Home / Romansa / Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy! / Bab 46. Daddy, Alvino Mau Ikut Mommy!

Share

Bab 46. Daddy, Alvino Mau Ikut Mommy!

Author: Te Anastasia
last update Huling Na-update: 2025-08-10 15:30:04

Sejak siang hingga hari menjelang gelap, Caesar terus mencari Alvino ke mana-mana.

Dari taman bermain, hingga ke tempat-tempat yang biasanya selalu Alvino kunjungi saat pergi bermain bersama. Namun ia tidak menemukan Alvino di mana-mana.

Kini, Caesar berada di sebuah taman bermain yang sudah sepi. Caesar mengusap wajahnya frustrasi, ia sangat khawatir karena anaknya sedang sakit.

"Ya ampun, Nak ... kau di mana Alvino? Daddy sangat khawatir denganmu." Suara Caesar terdengar begitu putus asa. "Bagaimana bila terjadi sesuatu denganmu, Sayang? Kau tidak pernah pergi jauh."

Caesar keluar dari kawasan taman, ia melihat Eric yang berdiri di dekat mobil sambil berbincang serius dengan seseorang di telfon.

"Bagaimana, Ric? Apa sudah ada kabar?" tanya Caesar menatap ajudannya.

Eric menoleh dan mengangguk. "Iya, Tuan. Ada seorang wanita tadi melihat anak Tuan Kecil masuk ke dalam bus dan pergi ke rumah sakit."

"Apa?!" Caesar tercengang tak percaya, kedua matanya melebar saat mendeng
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 182. Oma dan Tante Genit Kena Mental!

    "Harusnya kau biarkan saja dia pulang, Caesar! Kau terlalu membelanya, jangan karena wanita itu Mamanya si kembar, lalu kau memperlakukannya seolah-olah dia wanita paling baik di dunia ini!" Irina terus mengomeli Caesar, lantaran ia kecewa begitu Caesar menahan Chloe untuk pulang. Meskipun di mata Irina, Chloe sangat tahu diri. Dia masih ada usaha dan keras kepala untuk menjauh dari putranya, tetapi di sini justru Caesar yang terlihat begitu ada di pihak Chloe. "Mama tidak habis pikir padamu. Setelah kau dibohongi oleh Vidia, sekarang kau malah di pihak Chloe, begitu! Ingat, Caesar ... dua wanita itu bersahabat dulunya! Bisa jadi Chloe juga akan membohongimu! Mama sudah hafal trik-trik orang miskin seperti itu!" pekik Irina, ia menatap Caesar yang duduk di hadapannya dan diam tidak meresponnya dengan serius. "Tante, sudahlah ... Tante jangan emosi seperti ini. Mungkin Caesar melakukan ini juga karena anak-anak," sahut Stella dengan begitu lembut. "Iya, Stella. Tante tahu itu

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 181. Teman Masa Kecil dan Calon Istri

    Hari sudah malam, hujan telah reda sejak beberapa menit yang lalu. Chloe tampak menggendong Adele yang baru saja menangis karena Diego menjahilinya. Di teras samping rumah, Chloe mengusap-usap punggung kecil Adele dan berjalan mondar-mandir di sana. "Sayang, malam ini Adele dan Kakak-kakak tidur bersama Daddy, ya?" ujar Chloe, ia mengusap wajah mungil Adele yang menggemaskan. "Heum, Princes mau sama Mommy juga," jawab anak itu sambil membenamkan wajahnya pada ceruk leher Chloe. Chloe tersenyum tipis. "Mommy harus pulang, Sayang. Besok pagi, Mommy harus bekerja. Lalu sorenya, Daddy akan mengantarkan kalian pulang ke rumah Mommy lagi." "Jangan, Mommy ... Mommy jangan pulang. Mommy di sini saja. Princes mau bobo sama Mommy sama Daddy," seru anak itu sambil merengek-rengek dalam gendongan Chloe. "Ya ampun, Sayang. Kau ini ada-ada saja," gumam Chloe pelan. Chloe memeluk tubuh kecil Adele dan menyandarkan kepala putri kecilnya itu di pundak. Adele yang sudah setengah mengantuk, Chlo

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 180. Wanita ini, Adalah Milikku

    Jam menunjukkan pukul enam petang. Chloe telah tiba di kediaman Caesar. Di sana, ia disambut dengan penuh hormat selayaknya Nyonya di rumah itu. Hesty—kepala pelayan di rumah itu juga menyiapkan baju ganti untuk Chloe. Hingga kini, Chloe memakai baju baru yang memang dibelikan khusus untuknya. Dengan balutan dress panjang dan hangat berwarna biru muda, Chloe berdiri melamun memandangi hujan deras dari balkon lantai dua rumah megah milik Caesar. Saat ia tiba di rumah ini satu jam yang lalu, Caesar berkata padanya kalau Chloe harus menganggap rumah ini seperti rumahnya sendiri. Dan Chloe tentu saja tidak nyaman dengan hal itu.'Rasanya, semua ini seperti mimpi,' batin Chloe, ia memegangi dadanya yang terasa nyeri karena detak jantung yang kuat. 'Aku berdiri di balkon tinggi lantai dua di rumah megah ini. Menatap pemandangan kota yang tengah diguyur hujan ... ini benar-benar seperti mimpi.' Chloe memejamkan kedua matanya merasakan sensasi dingin udara yang menusuk kulitnya, sebelum i

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 179. Kau Tidak Akan Kesepian Lagi, Chloe

    Sore ini, Dylan dan Alvano sudah diizinkan pulang. Anak-anak itu tampak antusias saat mereka diberitahu akan pulang ke rumah Caesar, karena ada banyak permintaan yang mereka inginkan. Di dalam kamar inap Dylan, Chloe masih merapikan barang-barang milik putra sulungnya itu sebelum ia pulang. Namun, saat Chloe sibuk merapikan pakaian Dylan, tiba-tiba ia mendengar pintu kamar itu terketuk. Chloe pun menoleh ke belakang. "Adrien..." Laki-laki dengan balutan jas putih itu berjalan mendekatinya sambil tersenyum manis seperti biasa. "Aku dengar-dengar, anak-anak akan pulang ke rumah Caesar, hm?" tanya Adrien menatapnya. Chloe mengangguk. "Iya." "Dan kau? Apa akan menginap di sana juga?" Nada bicara laki-laki ini terdengar sedikit khawatir padanya. Gelengan kepala diberikan oleh Chloe. Wanita itu mengangkat tas berwarna biru berisi penuh pakaian milik Dylan."Tidak, nanti malam aku akan pulang," jawab Chloe. "Bisakah aku menjemputmu nanti?" tawar Adrien, entah mengapa tatapan matanya

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 178. Permintaan yang Aneh-aneh

    "Dylan ... kau mau 'kan memaafkan aku? Aku janji, tidak akan melawanmu lagi, tapi kau harus memaafkanku dulu." Alvano berdiri di samping ranjang kamar inap Dylan. Anak itu mendongak menatap kembarannya dengan wajah cemberut dan sedih. "Mau, ya? Aku punya info penting, nih..." Dylan meliriknya sekilas dan mendengus. "Info apa?" "Maafkan aku dulu, baru aku beri tahu informasinya!" seru Alvano. Decakan lidah sebal terdengar dari Dylan. Anak itu mengangguk kecil. "Iya aku maafkan, tapi cepat beritahu aku infonya! Jangan buat aku menunggu!" Alvano tersenyum mendengarnya, anak itu langsung naik ke atas ranjang tempat Dylan duduk dan ia mencekal lengan Dylan. "Mommy bilang, Mommy sudah memaafkan Daddy," ucap Alvano. "Hah? Kau berbohong, ya?" Dylan menatap kembarannya itu dengan lekat. "Kenapa aku berbohong. Mommy sendiri yang bilang padaku tadi." Dylan menepuk keningnya dan ia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. "Ya Tuhan ... aku sampai dirawat di rumah sakit seperti ini te

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 177. Dari Musuh, Awas Jatuh Cinta

    "Sekarang kau sudah sembuh, Alvano? Aku khawatir kau akan mati!" Diego menatap Alvano yang duduk di atas ranjang memangku semangkuk buah stroberi. Alvano mendengus menatap Diego yang kini duduk di sampingnya. Di dalam ruangan kamar inap ini, Alvano ditemani oleh Diego dan Eric saja. "Mana mungkin aku mati semudah itu! Iya kalau Dylan, dia langsung pingsan!" seru Alvano. "Bagaimana tidak pingsan, kau memukul wajah Dylan dengan mobil-mobilan milikku. Kalau kau yang dipukul oleh Dylan, saat ini kau pasti sudah bobo manis di dalam peti mati!" balas Diego dengan tawa kecilnya yang gemas. Kedua pipi Alvano yang gembil langsung memerah. "Kalau aku mati, orang pertama yang akan aku hantui adalah dirimu, Diego!" Eric mendengus pelan mendengar obrolan dua anak itu. "Bercandaan kalian ini, menyeramkan sekali." Diego dan Alvano lantas menoleh ke arah Eric. Mereka saling tatap sebelum Diego menaik turunkan kedua alisnya. "Emm ... seram di bagian mananya, Paman? Bukannya semua orang itu aka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status