Share

Bab 1334

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-08-13 10:35:57

Satu jurus. Benar-benar hanya satu jurus.

Arlot Himalaya, sang master yang kekuatan bela dirinya melegenda, sang naga dari Kota Orbit, telah dipenggal dalam sekejap. Para bawahan Keluarga Himalaya menatap pemandangan itu, pikiran mereka kosong. Keterkejutan itu begitu besar hingga melumpuhkan mereka. Lalu, keterkejutan itu berubah menjadi teror murni.

Brak! Brak! Brak!

Satu per satu, mereka menjatuhkan senjata mereka dan bersujud di tanah, memohon ampun.

Nathan menyimpan kembali Pedang Arunanya. Dia tidak tertarik pada semut-semut ini. Melihat tuan mereka telah tiada, para bawahan itu buru-buru memungut mayat Arlot dan melarikan diri terbirit-birit, lenyap dari pandangan.

Setelah mereka semua pergi, barulah Sheerena dan yang lainnya seakan terbangun dari mimpi buruk.

"Kak Nathan!" seru Sheena, berlari menghampiri dengan mata berbinar-binar penuh kekaguman. "Kau... aku bahkan tidak punya kata-kata untuk memujimu! Itu tadi luar biasa!"

"Berlatihlah yang baik," kata Nathan sambil terseny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ککندا جهمن
byk kn bab nya boss..
goodnovel comment avatar
Sujadi 774
Seru2…gas terus thor..byk in bab nya...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1337

    “Emin, inikah kemampuan yang kau banggakan itu?" tanya Sancho, nadanya terdengar tidak puas."Aku tidak percaya!" raung Emin.Dia mengeluarkan sebuah botol porselen kecil dan menenggak isinya. Bau darah segar yang menusuk hidung seketika menyebar. Setelah menelan darah manusia itu, aura di tubuhnya berubah menjadi liar dan menakutkan.Melihat itu, senyum di wajah Nathan lenyap. "Kultivator hitam," katanya, auranya sendiri berubah menjadi sedingin es. "Harus mati.""Yang akan mati itu kau!" Emin melesat maju, tangannya yang terbungkus kabut hitam siap merobek Nathan, sementara dari mulutnya keluar suara siulan melengking yang menusuk gendang telinga.Nathan berdiri dengan tenang. Tepat saat Emin tiba di hadapannya, dia melayangkan sebuah tamparan. Telapak tangannya memancarkan cahaya putih yang lembut dan suci.BAM!Suara ledakan yang terdengar seperti guntur suci menggema di angkasa. Tubuh Emin terlempar ke belakang, diselimuti oleh cahaya putih yang membara itu."AAAAHHH!" Dia berter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1336

    Sang Kultivator Bayangan menoleh dengan waspada. Dari balik pepohonan, dua sosok berjalan mendekat. Awalnya dia menegang, namun saat mengenali siapa yang datang, dia kembali santai."Ketua Sancho," katanya, suaranya serak. "Angin apa yang membawamu kemari?""Aku juga datang karena dia," jawab Sancho, menatap Nathan yang berdiri seperti patung dengan senyum dingin."Ah, kau terlalu mengkhawatirkannya," kata sang Kultivator Bayangan dengan nada bangga. "Kalian bilang dia sangat hebat, bahkan berbakat. Tapi lihat? Dia bahkan tidak bisa menahan serangan mentalku. Dalam sekejap, dia sudah menjadi orang bodoh yang akan menuruti semua perintahku."Sancho terdiam mendengar itu, ekspresinya sulit dibaca, dia tahu Nathan sangat kuat. Dia telah membunuh Lucas, dan yang terbaru, Arlot. Kekuatannya bukanlah isapan jempol. Awalnya, dia hanya berniat menggunakan Kultivator Bayangan ini sebagai umpan meriam untuk menguji kekuatan Nathan. Dia tidak menyangka, umpan meriamnya ini justru berhasil menyel

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1335

    Sementara itu, di gerbang Sekte Bloody. Matahari bersinar cerah, namun suasana terasa sedikit sendu. Sheerena dan Sheena mengantar Nathan dan Bonang dengan berat hati."Kak Nathan," kata Sheena, menggigit bibirnya. "Kau sungguh akan kembali menemui kami.""Tentu saja," jawab Nathan sambil tersenyum lembut. "Jika ada waktu, aku pasti akan datang.""Tapi, di sini sudah tidak ada apa-apa lagi yang kau butuhkan," lanjut Sheena, suaranya terdengar khawatir. Dia takut, dengan runtuhnya gua itu, alasan bagi Nathan untuk kembali juga telah lenyap.Nathan menatap mata Sheena yang penuh harap dan mengerti. "Aku bilang akan kembali, maka aku pasti akan kembali," katanya dengan nada penuh keyakinan. "Lain kali, aku akan membawa kalian berdua jalan-jalan ke Kota Moniyan."Dia harus kembali ke sana. Pertarungannya dengan Sancho harus diselesaikan. Dan Sarah dia harus diselamatkan.Sheena masih tampak ragu. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia mengulurkan jari kelingkingnya yang mungil. Melihat gestur ke

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1334

    Satu jurus. Benar-benar hanya satu jurus.Arlot Himalaya, sang master yang kekuatan bela dirinya melegenda, sang naga dari Kota Orbit, telah dipenggal dalam sekejap. Para bawahan Keluarga Himalaya menatap pemandangan itu, pikiran mereka kosong. Keterkejutan itu begitu besar hingga melumpuhkan mereka. Lalu, keterkejutan itu berubah menjadi teror murni.Brak! Brak! Brak!Satu per satu, mereka menjatuhkan senjata mereka dan bersujud di tanah, memohon ampun.Nathan menyimpan kembali Pedang Arunanya. Dia tidak tertarik pada semut-semut ini. Melihat tuan mereka telah tiada, para bawahan itu buru-buru memungut mayat Arlot dan melarikan diri terbirit-birit, lenyap dari pandangan.Setelah mereka semua pergi, barulah Sheerena dan yang lainnya seakan terbangun dari mimpi buruk."Kak Nathan!" seru Sheena, berlari menghampiri dengan mata berbinar-binar penuh kekaguman. "Kau... aku bahkan tidak punya kata-kata untuk memujimu! Itu tadi luar biasa!""Berlatihlah yang baik," kata Nathan sambil terseny

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1333

    BAM!Arlot terlempar ke belakang, matanya membelalak ngeri saat merasakan racunnya sendiri menggerogoti organ-organ dalamnya. Kulitnya dengan cepat menghitam, dan dia terbatuk hebat, memuntahkan seteguk darah hitam pekat."Kau... bagaimana kau..." dia menunjuk Nathan dengan jari gemetar, tidak mampu menyelesaikan kalimatnya."Seorang kultivator hitam sepertimu," kata Nathan dingin, "Sudah sepantasnya merasakan kejahatanmu sendiri.""Tuan Besar!"Para bawahan Keluarga Himalaya bergegas maju dengan panik.Arlot menatap Nathan dengan tatapan penuh kebencian. "Kau pikir... racunku sendiri... bisa membunuhku?!"Tiba-tiba, telapak tangannya memancarkan cahaya merah. Dengan tekad yang brutal, dia menghantam titik-titik akupunktur di perutnya sendiri tiga kali.DUG! DUG! DUG!Setiap hantaman membuatnya memuntahkan lebih banyak darah hitam, secara paksa mengeluarkan racun dari sistem tubuhnya. Nathan menatap dengan sedikit terkejut, mengakui kekerasan hati lawannya."Jika racun tidak bisa memb

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1332

    "Berisik! Kita lihat saja siapa yang akan mati!" balas Arlot.Seketika, aura di tubuhnya meledak dengan liar. Angin topan yang dahsyat berpusat pada dirinya, menerbangkan puing-puing dan memaksa semua orang untuk melindungi mata mereka. Tanah di bawah kakinya bergetar, seolah-olah hari kiamat telah tiba.Namun, di tengah badai itu, Nathan berdiri dengan tenang, jubahnya bahkan tidak berkibar. "Cakar Bayangan Penakluk Awan!" Arlot meraung. Tubuhnya melesat ke udara, lalu menukik turun dengan kecepatan luar biasa, tangannya membentuk cakar bayangan seekor elang raksasa yang siap merobek kepala Nathan.Ssst! Ssst! Ssst!Udara terkoyak oleh kekuatan cakar itu, menimbulkan siulan yang menakutkan. Menghadapi serangan itu, Nathan hanya mengangkat kepalanya dengan tenang. Dia mengangkat satu telapak tangannya ke atas, seolah hendak menahan langit yang runtuh.DUG!Sebuah suara teredam yang berat terdengar. Cakar bayangan Arlot yang ganas itu bertabrakan dengan telapak tangan Nathan yang tena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status