Mendengar pertanyaan kedua dokter itu, Ryan merasa canggung.
Dia membayar mahal kedua dokter itu untuk merawat putrinya. Dia juga menyewa Owen melalui koneksi rahasianya! Ryan memang tidak tahu apakah Owen mampu menyembuhkan putrinya atau tidak, tetapi dia tidak ingin menyinggung Owen.Mendengar ucapan mereka, Ryan pun merasa ragu. Owen terlihat sangat muda. Dia baru berusia dua puluhan. Pemuda itu walaupun adalah petarung yang hebat, Ryan sepertinya merasa kemampuan medisnya mungkin tidak semenakjubkan itu.Ketika Ryan bungkam di tengah pergolakan batinnya, Owen berkata, "Katanya kalian berdua sangat luar biasa, lalu apakah kalian bisa menyembuhkannya?""Kami"Belum!"Wajah kedua dokter itu memerah. Suara mereka pun berubah menjadi lembut.Owen masih tersenyum dan terus bertanya, "Lalu apakah kalian mengetahui penyakit apa yang dia derita? Apa kalian memiliki rencana pengobatan? Kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkannya?""Kami ...""Kami membutuhkan lebih banyak informasi untuk mengambil keputusan."Kedua dokter itu tidak bisa membantahnya, dan suara mereka pun kembali terdengar lembut.Owen bisa memahami reaksi kedua dokter itu.Senyum di wajah Owen pun memudar. "Aku bisa mengerti kalau kalian tidak mampu menyembuhkannya. Namun, kalian mempertanyakan kemampuanku tanpa mengetahui penyakit apa yang dia derita! Kalian memang berpengalaman, tetapi rupanya kalian juga tidak tahu malu."Kedua dokter itu memucat. Mereka mengembuskan napas berat dan ingin mengatakan sesuatu, namun mereka tidak bisa membantahnya.Sementara itu, Owen mengulurkan tangannya untuk mencabut jarum dari leher kedua pengawal itu.Kedua pengawal itu akhirnya bisa bergerak kembali. Mereka langsung berdiri di belakang Ryan dan tidak berani untuk menyinggung Owen lagi. Bahkan, mereka menatap Owen dengan sorot takut dan hormat.Melihat pemandangan tersebut, mata kedua dokter itu terbelalak saking terkejutnya. Sementara itu, mereka akhirnya mengerti bahwa Owen menggunakan jarum untuk menundukkan kedua pengawal itu. Mereka telah meremehkan Owen sebelumnya.Owen masih merasa tidak terima dengan perkataan kedua dokter itu. Dia menyingkirkan jarumnya seraya berkata, "Bisakah kalian melakukan hal seperti ini? Kurasa kalian belum pernah melihatnya sebelumnya! Jangan sombong, keahlianmu itu masih sangat kurang! Jangan membuatku buang-buang tenaga untuk mengajari kalian. Mengerti?""Apa! Baiklah!" Salah satu dokter sebelumnya diam, namun kata-kata Owen membuatnya kesal. "Keahlianku masih sangat kurang! Baiklah! Aku penasaran apakah kamu bisa menyembuhkannya! Kalau kamu bisa menyembuhkannya, aku akan berlutut di hadapanmu dan menjadi muridmu!"Dokter yang lainnya membenarkan, "Benar! Kalau kamu bisa menyembuhkannya hari ini, aku akan menjadi muridmu juga!""Menjadi muridku? Jangan harap!" sergah Owen dengan jijik. Mendengar itu, rasanya kedua dokter tersebut ingin memuntahkan kemarahan yang mengaduk-aduk darah di dalam tubuh mereka."Tuan Green, apakah kamu ingin menemui putriku sekarang?" Ryan buru-buru mengganti topik. Sebenarnya dia masih belum yakin dengan keahlian Owen, namun setidaknya Owen harus melihat putrinya terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka tidak akan terus berdebat.Owen pun mengangguk dan mengikuti Ryan keluar ruangan. Kedua pengawal itu berjalan di belakang mereka.Setelah keempat orang itu meninggalkan ruangan, kedua dokter tersebut saling memandang dan akhirnya ikut menyusul..........Fiona Harvey, putri Ryan, mungkin adalah gadis tercantik di Kota Samudra. Sayang sekali wajahnya menjadi pucat dan kuyu akibat penyakit itu.Owen mengikuti Ryan ke kamar tidur Fiona di lantai tiga. Ketika memasuki ruangan itu, dia melihat seorang gadis cantik.Wajah Fiona tampak lembut, kulitnya pun halus. Dia meringkuk di tempat tidur dengan tubuh yang terbungkus dengan selimut. Rambut gelapnya yang halus terlihat sedikit berantakan. Matanya sudah terpejam, namun masih terlihat cantik dengan berpayung bulu matanya yang panjang dan lebat. Di wajahnya terlihat sedikit semburat kesedihan.Mereka sudah sampai di kamarnya, tetapi Fiona tidak kunjung membuka matanya. Ryan tidak mengetahui apakah putrinya sedang tidur atau sedang koma."Serahkan padaku!"Saat Owen melihat Fiona, dia mengerutkan keningnya."Ryan, lihat rambut, hidung, dan dagu putrimu! Dia jelas-jelas merupakan gadis yang paling menggemaskan di kota ini! Namun, dari penampilannya, aku tahu bahwa dia tidak akan bertahan hidup lama."Apa?Mendengar ucapan Owen, wajah Ryan menjadi pucat pasi dan tubuhnya pun kaku. Fiona yang sepertinya sedang tidur menggerakkan matanya sedikit."Hentikan omong kosongmu! Kamu ini seorang dokter atau peramal?""Bilang saja kalau kamu tidak bisa menyembuhkannya! Jangan bicara omong kosong!"Kedua dokter itu langsung mencuri kesempatan untuk mengejek Owen. Jejak kemarahan akibat ejekan Owen tadi rupanya masih tertinggal di dalam hati mereka. Mereka sengaja mengejek Owen di depan Ryan untuk membalas dendam."Diam kalian!" sentak Ryan dengan ekspresi wajah yang tidak karuan. Tiba-tiba saja dia berbalik dan berteriak marah pada kedua dokter itu.Kedua dokter itu menggigil ketakutan. Sebagai orang terkaya di Kota Samudra, Ryan telah menjalankan Perusahaan Harvey selama lebih dari dua puluh tahun.Wibawa Ryan sangat mengesankan. Saat kehilangan kesabarannya, dia akan terlihat sangat menakutkan.Setelah membentak kedua dokter itu, Ryan kembali berbalik dan berkata kepada Owen dengan nada memohon, "Tuan Green, Alan juga mengatakan bahwa Fiona tidak akan bertahan hidup lama! Tolong selamatkan Fiona!""Aku tahu! Justru karena aku di sini, aku akan menyelamatkan putrimu!" Owen duduk di samping ranjang dan mengeluarkan salah satu tangan Fiona dari selimut. Dia merasakan denyut nadinya dan menambahkan, "Setidaknya, aku tidak akan membiarkannya mati sekarang."Saat mengobati Fiona, aura Owen berubah drastis. Senyum di wajahnya menghilang, berganti dengan raut yang serius. Dia mengangkat alisnya yang tajam. Owen tampak terhormat dan mengesankan.Saat Owen merasakan denyut nadi Fiona, jemarinya menekan pergelangan tangan cantik Fiona. Diketuknya kulit gadis itu secara berirama seolah dia sedang bermain musik.Ryan menatap Owen penuh antisipasi, nyaris tanpa berkedip.Kedua dokter itu mengamati Owen. Mereka ingin melihat Owen mempermalukan dirinya sendiri.Setelah beberapa saat, salah satu dokter itu berseru kaget, "Jari Dewa! Tuan Green, apakah kamu menggunakan Jari Dewa?"Dokter yang satunya terkejut. Bahkan, Ryan pun menatapnya balik."Mengejutkan sekali! Kamu mengenali Jari Dewa! Sepertinya kamu tidak sebodoh itu!" ucap Owen tenang sambil terus meraba denyut nadi Fiona."Ya, aku pernah mendengar tentang itu sebelumnya. Tuan Green, maafkan aku!" Dokter itu membungkuk dengan hormat kepada Owen dan berkata dengan tulus, "Orang yang dapat menggunakan Jari Dewa pastilah memiliki keahlian medis yang sangat baik. Rupanya aku tadi bersikap lancang.""Tidak apa-apa!"Owen mengatakannya dengan tak acuh."Apa itu Jari Dewa?" tanya Ryan penasaran."Tuan Harvey, lihatlah! Itu adalah sebuah teknik yang luar biasa." Dokter itu menjelaskannya dengan sabar, "Lihat lengan putri Tuan. Tuan Green mengetuk kulitnya secara berirama hingga kulitnya tampak seperti gelombang air.""Ya! Kamu benar! Ini sangat menakjubkan!" seru Ryan kaget bukan main."Aku tidak mengetahui alasannya. Buku-buku kedokteran kuno memang menyebutkan tentang Jari Dewa, namun aku tidak tahu detailnya," kata dokter itu.Sementara itu, Owen mengeluarkan beberapa peralatan dari tasnya dan meletakkannya di atas ranjang.Mereka semua memperhatikan pergerakan Owen. Ketika melihat peralatan itu, dokter itu tersentak dan kembali berseru kaget, "Ya, Tuhan! Apakah aku sedang bermimpi? Akhirnya aku melihat Jari Dewa hari ini! Sekarang, aku juga akan melihat pengobatan khusus?"Owen mengeluarkan beberapa tabung jarum. Beberapa di antaranya terlihat panjang.Tabung jarum normal berukuran pendek. Hanya dokter terampil yang mampu menggunakan tabung jarum panjang.Beberapa buku kedokteran kuno membahas tentang tabung jarum panjang. Namun, saat ini tidak ada yang berani mencobanya."Thomas, apa keistimewaan tabung jarum panjang?" tanya Dokter lain yang berdiri di sisi Thomas dengan suara pelan.Ryan pun beringsut mendekati Thomas. Dia tidak ingin mengganggu Owen, tetapi dia juga penasaran mengapa Thomas begitu kaget saat melihat perlengkapan Owen.Thomas berkata dengan penuh semangat, "Bukan panjang tabung jarumnya yang terpenting, tetapi apa yang ada di dalamnya. Tabung jarum panjang dapat membawa ramuan khusus. Selain itu, hanya dokter dengan keahlian tinggi yang mampu menggunakan tabung jarum panjang."Dengan penggunaan ramuan yang tepat, teknik itu bahkan bisa menyelamatkan seseorang dari kematian."Mata Ryan berbinar saat dia mendengar kata-kata itu. Dia ber
"Ternyata dia sangat mengagumkan!" Ryan akhirnya menyadari betapa luar biasanya Owen.Sementara itu, Ryan teringat saat dia menghubungi Alan bulan lalu. Alan berkata, "Akan kulihat apa yang bisa kulakukan. Jika Owen bersedia membantumu, tidak akan ada masalah lagi."Ingatan itu menorehkan sebuah senyuman di bibir Ryan. Kini dia menyadari betapa konyolnya kekhawatiran yang dia rasakan tadi. Alan tidak akan memuji Owen tanpa alasan.Dokter yang satunya juga berkomentar, "Aku tidak mengerti apa yang telah dilakukannya, tetapi sepertinya dia memahami tubuh manusia dengan baik. Gerakannya begitu tepat. Harus kuakui, dia memang berbakat.""Harap tenang. Aku tidak akan memperingatkan kalian lagi."Suara Owen yang tidak sabar kembali terdengar. Kemudian, dia meraih ramuan kedua. "Pengobatanku belum selesai. Jika kalian tidak bisa diam, menyingkirlah dari sini."Mereka langsung mengangkat tangan.Kemudian, mereka menutup mulut secara serempak.Owen menoleh dan merengkuh punggung Fiona untuk me
Adam, lelaki berbaju hitam itu, berteriak kesakitan sambil menutup mulutnya.Bibirnya terluka parah dan dia kehilangan beberapa gigi serinya. Di tengah kegelapan malam, jeritannya terdengar sangat menyeramkan."Diam, atau aku akan memukulmu lagi." Owen tersenyum, namun dia kembali mengangkat tangan kanannya yang memegang senapan.Baiklah!Adam pun tunduk. Dia menahan rasa ngilu yang menyiksanya dan berhenti berteriak dalam sekejap."Sial! Adam, tunjukkan sedikit keberanianmu. Aku kecewa melihatmu seperti ini! Kamu pantas mendapatkan hukuman!" umpat Owen, lalu dia kembali memukulkan baut senapan itu ke bawah.Sebuah suara retakan yang menakutkan pun terdengar.Baut senapan itu menghantam bahu Adam hingga membuat tulang belikatnya patah......Raungan menyedihkan pun terdengar kembali."Sial, sudah kubilang jangan berteriak!" Owen terus memukuli Adam.Adam meraung kesakitan hingga berurai air mata."Sial! Kalau kamu berani berteriak lagi, percaya atau tidak, aku akan langsung menghancur
Keesokan paginya sekitar pukul setengah enam pagi, Owen terbangun di sebuah ranjang besar yang empuk. Pendengarannya begitu tajam hingga dia bisa mendengar suara barang yang pecah dari kamar seberang.Owen hanya membutuhkan waktu kurang dari lima detik untuk berpakaian. Dia berjalan cepat menuju pintu dan bergegas keluar, nyaris tidak membuat suara sedikit pun.Kemudian, Owen berdiri di depan pintu Fiona. Telinga kirinya sedikit berkedut. Diambilnya sebuah jarum perak dari sana, lalu dia menusuknya ke lubang kunci pintu.Sebuah pegas di lubang kunci pintu itu mencuat.Setelah itu, Owen segera memasuki kamar Fiona.Kaca jendela yang hancur karena peluru kemarin telah diganti dengan yang baru. Tirai tebal di jendela menghalangi cahaya matahari masuk, membuat suasana dalam kamar itu sedikit remang. Fiona sedang berdiri di depan lemari, mencari pakaian sambil memaki, "Owen berengsek, berani sekali kamu menyentuh dadaku, membuatku mengompol, dan memaksaku terus berbaring di tempat tidur. D
"Apa?" Owen segera menutup pintu dan kembali ke kamarnya.Terdengar sebuah suara keras menyusul.Setelah kembali ke kamarnya, Owen kembali mendengar suara pecahan barang dari seberang pintu. Sepertinya Fiona sangat marah kepada Owen sehingga dia harus memecahkan sesuatu untuk melampiaskan kemarahannya."Gadis yang temperamental!" gumam Owen sambil mengulurkan penyadap suara itu dan memeriksanya.Setelah mengamati beberapa saat, mata Owen berkilat tajam. Digenggamnya penyadap suara itu erat-erat."Mungkin sang bos, dalang dari semua ini, benar-benar akan memberi uang kepada Adam. Pasti Adam mengetahui bahwa aku telah berhasil menyembuhkan Fiona berkat penyadap suara ini, karena itu dia berusaha melenyapkanku. Bagaimanapun, penyadap suara ini tidak berguna lagi sekarang."Setelah Owen menyadari hal itu, dia mematahkan penyadap suara itu menjadi dua.Di sebuah apartemen kelas atas, dua pria dengan penyuara telinga mendadak berdiri sambil berteriak dan melemparkan penyuara telinga mereka
Cody terengah-engah.Kemarahan menguasai dirinya. Ruby yang cantik pun terlihat sedikit marah.Fiona berkata dengan wajah masam, "Jangan membual, Owen! Ayo balapan. Mulai dari vila, kita balapan sepanjang jalan tol, hingga Universitas Samudra. Pemenangnya adalah yang sampai duluan.""Yang terpenting, kita punya taruhan! Owen, bukankah kamu bilang kami lemah?" Ruby menambahkan, "Kalau kalah, kamu tidak boleh sombong lagi di depan kami! Kami akan menjadi bos dan kamu harus patuh!""Bagaimana kalau kamu yang kalah?" Owen balik bertanya.Cody berteriak, "Kalau kami kalah, kamu akan menjadi bos dan kami akan patuh padamu!""Kalau aku meminta kalian makan kotoran, apa kalian akan melakukannya?" tanya Owen sambil tersenyum.Apa-apaan itu!Cody bukan tandingan Owen. Kalau tidak, Cody sudah pasti akan menghajarnya."Tentu saja! Kalau kamu bisa mengalahkanku, aku akan melakukannya!" Cody berjalan ke samping Frod
"Jangan tertekan. Bukan hal yang memalukan karena kalah taruhan denganku," kata Owen.Fiona tidak bisa berkata apa-apa."Jika kamu memanggilku Sayang, aku tidak akan bertaruh denganmu. Bagaimana menurutmu?" Owen bertanya padanya.Fiona tidak menjawab apa-apa.Sepuluh menit kemudian, Posche 911 yang dikendarai Owen masih melaju dengan kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.Kecepatannya semakin meningkat dan hampir mencapai 240 kilometer per jam. Seperti kata Owen, tidak peduli seberapa cepat Frod Mustong dan Maseroti mereka, dia tidak akan dapat dikejar karena mereka menunggu selama 99 detik.Owen menyetir Posche 911 dengan cepat di sepanjang jalan sehingga menarik banyak perhatian. Ada banyak mobil mewah yang masih ingin mengejarnya, tapi segera menyerah."Aku benar, Fiona. Kedua temanmu sangat buruk sehingga aku tidak bisa melihat mereka mengejarku," ucap Owen sambil menyetir.Fiona berkata dengan marah, "
Sombong dan dominan adalah kata-kata yang paling cocok untuk menggambarkan Owen saat ini.Di antara semua mahasiswa yang berkumpul di sini, para pria terkejut dan menjadi rendah diri melihat sikap Owen yang mendominasi. Sementara itu, para gadis mulai tergila-gila pada Owen dan memandangnya dengan kagum.Kemudian terdengar suara bising.Dua mobil melaju kencang dan berhenti mendadak. Kedua mobil itu adalah Frod Mustong Cody dan Maseroti Ruby."Owen, kamu menerobos lampu merah. Kamu ... aku akui bahwa kamu menyetir sangat cepat dan menikung dengan sangat baik, tapi mengapa orang itu terkapar di tanah?" Begitu Cody keluar dari mobil, dia sudah memikirkan alasan atas kekalahannya. Namun, dia tersandung dan hampir terjatuh oleh Felix.Berikutnya, Ruby keluar dari mobil dan melayangkan tinjunya pada Owen, "Owen, kamu menerobos lampu merah. Dasar tidak tahu malu."Owen berkata sambil tersenyum, "Kamu mengajakku balapan, tapi kamu tidak bilang bahwa aku tidak boleh menerobos lampu merah! Kal