Zacky tak percaya bahwa pria di depannya adalah Arga. Pria itu selalu pengecut, dia tak pernah berani mengucapkan sepatah kata pun, apalagi memukulnya. Dulu, Arga selalu lari darinya seperti tikus yang melarikan diri dari kucing. Dia terlalu takut bahkan untuk sekedar bernapas dengan keras.
"Menurutmu siapa aku?" Daniel berjongkok di samping Zacky dan menampar wajahnya dengan ekspresi kejam.Zacky berteriak, "Arga! Kau telah menyinggung perasaanku. Akan kupastikan kau tidak akan bisa melihat matahari besok!" Suaranya tegang karena marah. Dia tidak menyangka bahwa pria itu berpura-pura menjadi orang lemah selama ini. Tidak heran jika anak buahnya gagal membunuhnya. Sebelum Zacky bisa mengucapkan sepatah kata, serangkaian suara keras bergema di tempat yang sunyi itu. Zacky menyipitkan mata pada pria itu, wajahnya bengkak seperti binatang."Mari kita lihat siapa yang tidak akan bisa melihat matahari besok!" Daniel tersenyum lembut sambil meniup telapak tangannya sendiri."Kau... Dasar pecundang! Beraninya kau bicara seperti itu padaku?"Zacky mencibir, menangkupkan wajahnya yang bengkak. Namun, dia cepat-cepat menyesalinya. Daniel menendangnya berulang kali. Zacky berguling-guling di tanah dan akhirnya berbaring tengkurap dengan napas terengah-engah."Kau ..."Zacky sedikit bingung. Dia menatap Arga dan merasa seolah-olah kematiannya telah datang dalam bentuk pria itu. Dia ingin bangun, tetapi tubuhnya menolak untuk bekerja sama. Dia merasa semua tulangnya hancur berkeping-keping — setiap inci tubuhnya pun sakit. Dia tidak bisa mengerti dari mana Arga mendapatkan semua kekuatannya. Satu tendangan pria itu mengirimkan rasa sakit di sekujur tubuhnya.Sebuah getaran hebat menjalari tulang punggungnya lagi ketika dia melihat Daniel berjalan ke arahnya. Ketakutan akan kematian menguasainya. Hal ini tidak seperti apa yang pernah dia rasakan sebelumnya. Pada saat itu, keinginannya untuk tetap bertahan hidup semakin kuat.aafkan aku, Tuan Pratama. Ini semua salahku. Aku seharusnya tidak bersikap kasar. Aku tahu kau orang yang berpikiran luas. Tolong maafkan aku," Zacky meminta maaf berulang kali. Dia takut Arga akan membunuhnya jika dia tidak menyerah. Tindakan terbaiknya dalam situasi seperti ini adalah meminta maaf."Benar, itu memang salahmu." Daniel mengangguk setuju."Ini salahku. Ini semua salahku!" Zacky menjawab dengan putus asa."Kau kerbau yang berkulit tebal. Lihat telapak tanganku. Sudah merah."Daniel melambaikan tangannya di depan Zacky. Pria itu tanpa sadar melindungi kepalanya dengan tangannya, takut Daniel akan menyerangnya lagi. Sementara telapak tangan Daniel tampak montok dan kemerahan."Selain itu, mungkin ini akan sedikit mati rasa. Ku pikir aku perlu pergi ke dokter."Zacky merasa pusing. Dia hampir pingsan saat mengerti apa yang sedang terjadi.'Seharusnya aku yang sangat membutuhkan bantuan medis, tapi dia manja setelah hampir memukuliku sampai mati!'"Kau tidak perlu membayar terlalu banyak untuk biaya pengobatanku. Seratus ribu dolar sudah cukup!"Daniel mengulurkan tangan padanya."Apa... Kau b--"Zacky menelan kata makian dan menatapnya."Apa Kau tidak mau menanggung biaya pengobatanku?" Daniel mengangkat alis dan menatap matanya."Bukan begitu, Aku... aku akan membayarnya!" Zacky mendesis melalui giginya. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang mencari bantuan medis meskipun menggeliat kesakitan, tetapi penyerangnya malah ingin menemui dokter karena telapak tangannya memerah."Aku... aku tidak membawa banyak uang tunai."Zacky merogoh sakunya dan tiba-tiba merasakan rasa takut menyelimuti dirinya lagi. Ketakutan membuatnya sadar bahwa kematian akan datang kepadanya jika dia tidak memberikan uang yang Daniel minta darinya."Kau sangat bodoh? Bukankan Kau bisa menandatangani cek."Seringai jahat tersungging di bibir Daniel. Zacky mengatupkan rahangnya, menahan amarahnya. Dia ingin membunuh pria itu dengan tangan kosong. Namun, kemarahannya berubah menjadi ketakutan ketika dia bertemu mata tajam Daniel."Aku akan menuliskan nominal ceknya." Zacky perlahan mengeluarkan buku cek dari sakunya. Dia menggeser posisinya di tanah dan dengan cepat menuliskan serangkaian angka."Kau sangat murah hati, Tuan. Terima kasih." Daniel mengambil cek itu sambil tersenyum.'Brengsek sialan!'Zacky ingin mencabik-cabiknya, akan tetapi yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah tersenyum pada pria itu."Dengan senang hati.""Baiklah, kalau begitu. Kau bisa pergi sekarang!"Daniel menjentikkan kertas cek dan melambaikan tangannya seolah menyapu debu tanah darinya."Aku akan pergi sekarang!"Zacky ingin marah, tapi dia tidak berani menunjukkannya. Dia perlahan terhuyung-huyung berdiri, meringis kesakitan. Daniel tersenyum tanpa dosa. Zacky memelototinya. Namun, dia tidak punya pilihan selain mendengarkannya. Dengan patuh perlahan dia keluar dari vila. Setelah mencapai gerbang, Zacky berdiri, amarah mengalir di nadinya."Tunggu dan lihat, Arga! Aku tidak akan mengampunimu! Astaga! Aduh!" Ada lubang besar di pinggir jalan yang tidak terlihat di remang-remang lampu jalan. Zacky melewatkan satu langkah dan pingsan di tempat. Daniel berdiri diam. Dia menyadari apa yang terjadi di luar tetapi memilih untuk tidak membantunya. Setelah apa yang telah dilakukan Zacky pada Arga, dia merasa bahwa membiarkannya meninggalkan tempat itu hidup-hidup adalah bantuan besar. Mata Daniel berbinar saat melihat cek itu. Senyuman penuh arti tersungging di bibirnya. 'Apakah Arga benar-benar sudah mati?' pikirnya.Jika demikian, Daniel bisa menjalani kehidupan Arga dan menjadi suami Agnes. Dia tiba-tiba merasakan energi baru."Sayang, aku datang!" Daniel menyeringai dan berlari ke dalam rumah. Tidak ada seorang pun di ruang tamu."Buatkan segelas susu dan bawakan untukku," kata Agnes, bersandar di pegangan tangga lantai dua. Daniel mengangkat kepalanya dan melihat kakinya yang kencang. Dia mengenakan rok pendek yang entah bagaimana membuat kakinya terlihat lebih panjang. Gairah mengalir melalui pembuluh darahnya. Dia bertanya-tanya apakah Agnes sedang memberinya petunjuk. Daniel segera berlari ke dapur dan mengambil sekotak susu dari lemari es serta memanaskannya. Dengan cepat dia merebus susu lalu berlari ke atas. Pria itu melihat sekeliling dan segera menemukan kamar Agnes.Aroma samar tercium di udara begitu dia membuka pintu. Dia mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi. Tatapannya langsung melayang ke arah pintu kaca yang buram di kamar mandi, memperlihatkan siluet buram tubuh seorang wanita. Mata Daniel melebar merasakan suhu tubuhnya meningkat. Agnes memintanya untuk naik ke atas, tapi dia sedang mandi sekarang. Semuanya terjadi terlalu cepat. Daniel merasakan darah, mengalir deras di sekujur tubuhnya. Dia tidak bisa mengendalikan nafsunya lagi.'Aku akan segera memiliki istri orang!' Pikiran itu membuatnya tidak nyaman, tetapi dia segera ingat bahwa Arga sudah mati dan Agnes adalah istrinya mulai sekarang. Daniel melongo kedalam kamar mandi tanpa berkedip. Pergerakan sosok di dalam membuat dadanya berdebar.Dia tidak mengira Agnes akan aktif secara kebutuhan biologis. Pikiran itu membuatnya bersemangat. Saat itu, pintu kamar mandi terbuka, membangunkannya dari fantasinya. Agnes berjalan tanpa alas kaki dengan gaun tidurnya. Napas Daniel tercekat di tenggorokan. Dia menjilat bibirnya dan terus menatapnya. Agnes tersentak kaget saat dia membuka pintu. Pria itu menatapnya seperti predator yang menunggu untuk menangkap mangsanya."Arga, kenapa kau masih di sini?""Sayang, bukankah kau tadi memintaku untuk datang?"Daniel mengedipkan mata. Dia kemudian menggosok telapak tangannya dan berjalan ke arahnya, sambil menyeringai."Berhenti!" Agnes memelototinya. Apa yang ingin Arga lakukan? Nafsu di matanya membuatnya tidak nyaman."Sayang, jangan buang waktu. Kita harus segera tidur bersama.""Tidur?" Agnes melambaikan tangannya dengan putus asa."Kau gila, Arga? Jika kau ingin tidur, pergi ke kamarmu! Apa yang kau lakukan masih berada di sini?"Perubahan mendadak dalam perilaku Arga membuatnya bingung. Pria itu telah mengejutkannya sejak dia menemukannya. Dia tidak seperti zombie berjalan lagi."Jauhi aku!"Daniel terkejut. 'Dia memanggilku untuk datang ke kamarnya. Bukankah itu karena dia ingin tidur bersamaku?' Daniel bertanya-tanya.Daniel memanggil nama Agnes dua kali, tetapi dia tidak bereaksi dan dengan cepat menutup matanya kembali. Daniel merasa sedikit khawatir tentangnya, jadi Daniel segera merasakan denyut nadinya dan tidak ada yang salah dengan tubuhnya. Meskipun Daniel sudah mengambil halusinogen, toksinnya ditutupi oleh toksin Blood Malevolence, dan sub-poison telah ditekan. Daniel merasa lega. Baru saat inilah Daniel merasa bahwa dia sangat lemah. Daniel kembali ke kamarnya dan mulai berkultivasi.Karena Daniel banyak menggunakan sejumlah besar energi kehidupan, sulit bagi tubuhnya untuk beradaptasi, dan bahkan racun di tubuhnya mulai siap untuk membuat masalah sebagai hasilnya. Tidak ada yang terjadi di malam hari. Namun, di pagi hari berikutnya, tubuhnya tiba-tiba menjadi panas, dan kesadarannya mulai menjadi agak linglung. Racun itu menyerang lagi. Hati Daniel bergetar. Dia dengan cepat duduk dan mencoba yang terbaik untuk menekan racun yang gelisah.Serangan yang sering dari Blood Malevolence mung
Beberapa menit kemudian, seorang pria berusia empat puluhan, mengenakan setelan hitam, masuk kedalam ruang kerja keluarga Ardilla dengan laptop di tangannya. Dia berbicara kepada Kaka, "Tuan Kaka, videonya telah ditemukan." "Biarkan aku melihatnya." Kaka menyapu dokumen yang ada di tangannya dan mengklik video di laptop. Tangannya gemetar. Dia melepas kacamatanya dan menyekanya dengan kain beludru. Kemudian dia menatap layar dengan saksama. Video itu baru saja dikirim dari gedung teh putih. Dia tahu bahwa Benni mengambil tindakan terhadap Arga, jadi dia mengatur pengawal di gedung itu. Sebagian besar pengawal di lantai pertama adalah orang-orangnya. Bahkan secara khusus dia mengundang seorang seniman bela diri yang kuat untuk menangani masalah ini. Karena Daniel dan Nando berkelahi di dalam kamar mandi, jadi tidak ada kamera, mereka hanya bisa melihat saat Nando mengikuti Daniel masuk, namun pada akhirnya, hanya Daniel yang keluar sendiri. Setelah itu Nando dibawa anak buahnya dan
Aura yang familiar datang dari ruangan itu. Daniel berdiri dengan susah payah dan melihat ke dalam ruangan. Kemudian pupilnya menyusut dalam sekejap."Agnes."Daniel melihat Agnes berbaring di tempat tidur dengan wajah pucat pasi tanpa vitalitas apa pun, dia tiba-tiba merasa jantungnya sedikit berkontraksi, dan rasa sakit yang tak terlukiskan menyebar ke seluruh tubuhnya. Ketika dia melihat Benni, yang juga terbaring tak bernyawa di lantai, dia menyadari apa yang telah terjadi. Daniel mendekati Agnes dengan tidak percaya, meraih pergelangan tangannya dan memasukkan energi vital ke tubuhnya."Ha ha ha..."Tiba-tiba, Daniel tertawa dengan suara rendah. Yang menjelaskan masalah itu. Tidak heran ketika dia pertama kali melihat Agnes, dia memiliki perasaan halus di tubuhnya. Daniel dulu sangat bangga, tetapi setelah bertemu Agnes, bahkan dia bersedia menjadi menantu matrilokal dan tinggal bersamanya atas nama orang lain.Ternyata Agnes adalah wanita yang ditemuinya lima tahun lalu, yang me
Agnes bingung. Memang, dia merasa panas di sekujur tubuhnya, seolah-olah ada api yang membakar tubuhnya, dan pipinya juga sangat panas. Dan api itu semakin kuat. Gesekan kecil di antara kedua kakinya akan membuatnya gemetar tak terlukiskan. Perasaan ini benar-benar tidak normal."Kau... Apa yang kau lakukan padaku?" Tiba-tiba terpikir oleh Agnes bahwa ada yang salah dengan segelas anggur merah yang diserahkan kepadanya oleh Benni pada pertemuan penghargaan."Apakah kau menambahkan sesuatu ke dalam anggur?" Dia merasa bahwa semua kekuatannya tampaknya perlahan memudar, dan tubuhnya secara bertahap menjadi lemah."Agnes, jangan terlalu khawatir. Aku memang baru saja menambahkan sesuatu kedalam anggur yang kau minum," kata Benni sambil tersenyum. Tidak lagi menyembunyikan warna aslinya, dia mulai melepas mantelnya."Apa ... apa yang ingin kau lakukan?" Agnes panik."Apa yang ingin kulakukan? Agnes, hal yang kutambahkan untukmu adalah halusinogen super kuat terbaru dari luar negeri. Semac
Uhuk Uhuk..Darah mengucur dari sudut mulut Nando. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Daniel dengan ngeri. Dia tidak bisa membayangkan betapa kuatnya Daniel.Kapan seniman bela diri yang begitu kuat muncul di kota A? Di Aliansi Seni Bela Diri, seseorang dengan kekuatan seperti itu setidaknya akan berada di atas level Prajurit Bela Diri. Dan di atas level Prajurit Bela Diri adalah Master Bela Diri."Apakah ... Apakah kau seorang Master Bela Diri?" kata Nando dengan susah payah."Aku tidak suka bicara terlalu banyak. Katakan padaku, apa yang diminta Benni darimu?" Tidak masalah jika Benni ingin berurusan dengannya, tetapi Daniel takut Benni memiliki niat lain. Saat Daniel berbicara, dia mengulurkan tangan kanannya.PRANG!Dan asbak kaca di samping wastafel langsung pecah menjadi dua."Jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya, aku akan membuatmu menderita seperti itu."Nando memandang asbak yang rusak dengan ngeri dan menelan ludah. Dia telah melihat banyak prajurit yang kuat sebelum
Begitu Benni mengatakannya, ada tawa di ujung telepon."Gadis-gadis asing itu lebih menarik. Kirim mereka ke kamarku untuk menungguku." Kemudian telepon ditutup. Bennipun melihat ponselnya dengan senyum sinis.Tuan Kesembilan adalah seorang master kuat yang dia undang dari ibu kota, dan dikatakan bahwa dia adalah master seni bela diri. Statusnya sangat luar biasa. Jika bukan karena bantuan ayahnya, Benni tidak mungkin akan bisa mengundangnya ke sini. Dengan adanya seorang master bela diri malam ini, tidak akan sulit untuk melaksanakan rencananya dengan sukses. Saat itu, pertemuan apresiasi telah mencapai klimaks. Setelah dipanggil oleh Tuan Donnie, Lisey mengumumkan hasil penilaian di belakang panggung. Penyebutan Grup Aditama yang tiba-tiba membuat Agnes linglung. Karena hasil tersebut, tempat itu penuh dengan hiruk pikuk. Beberapa orang bahkan tidak tahu perusahaan macam apa Grup Aditama itu. Namun, begitu berita itu keluar, banyak mata orang mulai terbakar, mencari ke mana-mana o