Short
Nasib Seorang Wanita Proyek

Nasib Seorang Wanita Proyek

Oleh:  Anisah NabilaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
10Bab
4.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku tak menyangka lokasi proyek bisa seterbuka ini. Mendengar suara pasangan suami istri yang bekerja di proyek dari ranjang sebelah, jaraknya bahkan tak sampai dua meter dan suara mereka yang tak kunjung berhenti, membuatku tak tahan dan mulai menggesekkan kedua kakiku...

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Suamiku, dengan alasan yang terdengar bagus, bilang bahwa di desa tidak bisa menghasilkan uang, jadi dia ingin membawaku ke luar kota untuk bekerja.

Tapi aku tahu, sebenarnya dia takut aku akan mencari pria lain saat di rumah…

Aku tahun ini sudah berusia dua puluh empat, orang-orang bilang aku cantik dan punya pesona sebagai wanita dewasa.

Dadaku besar. Setiap kali keluar untuk bekerja, beberapa pria tua di desa selalu suka menatap dadaku. Benar-benar menjengkelkan.

Tapi suamiku malah kurang “bagus” dalam urusan ranjang. Kami sudah menikah tiga tahun tapi aku belum juga hamil. Keluarganya juga cukup khawatir, mereka sering mendesak kami, tapi entah kenapa setiap kali aku menginginkannya, dia sama sekali tidak tertarik.

Suamiku bekerja di proyek bangunan. Katanya, dia sudah menggunakan koneksi untuk mencarikan pekerjaan yang lebih ringan untukku di lokasi proyek.

Aku mengikutinya, menyeberangi beberapa kota hingga akhirnya tiba di lokasi proyek tempat dia bekerja. Dia sangat akrab dengan tempat ini, mengenal sebagian besar rekan kerjanya, dan dengan hangat menyapa mereka satu per satu.

Kami melewati area proyek yang dipenuhi debu beterbangan. Lalu dia membawaku ke deretan bangunan berdinding seng, tempat tinggal para pekerja, asrama buruh.

Begitu masuk ke dalam, aku langsung mencium bau apek yang menyengat, bau laki-laki.

Baunya memang agak tak sedap, tapi entah kenapa aku tidak terlalu jijik… Mungkin karena sudah lama sekali aku tidak merasakan sentuhan pria.

Aku memang punya kebutuhan, sementara suamiku tak bisa memenuhinya. Tiga tahun ini, hanya Tuhan yang tahu bagaimana aku bertahan.

Tapi suamiku orangnya baik, jadi meski setiap malam harus menahan sepi dan kesepian, aku tidak pernah melakukan hal yang macam-macam.

Asrama itu sangat berantakan. Botol-botol bir berserakan di lantai, sepatu penuh lumpur tergeletak sembarangan, dan kaus kaki kotor dibuang begitu saja…

Di tengah ruangan hanya ada sebuah meja kayu kecil, di atasnya masih ada sisa makanan cepat saji dari makan sebelumnya.

Yang tidak pernah aku bayangkan adalah… ternyata di asrama ini ada beberapa wanita juga.

Mereka hanya mengenakan pakaian dalam, mondar-mandir di dalam ruangan seolah kehadiran para pria di sekitar mereka bukan masalah sama sekali.

Ada pria iseng yang menepuk bokong salah satu wanita, dan wanita itu hanya melotot sejenak, lalu tertawa sambil memaki ringan.

Suasana asrama langsung ramai dengan tawa para pria, diselingi celetukan-celetukan cabul yang muncul begitu saja.

“Eh, Irwan, ini istrimu ya?”

“Cantik banget, lihat tuh dadanya gede, kelihatan banget ini tipe cewek yang gampang ngelahirin.”

Yang barusan bicara itu adalah wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam dan mondar-mandir di depan para pria tadi.

Dari penampilannya, dia sepertinya sudah lewat usia tiga puluhan. Wajahnya biasa saja, tubuhnya juga tak terlalu menarik, kulitnya pun tampak kusam karena terlalu lama kerja di proyek bangunan.

Sekilas saja sudah bisa ditebak, dia tipe wanita desa yang sangat biasa.

Orang yang dia panggil "Irwan" itu adalah suamiku.

Kata suamiku, namanya Nia. Dia menyuruhku memanggilnya Kak Nia, katanya urusan kebutuhan sehari-hari di sini biasanya dia yang urus, karena para pria di sini memang butuh bantuan.

Seperti mencuci pakaian dan hal-hal kecil lainnya, semuanya dia yang tangani. Semua wanita yang datang ke sini juga biasanya ditangani olehnya.

Aku pun mengangguk ke arahnya, tersenyum, dan memanggil, “Kak Nia,” sebagai sapaan perkenalan.

Nia lalu dengan santai mulai mengenakan bajunya, sambil memperkenalkanku pada situasi di sini.

Sepertinya Nia cukup paham dengan apa yang aku pikirkan. Dia bilang di proyek ini memang begitulah keadaannya, laki-laki dan perempuan tinggal bercampur begitu saja.

Dia juga bilang, kalau ada pria yang berani menggangguku, aku tinggal bilang padanya.

Di sini memang sudah biasa begitu, jadi memintaku untuk tak perlu terlalu kaku atau jaim.

Lalu Nia pun bicara ke semua orang, memperingatkan mereka agar tidak sembarangan menyentuhku.

Mayoritas pria di proyek ini usianya tiga puluhan hingga empat puluhan. Tapi juga ada beberapa anak muda yang masih dua puluhan, bugar dan berotot.

Meski Nia sudah menegur mereka, menyuruh mereka untuk tidak sembarangan, tapi saat mataku tertuju pada para pria yang bertelanjang dada, hanya mengenakan celana pendek dan bagian depan celana mereka yang tampak menonjol, aku tetap saja tak bisa menahan reaksi dalam diriku...
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status