Semua Bab Kembalinya Sang Pemburu: Bab 1 - Bab 10
16 Bab
Kembali ke Masa Lalu
Di dunia bernama Mongodean, perang besar baru saja berakhir. Semua itu berkat kerja sama yang baik antara Kerajaan Besar Mongolion dan Pusat Menara Pelindung Dunia. Terutama karena adanya Tetua Leander yang berperan penting dalam menangkal serangan besar dari musuh. Karena dirinya memiliki kemampuan regenerasi mutlak yang mana hampir mustahil untuk ada di dunia ini. Dengan kontribusi besarnya dalam menyelamatkan dunia tersebut, pemimpin Pusat Menara Pelindung Dunia menyuruh Leander untuk membuat sebuah permintaan. Dan Leander meminta kepadanya untuk memberikan seluruh informasi tentang cara kembali ke masa lalu. Dan pemimpin pusat menara pun saling pandang dengan para tetua lainnya. Seperti yang dipikirkan Leander, mereka tidak akan mengabulkannya. Namun, ternyata dugaannya itu salah besar. Karena mereka semua dengan senang hati mengabulkan permintaannya tersebut. Bahkan, mereka tidak hanya akan memberikan informasinya saja tapi, juga berniat untuk langsung membantunya kembali ke ma
Baca selengkapnya
Pernyataan Gila
__________   "??? Nak, kamu kenapa?" tanya sang ibu yang kebingungan. Dan Leander hanya menggelengkan kepalanya.   'Aku benar-benar kembali ke masa lalu,' batin Leander.   "Hei, kak! Cepatlah makan dan jangan merepotkan ibu!" ucap seorang gadis yang duduk di ranjang pasien sebelah kirinya.   Leander lalu melepaskan pelukannya pada ibunya. Dia kemudian mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan.   Seorang pria berambut hitam bercampur warna putih uban ada di ranjang pasien di depannya. Dan sosok itu yang dikenalinya sebagai ayahnya sedang menatap heran ke arahnya.   Lalu pandangannya bergulir ke sebelah ayahnya. Di sana ada adik laki-lakinya yang sibuk memakan jatah makan siangnya. Dan terakhir, pandangannya jatuh pada adik perempuannya yang menatap galak ke arahnya. Tiba-tiba setetes air mata jatuh begitu saja dari pelupuk mata Leander. Sang ibu pun langs
Baca selengkapnya
Kenyataan di Luar Nalar
________   Semuanya mendadak tercengang mendengarkan pernyataan gila dari Leander.    "Ternyata benar katamu, kak. Apa yang kamu katakan tidak masuk akal!" ucap Leksa, adik perempuannya itu.   Melihat hal itu, Leander mewajarkannya. Karena memang benar bahwa manusia biasa bisa memiliki kekuatan seperti itu sangatlah tidak masuk akal. Namun, itu adalah pemikiran Leander beberapa tahun yang lalu sebelum merasakan pahitnya dunia.    "Hahh... kau benar, Leksa," balas Leander dengan tersenyum. Dan mendadak, Leksa merasa seperti telah melakukan suatu kesalahan. Dia membuang muka ke samping.   "A-Aku hanya mengatakan yang sebenarnya...."   "Apa yang kamu katakan itu tidak salah. Dan semua yang ada di sini pasti juga sependapat denganmu. Tapi, aku akan mengatakannya sekali lagi. Aku... benar-benar memiliki kekuatan spesial yang ada di luar nalar itu," ucap
Baca selengkapnya
Kepercayaan dan Penyembuhan
________   "Apa sekarang kalian semua percaya kepadaku?" tanya Leander.    "Apakah ini nyata?" ujar Leksa masih kebingungan.   Semuanya nampak melongo. Dan tak lama kemudian, Finn langsung turun dari ranjang pasiennya menuju Leander. Dengan wajah serius, dia memegang kedua bahu putranya itu.   "Nak...!! Apakah yang barusan ayah lihat itu kenyataan? Bisakah kamu melakukannya sekali lagi?" pinta Finn yang dibalas tatapan malas oleh Leander. Tapi mau tak mau akhirnya dia menyetujui permintaanya tersebut.   "Hahh... baiklah aku akan melakukannya sekali lagi," balasnya.   Kemudian Leander langsung duduk bersila di atas ranjangnya. Dan dengan tenang dia memposisikan tangannya di depan dada seperti meraup udara bebas. Lalu dia menutup matanya.   "Mekarlah... Dark Ice!!" ucapnya kemudian. Dan seketika pecahan-pecahan es hitam mengkilat mulai
Baca selengkapnya
Darah Pembangkit
________   Semuanya berjajar rapi di depan ranjang pasien milik Leander. Dan dengan serius mereka menatap ke arahnya. Dia kemudian turun dari ranjang.   "Apakah kalian mengizinkanku untuk melakukannya?"   Mereka mengangguk bersamaan.   "Apakah kalian percaya kepadaku?"    Dan meski mereka sedikit ragu, mereka tetap memilih untuk mempercayainya. Semuanya kemudian mengangguk sekali lagi.   Dengan respon tersebut, layar skill milik Leander langsung muncul di depannya.   [Syarat telah terpenuhi.]   [Skill Darah Pembangkit dapat diaktifkan.]  
Baca selengkapnya
Keluar dari Rumah Sakit
________   Tak butuh waktu lama untuk Leander menyembuhkan semua keluarganya. Dan kini mereka tengah loncat-loncat kegirangan karena keajaiban tersebut. Bahkan sakitnya sama sekali tak terasa lagi. Mereka benar-benar sembuh total.   "Yayyy!! Akhirnya aku sembuh!!" teriak Aleksi. Dan untung saja Leander masih menutup pintu dan jendela dengan bunga esnya. Jadi, pembicaraan mereka tak akan terdengar sampai luar ruangan. "Kakak, terima kasih!"    "Haha, sama-sama, Aleksi," balas Leander ikut bahagia. Sudah lama sekali dia tidak merasakan suasana seperti ini, karena dulu dia terus-terusan berada dalam medan perang. Entah melawan monster sungguhan, manusia, atau musuh Dunia Mongodean.    'Berterima kasih kepada orang-orang di Dunia Mongodean, akhirnya aku bisa kembali lagi berjumpa dengan keluargaku.'   Perasaan Leander menghangat melihat mereka semua tersenyum senang. 
Baca selengkapnya
Putus!
  Naga dimensi itu terbang tinggi di atas langit dengan membawa keluarga Arcaka. Dan mereka semua bergetar ketakutan kecuali Leander. Bagaimana tidak, jika terpeleset sedikit saja bisa membuat mereka terjun bebas ke bawah dari ketinggian tersebut.   "Kak, apakah kakak tidak takut jatuh?" tanya Aleksi yang sejak tadi berpegangan kencang pada baju Leander.    "Tidak."   "..." Aleksi akhirnya diam. Dia melihat sekeliling yang mana hanya ada langit biru luas tanpa awan.   "Leander, tidakkah kamu pikir orang lain bisa saja melihat kita?" tanya sang ayah dengan tatapan yang fokus ke depan.    "Tidak, ayah. Meskipun kita bisa melihat pemandangan kota di bawah sana, tapi sebenarnya kita berada di jalur dimensi yang berbeda. Dan orang lain tidak bisa melihat kita," jawabnya jujur.   "Jadi, begitu. Baguslah! Dan ayah tak habis pikir bagaimana bis
Baca selengkapnya
Solusi
  "K-Kamu...!!" Diana tak percaya. Bagaimana bisa gadis yang dulunya terlihat sangat sopan dan ramah berubah menjadi seperti ini? Sangat kurang ajar dan tak tahu malu. Andai bukan karena Leander sangat mencintai gadis itu, sekarang ini Diana sudah pasti akan menampar wajah tebalnya itu.  Melihat hal itu, Leander tampak biasa saja. Padahal Seril mengatakan putus, tapi di wajahnya tak ada raut wajah kesedihan sedikit pun. Itu semua karena cintanya sudah menghilang bertahun-tahun yang lalu. Sekarang hanya ada Sevenian di hatinya.  "Kalau memang putus ya putus. Tidak perlu berteriak-teriak karena aku tidak tuli. Dan aku tak masalah jika kita putus," ucap Leander yang membuat semua orang menatapnya tak percaya.  "A-Apa?!!!" Seril bingung karena tak mengira reaksi Leander yang biasa saja itu. Pasalnya Leander terlihat sangat mencintainya sebelum ini. Dia pikir bahwa Leander akan menangis dan memohon kepadanya agar tidak putus. 
Baca selengkapnya
Negosiasi
  "... Jadi, ada keperluan apa Anda ke sini?" tanya Sean was-was. Dan melihat hal itu, Leander serasa ingin tertawa kencang. "Haha, jangan terlalu tegang. Yang tadi itu hanyalah sebuah sapaan ringan dariku," ucap Leander. 'Sial! Siapa lagi orang ini?!!' batin Sean sambil memegangi lehernya yang masih ngilu walau tidak terluka.  "Ehem! Baiklah, saya akan mengatakan keperluan saya ke sini. Saya dengar, Tuan Sean sedang mencari pengawal, apakah itu benar?" lanjut Leander dengan berganti bahasa formal. "Hah? Oh... benar. Apakah kamu datang ke sini untuk mendaftar sebagai pengawal juga?" balas Sean.  "Benar sekali." "Apa?! K-Kalau begitu, kamu bisa langsung saja mendaftar lewat staff kami." Saat ini Sean menjadi geram. Calon pengawal macam apa yang mendaftar dengan cara mengancam tuannya sendiri? Sungguh guyonan yang tak lucu.  "Ah, tentang hal itu... saya tidak ingin melalui langkah-langkah rumit
Baca selengkapnya
Kebangkitan Legendaris
  Semua keluarga Leander langsung senang mendengar kabar itu. Diana kemudian memeluk putranya itu sampai dia terdorong sedikit ke belakang.  "Terima kasih, nak." "Sudah kubilang kalian tidak perlu khawatir," ucap Leander sambil tersenyum tipis. Diana kemudian melepaskan pelukan itu. Dengan mendongak, dia bertanya kepada putranya. "Tapi nak, bagaimana bisa kamu tahu tentang beliau sedangkan kita selalu berada di rumah sakit selama ini? Dan juga, bagaimana caramu bernegosiasi dengan orang penting sepertinya?"  Leander diam memerhatikan pertanyaan ibunya. Dan dia tersenyum kembali menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut. "Rahasia," jawabnya singkat membuat semua orang penasaran. "Sudah. Lebih baik ayo kita mengemasi barang-barang kita dan masak mie instan malam ini. Karena besuk kita akan benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada rumah ini," lanjut Leander yang diangguki oleh yang lainnya. Meski berat untuk men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status