Home / Romansa / Kemelut Cinta Clara / Ketika pulang sekolah

Share

Ketika pulang sekolah

Author: Afizah Asfara
last update Last Updated: 2021-07-04 11:14:11

"Hai gadis!" 

Sapa seorang pemuda di jalan. Clara menengok ke belakang, sesaat setelah mendengar suara tersebut.

Ia merasa heran, ada orang yang belum dikenal menyapa begitu saja. Clara menatapnya sejenak, lalu berbalik ke arah semula yang mana dia dari tadi hanya menatap ke depan. 

"Ya..kok, diam saja sih?"

Pemuda tadi mengajak bicara lagi, meski Clara hanya menengok sebentar. Selebihnya diam dan melanjutkan arah perjalanannya.

Clara tidak ingin menggubris pemuda yang belum dikenalnya itu.

"Ih, siapa sih orang ini? Berani-beraninya dia bertanya di tengah jalan. Mana percaya diri banget lagi?" Clara menggerutu dalam hati, sambil terus melanglangkahkan kakinya.

Sang pemuda itu semakin mendekat dan berkata penuh manja. Ia bertanya tentang Clara yang diam saja tidak menanggapi ucapan orang tadi. Dipandanginya dari ujung kaki hingga kepala. Clara menebak sesuatu.

"Rapih benar penampilanya, atasan putih bawah hitam? Karyawan barukah, yang lagi training atau orientasi? Atau memang itu seragamya?" tanya Clara dalam hati.

"Nah, begitu dong. Berhenti melangkah dulu, hargailah sesama manusia dengan sapaan," ucap orang tadi sok bijaksana.

Kembali Clara memperhatikan orang itu. Dia benar -benar sudah menghentikan langkahnya. Satu sisi ingin bersikap sopan dan ramah serta menanggapi setiap ucapannya, sebagai sesama insan. Di sisi lain ia merasa sedikit takut, karena memang belum tahu orang itu. Apalagi mengenalnya.

Belum paham seluk beluknya, juga ada rasa cemas dan khawatir. Baikkah orang ini? Atau ada maksud tertentu? Bahkan Perempuan berkulit putih, hidung mancung dan tinggi hampir seratus enam puluh centi meter ini, ada keinginan untuk menghindar atau berlari saja. Namun ia bingung juga takut dikejar. 

"Kita duduk di taman yuk!" ajak orang tadi.

"Hah, buat apa baru kenal sudah mengajak ke taman? Adakah maksud tertentu yang ada di benaknya? Berani benar orang ini?" ucap Clara dalam hati.

"Aduh, maaf tidak bisa. Aku harus segera pulang."

Clara berkata kepada orang tadi dengan sedikit meninggikan suaranya. Tidak sampai teriak sih. Masih ada batas keramahannya dalam menanggapi orang lain. 

***

"Kita ke Taman itu sebentar saja?" pinta orang itu, sambil menunjuk ke sebuah taman umum yang biasa untuk hiburan orang banyak itu.

"Sekali lagi mohon maaf, aku harus segera pulang. Lagian aku belum begitu mengenal abang, dan tidak ingin berurusan yang terlalu lama denganmu."

Clara mempercepat langkah kaki, orang yang masih muda berwajah tampan, kulitnya putih dengan tinggi yang hanya lebih sedikit dari perempuan berambut pirang sebahu dan wajahnya sangat manis ini. Pemuda itu mengikuti langkah Clara, sehingga membuatnya merinding dan agak takut.

"Hai neng, mengapa cepat-cepat jalannya sih? Takut ya?"

Pemuda itu betanya, sambil melangkahkan kakinya cepat, sesekali napasnya terengah. Clara tidak peduli, ia masih saja melanjutkan jalanya dan semakin dipercepat.

Clara tidak ingin menanggapi orang yang baru dikenal tapi belum tahu namanya.

"Eh, neng. Kok, semakin cepat saja jalannya sih? Berhenti dong! Tenang saja aku cuma mau mengobrol saja, enggak berbuat apa? Cuma suka saja sama kamu."

Pemuda tampan yang awal ketemu dengan Clara, memanggil dengan sebutan gadis. Kini memanggilnya Neng. Pemuda yang seorang karyawan baru di area perkantoran di sekitar jalan yang dilalui Clara saat pulang sekolah ini, sangat tertarik dengan Clara sejak awal melihatnya.

Karena kesal Clara semakin menjauh saja, akhirnya pemuda tadi mengucapkan rasa dihatinya sejak awal melihat gadis berseragam atasan kemeja pendek dan bawahan rok abu-abu sedengkul ini.

Sejak kerja di kantor dekat sekolah Clara. Ia sering melihat perempuan manis berambut sebahu yang disemir warna merah kecoklatan ini.

Karena sering melihat Clara berjalan atau menunggu jemputan. Pemuda ini tertarik dengan wajah manis dan tubuh ramping berkulit putih susu ini.

Kebetulan saat ini ia bertemu Clara dan berjalan depan belakang, pemuda itu mengambil kesempatan untuk bertanya sekaligus ingin mengajak bincang -bincang di Taman dekat jalan yamg dilalui itu. Namun Clara yang merasa belum kenal, agak takut melihat pemuda itu.

"Aduh."

 Keluh Clara yang terjatuh, tanpa sengaja kakinya tersandung sebuah batu yang ada di area pinggir jalan yang dilalui gadis ini.

Karena merasa semakin takut saat mendengar ucapan pemuda tadi. Clara semakin menpercepat langkah, bahkan hendak berlari. Namun ia terjatuh dan mengeluh kesakitan.

"Neng, kamu tidak  apa-apa? Makanya jangan lari-lari. Tenang saja sih! Aku cuma mau kenalan saja kok," ucap pemuda tadi.

Clara terdiam dan mencoba menenangkan pikiranya. Berusaha bersangka baik, ketika pemuda yang baru dikenalnya itu kini semakin dekat saja. Bahkan wajahnya hanya berjarak beberapa centi saja. Pemuda itu semakin tertarik, saat melihat Clara dari dekat. Wajah cantik dan sangat manis itu membuat sang pemuda semakin terpesona.

"Plakkk!"

Sebuah tamparan mendarat di pipi pemuda tadi.

*Bersambung**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kemelut Cinta Clara   Di rumah Sasa

    Hal tak terduga.Clara dan ketiga temannya masih berada di sekat gerbang sekolah. Diantaranya ada Roy dan Sasa. Roy yang tadi sempat menundukkan mata dan mengingat kisah cinta tantenya yang kuat dan tulus sejak masih kecil hingga usia tua ini. Yang mana mereka kini sudah memiliki tiga anak yang cantik dan tampan.Dua orang keponakannya itu bergender perempuan, dan ada lelaki yang lahir paling bontot. Bahkan anak bungsu tantenya ini sudah seusia Rina. Terpaut tujuh tahun menikahnya antara orang tua Roy dan sang tante yang merupakan adik kedua dari mamanya Roy. Sang tante dan omnya itu bahkan kini sudah memiliki usaha yang maju dan lancar.Sama seperti mama Roy yang kaya raya. Tantenya itu selalu dilimpahi rezeki yang terus mengalir. Dan sang tantenya itu juga mulai suka bederma. Ia sering memberi sedekah Jum,at di masjid maupun lingkungan dengan berbagi makanan. Hidangan yang biasa diberikan itu seringnya nasi ayam bakar yang pesan di warungnya tante Naira.

  • Kemelut Cinta Clara   Roy ingat tantenya

    Roy teringat tante"Siang ini, kamu jalan atau dijemput duhai Clara? Jika tidak dijemput, biar bersamaku saja. Kali ini aku bersama supir. Dari pada jalan kaki, mendingan naik mobilku. Dijamin sampai depan rumah dengan aman dan nyaman."Setelah mengikuti pelajaran hari ini. Bel tanda selesai belajar dan semua murid dipersilahkan untuk pulang. Roy yang ingin selalu dekat Clara, segera ke arah gadis itu. Tampak Clara sedang duduk di kursi samping sekolah. Jika dalam keadaan menunggu sudah dipastikan pulangnya menunggu jemputan."Bukankah kau tahu, jika aku sekarang sudah jarang jalan kaki lagi. Sejak tersandung, hingga kini aku selalu dijemput."Clara berucap dengan tenang. Roy meminta maaf karena telah banyak lupa. Clara memahami itu. Karena memang sejak benturan itu, Roy terlihat beda. Banyak yang bilang begitu loh. Roy kembali menawarkan keinginannya untuk mengajak Clara pulang bersamanya. Agar kakaknya tidak kerepotan harus ijin dari kantor untuk

  • Kemelut Cinta Clara   Pesona Roy dan Sasa

    Pesona Roy dan Sasa.Sasa memang memiliki sifat yang sedikit angkuh juga. Jika sudah terluka, ia akan berbuat yang menjadi balasan atas lukanya. Sasa tidak menyangka jika Roy akan menduakan dirinya. Padahal selama ini ia rela menolak cowok manapun yang mendekatinya maupun menyatakan cinta padanya.Semua demi kesetiaannya pada Roy. Tapi Roy malah mengejar Clara, disaat ia sedang ingin menyayangi. Bahkan Sasa sempat merasa aneh dengan Roy yang lebih ingin dekat dengan Clara dari pada dirinya. Dan heran jufa mengapa Clara yang kalem dan lembut bisa menerima Roy?"Ah, iya. Seperti apa jua Roy, mau angkuh atau berengsek, tetap saja ia berkharisma. Pesonanya menahlukan lawan. Pastilah Clara bisa takhluk dengan Roy."Sasa bergumam dalam hati. Tapi Sasa masih merasa lebih cantik dan modis dibanding Clara. Ia merasa akan menang dari gadis berambut pirang itu. Sasa memiliki sikap agresif yang akan membuat Roy selalu ingin dengannya. Terlebih saat cream itu su

  • Kemelut Cinta Clara   Kekesalan Sasa

    Kekesalan SasaRoy menyapa Clara, setelah melihat gadis manis ini sedang bercengkerama bersama temannya. Roy segera mendekati mereka. Ia merasa kurang mood saat di kantin tadi. Sepertinya ia ingin bersama Clara kali ini. Meski tadi diajak makan di kantin oleh Sasa."Oh, hai Roy. Rupanya kamu mencariku ya? Hmmm, aku lagi ingin di sini saja sih." Clara membalas sapa Roy dengan suara lembutnya. Hal inilah yang membuat Roy suka dengan Clara. Pandangan Clara tertuju kepada pemuda tampan yang sedang pemulihan dari sakit ini."Ke kantin yuk! Kurang selera nich kalau tak ada kamu!" ajak Roy."Ah, iya. Dari tadi aku juga tidak selera apa pun. Eh, kok sama ya? Aku ingin di sini saja sih," jawab Clara.Tanpa lebih banyak memperhatikan Roy yang sudah duduk di salah satu kursi yang ada di yltaman sebelah dan masih satu kompleks dengan sekolahan ini. Ia kembali aayik bercengkerama dengan para temannya. Roy yang merasa nyaman di sini jadi tak ingin beranjak.

  • Kemelut Cinta Clara   Saat di kantin

    Saat di kantin.Intan mengingatkan Sasa jadi tidaknya ke kantin. Karena ia sendiri juga sudah merasa haus dan perut keroncongan. Intan palung tidak bisa menahan lapar. Ia sangat hobby makan. Tetapi tubuhnya tidak juga melar. Tetap langsing dan semampai. Hampir mirip dengan Sasa hanya pipinya agak cubby sedikit.Intan tetap langsing karena memang pembawaannya yang tidak mudah gemuk. Ia juga rajin ngegim. Minum suplemen agar tetap menjaga berat badan. Dalam hal penampilan, Intan juga suka dandan yang modis. Hampir mirip dengan Sasa. Mereka teman dan sahabat karib. Juga duduk satu meja dalam dua kursi biasa disebut teman sebangku.Mereka sering bersama, mungkin dari sinilah yang membuat penampilan mereka, satu sama lain hampir sama. Jika di jalan ada yang mengira mereka saudara kembar. Tapi pada kenyataannya mereka beda ayah beda ibu. Kebetulan sama sih memang."Sudah yuk Roy! Kita segera menikmati minuman favorite! Kali ini aku yang bayar deh!" Sasa mulai m

  • Kemelut Cinta Clara   Sambutan teman

    Sambutan dari beberapa teman."Hai Roy? Wah sudah rajin masuk sekarang ya?"Para teman Roy mulai menyambut dengan riang seperti dulu lagi. Sebulan yang lalu Roy sering jarang masuk. Baru dua tiga hari sekolah. Besuknya libur dalam waktu lumayan. Bahkan kadang seminggu. Alasanya karena kepalanya berat. Kadang pusing jika membuka buku. Ia pilih di rumah bersantai ria.Pada seminggu di bulan ini, ia mulai aktif tanpa ijin sama srkali. Kepalanya sudah mau betadaptasi dengan buku dan pelajaran apa saja. Jika kadang pusing atau penat sedikit. Bisa diminimalisir atau dinetralkan dengan duduk santai. Tutup buku sejenak kemudian dibuka lagi, bila sudah netral atau reda."Iya. Sudah ingin belajar lagi nih!"Roy duduk di sebelah temannya yang selama menjadi teman sebangkunya. Temannya ini juga menanyakan keadaan Roy. Dan mendoakan semoga sehat selalu. Kebetulan Roy memiliki teman yang cukup pendiam. Tidak banyak tingkah juga enggak suka brutal. Jarang terliba

  • Kemelut Cinta Clara   Saat di kedai

    Di suatu kedai"Hai Roy! Sudah sehat betulkah?" Sapa Hendra yang sudah beberapa waktu tidak terlihat."Iya, kamu sendiri bagaimana?" Roy balik bertanya. Mereka kini sedang nongkrong, kegiatan yang sudah sebulan lebih tidak mereka lakukan"Sudah baikan. Sudah kerja bahkan aku kini. Oh, iya terimakasih banyak ya. Dulu kamu mbantuin aku sedemikiannya." Hendra teringat segala kebaikan Roy. Teringat saat ia sakit dulu, banyak yang telah Roy berikan."Ah, itu biasa. Sorry, baru segitu aku mbantuinnya," Roy sedikit merendah."Itu banyak Roy."Hendra melihat dan mengingat sekilas keadaan Roy. Bantuan hampir sepuluh juta yang Roy berikan. Semuanya tidak perlu dikembalikan. Jarang ada teman sepeduli itu, apalagi yang dinilai brutal oleh orang lain. Sebaiknya memang jangan memandang sebelah mata terhadap orang lain.Yang Hendra herankan lagi, seorang anak milyader masih menghargai dirinya yang hidupnya sederhana dengan kondisi keluarga yang kura

  • Kemelut Cinta Clara   Rihlah bersama teman kecil

    Rihlah bersama teman kecil."Kita jadi liburan nih."Ibrahim berkata dengan penuh keceriaan. Keinginannya untuk mengajak orang bertamasya akhirnya tercapai. Berbagi rezeki untuk kebahagiaan bersama. Rangga akan doajak juga kelima belas temanya. Setelah empat puluh hari berlalu.Anak itu saat ini tinggal di rumahnya Ibrahim. Sebenarnya tante Naira yang mengadopsi, namun karena saat ini srdang ada keperluan di luar kota. Ia titipkan Rangga pada Ibrahim. Tentu pemuda itu sangat senang sekali. Hampor setiap hari ia membelikan makanan dan buah yang Rangga suka. Juga diberikan kepada teman kecilnya Rangga.Rangga sendiri merasa nyaman tinggal di rumah pemuda ini. Kadang para teman Rangga diajak bermain juga ke rumah sang pemuda ini. Rasanya senang bisa membuat orang lain ceria. Kehadiran Rangga di rumah ini juga atas ijin dari keluarganya. Setelah empat puluh hari kemarin, keluarganya kembali ke kampung halaman.Ibrahim memberikannya banuak b

  • Kemelut Cinta Clara   Trenyuh

    TrenyuhKeesokkan harinya Clara dan Lira juga tante Naira beraktifitas seperti biasa. Sementara Rangga yang sedang berduka kini bersama para temannya yang belum sekolah. Ada tetangga juga. Serta saudara dan keluarga dari desa ada yang menjenguk.Meski bukan orang tuanya, ia yang selama ini sedikit memiliki nurani untuk mengasihi. Tidak banyak yang bisa dilakukan saudaranya ini. Hanya menjenguk dan menyampaikan duka serta memberi tahu kepada warga yang selama ini berbuat baik. Serta memikirkan kelanjutan hidup untuk Rangga.Mereka yang datang adalah saudara yang selalu kepikiran selama Rangga tidak bersama keluarganya. Mereka hanya kerabat tidak bisa berbuat apa? Terlebih keadaan ekonomi yang belum mendukung untuk menambah anggota keluarga baru yaitu Rangga. Miris rasanya hal ini, hingga salah satu dari mereka bersikeras setelah tujuh hari ini akan membawa Rangga tinggal bersama mereka.Hal ini sempat didengar oleh Ibrahim bahkan disampaikan juga ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status