leander ini. Sampai-sampai, Sean memberikan
"Apa setelah melihatnya secara langsung kamu dapat mengerti tentang orang itu?"Dion langsung menengok ke arah ayahnya. Dan melihat senyuman miring terpampang jelas di wajah Sean, Dion langsung mendengus kalah disertai senyuman tipis."Tidak sama sekali. Aku hanya merasa bahwa dia adalah orang yang berbahaya dan mengerikan.""Kau benar. Bahkan ayah tidak mengetahui detailnya tentang Leander. Meskipun sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya, yang bisa ditemukan hanyalah kondisi biasa yang tak perlu diperhatikan.""Lalu, sebenarnya apa yang membuat ayah begitu tertarik kepadanya? Sampai-sampai ayah memberikan bayaran awal sebuah mansion kepadanya. Tidakkah itu terlalu berlebihan untuk seorang pengawal?"Sean tertawa ringan."Kau akan segera tahu nanti. Karena Leander sendiri yang akan menunjukkan kelayakannya di depanmu.""Hmm ...."Dion kemudian menghadap ke luar jendela mobil. Dan segera, dia tenggelam den
Criekk! Leksa membuka pintu sebuah ruangan yang diyakininya adalah sebuah kamar. Kemudian mereka semua menanti pintu itu terbuka sepenuhnya. Dan betapa terkejutnya mereka berempat saat melihat kilau mewah memancar dari dalam ruangan. "Ughh! Apakah ini benar-benar sebuah kamar?" ujar Leksa tak percaya. "Tentu saja," jawab Leander yang muncul dari arah belakang. Kemudian dia berjalan melewati yang lain dan masuk ke dalam kamar. Melihat hal itu, keluarganya pun ikut masuk ke dalam. Mereka semua melihat ke kanan kiri dan atas bawah, karena merasa takjub dengan isinya. Sebuah kasur besar dengan tekstur lembut dan nyaman di permukaannya. Dengan selimut mewah yang menangkup di atasnya. Interior elegan yang luar biasa enak di pandang. Dan bahkan ada televisi pribadi di depannya sekaligus kamar mandi mewah layaknya hotel bintang lima di sisi samping. "Wow! Ini sangat keren!" ucap Aleksi keceplosan. "Kali ini aku
Suasananya semakin meningkat. Ini tentang perkataan Leander yang menurut mereka sedikit aneh. Dia seakan-akan berkata layaknya orang yang tahu tentang masa depan dan sudah mendalami pengetahuan tentang kekuatan super tersebut. Padahal, Leander juga baru mendapatkan kekuatan itu beberapa hari yang lalu. Pada akhirnya pertanyaan-pertanyaan itu tidak menemukan jawabannya. Karena mau bagaimanapun, saat ini mereka masih awam dengan pandangan Leander dari sisi dirinya yang baru ini. Mungkin masih membutuhkan lebih banyak waktu lagi untuk sekedar mengetahui salah satu titik jawaban dari hal tersebut. "Baiklah. Lalu kapan kita akan memulainya?" balas Finn. "Besuk." Finn langsung manggut-manggut mengerti. "Tapi, apakah tidak masalah jika ada orang lain yang melihatnya nanti?" "Tentu saja itu akan bermasalah untuk saat ini." "Kalau begitu--" "Tapi tenang saja, ayah. Aku memiliki cara sendiri untuk itu," potong Leander.
Di dunia bernama Mongodean, perang besar baru saja berakhir. Semua itu berkat kerja sama yang baik antara Kerajaan Besar Mongolion dan Pusat Menara Pelindung Dunia. Terutama karena adanya Tetua Leander yang berperan penting dalam menangkal serangan besar dari musuh. Karena dirinya memiliki kemampuan regenerasi mutlak yang mana hampir mustahil untuk ada di dunia ini. Dengan kontribusi besarnya dalam menyelamatkan dunia tersebut, pemimpin Pusat Menara Pelindung Dunia menyuruh Leander untuk membuat sebuah permintaan. Dan Leander meminta kepadanya untuk memberikan seluruh informasi tentang cara kembali ke masa lalu. Dan pemimpin pusat menara pun saling pandang dengan para tetua lainnya. Seperti yang dipikirkan Leander, mereka tidak akan mengabulkannya. Namun, ternyata dugaannya itu salah besar. Karena mereka semua dengan senang hati mengabulkan permintaannya tersebut. Bahkan, mereka tidak hanya akan memberikan informasinya saja tapi, juga berniat untuk langsung membantunya kembali ke ma
__________ "??? Nak, kamu kenapa?" tanya sang ibu yang kebingungan. Dan Leander hanya menggelengkan kepalanya. 'Aku benar-benar kembali ke masa lalu,' batin Leander. "Hei, kak! Cepatlah makan dan jangan merepotkan ibu!" ucap seorang gadis yang duduk di ranjang pasien sebelah kirinya. Leander lalu melepaskan pelukannya pada ibunya. Dia kemudian mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan. Seorang pria berambut hitam bercampur warna putih uban ada di ranjang pasien di depannya. Dan sosok itu yang dikenalinya sebagai ayahnya sedang menatap heran ke arahnya. Lalu pandangannya bergulir ke sebelah ayahnya. Di sana ada adik laki-lakinya yang sibuk memakan jatah makan siangnya. Dan terakhir, pandangannya jatuh pada adik perempuannya yang menatap galak ke arahnya. Tiba-tiba setetes air mata jatuh begitu saja dari pelupuk mata Leander. Sang ibu pun langs
________ Semuanya mendadak tercengang mendengarkan pernyataan gila dari Leander. "Ternyata benar katamu, kak. Apa yang kamu katakan tidak masuk akal!" ucap Leksa, adik perempuannya itu. Melihat hal itu, Leander mewajarkannya. Karena memang benar bahwa manusia biasa bisa memiliki kekuatan seperti itu sangatlah tidak masuk akal. Namun, itu adalah pemikiran Leander beberapa tahun yang lalu sebelum merasakan pahitnya dunia. "Hahh... kau benar, Leksa," balas Leander dengan tersenyum. Dan mendadak, Leksa merasa seperti telah melakukan suatu kesalahan. Dia membuang muka ke samping. "A-Aku hanya mengatakan yang sebenarnya...." "Apa yang kamu katakan itu tidak salah. Dan semua yang ada di sini pasti juga sependapat denganmu. Tapi, aku akan mengatakannya sekali lagi. Aku... benar-benar memiliki kekuatan spesial yang ada di luar nalar itu," ucap
________ "Apa sekarang kalian semua percaya kepadaku?" tanya Leander. "Apakah ini nyata?" ujar Leksa masih kebingungan. Semuanya nampak melongo. Dan tak lama kemudian, Finn langsung turun dari ranjang pasiennya menuju Leander. Dengan wajah serius, dia memegang kedua bahu putranya itu. "Nak...!! Apakah yang barusan ayah lihat itu kenyataan? Bisakah kamu melakukannya sekali lagi?" pinta Finn yang dibalas tatapan malas oleh Leander. Tapi mau tak mau akhirnya dia menyetujui permintaanya tersebut. "Hahh... baiklah aku akan melakukannya sekali lagi," balasnya. Kemudian Leander langsung duduk bersila di atas ranjangnya. Dan dengan tenang dia memposisikan tangannya di depan dada seperti meraup udara bebas. Lalu dia menutup matanya. "Mekarlah... Dark Ice!!" ucapnya kemudian. Dan seketika pecahan-pecahan es hitam mengkilat mulai
________ Semuanya berjajar rapi di depan ranjang pasien milik Leander. Dan dengan serius mereka menatap ke arahnya. Dia kemudian turun dari ranjang. "Apakah kalian mengizinkanku untuk melakukannya?" Mereka mengangguk bersamaan. "Apakah kalian percaya kepadaku?" Dan meski mereka sedikit ragu, mereka tetap memilih untuk mempercayainya. Semuanya kemudian mengangguk sekali lagi. Dengan respon tersebut, layar skill milik Leander langsung muncul di depannya. [Syarat telah terpenuhi.] [Skill Darah Pembangkit dapat diaktifkan.]