Short
Sahabatku Menyembuhkan Gairahku

Sahabatku Menyembuhkan Gairahku

Oleh:  LawananTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
7Bab
119Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Di bawah cahaya kekuningan yang hangat, tangan besar dan kasar itu terasa lentur seperti ular. Aku ditempatkan dalam posisi yang memalukan dengan wajah yang dibenamkan ke dalam bantal. Dalam posisi yang memalukan ini, aku tidak berdaya untuk melawan. Aku hanya bisa mengeluarkan tangisan kesakitan sekaligus kenikmatan. "Ini terlalu dalam …."

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Namaku Sandra Lewis. Ini adalah tahun ketiga pernikahanku dengan suamiku.

Di mata orang luar, kami adalah pasangan yang saling mencintai.

Namun, hanya aku yang mengetahui rasa sakitnya.

Alasannya sederhana. Suamiku, Devon Gutama, terlahir tinggi dan besar seperti namanya. Bahkan bagian di area selangkangannya juga lebih besar dari pria pada umumnya.

Namun, itu sangat menyakitkan bagiku.

Pada dasarnya, aku tidak tertarik dengan hal semacam itu.

Aku selalu mendesak Devon untuk mengakhirinya, tetapi Devon seakan terobsesi dengan tubuhku, tidak bersedia melakukannya dengan tergesa-gesa.

Aku cukup percaya diri dengan penampilanku.

Aku memiliki pinggang yang ramping, pinggul yang montok, payudara yang lembut, serta kaki yang jenjang. Aku tampak sangat menarik dan menawan.

Pria mana yang rela tidak melakukan apa pun setelah menikahiku?

"Sayang, kita sudah lama nggak …."

Begitu aku pulang kerja, Devon menggendongku ke tempat tidur lagi.

Pakaian kerja masih melekat di tubuhku yang anggun. Devon bahkan tidak bisa menunggu beberapa menit untuk aku mengganti sepatu hak tinggiku.

Pria itu membuka kancing bajuku dengan tidak sabar, menerkamku dengan mulutnya yang terbuka lebar. Dia mencengkeram, mencakar, serta menggigitku.

Aku mendorongnya menjauh.

"Aku sedang nggak berminat melakukan ini!" kataku.

Devon bangkit berdiri, lalu berkata, "Dalam tiga tahun pernikahan, kapan kamu pernah berminat? Aku rasa kamu pasti sedang sakit!"

Kami bertengkar hebat. Devon membanting pintu, lalu melangkah pergi. Dia meninggalkanku menangis sendirian di rumah.

Pada saat ini, secara kebetulan sahabatku, Vania Darsa, datang untuk bertemu denganku. Setelah mendengarkan apa yang aku katakan, dia menghiburku, "Nggak apa-apa. Pasangan mana yang nggak pernah bertengkar?"

"Tapi kamu benar-benar nggak tahu bagaimana cara mensyukuri nikmat yang kamu miliki. Suamimu dilahirkan dengan kondisi yang lebih unggul, tapi kamu masih saja pemilih."

Vania bercanda.

Aku memelototinya sambil berkata, "Kalau kamu suka, kamu bisa menggantikanku tidur dengan Devon. Nanti kamu akan merasakan penderitaannya."

"Baiklah. Kebetulan aku juga sudah bosan dengan pacarku. Jadi, aku juga akan membuatmu merasakan sesuatu yang berbeda, lalu menjadi wanita sejati untuk sementara waktu."

Vania tersenyum, langsung menyetujuinya.

Setelah mengobrol sebentar, Vania tampak seperti memikirkan sesuatu. Dia menunjukkan beberapa foto dari ponselnya padaku..

"Aku pernah mendengar kalau kurangnya minat wanita terhadap hal ini juga merupakan sebuah penyakit. Ini nggak baik untuk kesehatanmu."

"Ini adalah sertifikat kualifikasi medis pacarku. Kebetulan dia memahami akupunktur, juga seorang spesialis ginekologi. Bagaimana kalau dia datang untuk merawatmu?"

Kata-kata Vania membuatku sangat tergoda.

Aku sudah menikah dengan Devon selama tiga tahun. Kami sudah sering bertengkar karena masalah ini.

Aku tidak ingin hubunganku dengan Devon menjadi tegang karena hal ini.

Setelah ragu-ragu beberapa saat, aku setuju untuk menjalani perawatan akupunktur.

Keesokan harinya, Vania mengantarkanku ke kediaman pacarnya, Kavi Sanjaya.

Begitu pintu terbuka, Kavi yang mengenakan jas putih menyambutku dengan senyuman.

Kavi adalah seorang pria yang tampak sopan. Terlebih lagi ketika dia dalam balutan jas putihnya.

Vania mendorongku masuk, lalu berkata bahwa dia akan membelikanku teh susu. Kemudian, dia menutup pintu untuk pergi.

Kavi mengeluarkan satu setel pakaian, memberikannya padaku, lalu memberi isyarat untuk aku berganti pakaian.

"Ganti pakaianmu dengan ini supaya lebih mudah untuk melakukan akupunktur nanti." Kavi mengingatkan, "Jangan memakai apa pun di baliknya, pakaian dalammu juga jangan."

Meskipun aku tidak mengerti, aku berganti pakaian dengan patuh.

Setelah berganti pakaian, aku baru menyadari bahwa bahan pakaian ini ringan dan tipis. Jika aku tidak mengenakan apa pun di dalamnya, aku samar-samar dapat melihat dua bintik merah yang disertai titik-titik hitam di bagian luarnya.

Aku memaksa diriku untuk tetap tenang, menghibur diriku untuk tidak berpikir terlalu banyak.

Namun, setelah aku melangkah keluar, pandangan Kavi terus terpaku pada dadaku.

Tatapannya begitu panas. Aku selalu tidak menyukai pandangan seperti ini. Sebenarnya, saat ini aku merasa sedikit malu entah karena alasan apa.

Aku tidak bisa tidak mengangkat tanganku untuk menutupi dadaku.

Kavi memegang tanganku, lalu berkata dengan nada serius, "Seorang dokter nggak memedulikan jenis kelamin, jadi bersikaplah wajar."
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
7 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status