MasukAku berlari dengan terengah-engah sampai ke kantor polisi. Orang-orang di sana berbicara Bahasa Negara Marba. Untungnya, aku sering menonton drama Negara Marba, jadi aku bisa bicara sedikit.Aku langsung melapor bahwa aku diculik.Namun, saat aku sedang panik menceritakan bahaya yang kualami, aku melihat Harvey. Kepala kantor polisi bersikap sangat hormat padanya, bahkan sampai membungkuk. Polisi yang tadi mendengarkan laporanku langsung pergi.Jantungku terasa seperti dipukul palu raksasa. Sepertinya aku terlalu naif. Mereka pasti punya latar belakang yang tidak aku ketahui, kekuasaan mereka jauh lebih besar dari yang kubayangkan.Mereka punya koneksi di mana-mana. Aku merasa sangat mustahil untuk melarikan diri.Saat aku hanya bisa pasrah dan berjalan gontai sambil ditarik oleh Harvey meninggalkan lobi kantor polisi, seorang polwan berpapasan denganku dan menyelipkan sebuah USB kecil padaku.Aku langsung tersadar.Aku segera menyembunyikannya.Setelah kembali, aku membukanya.Ternyat
Sinar matahari pagi menyinari dari luar jendela. Seperti hari-hari damai biasanya, tapi hatiku terasa mati.Aku sangat berharap kejadian tadi malam hanyalah mimpi buruk.Meskipun aku memang sangat mencintai pacarku, pada saat yang sama, aku juga punya hasrat seksual pada kakaknya.Kenikmatan yang berlipat ganda, tentu saja membuat seseorang makin ketagihan.Namun, aku punya moral dan harga diri. Aku adalah manusia.Aku tidak bisa tenggelam dalam hal ini atau hidupku akan menjadi tidak berarti.Hubungan yang menyakiti perasaan seperti ini, hanya kenikmatan binatang betapa pun menyenangkannya.Cepat atau lambat, aku akan hancur.Maka dari itu, aku memutuskan untuk kabur. Meskipun dijaga ketat, aku harus melarikan diri bagaimanapun caranya.Namun, tuntutan serakah mereka, siang dan malam tanpa henti, membuatku sama sekali tidak punya kesempatan.Aku merasa kehidupanku setiap hari seperti seekor anjing.Sampai pada akhirnya, suatu hari, aku tidak tahan lagi. Aku memecahkan gelas kaca, lalu
Herry menyentuh puncak kepalaku dan tersenyum. "Sayang, aku nggak akan menggodamu lagi. Sebenarnya dia bukan ayahku.""Kak, sapa pacarku secara resmi."Harvey menggandeng tanganku dan mengecupnya lembut. Dia berkata, "Halo sayangku, namaku Harvey John, kakak kandung Herry."Aku merasa otakku berhenti bekerja, situasi apa ini sebenarnya?"Jadi, kalian terus-terusan membohongiku."Mereka berdua dengan jujur mengakui bahwa semuanya sudah direncanakan sejak kejadian di kereta api.Mereka sengaja bertukar tempat hingga membuatku salah menaiki ranjang.Aku marah sekaligus terkejut. Seharusnya aku sudah curiga. Harvey sama sekali tidak terlihat seperti Ayah Herry. Dia terlihat seperti orang berusia sekitar 30 tahunan. Selain itu, Harvey John dan Herry John, jelas adalah nama dua orang bersaudara. Ditambah lagi dengan foto yang dipotong setengah itu.Saat itu, Harvey juga menjelaskan tentang wanita yang dia bawa tempo hari. Katanya, wanita itu hanya aktris bayaran. Semua itu dilakukan untuk me
Aku tidak tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah. Aku juga tidak tahu apakah hari sudah terang, sudah gelap, atau sudah berganti hari kedua?Yang aku tahu, hanyalah pada akhirnya, tubuhku sudah nyaris remuk. Rasanya seperti ditabrak lima truk tronton, mungkin seperti ini juga rasanya.Aku kelelahan sampai lemas dan tertidur entah berapa hari dan malam.Saat terbangun, di luar sedang hujan deras disertai petir dan kilat.Aku menunduk dan menyadari bahwa pakaian yang aku kenakan sebelum tidur entah sejak kapan sudah diganti. Pakaian itu digantikan oleh kemeja pria yang beraroma tembakau.Kedua mataku ditutup dengan kain tipis, sekujur tubuhku terasa sangat pegal, dan kepalaku terasa pusing.Aku mencoba mengangkat tangan. Terdengar suara "krek-krek" yang sangat menyeramkan dalam kesunyian malam.Berkat cahaya rembulan yang samar dari luar jendela, aku baru sadar bahwa kedua kakiku terbuka lebar. Aku diikat di sebuah kursi gantung dengan posisi yang sangat memalukan.Aku langsung ters
Keesokan harinya, cuaca sangat cerah. Pacarku dan teman-teman masa kecilnya berencana pergi bermain ski.Aku tidak mau ikut. Matahari musim dingin adalah yang paling ganas dan paling mudah membuat flek hitam di kulit. Aku tidak ingin kulitku rusak, aku ingin tetap cantik.Lagi pula, aku juga tidak bisa bermain ski. Akhirnya, aku memutuskan untuk tetap di rumah dan menonton drama. Karena ayah Herry sedang keluar untuk urusan proyek, dia tidak akan pulang seharian.Jadi, aku tidak perlu khawatir dia akan berbuat macam-macam lagi padaku.Namun, tanpa kusangka, pada sore hari dia sudah kembali.Melalui jendela, aku juga melihat ada seorang wanita turun dari mobilnya.Aku tidak berani keluar untuk menyapa mereka. Aku mengunci pintu dan bersembunyi di dalam kamar.Tapi tak lama kemudian, aku tidak bisa berpura-pura lagi.Karena dari luar terdengar suara-suara yang tak bisa kugambarkan, suara itu begitu liar dan kasar.Ada suara pria yang menghina dengan kasar dan suara wanita yang melengking
Namun, pria yang terlihat berwibawa dan terpelajar ini, justru melontarkan kata-kata yang begitu tidak senonoh.Bahkan buruh tani yang memanen jagung di ladang pun tidak akan mengucapkan kata-kata sekasar itu.Ternyata semua itu hanyalah kedoknya. Aku sudah tertipu karena mengira dia tampan dan berkarisma. Dia benar-benar iblis yang tidak tahu malu.Tepat ketika aku berpikir, bahwa hari ini aku benar-benar tidak bisa lari dari nasib buruk ini, di luar pintu terdengar suara pacarku sedang memanggil namaku.Harvey juga terlihat agak kaget. Aku memanfaatkan kesempatan itu untuk mendorongnya, cepat-cepat merapikan pakaianku, dan berlari keluar.Pacarku bertanya kenapa aku lama sekali di dalam kamar mandi. Aku mencari alasan apa adanya untuk mengelak. Siapa sangka, dia malah bertanya apakah aku melihat ayahnya."A-aku terus di kamar mandi, mana aku tahu," jawabku.Aku berusaha bersikap tenang, takut pacarku melihat ada keanehan.Tak disangka, dia benar-benar menangkap sesuatu yang mencuriga







