SANG MAFIA PENGUASA

SANG MAFIA PENGUASA

Oleh:  MinZimi  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
112Bab
4.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dalam kegelapan dunia bawah tanah, Alden Leon Ransen dikenal sebagai sosok tak terkalahkan. Namun, tragedi memisahkannya dari cinta sejatinya, mengubahnya menjadi pria biasa yang menyembunyikan masa lalunya. Namun, takdir berkata lain. Petunjuk muncul, mengisyaratkan bahwa sang istri mungkin masih hidup, namun juga mengungkapkan pengkhianatan yang mengoyak wilayahnya. Dengan hati yang terbakar amarah, Alden kembali memimpin kelompok mafianya untuk membalas dendam dan merebut kembali yang telah dicuri. Di dalam labirin intrik dan kekuasaan, ia berpapasan dengan seorang detektif wanita yang memegang rahasia gelap tentang David Durant, otak di balik segala penderitaannya.

Lihat lebih banyak
SANG MAFIA PENGUASA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rich Mama
Lanjut Kak.... Gaspolll (✿ ♡‿♡)
2023-10-07 12:23:53
2
112 Bab
1. Pengkhianatan dan Kejutan
“Tuan, mau sampai kapan anda menjalani hari-hari terhina seperti ini?” tanya Frey dengan nada prihatin terhadap sosok pria yang ada di hadapannya. Wajahnya tampak cemas mengkhawatirkan kondisi tuannya yang terus merosot seperti orang yang tidak punya gairah hidup lagi. Ya, di sanalah sosok Alden Leon Ransen duduk sendirian. Di meja sudut sebuah restoran yang gelap, tempat dia seakan menyembunyikan diri dari dunia luar yang dulu pernah dikuasainya. Tatapannya kosong, beban dan kesedihan yang tak terungkap tercetak jelas dalam garis wajahnya yang tegas. Dengan pakaian pelayan yang digunakannya, ia terlihat seperti pria biasa.Namun, semua orang yang mengenalnya tahu bahwa Alden bukanlah pria biasa. Ia adalah seorang mafia terkenal yang telah menjalani hidupnya di dunia bawah tanah yang gelap dan berbahaya. Alden membuang napas kasar, mengindahkan ucapan Frey yang mencemaskannya itu. “Pergilah, Frey,” katanya dengan pelan. “Oh,
Baca selengkapnya
2. Rahasia yang Terungkap
“Ka... kau! Siapa kau sebenarnya?” teriak kepala staff dengan wajah penuh ketakutan. Namun, sebelum kepala staff itu bisa mendapatkan jawaban, tiba-tiba segerombolan orang berbaju hitam muncul dari belakang, menyusul Alden yang berjalan melewati orang-orang. Dalam sekejap, restoran yang riuh menjadi sunyi. Kehadiran orang-orang berbaju hitam dan deretan mobil mewah membuat semua orang terkejut, terutama kepala staff. Orang-orang itu berbaris, membentuk pagar betis pada sosok laki-laki dengan pakaian pelayan yang kotor akibat tumpahan jus dan minuman lainnya. Alden berjalan dengan tegas mendekati kepala staff yang sedang ketakutan. “Kau takkan pernah menghalangiku lagi. Jika itu terjadi lagi, aku kupatahkan kaki dan tanganmu!” ancam Alden dengan suara dingin. Dengan wajah memucat kepala staff mencoba berdiri untuk lari, tetapi malah terpeleset air kencingnya sendiri yang mengalir. Alden tidak ingin meladeni pria itu, dia langsung pergi me
Baca selengkapnya
3. Pengungkapan
Meski terkejut, wajah manajer itu dengan cepat berubah. Dia tetap berusaha mengusir Alden, dan tidak memberikan izin untuk bertemu dengan Mr. Kendrick.Tidak sembarang orang bisa bertemu dengan Mr. Kendrick, terutama seseorang yang tampil seperti Alden.Dengan cepat sang manajer mengambil sikap defensif. “Kau pikir bisa saja datang ke sini dan bertemu dengan pimpinan kami? Kau seharusnya tahu posisimu yang seperti apa. Bahkan kau tidak layak menjadi pelanggan kami, apalagi bertemu dengan Mr. Kendrick!”“Jika kau tidak mau memanggilnya, maka aku akan masuk sendiri!” sahut Alden dengan suara tenang dan tegas.Tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut dari sang manajer, Alden bergerak maju melangkah menuju pintu masuk perusahaan. Namun, tiba-tiba dua orang penjaga muncul, berdiri di antara Alden dan pintu masuk.Manajer itu berlari mendekatinya, meminta penjaga untuk menggelandang Alden pergi. Ia tidak ingin hari pertamanya sebagai manajer perusahaan terbesar di negara itu tercoreng oleh sos
Baca selengkapnya
4. Milikku Harus Kembali!
Suasana di dalam ruangan terasa begitu tegang. Suara ketukan jari-jari Alden di atas meja mejadi irama tak terduga dalam pertemuan tersebut. Mr. Kendrick, sang manajer pengelola dana kelompok mafia itu duduk di samping Alden sambil menatapnya dengan serius. Ini pertama kalinya lagi ia melihat wajah serius Alden, setelah sekian lama berada dalam kondisi terpuruknya. Sialnya, ia malah melihat sendiri pegawainya memperlakukan Alden dengan buruk dan secara berani memakinya. “Beritahu aku apa yang masih tersisa!” pinta Alden tanpa basa-basi dan langsung ke inti pembicaraannya. Mr. Kendrick akhirnya memulai permbicaraan. Dia melaporkan dengan jelas segala kerugian yang diderita oleh kelompok mereka akibat serangan kelompok David Durant. Mr. Kendrick menarik napasnya dalam-salam sebelum melanjutkan paparannya. “Situasi semakin parah, Sir. Kelompok David benar-benar telah menghancurkan sebagian besar aset kita. Beberapa gudang yang kita miliki
Baca selengkapnya
5. Sang Mafia Kembali
Ketenangan Alden sebenarnya mempengaruhi perasaan ketua pasukan yang bernama Mark itu. Dia sedikit tertegun melihat bagaimana wajah Alden yang tak ada tersirat kepanikan atau ketakutan sama sekali. Justru Alden terlihat seperti orang yang sangat sombong dengan keyakinannya. “Kalian semua bukanlah tandinganku. Aku tidak butuh bantuan hanya untuk menghadapi kalian,” ujar Alden dengan suara yang tenang namun penuh dengan kepercayaan diri. Tatapan tajamnya terfokus pada Mark, ketua pasukan penyerang itu. Mark bergeming dengan gertakan di giginya. Sorot mata tajam Alden seolah menembus kegelapan, dan pada saat yang sama, ketegangan semakin terasa di udara. Kelompok orang di hadapan Alden merasa tersulut amarahnya hanya dengan perkataan Alden. Salah satu di antara mereka mengepalkan tinjunya dengan penuh emosi. “Siapa kau, hah? Berani sekali bicara seperti itu pada kami!” Alden tetap tenang, “Siapa aku bukanlah hal yang
Baca selengkapnya
6. Wanita-Wanita Menyebalkan
Alden menatap tajam wanita yang sejak tadi tidak berhenti bicara itu. Meski dirinya tidak digubris, tapi dia tak juga berhenti. Alden merasa sedikit muak, tapi dia memilih untuk diam. Sepanjang perjalanan menuju ke markasnya, hanya ada suara wanita berambut merah itu bersama Frey. Mereka sudah seperti sepasang kekasih, dan mengabaikan keberadaan Alden di sana. Brak! Wanita berambut merah dan Frey terkejut saat Alden menutup pintu mobil dengan keras. Keduanya saling berpandangan dalam diam, dan Frey mengendikkan bahunya acuh. Dia sungguh tahu bagaimana seorang Alden ketika marah. Meskipun sudah berlalu lama, tapi tetap saja ketua mafianya yang gila itu akan menakutkan ketika marah. Tak ingin ambil pusing, kedua orang itu menyusul Alden yang sudah lebih dulu masuk. Di dalam markas Alden disambut oleh seorang perempuan dengan pakaian seksinya. Dia melangkah mendekati Alden yang dalam mood tidak baik. Sen
Baca selengkapnya
7. Sekutu Sejati
Alden sedikit geram dengan Frey yang tidak mau mendengarkannya. Malam ini dia kehilangan sosok detektif wanita yang katanya pembawa informasi penting untuknya itu. Bukannya mengejar Alana, Frey dan Jessica malah meninggalkannya. Sekarang ia hanya sendiri di dalam ruangan kebesarannya itu. Alden duduk di sana sendirian dengan wajahnya yang serius. Perkataan musuhnya terus terngiang-ngiang di dalam otaknya. Penghinaan dan pengkhianatan yang diterimanya, semakin membuat hatinya berdenyut sakit. Ia tidak terima semua itu terjadi padanya. Kesetiaannya selama ini hanya dianggap angin lalu oleh sang istri. Alden bangkit dari kursinya, melangkah menuju jendela yang memperlihatkan kota yang tak pernah tidur. Cahaya gemerlap memantul di matanya, menginggatkannya pada masa-masa ketika kekuasaan dan kehormatannya tidak pernah dipertanyakan. Namun, kini segalanya telah berubah. Keputusaasaan melilitnya, dan tidak bisa membiark
Baca selengkapnya
8. Ledakan Tiba-Tiba
Matahari terasa semakin terik di atas langit, mencerminkan kepanikan yang melanda hati kepala staff. Raut wajahnya berubah menjadi pucat dan keringat dingin membasahi dahinya. Sementara itu, suasana restoran yang sebelumnya riuh menjadi hening. Para karyawaran dan pengunjung saling berbisik, mencoba mencerna berita mengejutkan ini. Alden memandang situasi ini dengan eskpresi tak bergerak. Sementara Alana berdiri di belakangnya, memancarkan aura tegas yang membuat semua orang terdiam. Kepala staff yang sekarang terlihat seperti ikan di luar air, mencoba mencari dukungan dari manajer restorana. Namun, wajah sang manajer pun sudah berubah tampak lebih lembut namun tak kalah tegas. “Maafkan atas ketidaknyaman ini, Mr. Alden. Kami akan segera menyelesaikan prosesnya,” ucap sang manajer dengan suara yang terdengar penuh penyesalan. Alden hanya mengangguk singkat sebagai tanggapannya. Tidak ada ekspresi berlebih, tapi ke
Baca selengkapnya
9. Dia Begitu Seksi
Setelah perdebatan kecil di antara Alden dan juga Alan terjadi, mereka berdua kahirnya memutuskan untuk menuju ke markas Alden. Perjalanan pulang terasa hening, dan hanya diisi oleh ketegangan serta pertanyaan tanpa jawaban yang berkeliaran di pikiran Alden. Alana hanya dududk diam, merasakan rasa bersalah yang mendalam. Sebagai seorang detektif, dia seharusnya lebih waspada terhadap potensi ancaman. Sesampainya di markas, suasana terasa berbeda. Ketegangan terasa di udara, dan para agen terlihat sibuk memerikan sistem keamanam. Alden dan Alana menuju ruang komando. “Ada apa, Jessica?”tanya Alden dengan serius pada seorang wanita yang sedang sibuk mengutak-atik monitor di hadapannya. Jessica mengangkat pandagan dari layar komputernya. “Aku sudah melacak sumber ledakannya. Sepertinya ini adalah pekerjaan dari organisasi rahasia yang tidak memiliki nama. Mereka memiliki motif yang belum aku ketahui,” jawabnya. “Tid
Baca selengkapnya
10. Memulai Penyerangan
Hati Alana berdebar-debar dalam situasi yang begitu mendadak ini. Matanya menatap tajam ke arah Alden, mencari petunjuk di dalam mata pria itu. Ada sesuatu yang menggetarkan antara mereka berdua. “Alden,” bisik Alana dengan suara yang serak. Tangannya tanpa sadar meraih lengan Alden, mencoba menahan kebingungannya sendiri. Namun, seolah mendengar panggilan hati Alana, Alden tiba-tiba menahan gerakannya. Matanya terkunci, pada mata Alana, memancarkan intensitas yang sulit diartikan. Hening menyelimuti ruang kamar itu. Hanya terdengar napas mereka yang berhambutan. Detik-detik terasa seperti jam, seolah alam semesta memperlambat waktu untuk menyaksikan momen ini. Lelaki mana yang tidak tergoda dengan tubuh seksi detektif wanita itu? Sial sekali, Alden terpana melihatnya! Lalu, dengan perlahan namun pasti, Alden mengangkat dirinya dari atas Alana. Tatapannya masih terkunci pada wajah gadis itu, seolah men
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status