แชร์

Bab 1269

ผู้เขียน: Imgnmln
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-07-21 20:51:18

Wajah wanita itu memerah karena malu dan marah. Tanpa peringatan, ia melancarkan serangan mental habis-habisan. Kali ini bukan untuk mencari, tapi untuk menghancurkan.

Saat gelombang kekuatan mentalnya yang gelap itu menghantam pikiran Nathan, ia seperti menabrak sebuah matahari. Pikiran Nathan berkobar dengan cahaya keemasan yang menyilaukan, langsung membakar habis serangan mentalnya.

"ARGH!"

Si wanita menjerit kesakitan, terhuyung mundur sambil memegangi kepalanya seolah baru saja disetrum. Rekannya bergegas memapahnya.

"Kamu..." desis si wanita, menatap Nathan dengan tatapan ngeri. "Bagaimana mungkin kekuatan mentalmu sekuat itu?"

Nathan tertawa kecil. "Bukan mentalku yang kuat," katanya dengan nada mengejek. "Mungkin, mentalmu saja yang tidak cukup kuat?"

"Kurang ajar!" teriak si wanita, tersinggung berat. Di dunia persilatan, Sekte Noxsi adalah rajanya kekuatan mental. Ucapan Nathan bagaikan penghinaan terbesar. "Kakak seperguruan, hajar dia bersama!"

Pria itu mengangguk. Keduan
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1497

    Raungan kedua mengguncang langit. Ledakan energi memicu badai besar, pusaran angin liar menampar istana dan membuat batu-batu beterbangan.Raja Goblin bertahan dengan susah payah, tapi Arvana dan Draven tersapu badai, tubuh mereka terlempar ratusan meter dan menghantam tanah dengan keras.Nathan berjuang, menggigit bibirnya sampai darah menetes. “A-aku… tidak akan membiarkan… kamu… mengendalikanku!”Tiba-tiba, sebuah cahaya keemasan melintas di dahinya. Teknik Jiwa yang ia hafal dari Bonang muncul di pikirannya.Di saat bersamaan, kertas jimat pemberian Bonang terlepas dari sakunya, terbakar di udara, dan berubah menjadi bola api kecil. Asapnya berputar dan masuk ke hidung Nathan.Kekuatan jimat itu menenangkan pikirannya, sementara teknik kijutsu di dalam tubuhnya bekerja sekuat mungkin untuk memurnikan energi yang mengamuk. Cahaya merah di tubuh Nathan mulai surut, perlahan memudar dan sampai akhirnya menghilang. Napasnya berat, tapi matanya kini kembali jernih, auranya justru melon

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1496

    Wajah Raja Goblin berubah pucat hijau, tangannya yang memegang tongkat bergetar ringan, ketakutan yang tak bisa ia sembunyikan. Di sisi lain, Arvana dan Draven terpaku di tempat, napas mereka memburu. Bagi mereka, makhluk di depan mata adalah dewa, penguasa mutlak Benua Monarch, dan sekarang “dewa” itu tampak goyah di hadapan satu manusia.Raja Goblin menyipitkan matanya, suara rendahnya menggema, “Anak ini… tidak boleh dibiarkan lagi.”Untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun, dia merasakan firasat buruk yang menusuk jantungnya. Jika dia tidak mengeluarkan seluruh kekuatannya hari ini, maka namanya akan berakhir di tangan Nathan.Sejak awal dia terlalu sombong, mengira Nathan hanyalah manusia dengan sedikit bakat. Tapi kini dia menyadari, dalam tubuh itu bersemayam warisan yang mustahil. Setiap satu saja cukup untuk mengguncang dunia. Dan semuanya berada dalam diri satu orang.Raja Goblin menggertakkan giginya. “Anak ini tidak boleh hidup lagi…” gumamnya, lalu menghentakkan kakinya.

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1495

    “Kalian menyembah seekor monster dan menyebutnya dewa,” kata Nathan dengan nada rendah. “Kalau kau menghalangi mereka lagi, aku akan membunuhmu tanpa ragu.”Tatapannya membuat Arvana gemetar. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.Bonang dan Abel memanfaatkan celah itu untuk kabur, meninggalkan tempat terlarang yang kini dipenuhi aura kehancuran.Raja Goblin hanya menyaksikan, tak berusaha menghentikan mereka. Yang dia inginkan hanyalah Nathan.Ia menatap pria itu lama, lalu tertawa pelan. “Bahkan di ujung kematian, kau masih memikirkan temanmu. Kau tidak mirip sedikit pun dengan Dragnows yang dulu. Mereka semua hanya peduli pada kekuatan.”Cahaya hijau dari tongkatnya kembali menyala, memancar seperti jeruji. Dalam sekejap, Nathan terbungkus dalam sangkar cahaya.Ia berusaha menggerakkan tangan, tapi rantai spiritual melilit pergelangannya yang terbuat dari simbol-simbol kuno yang bersinar. Satu demi satu, cahaya itu menjalar ke seluruh tubuh, menahan setiap sendinya.Raja Goblin

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1494

    Tiba-tiba, langit memancarkan warna-warna aneh, bagaikan aurora yang membusuk. Orang-orang di luar istana memandang takjub, tapi mereka tidak sadar bahwa dari tubuh mereka, cahaya samar mulai keluar disedot perlahan ke dalam lubang hitam itu.Bahkan Arvana dan Draven ikut memudar auranya.Nathan mengernyit. “Dia menyedot kekuatan spiritual seluruh pulau,” gumamnya pelan. “Kalau dibiarkan, ini akan mengubah semua manusia menjadi cangkang kosong.”Suara gemuruh mengguncang udara.KRAK!Tiba-tiba dari dalam pusaran itu, cahaya putih seperti petir raksasa menyambar turun dan menghantam tubuh Nathan.Raja Goblin mengumpulkan kekuatan seluruh Benua Monarch dan melemparkannya dalam satu serangan. Tubuh Nathan seketika diselimuti cahaya itu. Tubuh Vajra nya retak, pecah, lalu lenyap. Namun ketika debu mereda, Nathan masih berdiri. Dadanya naik-turun, tapi matanya tetap dingin.Raja Goblin menatapnya, antara kagum dan kesal. Ia melambaikan tangan, dan pusaran hitam di langit perlahan menutup,

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1493

    Raja Goblin mengerutkan kening, lalu tertawa kecil, suara serak yang bergema seperti pisau diseret di batu. “Jadi kau tahu,” katanya. “Mereka semua mendapat kekuatan dariku. Aku mengajarkan mereka jalan menuju keabadian, menyembuhkan penyakit, memperpanjang hidup mereka. Jadi apa salahnya jika aku mengambil sedikit kekuatan mereka sebagai imbalan?”Matanya memerah. “Aku penguasa di sini. Dewa di tempat ini. Segalanya yang mereka miliki adalah milikku.”Cahaya kehijauan mulai berdenyut dari tubuhnya. Arvana dan Draven langsung bersujud, tubuh mereka gemetar.Nathan hanya mendengus pelan. “Seekor makhluk gagal berevolusi sepertimu menyebut dirinya dewa? Lucu sekali. Jadi siapa yang kau sembah di balik semua kebohongan ini, hm?”Raja Goblin mendesis. “Berani sekali…”“Cukup, Nathan!” seru Arvana putus asa. “Semua yang ada di sini milik Raja Goblin! Ia dewa Benua Monarch! Siapa pun yang melawannya pasti mati!”Nathan menatapnya datar. “Hanya seekor manusia berkepala goblin, disembah oleh

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1492

    Satu kata—monster siluman—yang keluar dari mulut Bonang langsung membuat Raja Goblin menegang.Seketika, gelombang energi hijau pekat meledak dari tubuhnya, menghantam Bonang keras hingga tubuhnya terpental ke lantai.Bonang mendengus tertahan, wajahnya meringis kesakitan. Abel yang melihatnya sampai pucat; napasnya tercekat. Ia belum pernah melihat makhluk seperti ini, bukan manusia, bukan siluman, tapi sesuatu di antara keduanya.Sementara Nathan hanya diam. Wajahnya menegang, matanya menelusuri tiap inci dari makhluk itu.“Raja Goblin,” suara Arvana terdengar gemetar, “Orang itu Nathan.”Makhluk itu menuruni tangga batu perlahan. Setiap langkahnya membuat udara menekan lebih kuat.Aura di tubuhnya bukan aura manusia. Bukan pula aura murni spiritual. Energi mentah, kasar, dan kelam seperti kumpulan jiwa yang dipaksa hidup dalam satu wadah.Nathan bisa merasakannya. Makhluk ini bukan hasil evolusi alami, tapi sesuatu yang dipaksa berubah.Wajah Raja Goblin makin jelas terlihat di baw

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status