Share

Bab 6

Author: Daun Jahe
Minta maaf? Dia mau Claire meminta maaf kepada Kayla?

Claire mencibir, lalu menatapnya lekat-lekat sambil berkata, "Nggak mungkin."

Javier tidak menyangka wanita ini tidak hanya sombong, tetapi juga sangat keras kepala. Wajahnya menjadi kaku saat berkata, "Kalau kamu nggak mau minta maaf, nama Zora besok akan hilang dari dunia mode perhiasan."

Awalnya, Javier tidak mau mempersulit Claire. Hanya saja, Kayla bisa dianggap "penyelamat" baginya. Enam tahun lalu, jika bukan karena Kayla, dia sudah masuk dalam perangkap.

Meskipun dia tidak punya perasaan apa pun terhadap Kayla, selama beberapa tahun ini Javier tetap memenuhi kebutuhan materi Kayla tanpa syarat.

Bisnis Vienna sedang menghadapi kesulitan dalam beberapa tahun terakhir, jadi dia mengeluarkan biaya 2 triliun untuk merekrut Zora ke dalam negeri.

Javier memang tahu bahwa Kayla yang duluan memukulnya dan bersalah. Dia bisa menyuruh Kayla untuk meminta maaf.

Javier tidak akan peduli bagaimana mereka menyelesaikan masalah ini secara pribadi. Namun, dia tidak akan membiarkan siapa pun yang memukul Kayla di hadapannya.

Tangan Claire yang dicengkeram oleh Javier terasa sakit, seolah-olah terkilir. Meski merasa sedih, Claire tidak akan pernah meneteskan setitik air mata pun di hadapan musuhnya!

"Aku nggak bersalah, aku nggak mau minta maaf!"

Melihat sikapnya yang begitu keras kepala, Javier tertawa kecil ketika berkata, "Dengan kemampuan Keluarga Fernando, kamu bukan hanya akan kehilangan posisi di Negara Makronesia. Bahkan namamu juga akan dicoret dari Negara Sahara. Kamu yakin mau begitu?"

Keluarga Fernando ....

Claire menggertakkan giginya. Pantas saja, tadinya dia masih bertanya-tanya, atas dasar apa pria ini mengancamnya.

Ternyata dia orang Keluarga Fernando!

Claire sendiri tidak takut diboikot, tetapi anak-anaknya masih harus bersekolah di ibu kota ini. Dia juga masih harus merebut kembali Perusahaan Perhiasan Vienna milik ibunya.

Dia tidak boleh mengacaukan rencana besar hanya demi masalah kecil. Claire tidak perlu bertengkar dengan pria ini.

"Kamu lepaskan dulu tanganku."

Javier melepaskan tangan Claire sambil menatapnya. "Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik."

"Cuma minta maaf, 'kan?" ujar Claire sambil mengangkat alisnya dan berjalan keluar.

Setibanya di ruangan kantor, dia berjalan ke hadapan Kayla dan berkata, "Maaf."

Kayla tidak menyangka bahwa Claire akan minta maaf padanya. Dia tahu bahwa pasti Javier yang membantunya.

Dalam hatinya merasa bangga, tetapi dia hanya tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa, kalau begitu masalah kontrak ...."

Claire melirik sekilas pria yang berada di luar pintu, kemudian mengambil pena dan menandatangani kontrak itu. Namun, tidak ada yang tahu bahwa dia sedang menyunggingkan senyuman sekarang.

Dia bisa kembali ke Perusahaan Perhiasan Vienna juga karena "dipaksa" oleh mereka. Padahal, Claire sudah jelas-jelas mengatakan bahwa dia tidak sudi untuk kembali.

Kelak, Claire akan memberikan pelajaran kepada mereka tentang "mengundang pencuri ke dalam rumah".

Usai tanda tangan, Claire meletakkan kembali penanya dan pergi begitu saja.

Javier berjalan ke depan meja dan melihat kontrak itu. Kayla berjalan ke sisinya dan berkata, "Javier, terima kasih."

"Jangan bertemu dengannya sendirian," ujar Javier dengan nada datar.

Kemudian, dia meletakkan kembali kontrak itu dan pergi dengan asistennya.

Setelah kepergian Javier, Kayla mengambil kontrak itu dengan bangga. "Claire, pada akhirnya kamu tetap saja mati di tanganku."

Di luar gerbang, terparkir sebuah mobil Mercedes-Maybach. Asistennya yang bernama Roger Johansen membukakan pintu untuknya. Setelah Javier naik ke mobil, barulah asistennya mengikutinya.

"Data yang kusuruh kamu cari, sudah dapat belum?"

Roger mengangguk, lalu berbalik menyerahkan sebuah laptop padanya. "Tuan Javier, semua ada di sini."

Javier mengeklik layar laptop untuk melihat-lihat data tersebut. Namun, perhatiannya malah tertuju pada nama "Claire Adhitama".

Alamat yang tertera juga merupakan alamat Keluarga Adhitama saat ini.

Tatapan Javier menjadi meredup.

Di Grup Angkasa.

Jessie dan Jody sedang berdiri di luar gerbang menatap bangunan megah yang ikonik ini. Tempat ini memang pantas menyandang nama perusahaan nomor satu di ibu kota.

Kedua anak itu melangkah masuk ke lobi perusahaan. Terlihat orang-orang berpakaian rapi yang sedang berlalu-lalang. Ada yang sedang mengambil dokumen, ada juga beberapa resepsionis dengan bahasa pengantar yang berbeda-beda.

Dalam kesibukan ini, sosok kedua anak kecil ini menarik perhatian banyak orang.

Melihat kedua anak kecil yang imut ini, seorang gadis resepsionis menghampiri mereka dan bertanya dengan sopan, "Dik, kalian cari siapa?"

Jessie mengeluarkan berkas data pribadi dari tas bebeknya dan berkata dengan nada manja, "Kakak, kami terpilih menjadi duta produk untuk merek 'Belia'. Paman itu menyuruh kami datang untuk wawancara ...."

Mendengar suaranya yang begitu imut, gadis itu merasa ingin meleleh. "Kalau begitu, apa orang tua kalian nggak datang bersama kalian?"

Jody menjawab, "Nggak perlu merepotkan Ibu, kami bisa sendiri."

"Wah, pintar sekali ya! Baiklah, Kakak akan bawa kalian ke sana ya."

"Makasih, Kakak Cantik!" ujar keduanya sambil membungkukkan badan.

Gadis itu menggandeng tangan kecil mereka menuju studio rekaman. "Belia" adalah merek pakaian mewah anak-anak yang merupakan anak perusahaan Grup Angkasa. Mereka memang sedang mencari duta produk anak-anak yang berpenampilan menarik dan tidak demam panggung.

Gadis resepsionis itu mengantarkan mereka sampai di depan studio. Di dalam studio itu, ada beberapa rak baju dan kamera beserta backdrop layar.

Di dalam sana juga ada banyak anak-anak lain yang datang untuk wawancara.

Terlihat seorang wanita paruh baya berpenampilan rapi yang tampak tidak puas dengan hasil fotonya. Dia berkata dengan tidak sabaran, "Gimana sih fotonya! Aku butuh sentuhan kamera! Harus ada feel-nya! Mengerti nggak?"

"Kak Darlene, dua anak ini ...."

"Duh, jangan menggangguku ...." Ketika baru saja Darlene Juanda ingin mengatakan sesuatu, dia tiba-tiba melihat kedua anak kecil yang berdiri di samping gadis resepsionis itu.

Seketika, dia tertegun melihat keduanya. Kenapa dua anak ini begitu mirip dengan Tuan Javier?!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
orang lain tidak boleh tahu tetapi hati tetap tidak akan bisa dibohongi
goodnovel comment avatar
Susi
Menuju titik terang ...
goodnovel comment avatar
Just Rara
karena kedua anak itu adalah anaknya javier darlene
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status