Share

Bab 75

Author: Imgnmln
last update Huling Na-update: 2024-03-26 21:52:40

“Apa yang perlu ditakutkan, aku sangat akrab dengan Tuan Ryzen, tenang saja!” Andrew membual dengan angkuh.

Lisa yang mendengar Kafe ini adalah milik Tuan Ryzen menjadi lega dan berkata. “Kalau ini bisnisnya Tuan Ryzen, maka tidak akan ada masalah, Andrew dan Tuan Ryzen sangat akrab, masalah piutang perusahaan keluargaku pun diselesaikan oleh Tuan Ryzen hanya dengan satu kata dari Andrew!”

Ucapan Lisa membuat orang-orang menjadi semakin menunjukkan kekagumannya pada Andrew, bisa mengenal Ketua Mafia di Kota Vale benar-benar luar biasa, hal itu bisa dipamerkan seumur hidup.

“Pak Andrew ternyata sangat misterius, bahkan bisa mengenal Tuan Ryzen!”

“Karena mengenal Tuan Ryzen, kita tidak perlu takut lagi, kalau mereka berani datang kita habisi saja mereka!”

“Kita sudah minum, Pak Andrew juga ada disini, siapa yang berani mengganggu kita?!”

Setelah mendengar Andrew mengenal Ryzen, sekelompok orang itu menjadi semakin sembrono!

Nathan yang duduk di pojok ruangan menyeringai dan tersenyum sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1277

    Wajah Sancho pucat pasi. Ia jatuh kembali ke kursinya, kalah telak. Skenario yang sudah ia bangun dengan susah payah hancur berkeping-keping hanya dengan satu lambaian tangan Ryujin.‘Kalau bukan dirasuki, lalu bagaimana mungkin kekuatan anak ini?’Di sisi lain ruangan, hanya Jazer yang tersenyum tipis penuh arti."Baiklah," kata Ryujin tiba-tiba, suaranya kembali normal. "Hari ini cukup sampai di sini. Waspadai para sosok berjubah hitam itu. Laporkan jika ada pergerakan. Rapat selesai."“Hah?”Semua orang melongo. Ratusan pemimpin klan dan keluarga dikumpulkan dari seluruh penjuru Moniyan, dibuat tegang setengah mati, hanya untuk rapat lima menit yang isinya bisa disampaikan lewat sepucuk surat?Ini... ini lelucon?Meskipun bingung, tidak ada yang berani protes. Mereka hanya bisa bangkit dan berpamitan dengan canggung.Saat itulah Sancho dalam upaya terakhirnya untuk menyelamatkan muka dan mungkin juga nyawanya, kembali berdiri. "Tuan Ryujin!" serunya. "Nathan telah membunuh anggota

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1276

    "Aku yakin kalian semua sudah lihat," kata Sancho, menunjuk ke arah Nathan. "Nathan! Dalam beberapa bulan, dari seorang pemuda biasa menjadi seorang Villain. Katakan padaku, apa ada manusia di dunia ini yang sebakat itu?"Nathan akhirnya menoleh, menatap Sancho dengan tatapan geli. "Iri, ya, Pak Tua?" ejeknya dengan santai.Wajah Sancho langsung memerah."Kalau memang punya kemampuan, kenapa tidak coba sendiri jadi Villain dalam beberapa bulan?" lanjut Nathan, senyumnya semakin lebar. "Kalau diri sendiri tidak mampu, jangan menggubris orang lain, paham?""Bajingan!" geram Sancho. Ia setengah bangkit dari kursinya, tapi tatapan tajam dari Ryujin membuatnya kembali duduk, menahan amarahnya yang meluap."Bakatmu boleh saja luar biasa," desis Sancho, mencoba kembali menguasai keadaan. "Tapi bagaimana kau menjelaskan soal teknik Seirei? Kau pikir tidak ada yang lihat saat kau menyerap kekuatan lawanmu di kediaman Wilford?""Kenapa aku harus menjelaskan padamu?" balas Nathan enteng. "Di dun

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1275

    "Tuan Ryujin, lantas..." Sancho mencoba protes.Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Ryujin menoleh padanya. Hanya sebuah tatapan. Tapi tatapan itu terasa seperti gunung yang menimpa jiwa Sancho, membuatnya tercekik dan menelan kembali semua kata-katanya."Kubilang, rapat dimulai," kata Ryujin, suaranya ringan tapi mengandung tekanan yang tak terbantahkan. "Masalah lain bisa diurus nanti. Kalau ada yang tidak puas," ia berhenti sejenak, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, "Pintu keluar ada di sana. Silahkan pergi sekarang."Siapa yang berani?Melihat tidak ada yang bergerak, Ryujin melanjutkan. "Aku mengumpulkan kalian semua hari ini untuk membahas satu hal, kebangkitan para kultivator hitam."Ia menceritakan laporan yang masuk dari berbagai daerah, tentang sosok-sosok berjubah hitam yang menggunakan teknik Seirei untuk menyerap esensi para kultivator."Karena mereka sudah berani terang-terangan, maka sudah menjadi kewajiban kalian melahap jiwasemua untuk membasmi mere

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1274

    "Kepala Keluarga Zellon," bisiknya, suaranya rendah namun penuh dengan racun. "Jaga dirimu baik-baik. Cepat atau lambat, aku pasti akan berkunjung."Jazer yang merasakan hawa dingin dari tatapan Nathan, justru tersenyum tipis. "Kalau begitu, aku akan menunggumu dengan senang hati," balasnya dengan nada misterius. "Mungkin saja, ada seseorang dari Keluarga Zellon yang sudah sangat, sangat ingin bertemu denganmu."Mendengar balasan itu, mata Nathan menyipit. Ia tahu pamannya sedang mempermainkannya."Nathan!" Suara Sancho memecah ketegangan di antara mereka. Ia menggunakan kesempatan ini untuk kembali mengambil alih panggung. "Beraninya kau membunuh orang di sini! Kau pikir karena Tuan Ryujin melindungimu, kau bisa seenaknya?!"Auranya berkobar, tinjunya terkepal erat, siap menyerang.Nathan bersandar kembali ke kursinya, menatap Sancho dengan tatapan geli. "Tidak puas?" ejeknya. "Sini, maju kalau berani."Ia berhenti sejenak, lalu tersenyum sinis. "Lagi pula, apa bedanya aku membunuhny

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1273

    Pemandangan ini membuat wajah Sancho semakin gelap. Rencana Formasi Sutranya untuk Nathan jadi sedikit lebih rumit dengan adanya Keluarga Arteta.Suasana di aula kembali hening, tapi kali ini jauh lebih berat. Nathan menatap lurus ke arah Sancho, matanya memancarkan niat membunuh yang tak terselubung. Sementara itu, Sancho justru memejamkan matanya, berpura-pura santai seolah tidak ada apa-apa.Sepuluh menit berlalu. Dua puluh menit. Setengah jam.Ryujin belum juga muncul.Suasana yang tadinya tegang mulai berubah menjadi gelisah. Bisik-bisik mulai terdengar, lalu perlahan menjadi gumaman yang lebih keras."Apa yang ada dalam pikiran Tuan Ryujin? Dia masih belum datang?""Benar sekali! Aku masih banyak urusan."Beberapa orang mulai merasa tidak puas, tapi tentu saja mereka hanya berani menggerutu.Di tengah kegelisahan itu, Nathan yang sejak tadi hanya diam justru tersenyum tipis. Ia sepertinya mengerti permainan apa yang sedang dimainkan Ryujin."Sudahlah," kata Nathan tiba-tiba, sua

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1272

    Tak lama kemudian, sesosok tubuh yang berjalan sendirian muncul di ujung jalan.Kehadirannya langsung menyedot perhatian. Bisik-bisik yang tadinya pelan kini menjadi lebih keras, semua mata tertuju pada pemuda yang menjadi pusat gosip terpanas di Moniyan.Di kerumunan anggota Martial Shrine, seorang bawahan menyikut Sancho. "Ketua Aliansi, dia datang."Sancho yang dari tadi hanya diam, menunjukkan seulas senyum tipis yang dingin. "Sudah siap?" bisiknya."Sudah, Ketua," jawab si bawahan. "Begitu dia keluar dari sini nanti, jalan pulangnya cuma satu, ke neraka."Nathan berjalan santai melewati kerumunan, Scholar dan Bachira langsung menyambutnya. Ia bisa merasakan puluhan pasang mata menusuk punggungnya—tatapan penasaran, tatapan benci, dan tatapan takut.Tiba-tiba, seorang pria paruh baya dari salah satu Martial Shrine melangkah maju, sengaja menghalangi jalan Nathan."Tunggu dulu!" teriaknya, suaranya dibuat sekeras mungkin agar semua orang mendengar. "Ini pertemuan para pemimpin klan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status