Share

Dugaan Dokter

Penulis: Emak pipit
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 22:50:00

Sore yang mendung. Beberapa pelayat mulai silih berganti berpamitan untuk pulang. Keputusan Tuan Mandala untuk melepaskan semua alat bantu di tubuhnya membuatnya hanya bertahan beberapa jam di ruangan ICU.

Radit hampir saja nekat menjadi pendonor untuk sang kakek. Hanya saja, Tuan Husen bersikeras menolaknya.

"Kenapa?" tanya Radit saat itu. Ia masih merasa Tuan Husen meragukannya sebagai putra di keluarga Cakranomoto.

"Kakekmu tidak ingin hidup dihantui rasa bersalah. Dia ingin tenang."

Hanya itu jawaban dari Tuan Husen selepas menandatangani surat dari rumah sakit untuk mengurus jenazah dari mendiang sang ayah.

****

PLAAAKKK!

"PUAS KAMU SEKARANG, HAH!"

Mendadak Nyonya Soraya mendaratkan tamparan keras ke wajah Radit hingga pipi pria itu memerah.

Berapa pelayat yang tersisa semua terkejut dengan tindakan Nyonya Soraya, begitu juga Tuan Husen.

"Soraya! Apa yang kamu lakukan, hah?" Tuan Husen naik pitam. Ia menarik paksa istrinya untuk menjauhi Radit.

"Suamiku, kenapa kamu masih mem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ahmad
Tamattttttt…….
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Dugaan Dokter

    Sore yang mendung. Beberapa pelayat mulai silih berganti berpamitan untuk pulang. Keputusan Tuan Mandala untuk melepaskan semua alat bantu di tubuhnya membuatnya hanya bertahan beberapa jam di ruangan ICU. Radit hampir saja nekat menjadi pendonor untuk sang kakek. Hanya saja, Tuan Husen bersikeras menolaknya."Kenapa?" tanya Radit saat itu. Ia masih merasa Tuan Husen meragukannya sebagai putra di keluarga Cakranomoto."Kakekmu tidak ingin hidup dihantui rasa bersalah. Dia ingin tenang." Hanya itu jawaban dari Tuan Husen selepas menandatangani surat dari rumah sakit untuk mengurus jenazah dari mendiang sang ayah.****PLAAAKKK!"PUAS KAMU SEKARANG, HAH!" Mendadak Nyonya Soraya mendaratkan tamparan keras ke wajah Radit hingga pipi pria itu memerah. Berapa pelayat yang tersisa semua terkejut dengan tindakan Nyonya Soraya, begitu juga Tuan Husen."Soraya! Apa yang kamu lakukan, hah?" Tuan Husen naik pitam. Ia menarik paksa istrinya untuk menjauhi Radit."Suamiku, kenapa kamu masih mem

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Pesan Terakhir

    Bak petir yang menyambar di siang bolong. Tuan Husen terhuyung mendengar kabar itu. Baru saja, putranya Harris dikabarkan koma. Kini ayahnya, Tuan Mandala juga dikabarkan kritis."Aku akan menemui dokter dan melihat keadaan ayah," ucapnya kepada Nyonya Soraya.Nyonya Soraya yang duduk hanya bisa menangis."Dit, ikut denganku!" ajak Tuan Husen.Radit mengangguk pelan. Biar bagaimanapun kondisi kakeknya juga memprihatinkan. Radit tidak bisa menutup mata untuk cuek dengan keadaan genting itu.Radit pun mengikuti langkah Tuan Brando dan Tuan Husen.****Tiba di depan ruangan ICU, Radit dan Tuan Husen menunggu dokter selesai memberikan tindakan. Tak lama berselang, dokter dan suster keluar dari ruangan itu."Dokter bagaimana keadaan ayah saya?" tanya Tuan Husen."Tuan Mandala kondisinya masih belum stabil. Hanya saja–""Hanya apa dok?""Tuan Husen, apakah Anda tahu jika ayah Anda menginginkan semua alat bantu yang terpasang di tubuhnya sekarang harus dilepas?"Tuan Husen terbelalak. "Apa?

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Harris dan Karmanya

    "Kau tahu siapa aku? Aku adalah Raditya Cakranomoto.""Apa? Bagaimana mungkin ... Itu artinya kau dan Harris–""Aku tidak peduli aku dan dia memiliki hubungan darah atau tidak. Tapi perlu kau tahu, aku memiliki kekuasaan melebihi Harris. Percaya atau tidak, kalau kau berkhianat lagi kepadaku. Maka kau akan menanggung akibatnya!" kecam Radit.Radit meninggalkan Max begitu saja dari penjara bawah tanah. Max berteriak memanggilnya penuh histeris. Menjerit meminta dikasihani, sayangnya Radit tak mengindahkan.Radit berjalan ke luar gedung kosong. Tuan Brando menyambut tuan mudanya dengan mobil mewah."Kau sudah siapkan apa yang aku minta?" tanya Radit dengan wajah dinginnya."Apakah Tuan yakin kali ini pria itu tidak berkhianat kepada Anda? Jika tidak, biar saya saja yang melakukannya untuk memberi ganjaran kepada Tuan Harris," ucap Tuan Brando sedikit khawatir.Radit menggeleng."Aku ingin melihat apakah Max berani berkhianat kepadaku lagi setelah apa yang sudah ia lewati di penjara bawa

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Jadilah Eksekutornya!

    Keluar dari kediaman keluarga Cakranomoto, Radit bergegas pulang ke rumahnya. Tuan Brando berjanji untuk membawa pulang ayah mertuanya dan memberikan hukuman untuk para penculik Tuan Rudy.Radit sedikit terkejut mendapati sang ayah terikat di depan teras rumah mereka. Bahkan mulutnya masih dilakban, matanya pun ditutupi kain pengikat."Ayah mertua!" pekiknya.Tuan Rudy gemetar ketakutan. Ia memberikan kode untuk segera dibuka semua yang membelenggunya. Dengan cekatan Radit melepaskan ikatan tangan dan penutup mata. Tak lupa lakbanpun ia buka paksa sampai Tuan Rudy mengaduh kesakitan."Pelan-pelan dong!" pekiknya."Ayah mertua baik-baik saja?" tanya Radit."Kamu kemana saja, hah? Kamu tidak tahu apa, aku baru saja melawan maut. Aku hampir mati!" curhatnya sambil menangis.Radit sebenarnya sudah tahu ceritanya. Hanya dia berpura-pura polos."Aku pergi mencari ayah. Aku juga membuat laporan ke polisi. Siapa yang melakukan ini semua, Yah? Apa ayah kenal?" tanyanya.Tuan Rudy menggeleng.

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Salah Duga

    "Jadi, apa yang membuatmu kemari seperti orang kesetanan?" tanya Tuan Husen duduk di kursi kerjanya tanpa mempersilakan Radit untuk duduk."Dimana Anda sembunyikan ayah mertuaku?" kata Radit dengan dingin.Kening Tuan Husen berkerut. "Ayah mertuamu?""Jangan belagak tidak tahu-menahu! Aku tahu Anda yang melakukannya demi menggertakku agar tidak muncul lagi ke hadapan keluarga ini. Benar kan!?" tuduh Radit sambil menggeprakkan meja di hadapan ayahnya."RADITYA CAKRANOMOTO!" Tuan Husen meninggikan suaranya. Ia merasa tak senang, jika Radit bersikap mendominasi."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu sopan santun?""Jangan bawa-bawa ibuku! Apakah selama ini kamu telah benar menjadi ayahku sehingga kamu berhak menghakimi ibuku?" sahut Radit gusar.Keduanya sama-sama beradu emosi. Tatapan mereka masing-masing layaknya musuh bebuyutan."Aku sudah mengatakan aku tidak tahu menahu soal ayah mertuamu. Tidak ada untungnya bagiku menculik mertuamu yang miskin itu, apalagi hanya untuk menggertakm

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Mengacaukan Makan Malam

    "Ya. Pria tua bangka ini sudah ada di hadapan kami. Sekarang apa tugas lanjutan untuk kami?""Jangan sentuh pria itu sebelum aku datang. Aku sudah tidak sabar bertemu teman lamaku itu. Hahaha!" tawa pria itu dengan renyah.Panggilan berakhir. Rudy bisa mendengar suara yang diloudspeaker oleh ketiga pria di hadapannya itu. Ia mencoba mengenali suara pria yang mengaku teman lamanya. Sayangnya, pikiran yang kacau dan rasa khawatir berlebihan membuatnya tidak bisa mengingat."Siapa dia? Kenapa harus menculikku segala!" batin Tuan Rudy.****Radit menyerah. Setengah harian ia berkeliling mencari ayah mertuanya tapi tak juga ia temukan. Nomor ponsel Tuan Rudy pun masih tidak aktif.Radit memutuskan menghubungi Tuan Brando untuk meminta bantuan. Ia mulai mencurigai ayah kandungnya yang mungkin saja bertindak untuk mengancam Radit."Ayah mertuaku menghilang. Kami berpisah saat di kantor polisi siang tadi. Hingga petang aku tidak menemukannya di manapun. Setiap sudut kota sudah aku cari namun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status