Share

Bab 13

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-04 19:06:15

‘A-apa yang sebenarnya terjadi?!’

Kamil yang melihat bawahannya tersungkur di lantai tiba-tiba diselimuti rasa dingin.

Di sisi panggung, seorang pria paruh baya berpakaian rapi mengerutkan keningnya saat melihat kejadian itu, Zein Orton, kepala Keluarga Orton. Zein menyaksikan seluruh kejadian saat Nathan menghabisi sekelompok bawahan itu. Dia sendiri juga berlatih bela diri, dan dia bisa melihat kalau kemampuan Nathan itu lumayan hebat.

Sedangkan Rendy yang menyaksikan itu mengernyitkan keningnya. “Bajingan!” seru pria itu dengan kesal. “Beraninya merusak acara pernikahanku!” timpalnya melompat dari atas panggung.

“Suamiku!” Sherly juga ikut berlari di belakangnya.

“Rendy, jangan gegabah!” Zein yang duduk di sisi panggung sejak tadi juga segera menghampiri Rendy, dia takut anaknya akan dipermalukan.

“Ada apa ini?!” seru seorang kapten keamanan Hotel.

Diikuti belasan petugas keamanan dari hotel bergegas masuk dengan membawa tongkat. Hotel Northen sudah berdiri sejak enam tahun lalu,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1387

    Cahaya keemasan yang begitu murni dan menyilaukan langsung menusuk matanya yang belum terbiasa. Rasanya begitu hangat dan damai, membuatnya secara naluriah menutupinya dengan tangan."Di mana aku?" bisiknya, suaranya serak dan pecah. "Apakah ini... surga?"Ia menggelengkan kepalanya dengan keras, mencoba mengusir kabut yang menyelimuti benaknya. Dengan susah payah, ia memaksa tubuhnya yang remuk untuk bangkit duduk. Saat itulah ia melihat sekelilingnya, dan napasnya tertahan. Ia berada di sebuah aula istana yang begitu megah dan mewah hingga melampaui imajinasinya.Seketika ia sadar. Ini bukan surga. Ia tidak mati.Nathan mengamati sekelilingnya dengan saksama. Dinding, pilar, bahkan lantainya tampak seolah-olah diukir dari emas padat, memancarkan cahaya keemasan yang agung. Di ujung aula, sebuah singgasana raksasa berdiri dengan megah. Namun, ada yang terasa janggal. Di atas singgasana yang begitu agung itu, duduk sesosok patung raja duyung, kehadirannya terasa aneh dan tidak pada t

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1386

    Di sebuah tempat di luar jangkauan waktu dan akal, Nathan terbaring di lantai pualam sebuah istana yang bermandikan cahaya lembut dan abadi.Darah yang mengering di sekujur tubuhnya tampak seperti peta penderitaan yang mengerikan. Ia tidak bergerak, napasnya begitu dangkal hingga nyaris tiada, terombang-ambing di lautan antara hidup dan mati.Di ujung ruangan megah itu, di atas sebuah singgasana yang terbuat dari emas murni, duduklah sesosok patung yang aneh sekaligus agung. Bagian atasnya adalah bagian tubuh seorang raja pejuang yang gagah, sementara bagian bawahnya adalah ekor ikan raksasa yang bersisik.Di tangannya, ia menggenggam sebuah trisula yang seolah dialiri kekuatan samudra. Patung itu begitu hidup, matanya seolah menatap keabadian.Di sekeliling singgasana, tersebar cekungan-cekungan dangkal di lantai, masing-masing terisi penuh oleh darah spiritual yang memancarkan cahaya redup—koleksi esensi kehidupan dari berbagai monster purba.Tiba-tiba, di tengah keheningan sakral i

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1385

    Ryuki mengerutkan kening, ia tidak mengerti. Namun, ia tidak peduli. Tinjunya menghantam dada Nathan dengan kekuatan penuh.Sebuah daya ledak yang dahsyat membuat tubuh Nathan terlempar jauh ke belakang seperti bola meriam. Namun kali ini, Nathan sama sekali tidak menggunakan kekuatan spiritualnya untuk bertahan. Ia membiarkan kekuatan penuh Ryuki menghantamnya, mengubah serangan mematikan itu menjadi sebuah daya dorong untuk melontarkan dirinya menjauh dari medan pertempuran.Dunia Nathan berubah dari api menjadi es. Saat ia menghantam permukaan laut dengan kekuatan yang membuat organ-organ dalamnya serasa bergejolak. Rasa asin yang pekat bercampur dengan rasa darah di mulutnya saat ia memuntahkan sisa-sisa napasnya.Tubuhnya yang hancur tenggelam seperti batu ke dalam kegelapan yang dingin dan sunyi. Ini adalah bagian dari rencananya—sebuah pertaruhan putus asa. Di darat, Sancho akan membakarnya menjadi abu, memastikan Inti Naga Sejatinya musnah selamanya. Di laut, setidaknya ada se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1384

    Namun, saat mereka menunduk, napas mereka tercekat.Di tengah-tengah kawah yang menghitam, sesosok tubuh terbaring.. Tubuhnya hangus dan berlumuran darah, dagingnya robek di banyak tempat, memperlihatkan serpihan tulang putih yang mencuat seperti cabang-cabang pohon mati. Ia lebih mirip sisa-sisa korban kebakaran daripada seorang manusia."Tubuh fisiknya... bahkan setelah semua ini, tubuhnya tidak hancur berkeping-keping!" bisik salah seorang Tuan Muda, suaranya bergetar karena ngeri dan takjub."Sekuat apa pun, apa gunanya sekarang?" balas yang lain dengan nada mencemooh, berusaha menyembunyikan rasa takutnya. "Dia sudah pasti mati. Inilah akibatnya jika berani memprovokasi Martial Shrine dan keluarga Zellon.""Benar, bahkan dewa penyembuh pun tidak akan bisa menyatukan kembali tubuh seperti itu."Ryuki menghela napas panjang, sebuah beban berat terangkat dari pundaknya. Akhirnya, selesai sudah. Ia telah membalaskan dendamnya. Meskipun ia tidak mendapatkan harta karun Nathan, melihat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1383

    Sambil terengah-engah, Nathan menatap lubang menganga di dadanya. Dengan sisa-sisa kesadarannya, ia menekan beberapa titik akupunktur di sekitar luka itu. Aliran darah yang deras pun melambat menjadi rembesan kecil. Menggertakkan giginya hingga rahangnya terasa akan retak, ia memaksa dirinya untuk tetap berdiri, matanya yang berkilat menatap Ryuki dengan amarah murni."Cepat bunuh dia!" suara kuno itu berdesis panik di dalam benak Ryuki. "Aku tidak tahu berapa lama segel ini bisa menahan kekuatan sebesar itu!"Roh itu benar-benar khawatir. Bahkan dengan kekuatan yang dirantai, Nathan masih bisa meledakkan kekuatan dari penderitaan semata. Jika segel itu hancur, maka giliran Ryuki yang akan menjadi khayalan.Ryuki menyeka darah di sudut mulutnya, matanya menatap Nathan dengan dingin dan sedikit terkejut. "Nathan, menyerah sajalah. Perlawananmu yang menyedihkan ini tidak ada gunanya."Setelah berkata begitu, tubuhnya melesat. Kecepatannya, yang kini ditenagai penuh oleh roh itu, begitu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1382

    Roh itu, setelah gagal menaklukkan benteng kesadaran Nathan, memutuskan untuk kembali ke rumah lamanya yang lebih patuh.Seketika, aura Ryuki yang tadinya seperti bara api sekarat meledak menjadi neraka yang berkobar. Kekuatan, kepercayaan diri, dan kebenciannya kembali sepuluh kali lipat.Sancho, yang tadinya hendak memberi isyarat pada anak buahnya untuk turun tangan, menghentikan gerakannya. Ia mengernyitkan kening, lalu senyum tipis yang penuh perhitungan terukir di bibirnya.Dia tidak lagi takut Nathan akan membunuh Ryuki. Biarkan saja mereka saling melemahkan. Karena sekarang, ia telah melihatnya. Ia telah menemukan titik kelemahan sejati Nathan—sebuah kelemahan emosional yang begitu dalam hingga bisa meretakkan jiwanya. Membunuh Nathan sekarang hanyalah masalah waktu.Melihat tamparan Ryuki yang kini diperkuat datang, Nathan mengertakkan gigi dan memaksa tubuhnya yang lelah untuk berdiri, melayangkan tinjunya untuk menangkis.BAM!Kali ini Nathan yang terlempar ke belakang, jat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status