Share

pantas untukmu

Author: Djw
last update Last Updated: 2023-02-14 16:15:10

"Cih. Mendengarnya saja aku sudah jijik. Dia mengatakan padaku kalau menyukaiku. Bukankah itu kata-kata yang menjijikan dari mulutnya bukan. Dengar ya, pria miskin dan Kotor! Jangan berharap kau bisa mendapatkan aku! Cih." Zora terus saja menghina Ben.

Semua orang tertawa kembali mendengar cacian dan hinaan yang keluar dari mulut Zora. Salah seorang dari mereka yang bernama Jasper, mulai memprovokasi keadaan. 

Pria berambut klimis itu mulai mengayunkan tangan kekarnya ke pipi mulus Ben dengan kencangnya, serta mengayunkan kepalan tangan kiri ke arah perutnya hingga Ben jatuh terduduk.

Tak ingin tinggal diam, Elmo ikut serta menghadapi beberapa pria yang telah menahan mereka berdua. Elmo mengayunkan sikunya ke tubuh bagian bawah, dan menginjak kaki pria berbadan besar dengan penuh kekuatan.

Beberapa pria yang menahan serta mengikat tangan Elmo berhasil dikalahkan dan berujung terkapar di tanah. Meskipun badan mereka besar, tetapi mereka tidak memiliki kekuatan untuk bertarung secara laki-laki. 

Melihat lawan meminta ampun, Elmo langsung menarik tangan Ben dan segera membantunya keluar dari kumpulan pria kaya yang menyerangnya.

Lengan, perut, mata, bibir, serta dada Ben lecet, bengkak, dan terlihat biru Lebam. Dalam kondisi ini, sebenarnya Ben ingin melawan para pria yang menyerangnya. Akan tetapi, ia tidak memiliki kekuatan.

Keluar dari kedai, mereka berdua berjalan dengan langkah begitu cepat menuju parkiran mobil. Merasa risih Karena kedua lengan Ben masih saja di pegang oleh kedua sahabatnya, dengan cepat pria bermata emerald itu melepaskan kedua tangan sahabatnya.

"Maaf hyung, tapi aku hanya ingin membawamu agar kau tak berkelahi dengan mereka. Kau tahu kan, kalau kita berkelahi dengan mereka, maka tamatlah riwayat kita," ucap Elmo. "Aku tak suka jika kau dipermalukan seperti itu oleh Zora. Ayo masuk ke dalam mobil. Akan aku antarkan kau pulang," lanjut Elmo.

Ben menatap mata kedua sahabatnya lebih dalam, dan menelaah ucapannya dengan bijak. Beberapa menit kemudian, Ben membuka pintu belakang mobil sedan Peugeot keluaran terbaru milik Elmo.

"Kau tak ingin duduk di depan saja, Hyung?" tanya Elmo.

"Tidak," jawab Ben singkat. 

Elmo menyalakan mesin mobil dan memasukkan gigi satu. Sambil mengemudi, Elmo melihat kaca tengah, hanya untuk memastikan keadaan Ben baik-baik saja.

"Bisakah kita tidak terburu-buru untuk sampai di rumahku?" pinta Ben.

"Memangnya kau mau ke mana, Hyung?" tanya Elmo.

"Entahlah. Kemana pun itu, asalkan tidak kembali dalam keadaan seperti ini. Aku tidak ingin ayah khawatir melihatku dengan keadaan kacau seperti ini. Bagaimana kalau Kita jemput Lee dulu," jawabnya dengan suara sedih.

Mengerti akan perasaan Benedict, Elmo pun membelokkan setirnya ke kanan. Ia tahu tempat yang bisa menenangkan sahabatnya itu. Sebuah tempat yang luas dan tenang.

Ku Kan buktikan

"Maaf ya Hyung, mereka memang selalu seperti itu. Tidak pernah menghargai orang lain selain dari lingkungan teman-teman yang Kaya! Karena itulah, aku tidak pernah mau bermain dan bergaul dengan mereka," ucap Elmo sambil membersihkan luka di wajah sahabatnya.

Lee yang sejak tadi duduk menghadap kedua orang sahabatnya, berusaha memahami dan menyerap setiap perkataan dari sahabatnya Elmo. Pembicaraan sore ini terasa sedikit berat, yakni membahas mengenai apa yang telah terjadi pada kedua sahabatnya yang sudah ia anggap sebagai kakak tertuanya-Ben.

Semakin lama, ia melihat kondisi Benedict dengan wajah babak belur, tergelitik hati Lee untuk bertanya pada Elmo, “Ada apa dengan Hyung Ben, Elmo Hyung?”

“Wajahnya babak belur seperti itu, karena dia sudah berani mengungkapkan perasaannya pada Zora,” bisik Elmo.

Kedua netra Lee melotot, seolah tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar, mulutnya terbuka membentuk huruf o. 

“Jadi dia babak belur karena diserang oleh Zora? Wah, ganas juga ya wanita itu,” tukas Lee.

“Babak belurnya sih bukan karena diserang oleh Zora, tapi dia diserang sama teman-temannya yang lain. Sssh … sudah lebih baik, kau bantu kau memberi alkohol pada luka lebam di wajahnya,” jelas Elmo sambil memberikan selembar kapas yang sudah di tetesi dengan alkohol.

Ben masih saja termenung, memikirkan bagaimana cara  membuktikan pada Zora, memberikan hadiah yang tak ternilai untuk Zora. Setelah kejadian penyerangan yang dilakukan oleh Zora, tak ada rasa penyesalan ataupun kapok untuk bertemu dengan Zora. Justru dia sangat bersemangat untuk bertemu dengan Zora kembali.

"Hyung. Kenapa kau diam saja?" tanya Elmo penasaran melihat tak ada reaksi dari Ben.

Dengan sengaja Elmo sedikit menekan kapas yang ditetesi oleh alcohol ke bagian bibir Ben, agar Ben mendengar apa yang dikatakan oleh para sahabatnya.

“Ouch, hati-hati Elmo!" teriak Ben kesakitan saat Elmo sengaja menekan luka tepat di bibirnya.

"Maaf, Hyung. Aku pikir kau pingsan. Habisnya tidak ada reaksi apa pun darimu," balas Elmo diikuti dengan suara gelak tawanya yang menggelegar.

"Aku sedang berpikir," ucap Ben.

"Apa yang tengah kau pikirkan, Hyung?" sahut Lee.

Ben menarik nafasnya dalam-dalam. Sambil mengatur emosi, ia berusaha menjawabnya dengan tenang. "Aku ingin membuktikan pada Zora, kalau aku bisa memberikan hadiah yang mahal untuknya," jawab Ben.

"Apa? Apa kau gila, Hyung?" tanya Lee dan Elmo terkejut mendengar jawaban Ben.

Entah apa yang dipikirkan oleh Ben. Kali ini akal pikiran Ben telah hilang, pikiran menjadi tidak logis. Ben benar-benar di mabuk cinta. 

Mereka berpikir bahwa tonjokan serta tamparan dari teman-teman orang kaya Elmo, membuat otak Ben bergeser terlalu banyak.

"Hyung … kau bercanda kan dengan ucapanmu barusan?" sahut Elmo.

"Tidak. Aku bersungguh-sungguh, dan sangat serius," jawab Ben dengan mantap.

Pria bertubuh 185 cm ini langsung berdiri, menatap deburan ombak serta merasakan kesejukan angin yang menyapu wajahnya. Sambil menatap kedua sahabatnya, Ben tersenyum merekah. Berusaha meyakinkan mereka bahwa dirinya ingin berjuang demi gadis pujaannya itu.

"Tapi Hyung, apa kau lupa, bagaimana Zora tadi sudah merendahkan dirimu, belum lagi teman-teman Elmo, Hyung," gerutu Lee.

"Tapi untukku, itu bukanlah sebuah hinaan. Akan tetapi sebuah semangat. Aku yakin, Zora telah memberikanku semangat untuk membuktikan padanya, bahwa aku bisa. Hmm … kira-kira hadiah apa ya, yang tak ternilai harganya, apa kau tahu Elmo?" lanjut Ben.

"Hyung, sudahlah kau jangan terlalu berharap terlalu tinggi. Nanti kalau jatuh, akan terasa sakit," timpal Elmo.

Kali ini mimik muka yang diperlihatkan oleh Elmo sangat serius. Omongan Elmo, bukan hanya sekedar tong kosong nyaring bunyinya saja. Elmo sudah mengenal betul, siapa Zora Sang itu.

Elmo tak ingin, pria yang begitu polos ini terluka hatinya hanya Karena ulah wanita yang tak pernah tulus mencintai laki-laki.

"Ayolah … kenapa mimik muka kalian seperti itu?" ledek Ben sambil memandangi wajah kedua sahabatnya. Merengut serta mengernyitkan keningnya. "Memangnya kalian tak pernah jatuh cinta ya? Sekarang aku bertanya pada kalian. Jika kalian jatuh cinta, pasti kalian akan melakukan apa pun demi gadis pujaan, bukan?" lanjutnya.

"Tentu saja. Tapi Hyung, seharusnya kau juga harus bisa melihat kesungguhan hati seorang gadis. Jika seorang gadis hanya melihat dan menilai pria dari material saja, maka bisa dikatakan gadis itu sangat matre!" bentak Elmo.

Hati Ben merasa kesal, lantaran Elmo secara tidak langsung menghina gadis pujaannya dengan sebutan gadis matre. "Apa maksudmu? Kau telah menghina gadisku, Elmo. Aku tidak suka itu!" pekik Ben.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya sang Ahli Waris   Tanya hatimu

    “Tidaaakkk!” seru Ben dengan suara yang begitu menggelegar hingga membuat beberapa warga desa langsung berlari mendekat ke arahnya, mencari tahu apa yang telah terjadi.Suara teriakan Ben diikuti oleh suara letusan peluru yang keluar dari mulut Pistol FN Five-seveN. Dan hanya hitungan detik saja, terlihat aliran darah kental sekaligus bau anyir menyeruak.Emosi dan luapan amarah Ben semakin tak tertahankan, baginya sudah tak peduli lagi yang ada di hadapannya kali ini laki-laki atau wanita atau bahkan setan sekalipun. Tangan kirinya langsung saja mencengkeram leher gadis yang pernah ia cintai. Kekuatan tangan kekar Ben semakin kuat mencengkram leher Zora, hingga kali ini Zora benar-benar kesulitan bernafas.Melihat Ben yang sudah dikuasai amarah, Elmo segera berlari dan menarik tubuh hyungnya itu sekuat tenaganya. Kekuatan Ben pun semakin melemah sesaat setelah Elmo berhasil membawanya pergi sejauh dua meter dari Zora. Tangisan pun pecah dari suara maskulin Ben. Hancur berkeping lanta

  • Kembalinya sang Ahli Waris   neraka untuk Ben

    “Tapi sebelum kau pergi jangan lupa kau bawa mereka pergi dari sini,” imbuh Tuan Song sembari menarik tubuh Tuan Alexi yang sudah tak berdaya menuju Ben berdiri.Pria dengan banyak tattoo itu tak peduli bagaimana perasaan Ben saat melihat tubuh ayahnya di seret seperti layaknya sebuah benda usang yang hendak di buang ke tempat pembuangan sampah terakhir. Tubuh tua renta Tuan Alexi semakin melemah dan semakin banyak luka baru yang menganga di setiap bagian sudut tubuhnya.Seperti mendapat kekuatan, dengan cepat Ben melangkahkan kedua kakinya menuju Tuan Song dengan kedua tangan mengepal seperti sedang menahan kekuatannya. Wajah putih Ben kini berganti menjadi warna merah maroon, dan kini tangan kanan Ben sudah melayangkan tinjunya tepat di bagian perut hingga wajah sangar Tuan Song.Kedua netra Zora melihat jijik tatkala tak menyangka bahwa Ben memiliki kekuatan yang begitu besar dan begitu berani melawan Tuan Song, putri tunggal penguasa desa Cheong Sam itu segera memerintahkan anak b

  • Kembalinya sang Ahli Waris   Goodbye

    Goodbye XaelDua menit setelah Nyonya Jang Geum membujuk Ben untuk segera pulang, menemui ayahnya, tiba-tiba saja dering telfon berbunyi dari meja bundar. Terlihat dari layar datar tulisan my lovly father.“Xael, aku rasa ayahmu menelfonmu,” ucap Elmo.Bergegeas saja, tangan kanan gadis bermata biru itu menyambar benda berukuran delapan inch tepat di atas kasur empuk. Gadis itu sengaja pergi ke balkon, untuk menjawab panggilan jarak jauhnya.Sementara itu, Ben masih belum bisa memutuskan apakah akan pulang dengan membawa berita buruk untuk ayahnya ataukah harus bertahan di tempat ini dan terdiam dalam pikirannya tak dapat melakukan apapun. Elmo menyadari akan kebingungan hyungnya itu, pemuda yang jarak usianya dua tahun di bawah Ben mendekati secara perlahan, dan duduk di sampingnya.“Aku rasa jujur itu lebih baik hyung daripada kau terus sembunyikan permasalahan ini. Aku takut, kelak jika ayahmu tahu dari mulut orang lain yang mengatakan peristiwa ini dengan menambahkan banyak bumbu

  • Kembalinya sang Ahli Waris   Burn or Left

    “Halo Xael, apakah kamu saat ini sedang bersama dengan Ben?” tanya Tuan Billie dalam sambungan komunikasi jarak jauhnya.“Tentu saja. Saat ini aku malah sedang bersama dengan Nyonya Jang Geum juga,” jawab Xael.Tuan Billie terdiam sesaat saat Xael mengatakan ada boss dari tempat Ben bekerja. Sebenarnya, Tuan Billie ingin meminta Xael untuk mengatakan pada Ben agar segera pulang dan meminta Ben serta keluarganya segera berkemas dari sana. Tapi, jika tidak ada alasan yang tepat maka sudah pasti Ben akan menolak mentah-mentah. Tuan Billie pun merubah pikirannya untuk tidak mengatakan rencana agar Ben segera pulang pada gadis yang diam-diam menyukai cucu boss besarnya itu.“Kalau begitu, apa aku boleh berbincang dengan Nyonya Jang Geum,” pinta Tuan Billie.“Oh, oke. Sebentar,” ucap Xael.Benda berukuran delapan inch itu pun segera diberikan oleh Xael kepada Nyonya Jang Geum. Seraya menekan tombol membisukan suara, Xael mengatakan, “Nyonya Jang Geum … Tuan Billie ingin berbicara padamu.”“

  • Kembalinya sang Ahli Waris   siasat

    LACAK DAN HANCURKAN“Billie, apa kau sudah mencari informasi mengenai siapa gadis keparat itu?” tanya Tuan Cana dalam sambungan jarak jauhnya dari mobil ambulance.“Sudah, tuan. Gadis ini diketahui adalah anak tunggal dari kepala desa Cheong Sam. Ayahnya bernama Tuan Hyun Min, selain bekerja sebagai kepala desa, dia juga memiliki usaha,” jawab Tuan Billie.“Hmm … cepat lacak rumahnya. Hancurkan masa depan anak gadis keparat itu serta hancurkan juga karir ayahnya!” titah Tuan Cana.“Siap, laksanakan tuan,” balas Tuan Billie.Tuan Cana pun menutup sambungan telekomunikasinya pada Tuan Billie. Tatapannya kini beralih pada wajah polos seorang gadis yang seharusnya saat ia bertemu, dalam keadaan senang, dan bukanlah dalam keadaan yang begitu menyedihkan. Pria tua itu yakin kalau batin dari cucunya ini begitu terkoyak. Khawatir kalau jiwa cucunya menjadi penghuni tetap rumah sakit jiwa, Tuan Cana pun memerintahkan Tuan Billie untuk mencari dokter psikologi yang bagus di Negara ginseng ini.

  • Kembalinya sang Ahli Waris   dia cucuku

    CHAPTER 48Beberapa jam setelah Zora mengarak Ben ke tanah perbatasan“Tuan Cana, coba lihat ini … kedua cucu anda direndahkan oleh seorang gadis manja yang mungkin tak pernah diajarkan sopan santun serta menghargai terhadap orang lain oleh kedua orang tuanya,” lapor Tuan Billie seraya memperlihatkan panggilan video dari Xael.Kedua pria tua itu melihat bagaimana teganya seorang gadis memperlakukan kedua cucunya, direndahkan, bahkan tak tanggung-tanggung saat melihat keadaan Brie yang begitu kacau dengan cairan putih lengket berwarna susu, cukup membuat Tuan Cana murka. Bahkan, cucu laki-lakinya yang begitu ia banggakan pun juga turut dilecehkan dengan mengambil sebuah ponsel dari lumpur.Usai sambungan panggil video dari Xael, Tuan Cana mengambil ponsel, dompet serta jas panjang berwarna coklat muda. Pria tua ini benar-benar merasa bersalah, lantaran sudah menelantarkan kedua cucunya dengan keadaan seperti ini. Air mata membasahi kedua pipinya yang masih saja kencang diumurnya tak la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status