Share

Kembalinya sang Prajurit Terhebat
Kembalinya sang Prajurit Terhebat
Penulis: Beenggaam

Bab 1 Aku Owen Green

Sebagian besar pengusaha sukses di Kota Samudra tinggal di Kompleks Vila Adiwarna. Di pertengahan jalan menuju puncak gunung, terdapat sebuah rumah besar. Semua orang memperhatikan rumah itu karena Ryan Harvey, orang terkaya di Kota Samudra sekaligus ketua Perusahaan Harvey, tinggal di sana.

Rumah Keluarga Harvey biasanya terlihat mengagumkan, tetapi kini tampak suram bagaikan mendung di langit.

Di ruang penerimaan lantai dua, terlihat ada dua orang dokter paruh baya sedang berdebat.

"Nona Harvey terinfeksi oleh beberapa macam virus. Dia sepertinya masuk angin dan selalu mengantuk. Ketika virus itu menyerang, gejalanya seperti epilepsi."

"Kamu salah! Sebaiknya kita membawa Nona Harvey ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh."

"Omong kosong! Nona Harvey sedang sakit. Dia telah melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Jika rumah sakit bisa menyembuhkannya, kita tidak akan berada di sini sekarang."

Seorang pria paruh baya mengerutkan keningnya dalam-dalam di ruangan penerimaan. Dia terus menghela napas dengan wajah yang masam, mengabaikan kedua dokter ahli itu. Di belakangnya berdiri dua pengawal yang terlihat kuat dan serius.

Di tengah perdebatan itu, sebuah suara terdengar di luar pintu, "Apakah Ryan Harvey ada di sini?"

Apa?

Pandangan semua orang tertuju ke arah pintu.

Kedua dokter yang tadinya berdebat itu pun terkejut. Ryan adalah pemilik rumah ini dan juga orang terkaya di Kota Samudra. Siapa yang berani memanggil nama lengkapnya tanpa sopan santun seperti itu?

Lalu seseorang membuka pintu.

Seorang pria dengan pakaian olahraga biru dan sepatu olahraga melangkah masuk sambil tersenyum. Tingginya sekitar seratus delapan puluh sentimeter.

"Nak, siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk?

"Apa yang dilakukan para petugas keamanan? Bisa-bisanya mereka membiarkan orang asing masuk ke rumah? Nak! Berhenti! Jangan mendekat! Atau... "

Kedua pengawal itu melangkah maju untuk melindungi pria paruh baya di belakang mereka. Mereka memandang pemuda itu dengan sorot permusuhan.

"Aku Owen Green!" Pemuda itu tersenyum sambil terus melangkah maju. "Kamu bisa memanggilku Owen."

"Beraninya kamu! Kamu mempertaruhkan lehermu!"

"Pergilah ke neraka!"

Kedua pengawal itu bereaksi dengan cepat dan melayangkan pukulan ke arah Owen.

Wajah kedua dokter itu menyiratkan ekspresi mengejek. Beraninya dia memasuki Rumah Keluarga Harvey! Dia mempertaruhkan lehernya! Kedua dokter itu sudah membayangkan bahwa Owen akan dihajar habis-habisan.

"Tunggu!" Pria paruh baya itu seperti teringat akan sesuatu. Nama Owen mengingatkannya akan satu hal penting, tetapi sudah terlambat untuk menghentikan kedua pengawal itu.

Namun, sebelum tinju mereka bisa mengenai Owen, tiba-tiba mereka terhenti. Mereka tidak mendengar ucapan Ryan. Seakan terkena kutukan, mereka tampak membeku di tempat, bahkan wajah mereka pun kaku.

"Tinju militer! Rupanya kalian pernah bertugas sebagai tentara sebelumnya!" Owen berdiri dengan tenang di depan kedua pengawal itu. Tidak ada yang mengetahui apa yang telah dilakukannya. Dia hanya melambaikan kedua tangannya. "Sayangnya, kalian terlalu lemah. Dalam militer, paling-paling kalian hanya prajurit biasa di pasukan khusus. Dibandingkan denganku, yang merupakan prajurit terbaik, kalian sangat payah."

Kedua dokter paruh baya itu tercengang. Pasukan khusus biasa? Anggota pasukan khusus adalah para prajurit terbaik. Namun yang terpenting, tidak ada yang mengetahui bagaimana Owen menjatuhkan kedua pengawal itu. Dia sangat terampil.

Yang paling mengejutkan, Ryan malah mengabaikan kedua pengawal itu dan berdiri menyambut Owen penuh semangat. "Owen! Ternyata kamu Owen! Aku sudah menunggumu. Aku Ryan Harvey."

Ryan pun menghampiri Owen, lalu menggandeng tangannya dengan hangat.

"Aku ingin menghabiskan liburanku di negara ini, tetapi si tua bodoh, saudara guruku, memaksaku untuk menjadi pengawal putrimu selama setengah tahun. Waktuku sangat berharga!" Owen mengomel sambil menarik tangannya.

Ryan terbatuk dua kali.

Owen menyebut saudara gurunya si tua bodoh.

"Tuan Green, maafkan aku karena bersikap kasar. Apakah si tua bodoh yang kamu maksud itu bernama Alan?" tanya Ryan ragu-ragu.

"Ya, dia adalah Alan Green. Dia selalu memberikan masalah kepadaku!" Owen berkata dengan serius, "Menurutmu dia kuat, namun dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan guruku!"

Ryan kembali terbatuk dua kali.

Dia yakin hanya Owen yang bisa menyelesaikan semua masalahnya. Ryan sudah lama menunggu Owen. Dia buru-buru bertanya sambil tersenyum, "Tuan Green, mengapa kamu tidak meneleponku sebelum datang kemari supaya aku bisa menjemputmu?"

"Alan memberi tahu alamatmu, tetapi dia tidak memberikan nomormu. Lupakan saja, dia hanya orang tua bodoh!" Owen mengangkat bahunya.

Ryan pun tersenyum canggung. "Kami memiliki petugas keamanan di pintu depan dan pintu belakang. Bagaimana kamu bisa masuk? Aku tidak mengetahui kedatanganmu."

Owen berkata, "Terlalu merepotkan jika masuk lewat pintu, apalagi aku tidak punya nomormu. Petugas keamanan tidak mengizinkanku masuk, jadi aku masuk melalui tembok."

"Tembok?" tanya Ryan dengan bibir bergetar.

Melalui tembok? Sebagai orang terkaya di Kota Samudra, Ryan memiliki kediaman dengan sistem keamanan paling mutakhir. Bahkan, jika seekor kucing berlari masuk, petugas keamanan di ruang pengawasan pun akan mengetahuinya. Namun, mereka tidak sadar bahwa Owen masuk! Sehebat itukah dia?

Seakan mampu membaca pikiran Ryan, Owen menjelaskan sebelum Ryan sempat bertanya, "Ketika aku bertugas di militer, aku pernah menyusup ke markas sekretaris pengedar narkoba terkuat sebanyak tiga kali tanpa ketahuan, kemudian membunuh pengedar narkoba terkuat di sana."

Mendengar ucapan Owen, kedua dokter itu mengerucutkan bibirnya. Owen pasti membual. Sebaliknya, Ryan tidak meragukannya!

Belum sempat Ryan bertanya lagi, Owen berkata, "Baiklah, bawa aku untuk menemui putrimu. Apakah putrimu cantik? Kami harus menghabiskan setengah tahun bersama, aku tidak bisa membayangkannya jika dia jelek

"Putriku cantik!" Wajah Ryan kembali masam ketika Owen menyebut putrinya. "Namun, putriku mengidap penyakit aneh! Aku khawatir..."

Ryan menghela napasnya pasrah.

Owen melambaikan tangannya. "Kukira itu sesuatu yang serius. Aku pandai dalam dua hal, yaitu membunuh orang dan menyelamatkan orang. Berhubung aku harus melindunginya, aku akan menyembuhkannya tidak peduli penyakit apa pun yang dia derita."

"Bisakah kamu menyembuhkannya?" tanya Ryan terkejut.

"Tentu saja! Aku adalah dokter terbaik kedua di dunia!"Owen berkata dengan percaya diri, "Guruku dan istrinya, Cindy, adalah dokter terbaik di dunia."

"Bagus sekali! Tuan Green, silakan ikuti aku!" Ryan tahu Owen adalah petarung hebat, tetapi dia tidak tahu bahwa Owen juga seorang dokter. Bagaimanapun juga, Ryan tidak punya pilihan yang lebih baik, jadi dia meminta Owen untuk ikut bersamanya.

Saat itu...

"Tunggu! Tuan Green tidak bisa memercayai pemuda ini begitu saja."

"Benar! Kami telah menjadi ahli selama beberapa dekade, namun tetap tidak bisa menyembuhkannya. Bisa-bisanya Tuan bisa memercayai orang asing?"

Kedua dokter itu memprotes. Terlebih lagi, mereka mengincar Owen.

Apa?

Owen menunjuk hidungnya. "Apakah kalian mempertanyakan keahlian medisku?"

"Tentu saja!" Salah satu dari mereka menepuk dadanya dan berkata, "Aku mulai mempelajari keahlian medis dari ayahku pada usia lima tahun. Aku lulus dari Sekolah Kedokteran Selatan, sekolah kedokteran paling terkenal di Negara Washal. Sudah hampir tiga puluh tahun aku berprofesi sebagai dokter. Aku adalah salah satu dokter yang paling luar biasa di negeri ini. Sebagai dokter papan atas, bukankah wajar jika aku mempertanyakan keahlian medismu?"

"Ucapannya benar!" Dokter yang lainnya juga menambahkan, "Aku sudah belajar di tiga negara dan meraih gelar MD di dua negara. Aku terkenal di seluruh dunia. Sudah lebih dari tiga puluh ribu pasien yang kutangani. Salahkah aku jika mempertanyakan keahlian medismu?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status