Sebagian besar pengusaha sukses di Kota Samudra tinggal di Kompleks Vila Adiwarna. Di pertengahan jalan menuju puncak gunung, terdapat sebuah rumah besar. Semua orang memperhatikan rumah itu karena Ryan Harvey, orang terkaya di Kota Samudra sekaligus ketua Perusahaan Harvey, tinggal di sana.
Rumah Keluarga Harvey biasanya terlihat mengagumkan, tetapi kini tampak suram bagaikan mendung di langit.Di ruang penerimaan lantai dua, terlihat ada dua orang dokter paruh baya sedang berdebat."Nona Harvey terinfeksi oleh beberapa macam virus. Dia sepertinya masuk angin dan selalu mengantuk. Ketika virus itu menyerang, gejalanya seperti epilepsi.""Kamu salah! Sebaiknya kita membawa Nona Harvey ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.""Omong kosong! Nona Harvey sedang sakit. Dia telah melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Jika rumah sakit bisa menyembuhkannya, kita tidak akan berada di sini sekarang."Seorang pria paruh baya mengerutkan keningnya dalam-dalam di ruangan penerimaan. Dia terus menghela napas dengan wajah yang masam, mengabaikan kedua dokter ahli itu. Di belakangnya berdiri dua pengawal yang terlihat kuat dan serius.Di tengah perdebatan itu, sebuah suara terdengar di luar pintu, "Apakah Ryan Harvey ada di sini?"Apa?Pandangan semua orang tertuju ke arah pintu.Kedua dokter yang tadinya berdebat itu pun terkejut. Ryan adalah pemilik rumah ini dan juga orang terkaya di Kota Samudra. Siapa yang berani memanggil nama lengkapnya tanpa sopan santun seperti itu?Lalu seseorang membuka pintu.Seorang pria dengan pakaian olahraga biru dan sepatu olahraga melangkah masuk sambil tersenyum. Tingginya sekitar seratus delapan puluh sentimeter."Nak, siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk?"Apa yang dilakukan para petugas keamanan? Bisa-bisanya mereka membiarkan orang asing masuk ke rumah? Nak! Berhenti! Jangan mendekat! Atau... "Kedua pengawal itu melangkah maju untuk melindungi pria paruh baya di belakang mereka. Mereka memandang pemuda itu dengan sorot permusuhan."Aku Owen Green!" Pemuda itu tersenyum sambil terus melangkah maju. "Kamu bisa memanggilku Owen.""Beraninya kamu! Kamu mempertaruhkan lehermu!""Pergilah ke neraka!"Kedua pengawal itu bereaksi dengan cepat dan melayangkan pukulan ke arah Owen.Wajah kedua dokter itu menyiratkan ekspresi mengejek. Beraninya dia memasuki Rumah Keluarga Harvey! Dia mempertaruhkan lehernya! Kedua dokter itu sudah membayangkan bahwa Owen akan dihajar habis-habisan."Tunggu!" Pria paruh baya itu seperti teringat akan sesuatu. Nama Owen mengingatkannya akan satu hal penting, tetapi sudah terlambat untuk menghentikan kedua pengawal itu.Namun, sebelum tinju mereka bisa mengenai Owen, tiba-tiba mereka terhenti. Mereka tidak mendengar ucapan Ryan. Seakan terkena kutukan, mereka tampak membeku di tempat, bahkan wajah mereka pun kaku."Tinju militer! Rupanya kalian pernah bertugas sebagai tentara sebelumnya!" Owen berdiri dengan tenang di depan kedua pengawal itu. Tidak ada yang mengetahui apa yang telah dilakukannya. Dia hanya melambaikan kedua tangannya. "Sayangnya, kalian terlalu lemah. Dalam militer, paling-paling kalian hanya prajurit biasa di pasukan khusus. Dibandingkan denganku, yang merupakan prajurit terbaik, kalian sangat payah."Kedua dokter paruh baya itu tercengang. Pasukan khusus biasa? Anggota pasukan khusus adalah para prajurit terbaik. Namun yang terpenting, tidak ada yang mengetahui bagaimana Owen menjatuhkan kedua pengawal itu. Dia sangat terampil.Yang paling mengejutkan, Ryan malah mengabaikan kedua pengawal itu dan berdiri menyambut Owen penuh semangat. "Owen! Ternyata kamu Owen! Aku sudah menunggumu. Aku Ryan Harvey."Ryan pun menghampiri Owen, lalu menggandeng tangannya dengan hangat."Aku ingin menghabiskan liburanku di negara ini, tetapi si tua bodoh, saudara guruku, memaksaku untuk menjadi pengawal putrimu selama setengah tahun. Waktuku sangat berharga!" Owen mengomel sambil menarik tangannya.Ryan terbatuk dua kali.Owen menyebut saudara gurunya si tua bodoh."Tuan Green, maafkan aku karena bersikap kasar. Apakah si tua bodoh yang kamu maksud itu bernama Alan?" tanya Ryan ragu-ragu."Ya, dia adalah Alan Green. Dia selalu memberikan masalah kepadaku!" Owen berkata dengan serius, "Menurutmu dia kuat, namun dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan guruku!"Ryan kembali terbatuk dua kali.Dia yakin hanya Owen yang bisa menyelesaikan semua masalahnya. Ryan sudah lama menunggu Owen. Dia buru-buru bertanya sambil tersenyum, "Tuan Green, mengapa kamu tidak meneleponku sebelum datang kemari supaya aku bisa menjemputmu?""Alan memberi tahu alamatmu, tetapi dia tidak memberikan nomormu. Lupakan saja, dia hanya orang tua bodoh!" Owen mengangkat bahunya.Ryan pun tersenyum canggung. "Kami memiliki petugas keamanan di pintu depan dan pintu belakang. Bagaimana kamu bisa masuk? Aku tidak mengetahui kedatanganmu."Owen berkata, "Terlalu merepotkan jika masuk lewat pintu, apalagi aku tidak punya nomormu. Petugas keamanan tidak mengizinkanku masuk, jadi aku masuk melalui tembok.""Tembok?" tanya Ryan dengan bibir bergetar.Melalui tembok? Sebagai orang terkaya di Kota Samudra, Ryan memiliki kediaman dengan sistem keamanan paling mutakhir. Bahkan, jika seekor kucing berlari masuk, petugas keamanan di ruang pengawasan pun akan mengetahuinya. Namun, mereka tidak sadar bahwa Owen masuk! Sehebat itukah dia?Seakan mampu membaca pikiran Ryan, Owen menjelaskan sebelum Ryan sempat bertanya, "Ketika aku bertugas di militer, aku pernah menyusup ke markas sekretaris pengedar narkoba terkuat sebanyak tiga kali tanpa ketahuan, kemudian membunuh pengedar narkoba terkuat di sana."Mendengar ucapan Owen, kedua dokter itu mengerucutkan bibirnya. Owen pasti membual. Sebaliknya, Ryan tidak meragukannya!Belum sempat Ryan bertanya lagi, Owen berkata, "Baiklah, bawa aku untuk menemui putrimu. Apakah putrimu cantik? Kami harus menghabiskan setengah tahun bersama, aku tidak bisa membayangkannya jika dia jelek"Putriku cantik!" Wajah Ryan kembali masam ketika Owen menyebut putrinya. "Namun, putriku mengidap penyakit aneh! Aku khawatir..."Ryan menghela napasnya pasrah.Owen melambaikan tangannya. "Kukira itu sesuatu yang serius. Aku pandai dalam dua hal, yaitu membunuh orang dan menyelamatkan orang. Berhubung aku harus melindunginya, aku akan menyembuhkannya tidak peduli penyakit apa pun yang dia derita.""Bisakah kamu menyembuhkannya?" tanya Ryan terkejut."Tentu saja! Aku adalah dokter terbaik kedua di dunia!"Owen berkata dengan percaya diri, "Guruku dan istrinya, Cindy, adalah dokter terbaik di dunia.""Bagus sekali! Tuan Green, silakan ikuti aku!" Ryan tahu Owen adalah petarung hebat, tetapi dia tidak tahu bahwa Owen juga seorang dokter. Bagaimanapun juga, Ryan tidak punya pilihan yang lebih baik, jadi dia meminta Owen untuk ikut bersamanya.Saat itu..."Tunggu! Tuan Green tidak bisa memercayai pemuda ini begitu saja.""Benar! Kami telah menjadi ahli selama beberapa dekade, namun tetap tidak bisa menyembuhkannya. Bisa-bisanya Tuan bisa memercayai orang asing?"Kedua dokter itu memprotes. Terlebih lagi, mereka mengincar Owen.Apa?Owen menunjuk hidungnya. "Apakah kalian mempertanyakan keahlian medisku?""Tentu saja!" Salah satu dari mereka menepuk dadanya dan berkata, "Aku mulai mempelajari keahlian medis dari ayahku pada usia lima tahun. Aku lulus dari Sekolah Kedokteran Selatan, sekolah kedokteran paling terkenal di Negara Washal. Sudah hampir tiga puluh tahun aku berprofesi sebagai dokter. Aku adalah salah satu dokter yang paling luar biasa di negeri ini. Sebagai dokter papan atas, bukankah wajar jika aku mempertanyakan keahlian medismu?""Ucapannya benar!" Dokter yang lainnya juga menambahkan, "Aku sudah belajar di tiga negara dan meraih gelar MD di dua negara. Aku terkenal di seluruh dunia. Sudah lebih dari tiga puluh ribu pasien yang kutangani. Salahkah aku jika mempertanyakan keahlian medismu?"Mendengar pertanyaan kedua dokter itu, Ryan merasa canggung.Dia membayar mahal kedua dokter itu untuk merawat putrinya. Dia juga menyewa Owen melalui koneksi rahasianya! Ryan memang tidak tahu apakah Owen mampu menyembuhkan putrinya atau tidak, tetapi dia tidak ingin menyinggung Owen.Mendengar ucapan mereka, Ryan pun merasa ragu. Owen terlihat sangat muda. Dia baru berusia dua puluhan. Pemuda itu walaupun adalah petarung yang hebat, Ryan sepertinya merasa kemampuan medisnya mungkin tidak semenakjubkan itu.Ketika Ryan bungkam di tengah pergolakan batinnya, Owen berkata, "Katanya kalian berdua sangat luar biasa, lalu apakah kalian bisa menyembuhkannya?""Kami"Belum!"Wajah kedua dokter itu memerah. Suara mereka pun berubah menjadi lembut.Owen masih tersenyum dan terus bertanya, "Lalu apakah kalian mengetahui penyakit apa yang dia derita? Apa kalian memiliki rencana pengobatan? Kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkannya?""Kami ...""Kami membutuhkan lebih ban
Owen mengeluarkan beberapa tabung jarum. Beberapa di antaranya terlihat panjang.Tabung jarum normal berukuran pendek. Hanya dokter terampil yang mampu menggunakan tabung jarum panjang.Beberapa buku kedokteran kuno membahas tentang tabung jarum panjang. Namun, saat ini tidak ada yang berani mencobanya."Thomas, apa keistimewaan tabung jarum panjang?" tanya Dokter lain yang berdiri di sisi Thomas dengan suara pelan.Ryan pun beringsut mendekati Thomas. Dia tidak ingin mengganggu Owen, tetapi dia juga penasaran mengapa Thomas begitu kaget saat melihat perlengkapan Owen.Thomas berkata dengan penuh semangat, "Bukan panjang tabung jarumnya yang terpenting, tetapi apa yang ada di dalamnya. Tabung jarum panjang dapat membawa ramuan khusus. Selain itu, hanya dokter dengan keahlian tinggi yang mampu menggunakan tabung jarum panjang."Dengan penggunaan ramuan yang tepat, teknik itu bahkan bisa menyelamatkan seseorang dari kematian."Mata Ryan berbinar saat dia mendengar kata-kata itu. Dia ber
"Ternyata dia sangat mengagumkan!" Ryan akhirnya menyadari betapa luar biasanya Owen.Sementara itu, Ryan teringat saat dia menghubungi Alan bulan lalu. Alan berkata, "Akan kulihat apa yang bisa kulakukan. Jika Owen bersedia membantumu, tidak akan ada masalah lagi."Ingatan itu menorehkan sebuah senyuman di bibir Ryan. Kini dia menyadari betapa konyolnya kekhawatiran yang dia rasakan tadi. Alan tidak akan memuji Owen tanpa alasan.Dokter yang satunya juga berkomentar, "Aku tidak mengerti apa yang telah dilakukannya, tetapi sepertinya dia memahami tubuh manusia dengan baik. Gerakannya begitu tepat. Harus kuakui, dia memang berbakat.""Harap tenang. Aku tidak akan memperingatkan kalian lagi."Suara Owen yang tidak sabar kembali terdengar. Kemudian, dia meraih ramuan kedua. "Pengobatanku belum selesai. Jika kalian tidak bisa diam, menyingkirlah dari sini."Mereka langsung mengangkat tangan.Kemudian, mereka menutup mulut secara serempak.Owen menoleh dan merengkuh punggung Fiona untuk me
Adam, lelaki berbaju hitam itu, berteriak kesakitan sambil menutup mulutnya.Bibirnya terluka parah dan dia kehilangan beberapa gigi serinya. Di tengah kegelapan malam, jeritannya terdengar sangat menyeramkan."Diam, atau aku akan memukulmu lagi." Owen tersenyum, namun dia kembali mengangkat tangan kanannya yang memegang senapan.Baiklah!Adam pun tunduk. Dia menahan rasa ngilu yang menyiksanya dan berhenti berteriak dalam sekejap."Sial! Adam, tunjukkan sedikit keberanianmu. Aku kecewa melihatmu seperti ini! Kamu pantas mendapatkan hukuman!" umpat Owen, lalu dia kembali memukulkan baut senapan itu ke bawah.Sebuah suara retakan yang menakutkan pun terdengar.Baut senapan itu menghantam bahu Adam hingga membuat tulang belikatnya patah......Raungan menyedihkan pun terdengar kembali."Sial, sudah kubilang jangan berteriak!" Owen terus memukuli Adam.Adam meraung kesakitan hingga berurai air mata."Sial! Kalau kamu berani berteriak lagi, percaya atau tidak, aku akan langsung menghancur
Keesokan paginya sekitar pukul setengah enam pagi, Owen terbangun di sebuah ranjang besar yang empuk. Pendengarannya begitu tajam hingga dia bisa mendengar suara barang yang pecah dari kamar seberang.Owen hanya membutuhkan waktu kurang dari lima detik untuk berpakaian. Dia berjalan cepat menuju pintu dan bergegas keluar, nyaris tidak membuat suara sedikit pun.Kemudian, Owen berdiri di depan pintu Fiona. Telinga kirinya sedikit berkedut. Diambilnya sebuah jarum perak dari sana, lalu dia menusuknya ke lubang kunci pintu.Sebuah pegas di lubang kunci pintu itu mencuat.Setelah itu, Owen segera memasuki kamar Fiona.Kaca jendela yang hancur karena peluru kemarin telah diganti dengan yang baru. Tirai tebal di jendela menghalangi cahaya matahari masuk, membuat suasana dalam kamar itu sedikit remang. Fiona sedang berdiri di depan lemari, mencari pakaian sambil memaki, "Owen berengsek, berani sekali kamu menyentuh dadaku, membuatku mengompol, dan memaksaku terus berbaring di tempat tidur. D
"Apa?" Owen segera menutup pintu dan kembali ke kamarnya.Terdengar sebuah suara keras menyusul.Setelah kembali ke kamarnya, Owen kembali mendengar suara pecahan barang dari seberang pintu. Sepertinya Fiona sangat marah kepada Owen sehingga dia harus memecahkan sesuatu untuk melampiaskan kemarahannya."Gadis yang temperamental!" gumam Owen sambil mengulurkan penyadap suara itu dan memeriksanya.Setelah mengamati beberapa saat, mata Owen berkilat tajam. Digenggamnya penyadap suara itu erat-erat."Mungkin sang bos, dalang dari semua ini, benar-benar akan memberi uang kepada Adam. Pasti Adam mengetahui bahwa aku telah berhasil menyembuhkan Fiona berkat penyadap suara ini, karena itu dia berusaha melenyapkanku. Bagaimanapun, penyadap suara ini tidak berguna lagi sekarang."Setelah Owen menyadari hal itu, dia mematahkan penyadap suara itu menjadi dua.Di sebuah apartemen kelas atas, dua pria dengan penyuara telinga mendadak berdiri sambil berteriak dan melemparkan penyuara telinga mereka
Cody terengah-engah.Kemarahan menguasai dirinya. Ruby yang cantik pun terlihat sedikit marah.Fiona berkata dengan wajah masam, "Jangan membual, Owen! Ayo balapan. Mulai dari vila, kita balapan sepanjang jalan tol, hingga Universitas Samudra. Pemenangnya adalah yang sampai duluan.""Yang terpenting, kita punya taruhan! Owen, bukankah kamu bilang kami lemah?" Ruby menambahkan, "Kalau kalah, kamu tidak boleh sombong lagi di depan kami! Kami akan menjadi bos dan kamu harus patuh!""Bagaimana kalau kamu yang kalah?" Owen balik bertanya.Cody berteriak, "Kalau kami kalah, kamu akan menjadi bos dan kami akan patuh padamu!""Kalau aku meminta kalian makan kotoran, apa kalian akan melakukannya?" tanya Owen sambil tersenyum.Apa-apaan itu!Cody bukan tandingan Owen. Kalau tidak, Cody sudah pasti akan menghajarnya."Tentu saja! Kalau kamu bisa mengalahkanku, aku akan melakukannya!" Cody berjalan ke samping Frod
"Jangan tertekan. Bukan hal yang memalukan karena kalah taruhan denganku," kata Owen.Fiona tidak bisa berkata apa-apa."Jika kamu memanggilku Sayang, aku tidak akan bertaruh denganmu. Bagaimana menurutmu?" Owen bertanya padanya.Fiona tidak menjawab apa-apa.Sepuluh menit kemudian, Posche 911 yang dikendarai Owen masih melaju dengan kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.Kecepatannya semakin meningkat dan hampir mencapai 240 kilometer per jam. Seperti kata Owen, tidak peduli seberapa cepat Frod Mustong dan Maseroti mereka, dia tidak akan dapat dikejar karena mereka menunggu selama 99 detik.Owen menyetir Posche 911 dengan cepat di sepanjang jalan sehingga menarik banyak perhatian. Ada banyak mobil mewah yang masih ingin mengejarnya, tapi segera menyerah."Aku benar, Fiona. Kedua temanmu sangat buruk sehingga aku tidak bisa melihat mereka mengejarku," ucap Owen sambil menyetir.Fiona berkata dengan marah, "