共有

Bab 184

作者: Imgnmln
last update 最終更新日: 2024-05-19 22:18:59

“Apa kamu punya halaman belakang disini? Kamu bisa mencoba kekuatanmu!” ujar Nathan melihat aura yang menggebu-gebu dari tubuh Ryzen.

“Ada!” Ryzen bergegas membawa Nathan menuju halaman belakang.

Di halaman belakang ada sebuah bongkahan batu besar, diatasnya terukir beberapa tulisan aksara kuno, ini adalah batu yang dibeli oleh Ryzen.

“Kamu coba tinju batu ini!” Nathan berkata sambil menunjuk batu besar itu.

Ryzen tidak ragu-ragu, dia mengepalkan tangannya dengan erat, sebuah cahaya terlihat menyeliputi kepalan tangan Ryzen, dan dia langsung menghantamkan tinjunya pada batu besar itu.

Braaaak! Kraaaak!

Pukulan itu membuat sebuah retakan besar di tengah batu itu.

“I-ini ….”

Ryzen melihat kepalan tangannya sendiri dan kaget, tinjunya bisa membelah batu, kekuatannya sangat besar.

“Sekarang satu tinjumu bisa membunuh banteng dengan mudah, karena itu, kalau Ruis memamerkan Scarlet Shadow-nya dihadapanmu, tertawai saja, ingatlah dihadapan kekuatan yang absolut, Scarlet Shadow tidak ada apa-
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1271

    Martial Shrine, malam terasa panjang bagi Sancho.Hingga larut, tidak ada kabar sama sekali dari duo Noxsi. "Sialan!" umpatnya, menghantam meja kerjanya hingga cangkir tehnya terguling. "Sampah tidak berguna!"Saat ia hendak bangkit untuk beristirahat dengan hati yang dongkol, seorang anak buahnya masuk tergesa-gesa sambil membawa sebuah undangan."Tengah malam begini ada yang kirim undangan?" tanya Sancho heran."Dari pihak kepolisian."Jantung Sancho berdebar. Ia merebut undangan itu. Benar saja, stempel Ryujin. Isinya adalah panggilan untuk pertemuan darurat besok pagi bagi semua anggota Martial Shrine.Kecurigaan langsung menyelimutinya. ‘Kenapa begitu mendadak? Ini pasti gara-gara Nathan.’Malam itu, seluruh dunia bela diri Moniyan gempar. Semua klan dan keluarga besar menerima undangan yang sama. Spekulasi liar menyebar lebih cepat dari api.Sancho tidak bisa tidur. Ia mengumpulkan para petinggi dan sekutu terdekatnya untuk rapat tengah malam.Saat mereka membaca isi undangan it

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1270

    Wanita itu baru saja hendak membalas dengan sombong, ketika matanya tiba-tiba membelalak ngeri. Ia merasakan kepalanya seperti diremas oleh tangan raksasa. Sebelum ia sempat menjerit—Jepret!Kegelapan.Pria di sampingnya mengalami nasib yang sama. Keduanya ambruk ke tanah tanpa suara, dengan darah mengalir tipis dari hidung dan telinga mereka. Kepala mereka tidak meledak, tapi isinya telah dihancurkan dari dalam."Tidak tahu diri," dengus Nathan, menatap kedua mayat itu dengan dingin.Saat ia hendak berbalik pergi, beberapa sosok muncul dengan cepat dari ujung gang dan berhenti di hadapannya. Nathan sedikit waspada, sebelum akhirnya mengenali pemimpin mereka.Paul Cartney.Tim Paul bergerak dengan efisien, mulai membereskan dua mayat itu seolah sudah terbiasa. Paul sendiri berjalan santai ke arah Nathan, mengeluarkan sebungkus rokok, dan melemparkan sebatang padanya."Sudah selesai main-mainnya?" kata Paul sambil menyalakan rokok untuk Nathan, lalu untuk dirinya sendiri. Ia mengembus

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1269

    Wajah wanita itu memerah karena malu dan marah. Tanpa peringatan, ia melancarkan serangan mental habis-habisan. Kali ini bukan untuk mencari, tapi untuk menghancurkan.Saat gelombang kekuatan mentalnya yang gelap itu menghantam pikiran Nathan, ia seperti menabrak sebuah matahari. Pikiran Nathan berkobar dengan cahaya keemasan yang menyilaukan, langsung membakar habis serangan mentalnya."ARGH!"Si wanita menjerit kesakitan, terhuyung mundur sambil memegangi kepalanya seolah baru saja disetrum. Rekannya bergegas memapahnya."Kamu..." desis si wanita, menatap Nathan dengan tatapan ngeri. "Bagaimana mungkin kekuatan mentalmu sekuat itu?"Nathan tertawa kecil. "Bukan mentalku yang kuat," katanya dengan nada mengejek. "Mungkin, mentalmu saja yang tidak cukup kuat?""Kurang ajar!" teriak si wanita, tersinggung berat. Di dunia persilatan, Sekte Noxsi adalah rajanya kekuatan mental. Ucapan Nathan bagaikan penghinaan terbesar. "Kakak seperguruan, hajar dia bersama!"Pria itu mengangguk. Keduan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1268

    Nathan sedang berjalan santai di jalanan Moniyan yang ramai.Dia sengaja. Setelah gagal menyelamatkan Sarah, dia tidak langsung kabur. Dia tahu Martial Shrine pasti sedang kalang kabut mencarinya, dan dia ingin memberi mereka apa yang mereka cari. Dia ingin memancing mereka keluar.‘Kekuatanku sekarang mungkin belum cukup buat meluluhlantahkan seluruh markas mereka,’ pikirnya. ‘Tapi hanya untuk melayani beberapa cecunguk yang mereka kirim, sih, gampang.’Apalagi sekarang ia punya token giok. Jika situasinya gawat, kabur itu urusan gampang. Jadi rencananya simpel, pancing, jika bisa dilawan, hajar. Jika tidak bisa ya kabur. Dia tidak akan membiarkan orang-orang Martial Shrine tidur nyenyak selagi Sarah menderita.Saat sedang berjalan tanpa tujuan, dua aura tiba-tiba masuk ke dalam radarnya. Anehnya, aura itu terasa lemah. Mungkin hanya setingkat puncak penguasa Ingras awal.‘Serius?’ batinnya geli. ‘Martial Shrine ngirim orang selevel ini untuk melawanku?.’Meski begitu, ia tetap waspa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1267

    "Dirasuki roh jahat?" timpal yang lain dengan suara ngeri. "Jadi yang kita hadapi ini hanya cangkangnya aja?"Sancho langsung membantah. "Tidak mungkin. Ryujin sudah beberapa kali bertemu dengannya. Kalau ada roh jahat, orang setingkat Ryujin pasti bisa merasakannya.""Tapi kemampuannya menyerap kekuatan orang lain itu jelas bukan ilmu biasa!" sahut yang lain lagi. "Itu ciri khas ilmu sesat!"“Sudah, sudah!" Sancho membanting tangannya ke meja, hentikan diskusi liar itu. "Dirasuki atau tidak, biar aku yang cari cara untuk memastikannya. Yang jelas," ia menatap tajam ke semua orang, "Bocah ini harus mati. Kalau dibiarkan, cepat atau lambat dia yang akan menyingkirkan kita semua."Jazer tersenyum tipis. "Ngomong-ngomong soal menyingkirkan, Ketua Sancho. Bukankah Anda sudah mengirim beberapa aset untuk menyingkirkannya? Kudengar mereka gagal, ya?"Wajah Sancho langsung mengeras mendengar sindiran halus itu. "Jangan bahas itu lagi," geramnya.Ia menarik napas dalam-dalam, lalu membuat se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1266

    Nathan terhuyung keluar dari portal, kembali ke gang sempit yang pengap di sebelah Martial Shrine. Ia tidak langsung pergi. Ia hanya berdiri di sana, bersandar ke dinding yang dingin, membiarkan rasa sakit dan kegagalannya meresap. Bayangan jeruji besi dan lengan Sarah yang penuh bekas jarum terus berputar di kepalanya.Setelah beberapa lama, suara langkah kaki dari jalan utama menyadarkannya. Ia menarik napas dalam-dalam, menekan semua emosinya, lalu menghilang ke dalam bayang-bayang.Beberapa detik kemudian, Sancho dan seorang anak buahnya tiba di gang itu."Ketua Aliansi, sepertinya dia kabur lewat sini," lapor anak buahnya. "Energi dari senjata teleportasinya masih terasa.""Perketat formasi sihir di penjara bawah tanah!" perintah Sancho, wajahnya gelap. "Buat jadi berlapis-lapis! Aku mau tempat itu jadi sangkar yang bahkan lalat pun tidak bisa masuk atau keluar!""Siap laksanakan!"Sancho kembali ke aula utama Martial Shrine, suasana hatinya lebih buruk dari cuaca badai. Tekanan

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status